Resume 11
Resume 11
RESUME
untuk memenuhi tugas matakuliah Genetika II
yang dibina oleh Ibu Prof. Dr. Siti Zubaidah, M.Pd.
dan Bapak Andik Wijayanto, S.Si, M.Si
Oleh:
Kelompok 2 / offering G 2014
Genetika hari Selasa
Anisa fariantika (140342601189)
Elya Khunazatus Shima (140342604275)
(a) Plasmid
Tabel. Rincian sifat dari 3 vektor yang terbentuk secara in vivo pada E.coli
Tapak Penanda
Ukuran Inaktivas
Plasmid tunggal seleksi
(M dal) i insersi dari
endonuklease transforman
pSC 101 5,8 Xho L, Resisten Resistens
Eco RI, Pvu II, tetrasiklin i tetrasiklin
Hpa I, Hind III,
Bam HI, Sal I
Col El 4,2 Eco RI Imunitas Produksi
terhadap colcisin colcisin E 1
S1
RsF 7,4 Eco RI, Resistens Produksi
2124 Bam HI i ampisilin colcisin E1
(b) Bakteriofag
Fag merupakan bakteriofag yang banyak digunakan dalam teknologi DNA
rekombinan pada E. coli karena genomnya sudah terpetakan seluruhnya. M 13 adalah
bakteriofag lain yang digunakan sebagai vektor. Setelah M 13 menginfeksi suatu sel
bakteri, DNA unting tunggalnya akan bereplikasi menjadi DNA unting ganda yang
disebut sebagai bentuk replikatif atau RF (replicative form). Molekul RF, sama halnya
dengan plasmid, dapat diinsersikan ke tapak pemutusan enzim restriksi tunggal yang
ada pada genom.
(c) Kosmid
Kosmid merupakan vektor yang buat dengan memanfaatkan urutan cos dan fag
yang berguna dalam memasukkan/ pengumpulan kromosom ke dalam kepala fag dan
memanfaatkan juga urutan (bagian tengan kosmid) untuk fungsi resistensi terhadap
antibiotik serta replikasi.
2. Shuttle vector
Shuttle vector merupakan vektor yang dapat dimanfaatkan untuk memasukkan
molekul DNA rekombinan ke dalam dua atau lebih macam sel makhluk hidup yang berbeda.
Peluang jumlah tapak pemutusan pada suatu molekul DNA oleh enzim endonuklease
restriksi tipe II dapat dihitung dalam kaitannya dengan jumlah pasangan nukleutida pada
setiap urutan pengenal, sepanjang keberadaan tiap pasangan nukleutida bersifat acak.
Analisis Genetik
Para ahli genetika saat ini banyak menggunakan teknik-teknik DNA rekombinan
untuk kepentingan analisis genetik. Teknik-teknik itu memungkinkan pengadaan suatu
kumpulan klon yang meliputi keseluruhan klon, demikian pula memungkinkan pemetaan
genetik maupun fisik yang lengkap, serta memungkinkan penetapan urutan nukleutida dari
keseluruhan kromosom. Peta fisik yang dihasilkan memperlihatkan seluruh gen pada genom
yang ditandai oleh urutan nukleutida.
Proyek genom manusia mulai dirintias sejak 1986 dan sejak 1988 dilaksanakan suatu
rencana proyek genom manusia berjangka 5 tahun. Negara-negara lain yang juga sudah
melaksanakan proyek genom manusia adalah Perancis, Inggris dan Jepang.
Terapi Gen
Kemampuan mengisolasi dan mengklon gen-gen manusia yang awalnya
dikembangkan sebagai suatu kegiatan penelitian, sekarang sedang digunakan dalam bidang
kedokteran secara operasional untuk menangani kelainan-kelainan menurun dan cara yang
ditempuh adalah mengganti gen cacat dengan salinan gen normal. Proses terapi semacam itu
disebut sebagai terapi gen. Beberapa metode sudah dikembangkan untuk memasukkan gen ke
dalam sel manusia, termasuk pemanfaatan vektor virus maupun fusi sel dengan vesikula
buatan yang mengandung urutan DNA yang diklon, transfer kimiawi yang mendorong
pengangkutan gen melewati membran sel jika sudah dilakukan.
Panduan terapi gen sudah disusun dan mencakup beberapa prosedur sebagai berikut:
Bioteknologi
Masing-masing jaringan dikendalikan oleh banyak gen. Jadi, mengubah bentuk tubuh
maupun intelegensi manusia pada saat sekarang masih jauh dari jangkauan teknologi genetika
yang diketahui.
Peneliti tanaman menghadapi masalah-masalah yang sama dalam upaya mereka untuk
merekayasa secara genetis pengembangan kemampuan tanaman dalam fotosintesis dalam
toleransi terhadap kekeringan dan dalam hal sifat meningkatkan jumlah panen.
Dasar yang kokoh bagi pengembangan rekayasa di Indonesia adalah tumbuh dan
berkembangnya ilmu-ilmu murni pendukung. Inilah dasar utama bagi pengembangkan
rekayasa genetika sebagai ilmu terapan, di samping faktor-faktor lain. Suatu cara pengadaan
tenaga handal yang akan menekuni usaha-usaha pengembangan ilmu-ilmu murni adalah
berupa perbaikan dan pembenahan dalam jalur sekolah. Dan antara tenaga-tenaga handal
yang memiliki ilmu murni yang kuat, diharapkan akan banyak muncul karya penelitian murni
yang dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan ilmu-ilmu murni dalam genetika,
biokimia, biologi molekuler dan sebagainya.
Pertanyaan 1:
Apa saja sifat yang menjadi syarat sebagai vektor DNA?
g. Molekul DNA itu harus mampu melakukan replikasi sendiri maupun replikasi
segmen DNA yang diinsersikan bebas dari replikasi kromosom sel inang dengan
cara membawahi suatu ori.
h. Molekul DNA harus mengandung sejumlah tapak pemutusan enzim restriksi
khusus yang bermanfaat untuk insersi segmen-segmen DNA.
i. Molekul DNA harus membawahi suatu penenda yang dapat dimanfaatkan
(biasanya antara lain berupa gen-gen yang bertanggungjawab terhadap resistensi)
untuk identifikasi sel-sel inang yang mengandungnya.
j. Molekul DNA harus mudah terbebas kembali dari sel inang.
k. Berat molekul yang rendah.
l. Adanya kemampuan untuk memberikan sifat fenotip yang dipilih dengan segera
pada sel inang.
Pertanyaan 2:
Bagaimana cara menciptakan dasar yang kokoh bagi keberhasilan pengembangan rekayasa
genetika di Indonesia? Dan apa pentingnya dasar tersebut?
Supaya rekayasa genetika sebagai ilmu terapan baru di dalam biologi dapat dikuasai
dan dikembangkan, perlu adanya dasar yang kokoh bagi pengembangan rekayasa genetika.
Perkembangan rekayasa genetika diharapkan dapat membuat manusia lebih berkembang dan
tidak hanya mampu melakukan alih teknologi saja. Dasar ilmu yang kokoh bagi
pengembangan ilmu rekayasa genetika di Indonesia adalah tumbuh dan berkembangnya ilmu-
ilmu murni pendukung. Inilah dasar pengembangan rekayasa genetika sebagai ilmu terapan.
Perkembangan ilmu murni juga ditunjang oleh tenaga-tenaga handal dan prasarana yang
mendukung. Dan untuk memperoleh tenaga handal perlu adanya perbakan dan pembenahan
di tingkat sekolah. Tenaga handal yang dibutuhkan diharapkan dapat memunculkan berbagai
penelitian baru yang mendorong pertumbuhan dan perkembangan ilmu-ilmu murni dalam
genetika.