Anda di halaman 1dari 3

KOMPLIKASI

Komplikasi Tes Tempel

Tes tempel dipertimbangkan sebagai prosedur diagnostik yang aman dan efek
yang tidak diharapkan jarang ditemui. Efek samping yang paling umum adalah
gatal-gatal pada daerah reaksi tes positif. Jarang terjadi, paska inflamasi hipo
atau hiperpigmentasi dapat muncul. Hiperpigmentasi lebih mungkin pada orang
berpigmen gelap, ini memudar secara progresif dengan waktu dan penggunaan
korikosteroid topikal. Hai ini penting untuk melihat paparan cahaya matahari atau
UV buatan segera mengikuti pelepasan tes tempel khususnya untuk bahan
pewangi, dapat menyebabkan hiperpigmentasi pada daerah tes tempel dalam
hubungannya dengan fotosensitivitas. Menetapnya reaksi positif adalah efek
samping lainnya yang mungkin muncul. Reaksi tes tempel yang mungkin
menetap selama lebih dari satu bulan yaitu disebabkan karena emas pada pasien
yang sensitif emas. Induksi dari dermatitis suar pada daerah asli dari suatu
dermatitis yang sudah timbul atau akan timbul (yang disebabkan oleh positif tes
tempel alergen) dapat juga muncul. Hal ini dapat diminimalkan dengan menguji
pasien yang bebas dari segala dermatitis aktif pada saat ini. Juga, suatu reaksi
tempel positif pada pasien yang mempunyai psoriasis aktif atau liken planus
mungkin memperbanyak dermatosis ini pada daerah tes tempel (seperti fenomena
Koebner), selama berminggu-minggu mengikuti tes tempel. Lesi-lesi ini dapat
dihilangkan dengan penggunaan kortikosteroid topikal. Akhirnya, kemungkinan
untuk menjadi tersensitisasi (sensitisasi aktif) terhadap salah satu alergen teruji
terjadi, namun, ini telah dibuktikan menjadi rendah. Efek samping serius selama
tes tempel seperti reaksi anafilaksis dari alergen-alergen diketahui menyebabkan
suatu reaksi hipersensitivitas tipe I (segera) misalnya bacitracin dan neomicin
adalah sangat langka.

KOMPLIKASI-KOMPLIKASI YANG BERASAL DARI KEGAGALAN TES


TEMPEL

Bahaya terbesar adalah kelalaian pada tes tempel pasien yang tepat dengan
dermatitis. Seperti kelalaian berpotensi menyiksa pasien untuk mengulangi
episode-episode dermatitis kontak yang dapat dihindari. Pada 2004, American
Academy of Dermatology dan Society of Investigative Dermatology mempelajari
beban dari penyakit kulit dan diperkirakan 72 juta orang di Amerika Serikat
memderita DKA. Hal ini merupakan alasan paling sering ketiga pada pasien
untuk mencari mencari konsultasi dengan dermatolog, terhitung sebanyak 9,2 juta
kunjungan pada 2004 saja. Demikian juga, pada tahun yang sama, dokter
perawatan primer menerima 5 juta kunjungan untuk dermatitis tak terjelaskan atau
eksema. Sedangkan banyak dari pasien-pasien akan merespon segera untuk
pengobatan standar, akan ada yang lain yang menunjukkan eksema membandel.
Hal ini telah diperkirakan sekitar 16% pasien dengan eksema kronik akan
diuntungkan oleh tes tempel. Pengalaman klinik menyarankan angka ini jauh
lebih besar. Berdasarkan gambaran itu, dapat diperkirakan sekitar 2,2 juta pasien
tiap tahunnya di Amerika Serikat akan diuntungkan oleh tes tempel.

PROGNOSIS/KURSUS KLINIS

Ini sulit untuk menilai prognosis DKA karena tidak ada instrumen baku untuk
evaluasi tersebut. Gangguan kerja, kemampuan untuk kembali bekerja, dan
perbaikan dermatitis dengan waktu adalah beberapa diantara hasil pengukuran
yang telah dipelajari pada pasien dengan DKA. Desain studi baru-baru ini telah
menentukan untuk menangkap semakin pentingnya hasil pengukuran kualitas
hidup (QoL) yang berhubungan dengan kesehatan. Bila alat penilaian QoLyang
berbeda telah diterapkan pada populasi pasien dengan DKA ini telah
menunjukkan bahwa DKA berdampak negatif terhadap QoL secara berarti.
Holness dan kawan-kawan menemukan bahwa nyeri, gatal, malu, gangguan kerja,
dan kesulitan tidur adalah efek yang paling berarti pada QoL populasi tes tempel.
Kadyk dkk menemukan dampak terbesar pada emosi, diikuti dengan gejala-gejala,
aktif, dan dampak kerja. Mirip halnya, Woo dkk melaporkan bahwa pasien
dengan diagnosis akhir DKA mempunyai dasar QoL yang buruk sama dengan
pasien yang mengalami kerontokan rambut dan psoriasis. Zug dkk, menemukan
bahwa pasien yang dirujuk untuk tes tempel yaitu diakibatkan oleh frustrasi yang
parah, melaporkan perasaan terganggu, dan mempunyai kekhawatiran yang besar
akan menetapnya masalah kulit mereka. Terutama sebuah faktor yang sangat
diramalkan berdampak negatif terhadap QoL adalah campur tangan dari DKA.
Mirip halnya, perluasan penyakit dan lamanya gejala sebelum diagnosis keduanya
berhubungan dengan prognosis buruk dan penyakit yang membandel. Sebaliknya,
bertambahnya pengetahuan pasien telah dikaitkan dengan prognosis yang
membaik pada beberapa studi. Banyak informasi ini yaitu meramalkan
kemungkinan dari data berkaitan dengan dermatitis kontak akibat kerja.

PENGOBATAN

Karena identifikasi alergen dapat dicapai melalui tes tempel yang tepat, ada
sebuah potensi baik untuk pengurangan terus menerus. Oleh karena itu,
identifikasi dan pelepasan agen-agen penghasut, dan mereka sering kali
berkelipatan, harus selalu menjadi tujuan pada diagnosis dan pengobatan DKA.

Anda mungkin juga menyukai