Makalah PKN
Makalah PKN
BAB I
PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil beberapa
identifikasi masalah, antara lain sebagai berikut :
1. Apa itu Otonomi Daerah ?
2. Apa permasalahan dalam Otonomi Daerah ?
3. Apa ciri-ciri Otonomi Daerah ?
4. Apa kemajuan-kemajuan daerah DKI Jakarta ?
5. Bagaimana sistem pemerintahan daerah DKI Jakarta ?
C. Tinjauan Masalah
Dengan adanya otonomi daerah diharapkan daerah tingkat I
maupun Tingkat II mampu mengelola daerahnya sendiri. Untuk
kepentingan rakyat dan untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat secara sosial ekonomi yang merata.
BAB II
PEMBAHASAN
Pemerintahan
Gubernur : Ir. H. Joko Widodo
Wakil : Ir. Basuki Tjahaja Purnama. M.M
Luas : 740,3 km2
Populasi : 9.607.787 jiwa ( 2010 )
Kepadatan : 12.978,2/km
Suku : bangsa Jawa (35,16%), Betawi (27,65%), Sunda
(15,27%),
Tionghoa (5,53%), Batak (3,61%), Minang (3,18%), Melayu
(1,62%), Lain-lain (7,98%)
Agama : Islam (83%), Protestan (6,2%), Katolik
(5,7%), Buddha (3,5%),
Hindu (1,2%)
Bahasa : Indonesia, Betawi, Jawa, Tionghoa, Sunda,
Minangkabau, Batak,
Inggris
Zona waktu : WIB (UTC+7)
Kabupaten :1
Kota :5
Kecamatan : 44
Desa/Kelurahan : 267
Lagu daerah : Kicir-Kicir
Rumah tradisional : Rumah Bapang/Kebaya
Senjata tradisional : Golok
5. Iklim
Jakarta memiliki suhu udara yang panas dan kering atau beriklim
tropis. Terletak di bagian barat Indonesia, Jakarta mengalami
puncak musim penghujan pada bulan Januari dan Februari dengan
rata-rata curah hujan 350 milimeter dengan suhu rata-rata 27 C.
Curah hujan antara bulan Januari dan awal Februari sangat tinggi,
pada saat itulah Jakarta dilanda banjir setiap tahunnya, dan
puncak musim kemarau pada bulan Agustus dengan rata-rata
curah hujan 60 milimeter . Bulan September dan awal oktober
adalah hari-hari yang sangat panas di Jakata, suhu udara dapat
mencapai 40 C . Suhu rata-rata tahunan berkisar antara 25-38
C (77-100 F).
6. Ekonomi
Selain sebagai pusat pemerintahan, Jakarta juga merupakan
pusat bisnis dan keuangan. Di samping Bank Indonesia dan Bursa
Efek Indonesia, kantor-kantor pusat perusahaan nasional banyak
berlokasi di Jakarta. Saat ini, lebih dari 70% uang negara, beredar
di Jakarta.
Jakarta merupakan salah satu kota di Asia dengan masyarakat
kelas menengah cukup besar. Pada tahun 2009, 13% masyarakat
Jakarta berpenghasilan di atas US$ 10.000. [18] Jumlah ini,
menempatkan Jakarta sejajar dengan Singapura, Shanghai, Kuala
Lumpur dan Mumbai.
7. Budaya dah Bahasa
Budaya Jakarta merupakan budaya mestizo, atau sebuah
campuran budaya dari beragam etnis. Sejak zaman Belanda,
Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang menarik pendatang
dari dalam dan luar Nusantara. Suku-suku yang mendiami Jakarta
antara lain, Jawa, Sunda, Minang, Batak, dan Bugis. Selain dari
penduduk Nusantara, budaya Jakarta juga banyak menyerap dari
budaya luar, seperti budaya Arab, Tiongkok, India, dan Portugis.
Jakarta merupakan daerah tujuan urbanisasi berbagai ras di dunia
dan berbagai suku bangsa di Indonesia, untuk itu diperlukan
bahasa komunikasi yang biasa digunakan dalam perdagangan
yaitu Bahasa Melayu. Penduduk asli yang berbahasa Sunda pun
akhirnya menggunakan bahasa Melayu tersebut.
8. Pendidikan
DKI Jakarta menyediakan sarana pendidikan dari taman kanak-
kanak sampai perguruan tinggi. Kualitas dari pendidikan pun juga
sangat bervariasi dari gedung mewah ber-AC sampai yang
sederhana.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Otonomi daerah adalah suatu keadaan yang memungkinkan
daerah dapat mengaktualisasikan segala potensi terbaik yang
dimilikinya secara optimal.Dimana untuk mewujudkan keadaan
tersebut,berlaku proposisi bahwa pada dasarnya segala persoalan
sepatutnya diserahkan kepada daerah untuk
mengidentifikasikan,merumuskan,dan memecahkannya, kecuali
untuk persoalan-persoalan yang memang tidak mungkin
diselesaikan oleh daerah itu sendiri dalam perspektif keutuhan
negara- bangsa. Dalam Sidang Tahunan MPR tahun 2000 telah
pula ditetapkan Ketetapan MPR No.IV/MPR/2000 tentang
Kebijakan dalam Penyelenggaran Otonomi Daerah yang antara
lain merekomendasikan bahwa prinsip otonomi daerah itu harus
dilaksanakan dengan menekankan pentingnya kemandirian dan
keprakarsaan dari daerah-daerah otonom untuk
menyelenggarakan otonomi daerah tanpa harus terlebih dulu
menunggu petunjuk dan pengaturan dari pemerintahan pusat.
Bahkan,kebijakan nasional otonomi daerah ini telah dikukuhkan
pula dalam materi perubahan Pasal 18UUD 1945.
Adapun dampak negatif dari otonomi daerah adalah
munculnya kesempatan bagi oknum-oknum di tingkat daerah
untuk melakukan berbagai pelanggaran, munculnya pertentangan
antara pemerintah daerah dengan pusat, serta timbulnya
kesenjangan antara daerah yang pendapatannya tinggi dangan
daerah yang masih berkembang.Bisa dilihat bahwa masih banyak
permasalahan yang mengiringi berjalannya otonomi daerah di
Indonesia. Permasalahan-permasalahan itu tentu harus dicari
penyelesaiannya agar tujuan awal dari otonomi daerah dapat
tercapai.
B. Saran
Dari kesimpulan yang dijabarkan diatas, maka dapat diberikan
saran antara lain:
Label: Makalah
1 komentar:
DJ AFIP mengatakan...
Rajalistrik.com
Poskan Komentar