Anda di halaman 1dari 5

AGRITECH, Vol. 27, No.

2 Juni 2007

KEBUTUHAN AIR SEKTORAL UNTUK PENGEMBANGAN DAS


Sectoral Water Demand For Watershed Development

M. Yanuar J Purwanto1

ABSTRAK

Dalam kegiatan pengembangan daerah aliran sungai (DAS), diperlukan kebutuhan air untuk semua sektor yang
akan dikembangkan di wilayah tersebut. Perkembangan wilayah dan komunitas selama kurun waktu perencanaan
juga akan mempengaruhi nilai total jumlah kebutuhan air untuk wilayah DAS. Hal ini disebabkan adanya
perkembangan populasi dan pergerakan kesempatan kerja yang tersedia dari sektor satu ke sektor yang lain.
Penelitian ini bertujuan mengembangkan sebuah pendekatan untuk menghitung kebutuhan air sektoral dalam
suatu wilayah DAS. Kebutuhan air untuk suatu sampel DAS digunakan untuk melakukan kalibrasi. Manfaat
pendekatan kebutuhan air sektoral adalah untuk memprediksi nilai total kebutuhan air wilayah dengan
memperhatikan sektor-sektor yang diprioritaskan maupun perkembangan penduduknya. Hal ini dapat membantu
pemerintah dalam merencanakan pembangunan untuk suatu komunitas di wilayah tertentu.
Kata kunci: kebutuhan air, sektoral, pengembangan DAS.

ABSTRACT

There is a requirement for providing water supply sufficiently for the major customer sectors including residential
areas in watershed development and planning. However, the sectoral water demand has also been changing over
time. More over, continuing population growth and the job opportunity has resulted in increasing water demand
within dynamic manner in residential areas. This study aims to develop water demand model in water management
for watershed development planning. Actual water allocations for the experimental watershed, in Banten Province,
were used for the model calibration process. The established model was used for predicting the amount of water
demand in the future. The advantage of this model is for guiding the local government in providing water for the
community.
Keyword: water demand, sectoral, watershed development.

PENDAHULUAN
Ketersediaan air erat kaitannya dengan faktor geografis keperluan lainnya. Oleh karena itu dalam perencanaan pe-
dan iklim daerah aliran sungai, sedang kebutuhan air ber- ngembangan daerah aliran sungai (DAS), leterkaitan antara
hubungan langsung dengan besarnya pemakaian untuk pola pengelolaan lahan yang ada perlu memperhatikan
kegiatan produksi oleh setiap pemakai air (sektor/sub sektor). perencanaan kebutuhan air kedepan.
Neraca keseimbangan antara ketersediaan air (supply) dan Penelitian ini bertujuan untuk menyusun konsep per-
kebutuhan air (demand) diharapkan dapat dimanfaatkan untuk hitungan kebutuhan air sektoral dalam lingkup wilayah/DAS
menganalisis dan merencanakan penyediaan kebutuhan air sehingga kebutuhan air untuk masa perencanaan kedepan
untuk suatu wilayah yang biasanya mencakup kebutuhan untuk dapat dihitung untuk keperluan perencanaan pengembangan
sektor/sub sektor pertanian, domestik/penduduk, industri dan DAS. Pada penelitian ini diteliti untuk kebutuhan penduduk

1
Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Kampus Darmaga Po Box 220 Bogor, Indonesia

95 95
AGRITECH, Vol. 27, No. 2 Juni 2007

(domestik) dan kebutuhan sektor industri dengan mengambil yang terjadi apabila dalam sektor ada perbedaan konsumsi
lokasi penelitian di wilayah Cilegon. air.
Besarnya kebutuhan air bagi masing-masing orang tidak KAs = KAD * KV * P ............................................ (1)
sama dan sangat tergantung pada beberapa faktor, diantaranya
Di mana:
tingkat sosial, tingkat pendidikan, kebiasaan penduduk, letak
KAs = jumlah kebutuhan air sektor (liter/hari)
geografis, dan lain-lain. Menurut White dkk., (1972) konsumsi
KAD = Kebutuhan air dasar untuk sektor
air bersih untuk daerah perkotaan dan pedesaan yang
KV = Koefisien variasi
menggunakan hidran umum berkisar 10 50 liter/orang/hari,
P = Jumlah populasi
untuk rumah tangga yang menggunakan satu keran saja
berkisar 15 90 liter/orang/hari, dan untuk rumah tangga yang Persamaan matematis di atas analog dengan persamaan
memiliki banyak keran berkisar 30 300 liter/orang/hari. kebutuhan air tanaman untuk evapotranspirasi (Etc) yang
Menurut Winrock (1992), Ditjen Cipta Karya menetapkan menghitung kebutuhan air pada suatu luasan areal yang
kebutuhan air domestik untuk masyarakat pedesaaan adalah ditumbuhi oleh populasi tanamanm sehingga dapat diartikan
45 lcd (liter capita/day) dan untuk masyarakat kota sebesar sebagai berikut:
60 lcd. Besarnya kebutuhan air bagi masing-masing industri populasi tanaman dalam satu hamparan dapat diartikan
tidak sama dan sangat tergantung pada beberapa faktor sebagai populasi penduduk/industri
diantaranya jumlah pegawai, unit kerja, lamanya jam kerja ETo merupakan evapotranspirasi aktual dapat diartikan
dan lain-lain. sebagai kebutuhan air dasar, dan
Untuk menentukan kebutuhan air bersih untuk industri Kc merupakan koefisien tanaman sebagai koefisien
pertanian dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, masing- variasi sektor
masing untuk industri besar berkisar 151 - 350 m3/hari, industri
Perhitungan kebutuhan air penduduk dan industri
sedang berkisar 51 150 m3/hari, dan industri kecil berkisar
dirumuskan seperti berikut:
5 - 50 m3/hari (Purwanto, 1995).
KAs = KAD x {Pi KVPi} (2)
METODOLOGI PENELITIAN
Di mana:
Penelitian ini dilaksanakan di Daerah Aliran Sungai KAs = jumlah kebutuhan air sektor (liter/hari)
Cidanau Kabupaten Serang Provinsi Banten, Kota Cilegon KVi = Koefisien variasi untuk fraksi sub sektor
Provinsi Banten dan Lab Teknik Tanah dan Air Departemen Pi = Jumlah populasi sektor sesuai dengan fraksi sub-
Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian, Institut sektor
Pertanian Bogor. i = jumlah sub sektor yang mempunyai perbedaan
Alat yang digunakan selama penelitian ini meliputi: koefisien
seperangkat PC lengkap dengan sejumlah software pendukung KAD = Kebutuhan air dasar untuk sektor
lainnya, serta data penggunaan air penduduk dan industri. Data
yang berhubungan dengan penggunaan air meliputi data Analisis data mencakup: prediksi jumlah penduduk,
jumlah penduduk kota Cilegon (BPS 2002), data jumlah prediksi jumlah kebutuhan air pendiuduk, prediksi jumlah
industri di kota Cilegon, data pemakaian kebutuhan air pertumbuhan industri dan kebutuhan airnya. Pada kebutuhan
penduduk dan industri dari PT. Krakatau Tirta Industri. sektor penduduk, dalam persamaan matematis tersebut,
koefisien variasi terdiri dari beberapa kelas sosial penduduk,
Pendekatan Perhitungan Kebutuhan Air jumlah penduduk, begitu pula pada kebutuhan air sektor
Pembuatan model kebutuhan air untuk setiap sektor industri. Sehingga input untuk model kebutuhan air penduduk
secara rumus matematis disusun oleh tiga komponen yaitu persentase klas sosial penduduk, jumlah penduduk dan
kebutuhan air, yaitu: Kebutuhan Air Dasar (KAD), Populasi kebutuhan air dasar dan untuk model kebutuhan air industri
Sektor (P) dan Koefisien Variasi kebutuhan air (KV). diperlukan input persentase populasi tiap jenis industri
Dengan demikian kebutuhan air sektor (KAs) dapat disu- dibanding dengan total industri, jumlah industri, kebutuhan
sun seperti rumus 1. Koefisien variasi sektor dibedakan men- air dasar.
jadi 2 jenis yaitu koefisien variasi temporal yang berubah Perhitungan model kebutuhan air dapat dilakukan dengan
sesuai dengan perubahan penggunaan air untuk selama satu menggunakan STELLA. Model dibangun dengan kerangka
siklus pemanfaatan airnya (seperti perubahan nilai koefisien kerja (framework) yang saling berhubungan secara matematis
tanaman, Kc dalam musim), dan koefisien variasi sub sektor dari parameter-parameter kebutuhan air dan kemudian

96 96
AGRITECH, Vol. 27, No. 2 Juni 2007

Gambar 1. Kerangka analisis model kebutuhan air

dijalankan (disimulasikan) sehingga menghasilkan keluaran kebutuhan air industri diperoleh besarnya KAD sebesar
berupa kebutuhan air untuk tahun mendatang. Kerangka kerja 250m3/hari, nilai koefisien KVi untuk industri besar bernilai
(framework) dapat dilihat pada Gambar 1. 1.7, untuk industri menengah bernilai 1.0 dan untuk industri
kecil bernilai 0.5.
Kalibrasi dan Validasi Model Validasi dilakukan dengan data tahun 2001 untuk data
Kalibrasi model kebutuhan air dilakukan dengan kebutuhan air penduduk dan juga data kebutuhan air industri.
menggunakan data pemakaian air wilayah Cilegon yang Validasi dilakukan dengan menggunakan persamaan-
berasal dari PT. Krakatau Tirta Industri untuk masing-masing persamaan hasil kalibrasi nilai-nilai koefisien parameter
penduduk dan industri selama periode tiga tahun. Kalibrasi kebutuhan air. Hasil validasi model kebutuhan air penduduk
model dilakukan untuk mendapatkan nilai-nilai koefisien menghasilkan jumlah kebutuhan air penduduk untuk tahun
kebutuhan air penduduk (KVP) dan koefisien kebutuhan air 2001 berjumlah 11 680 m3, sedangkan untuk kebutuhan air
industri (KVI). Koefisien dicari dengan metode least square industri berjumlah 95 567 m3.
dengan bantuan software EUREKA The Solver Ver 1.0.
Validasi model dengan melakukan pendugaan kebutuhan Aplikasi hasil analisis untuk pendugaan Supply-Demand
air untuk penduduk dan industri menggunakan model untuk Air Wilayah
data tahun tertentu dibandingkan dengan data aktual. Validasi Air merupakan kebutuhan pokok penting hidup manusia,
model dilakukan menggunakan nilai koefisien hasil kalibrasi dengan bertambahnya jumlah penduduk maka akan bertambah
yang telah dihasilkan pada tahap kalibrasi. pula pemenuhan kebutuhan air. Seiring dengan pertumbuhan
jumlah penduduk maka bertambah pula pemenuhan kebutuhan
hidup. Pemenuhan kebutuhan hidup tidak terlepas dari
HASIL DAN PEMBAHASAN
pemenuhan akan barang dan jasa yang dihasilkan oleh industri.
Hasil kalibrasi model kebutuhan air untuk kebutuhan air Khusus untuk kota Cilegon yang merupakan kota industri,
penduduk diperoleh besarnya KAD sebesar 60 liter/hari, pertumbuhan industri akan membuat bertambahnya jumlah
sedangkan survey dari wilayah Cidanau untuk penduduk industri sehingga jumlah pemenuhan kebutuhan air juga
pedesaan (diasumsikan sebagai variasi rendah) sebesar 43lcd meningkat.
(Nila, 2005). Sedangkan nilai koefisien KVP untuk klas sosial Salah satu aplikasi model kebutuhan air adalah untuk
tinggi bernilai 1.14 untuk klas sosial menengah bernilai 1.0 memprediksi penyediaan air baku berkelanjutan untuk industri
dan untuk klas penduduk rendah bernilai 0.7, Sedangkan untuk yang harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan lapangan

97 97
AGRITECH, Vol. 27, No. 2 Juni 2007

Gambar 2. Hubungan prediksi ketersediaan dan kebutuhan air sektor (penduduk dan domestik) dengan ketersediaan air debit
minimum 4.7 m3/detik.

Gambar 3. Hubungan prediksi ketersediaan dan kebutuhan air sektor (penduduk dan domestik) dengan ketersediaan air debit
minimum 4.8 m3/detik.

98 98
AGRITECH, Vol. 27, No. 2 Juni 2007

kerja, hal ini diharapkan menjadi perhatian bagi Pemerintah besarnya KAD sebesar 250m3/hari, nilai koefisien KVi
Daerah/Kota untuk dapat mengantisipasinya. Peningkatan untuk industri besar bernilai 1.7, untuk industri menengah
kesejahteraan masyarakat dengan tersedianya lapangan kerja bernilai 1.0 dan untuk industri kecil bernilai 0.5.
yang didukung oleh pertumbuhan industri yang dipenuhi 2. Upaya pemenuhan kebutuhan air jangka panjang perlu
kebutuhan airnya merupakan salah satu upaya yang harus meningkatkan ketersediaan airnya dari 4,3m3/detik
dilakukan dalam pengembangan komunitas suatu wilayah. menjadi 4,8m3/detik dengan membangun tampungan
Untuk meningkatkan ketersediaan air yang berkelanjutan (reservoir), pipanisasi penyaluran air dan terasering
berbagai cara harus diupayakan semaksimal mungkin. (terrace) dan perubahan tata guna lahan 25% hutan
Menurut Harmailis (2001), dengan melakukan alternatif menjadi kebun, 50% kebun menjadi hutan dan 50%
perubahan yang merupakan kombinasi dari perubahan hutan kebun menjadi sawah.
menjadi kebun 25%, kebun menjadi hutan 50% dan kebun 3. Berdasarkan hasil penelitian ini jumlah kebutuhan air
menjadi sawah 50% akan menghasilkan rasio terkecil akan meningkat menjadi dua kali lipat pada tahun 2025.
perbandingan debit maksimum dan minimun sebesar 21.73%.
Skenario ini memberikan perubahan debit minimum yang
DAFTAR PUSTAKA
semula 4.3 m3/det menjadi 4.7 m3/det yang setara dengan
penambahan debit ketersediaan sebesar 1 122 mm. Hasil
penambahan debit ketersediaan air digambarkan secara Doorenbos, J. dan Pruitt, W.O. (1977). Guidelines for
bersama-sama dengan prediksi kebutuhan airnya diperoleh predicting crop water requirment. Food and Agricultural
informasi seperti ditunjukkan dengan Gambar 2. Organization. Rome.
Gambar 2 menunjukkan bahwa perpotongan garis water Fleming, G. (1975). Computer simulation techniques in
stock (ketersediaan air) dengan garis TotalWaterDemand hydrology. ELSEVIER Environmental Science Service.
terjadi setelah tahun 2018. Apabila dilakukan perbaikan New York
infrastruktur sumberdaya air dan penerapan teknologi
Harmailis. (2001). Modifikasi model tangki untuk mempelajari
perbaikan saluran dengan pipanisasi diharapkan akan
pengaruh pengelolaan lahan berdasarkan ketersediaan
meningkatkan efesiensi penyaluran air, sehingga dapat dicapai
air (kajian pengelolaan air yang berkelanjutan). Tesis.
debit minimum menjadi 4.8 m3/det yang setara dengan
Program Studi Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
penambahan debit ketersediaan sebesar 1 138 mm.
Bogor.
Dari gambar 3 dapat diterangkan bahwa perpotongan
garis water stock dengan garis TotalWaterDemand terjadi jauh Martin, L. A. (1997). First Step, MIT system dynamics in
setelah tahun 2018. education project. Massachusetts Institute of Technology.
Upaya untuk menjaga keberlanjutan ketersediaan air Massachusetts. USA
dapat dilakukan dengan membangun tampungan (reservoir), Nila. (2005). Kebutuhan air untuk wilayah pedesaan. Skripsi.
pipanisasi penyaluran air dan terasering (terrace). Pemba- Jurusan Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian.
ngunan tampungan dimaksudkan untuk menahan air agar IPB Bogor.
tersimpan dan tidak langsung menjadi aliran permukaan yang Puslitbang Fisika Terapan LIPI. (1990). Manajemen air.
akhirnya langsung ke laut. Pembangunan terasering berguna Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna. Puslitbang
sebagai bangunan pengendali erosi secara mekanis yang dibuat Fisika Terapan-LIPI. Subang.
untuk memperpendek lereng atau memperkecil kemiringan Rayi, D.A. (2003). Model pendugaan kebutuhan air kawasan
sehingga juga dapat mengurangi aliran permukaan langsung.
pemukiman dan industri di Cilegon, Banten. Skripsi.
Jurusan Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian.
KESIMPULAN IPB Bogor.

1. Kebutuhan air sektoral yang diteliti di wilayah kota Purwanto, M.Y.J. (1995). Water demand for industry, village,
and city. Seminar on Water Demand and Developing
Cilegon menghasilkan KAD sektor penduduk (domestik)
sebesar 60 liter/hari dan nilai koefisien KVP untuk klas Country. Tokyo. Japan.
sosial tinggi bernilai 1.14 untuk klas sosial menengah Sutoyo. (1999). Pendugaan debit sungai berdasarkan hujan
bernilai 1.0 dan untuk klas penduduk rendah bernilai 0.7. dengan menggunakan model tangki di DAS Cidanau
Sedangkan untuk kebutuhan air industri diperoleh Serang Banten. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian.
IPB Bogor.

99 99

Anda mungkin juga menyukai