Pneumotoraks
Pneumotoraks
PENDAHULUAN
BAB II
Gambar 1. Pneumothoraks5
Pneumotoraks tertutup
Yaitu suatu pneumotoraks dengan tekana udara dirongga pleura yang sedikit
lebih tinggi dibandingkan tekanan pleura pada sisi hemitoraks
kontralateraltetapi tekanannya masih lebih rendah dari tekanan atmosfir.
Pneumotoraks terbuka
Pneumotoraks terbuka terjadi karena luka terbuka pada dinding dada sehingga
pada saat inspirasi udara dapat keluar melalui luka tersebut. Pada inspirasi,
mediastinum dalam keadaan normal tetapi saat ekspirasi mediastinum
bergeser kearah sisi dinding dada yang terluka.
II.3.3 Hidrothoraks
Proses penumpukan cairan didalam rongga peura dapat disebabkan oleh
peradangan. Bila proses peradangan disebabkan oleh kuman piogenik maka akan
terbentuk pus/nanah, sehingga terjadi empiema/piotoraks, bila proses tersebut
mengenai pembuluh darah maka akan terjadi hidrotoraks.1,6
Efusi cairan dapat berbentuk transudat, yang terjadi karena penyakit lain
bukan primer paru misalnya penyakit gagal jantung kongestif, sirosis hati,
sindrom nefrotik, dialisis peritoneum, hipoalbuminemia pada keadaan perikarditis
konstriktiva, keganasan, atelektasis paru dan pneumothoraks.1,6
Efusi eksudat terjadi bila proses peradangan yang menyebabkan
permeabilitas kapiler pembuluh darah pleura meningkat sehingga sel mesotelial
berubah menjadi bulat atau kuboid,dan terjadi pengeluaran cairan kedalam
rongga pleura. Penyebab pleuritis eksudativa paling sering adalahmikobakterium
tuberkulosis dan dikenal sebagai pleuritis eksudativa tuberkulosa. Sebab lain bisa
berupa pneumonia, parasit, jamur, keganasan, atau peradangan lainnya.1,6
II.4 Manifestasi klinis
II.4.1 Anamnesis1
Keluhan subyektif
Gejala gejala tersebut dapat berdiri sendiri maupun kombinasi dan menurut
Mills dan Luce derajat gangguannya mulai dari simtomatik hingga gangguan
ringan sampai berat.1,2
Volume paru dan hemitoraks dihitung sebagai diameter kubus. Jumlah (isi ) paru
yang kolaps ditentukan dengan rata rata diameter kubus paru dan toraks sebagai
perbandingan ratio. Misalnya : diameter kubus rata-rata hemitoraks 10 cm, dan
diameter kubus rata-rata paru yang kolaps 8 cm, maka rasio diameter kubus
adalah 83/103 = 512/1000, sehingga diperkirakan ukuran pneumotoraksnya
50%.Cara lain untuk menentukan luas atau persentase pneumotoraks adalah
dengan menjumlahkan jarak terjauh antara celah pleura pada garis vertikal
ditambah dengan jarak terjauh celah pleura pada garis horizontal ditambah dengan
jarak terdekat celah pleura pada garis horizontal, kemudian dibagi 3 dan dikalikan
10.1
II.5 Penatalaksanaan1
Penatalaksanaaan pneumothoraks tergantung dari luasnya pneumothoraks.
Tujuan dari penatalaksaan pneumothoraks tersebut yaitu untuk mengeluarkan
PSP, yang terjadi pada usia muda dengan fungsi paru normal, maka akan
sembuh sendiri. Evaluasi selanjutnya perlu berhati hati sampai pengembangan
paru sempurna. PSP ukuran besar, bila pada aspirasi pipa kecil tidak
mengembang dalam 24-48 jam, perlu dipasang pipa interkostal besar, dengan
WSD atau pengisapan perlahan lahan menggunakan katup flutter. Bila paru
sudah mengembang, biarkan pipa rongga pleura di tempatnya dengan di klem
alirannya dan dievaluasi selama 24 jam. Apabila udara masih menetap didalam
rongga pleura selama 1 minggu, dilakukan torakotomi
PSS : sebelum melakukan pemasangan pipa rongga pleura, perlu diyakini lagi
adanya pneumothoraks pada pasien-pasien emfisema, karena tindakan tersebut
dapat berakibat fatal. Pengeluaran udara biasanya secara terus-menerus sampai
hari hingga fistula bronkopleura menghilang. Bila gagal mengembang
sempurna dapat diasangpipa rongga pleura kedua dan bila gagal juga
menegembang setelah satu minggu, perlu operasi torakotomi. Untuk
mengetahui adanya BPF dapat dilakukan cara-cara berikut:
Mengukur PO2 dan PCO2 gas yang berpindah. Bila PO2> 50 torr dan PCO2
<40 torr tersangka ada BPF persisten. Bila PO2 <40 torr dan PCO2>45 torr,
BPF menghilang.
Mengukur tekanan udara intra pleura. Bila ada BPF artinya tekanan intrapleura
pada akhir ekspirasi sama dengan tekanan dalam alveolar yang berarti sama
dengan tekanan atmosfer.
Mengukur jumlah udara yang dikeluarkan selama aspirasi. Pada keadaan
normal BPF negatif artinya udara yang keluar jumlahnya terbatas, BPS positif
artinya udara yang keluar jumlahnya tidak terbatas.
Torakotomi1
II.7 Komplikasi1,2
Tension pneumotoraks (pada 3-5% pasien pneumotoraks)
Kegagalan respirasi akut
Pio-pneumanotoraks
Hidro-pneumotoraks
Hemo-pneumotoraks
II.8 Prognosis
Pasien dengan pneumothoraks spontan hampir separuhnya akan mengalami
kekambuhan, setelah sembuh dari observasi maupun setelah pemasan tube
thorakostomy. Kekambuhan jarang terjadi pada pasien-pasien pneumothoraks
yang dilakukan torakotomi terbuka. Pasien-pasien yang penatalaksanaan nya
cukup baik, umumnya tidak dijumpai komplikasi. Pasien pneumothoraks
spontan sekunder tergantung penyakit paru yang mendasarnya, misalnya pada
pasien PSS dengan PPOK harus lebih berhti hati karena sangat berbahaya.1
DAFTAR PUSTAKA
2. Emedicine.Medscape.com/Article/424547-Overview.
http://www.medscape.com