Anda di halaman 1dari 10

LATIHAN SOAL MCQ

1. Yang termasuk gangguan tidur primer adalah :


a. Insomnia
b. Restless Leg Syndrome
c. Obstruktive sleep apnea
d. Periodic Leg movement
e. Gangguan tidur akibat nyeri
2. Salah satu mekanisme migrain oftalmoplegi diperkirakan akibat dari :
a. Edema dinding arteri karotis yang menyebabkan oklusi vasa-vasa lebih kecil yang
menuju N III
b. Edema N III
c. Tekanan N III oleh aneurisma karotis
d. Iskemi pada N III
e. Tekanan N III akibat fistula karotikus-kavernosus
3. Seorang perempuan 35 tahun dirawat di rumah sakit dengan diagnosa perdarahan
subarachnoid. Perdarahan subarachnoid sering menyebabkan vasospasme. Sensitifitas
pemeriksaan TCD dalam memeriksa adanya vasospasme berkisar antara:
a. 43%-97%
b. 59%-94%
c. 67%-90%
d. 75%-90%
e. 82%-87%
4. Yang merupakan kriteria diagnosis dari Tolosa Hunt Syndrome adalah :
a. Satu atau lebih episode nyeri, unilateral dan menetap selama beberapa minggu.
b. Disfungsi/paresis salah satu atau lebih saraf cranial II, III, IV atau VI.
c. Awitan paresis tidak bersamaan dengan nyeri
d. Nyeri dan perasis menghilang dalam waktu 72 jam jika tidak diobati secara
adekuat dengan kortikosteroid
e. Penyebab lain belum bisa disingkirkan dengan pemeriksaan yang sesuai.
5. Sindroma Foster Kennedy disebabkan oleh :
a. Tumor lobus frontalis
b. Tumor lobus parietalis
c. Tumor serebellum
d. Tumor lobus temporalis
e. Tumor hipofisis
6. Pada pemeriksaan penunjang MRI Brain gambaran perdarahan di otak dengan onset
subakut (3-7 hari) dapat ditemukan berupa:
a. T1: isointens , T2: isointens
b. T1: hiperintens, T2: hiperintens
c. T1: hipointens, T2: hipointens
d. T1: hiperintens, T2: hipointens
e. T1: hiperintens, T2: hiperintens
7. Terapi utama Restlessleg syndome adalah
a. Bensodiasepin
b. Beta bloker
c. Dopamin agonis
d. Antikolinergik
e. Trisiklik antidepresan
8. Yang paling peka terhadap keracunan metanol oplosan adalah bagian dari lintasan
visual berikut ini :
a. Radiasio optika
b. Traktus optikus & korpus genikulatum laterale
c. Khiasma optikum
d. Nervus optikus retrobulbar
e. Diskus optikus
9. Pemeriksaan TCD dapat menilai secara tidak langsung keadaan hemodinamik
pembuluh darah otak utama dengan non-invasive. Salah satu kegunaan dalam klinik
ialah menilai brain death. Yang paling sesuai hasil pemeriksaan TCD pada brain
death adalah ditemukan:
a. Big Spike
b. Pulsatility index yang rendah
c. Muncul End diastolic velocity
d. End diastolic velocity terbalik
e. Sharp diastolic flow
10. Pemberian antikonvulsan sebagai lini pertama sesuai untuk penatalaksanaan pada:
a. Neuralgia oksipital
b. Tolosa Hunt Syndrome
c. Neuralgia Trigeminal
d. Migren oftalmoplegi
e. Neuritis optika
11. Salah satu mekanisme migrain oftalmoplegi diperkirakan akibat dari :
a. Edema dinding arteri karotis yang menyebabkan oklusi vasa-vasa lebih kecil yang
menuju N III
b. Edema N III
c. Tekanan N III oleh aneurisma karotis
d. Iskemi pada N III
e. Tekanan N III akibat fistula karotikus-kavernosus
12. Pasien laki-laki usia 66 tahun dengan pusing berputar. Mempunyai kebiasaan
merokok. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 200/100 mmHg, Paresis
N.VII dekstra sentral dan hemiparesis sinistra spastik. Pemeriksaan neuroimajing
yang paling tepat untuk mendiagnosa penyakit pasien tersebut adalah:
a. CT Scan kepala dengan kontras
b. CT Scan kepala tanpa kontras
c. MRI Brain
d. Angiography
e. EEG
13. Terapi profilaksis migren antara lain :
a. Sumatriptan 50-100 mg (po)
b. Ergotamin 1-2mg/hari
c. Kalium diklofenak 50-100mg/hari
d. Sodium valproat 400-1000mg/hari
e. Ibuprofen 400-800mg/6jam
14. Kita tetap dapat membaca buku didalam kendaraan yang bergoyang karena adanya
gerak yang mempertahankan fiksasi yaitu :
a. Sakade
b. Pursuit
c. Optokinetik
d. Vestibulookuler
e. Pursuit
15. Seorang pria 32 tahun datang ke UGD dengan keluhan tiba-tiba nyeri kepala hebat
sejak 1 hari SMRS, setelah itu kondisi pasien memburuk dan gelisah. Tidak ada
demam, tidak ada riwayat trauma. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah:
180/100, kaku kuduk (+), pupil bulat isokor, motorik dalam batas normal.
Pemeriksaan CT Scan kepala polos menunjukkan perdarahan di fisura sylvii, fisura
interhemisfer, sisterna basal dan pada permukaan hemisfer.
Pemeriksaan neuroimajing yang paling tepat untuk menunjukkan lokasi pembuluh
darah yang pecah adalah:
a. TCD (Transcranial Carotid Doppler)
b. Angiography
c. MRI
d. SPECT (Single Photon Emission Computed Tomografi)
e. CT Scan Kepala dengan kontras
16. Seorang anak, 12 tahun, kejang berulang sejak 3 bln yg lalu, dimulai dari sisi kanan,
lalu tidak sadar. Riwayat kejang demam saat usia 4 tahun. Pemeriksaan yang paling
tepat untuk kasus ini adalah:
a. Foto polos
b. CT kepala
c. MRI kepala
d. DSA
e. EEG
17. Seorang laki-laki, kinan, berusia 56 tahun dibawa keluarganya ke UGD dengan
keluhan tidak dapat bicara sejak bangun tidur pagi hari. Pasien dapat memahami
pembicaraan orang lain, tetapi tidak dapat menjawab. Tidak disertai muntah, nyeri
kepala, demam. Tidak ada riwayat trauma. Dari hasil pemeriksaan didapatkan TD
170/90 mmHg, N 80 x/menit, RR 20 x/menit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
anggota gerak kanan lebih lemah dari kiri, tidak dapat mengulang kata-kata.
Gangguan fungsi luhur pada pasien ini kemungkinan terdapat pada area:
a. Lobus frontal inferolateral
b. Fasikulus arkuatus
c. Girus singuli
d. Girus angularis
18. Pasien laki-laki, usia 46 tahun datang dengan keluhan kejang, sakit kepala, muntah,
penurunan kesadaran, penurunan tajam penglihatan, Tekanan darah 190/100. Dari
pemeriksaan neuroimajing didapatkan lesi kistik (skolex), lesi cincin, kalsifikasi
parenkim otak, leptomeningen yang menyangat kontras, hidrosefalus. Diagnosa yang
paling mungkin pada kasus ini adalah:
a. Malaria Serebral
b. Tuberkuloma
c. Abses Serebri
d. Toxoplasmosis
e. Sistiserkosis
19. Laki-laki, 30 tahun, tidak bisa membuka mulutnya, riwayat tertusuk paku 15 hari yg
lalu. Patogenesis terjadinya penyakit ini adalah:
a. Toksin terikat pada interneuron Renshaw
b. Toksin yg dominan adalah tetanolisin
c. Toksin menyebar hanya melalui darah
d. Toksin yg sudah berikatan di neuron mudah terlepas
e. Toksin hanya pada medula spinalis
20. Seorang laki-laki, kinan, berusia 56 tahun dibawa keluarganya ke UGD dengan
keluhan tidak dapat bicara sejak bangun tidur pagi hari. Pasien dapat memahami
pembicaraan orang lain, tetapi tidak dapat menjawab. Tidak disertai muntah, nyeri
kepala, demam. Tidak ada riwayat trauma. Dari hasil pemeriksaan didapatkan TD
170/90 mmHg, N 80 x/menit, RR 20 x/menit. Anggota gerak kanan lebih lemah dari
kiri, tidak dapat mengulang kata-kata,tidak dapat menyebutkan nama benda yang
ditunjukkan. Pasien ini kemungkinan menderita oklusi pada :
a. arteri serebri anterior sinistra
b. arteri serebri posterior sinistra
c. arteri serebri media divisi superior
d. arteri serebri media divisi inferior
e. arteri serebri comunicans posterior
21. Seorang wanita 29 tahun, datang dengan keluhan gangguan penglihatan sejak 1
bulan SMRS, amenore galaktore, nyeri kepala kronis progresif 4 bulan SMRS. Dari
pemeriksaan neuroimajing foto roentgen cranium kepala terdapat pelebaran pada sella
tursica. Diagnosis yang paling mungkin adalah:
a. Tumor hipofisis
b. Astrocytoma grade I
c. Neurinoma Akustik
d. Ependimoma
e. Meningioma Splenoid Wing
22. Laki-laki, 18 tahun, pasca KLL, mengalami gangguan berbahasa. Pada pemeriksaan
didapatkan kelancaran bicara terganggu, repetisi normal, pemahaman sedikit
terganggu, dapat menyebutkan nama benda yang ditunjukkan oleh pemeriksa, baca
tulis normal. Apakah nama gangguan berbahasa tersebut?
a. Afasia Broca
b. Afasia Wernicke
c. Afasia transkortikal sensoris
d. Afasia transkortikal motorik
e. Afasia anomik
23. Seorang laki-laki, kinan, berusia 59 tahun dibawa keluarganya ke UGD dengan
keluhan anggota gerak kanan lebih lemah dari kiri mendadak sejak bangun tidur pagi
hari. Pasien sadar, dapat berkomunikasi dan memahami pembicaraan orang lain.
Tidak disertai muntah, nyeri kepala, demam. Tidak ada riwayat trauma. Dari hasil
pemeriksaan didapatkan TD 170/90 mmHg, N 80 x/menit, RR 20 x/menit. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan bicara fasih, pengertian masih baik, tidak dapat
mengulang kata-kata. Gangguan fungsi luhur pada pasien ini kemungkinan terdapat
pada area:
a. Lobus frontal inferolateral
b. Fasikulus arkuatus
c. Girus singuli
d. Girus angularis
e. Lobus temporal
24. Pasien laki-laki, 30 tahun dengan HIV (+), di diagnosis Ensefalitis virus. Dari hasil
laboratorium: CD4 50 sel/L, antigen CMV LCS (+), IgG dan IgM CMV (+). Dari
pemeriksaan penunjang CT Scan kelapa dengan kontras gambaran yang khas untuk
Ensefalitis virus tersebut adalah:
a. Hidrosefalus komunikans
b. Hidrosefalus non komunikans
c. Owls eyes appereance
d. Small, subcortical, surrounding edema, solid enchanment
e. Penyangakatan pada basal kranii
25. Wanita, 35 tahun, nyeri seperti ditusuk pada wajah kiri, timbul terutama saat
menggosok gigi. Pengobatan yang paling tepat untuk kasus tersebut adalah:
a. Fluoxetine
b. Paracetomol & tramadol
c. Fenitoin
d. Carbamazepine
e. Natrium diclofenac
26. Seorang laki-laki, kinan, berusia 59 tahun dibawa keluarganya ke UGD dengan
keluhan anggota gerak kanan lebih lemah dari kiri mendadak sejak bangun tidur pagi
hari. Pasien sadar, dapat berkomunikasi dan memahami pembicaraan orang lain.
Tidak disertai muntah, nyeri kepala, demam. Tidak ada riwayat trauma. Dari hasil
pemeriksaan didapatkan TD 170/90 mmHg, N 80 x/menit, RR 20 x/menit. Bicara
fasih, pengertian masih baik, tidak dapat mengulang kata-kata. Pasien ini
kemungkinan menderita oklusi pada:
a. arteri serebri media divisi superior dan inferior
b. arteri serebri media cabang posterior
c. arteri serebri media divisi superior
d. arteri serebri media divisi inferior
27. Seorang pasien laki-laki, 42 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan penurunan
kesadaran. Onset 3 hari SMRS dengan membawa hasil CT Scan kepala dengan
kontras didapatkan gambaran lesi multiple dengan karakteristik small, subcortical,
surrounding edema, solid enchanment pada temporo parietal dextra et sinistra. Dari
hasil neuroimajing diatas diagnosa mengarah ke:
a. Toxoplasmosis Ensefalitis
b. Sistiserkosis
c. Malaria Serebral
d. Abses serebral
e. Tuberkuloma
28. Wanita, 20 tahun, penderita epilepsi, diantar ibunya ke poli saraf utk konsultasi karena
masih sering kejang sebelum & setelah menstruasi. Obat yg paling tepat adalah:
a. Carbamazepin
b. Fenitoin
c. Asam valproat
d. Fenobarbital
e. Clobazam
29. Wanita, 60 tahun, nyeri kepala mendadak 3 jam SMRS, nyeri belum pernah dirasakan
sebelumnya. TD 120/80, GCS 15, MS (+). Hasil CT scan dbn. Langkah pemeriksaan
selanjutnya yang paling tepat:
a. TCD
b. MRI kepala
c. LP
d. MRA
e. USG carotid Doppler
30. Seorang laki-laki, kinan, berusia 63 tahun dibawa keluarganya ke poli saraf dengan
keluhan tidak dapat menulis sejak 2 hari yang lalu saat bangun tidur pagi hari. Pasien
sadar, dapat berkomunikasi dan memahami pembicaraan orang lain. Tidak disertai
muntah, nyeri kepala, demam. Tidak ada riwayat trauma. Dari hasil pemeriksaan
didapatkan TD 170/90 mmHg, N 80 x/menit, RR 20 x/menit. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan bicara fasih, pengertian masih baik, dapat mengulang kata-kata, tidak
dapat membedakan kanan dan kiri. Pasien juga disertai kesulitan menghitung dan
tidak mengenali jari-jari. Gangguan fungsi luhur pada pasien ini kemungkinan
terdapat pada area:
a. Lobus frontal inferolateral
b. Fasikulus arkuatus
c. Girus singuli
d. Girus angularis
e. Lobus temporal
31. Anak perempuan, 4 tahun, keluhan gangguan tumbuh kembang. Baru bisa duduk
umur 1,5 tahun, bisa jalan umur 3 tahun. Saat ini belum bisa bicara. Penghubung
kedua mata datar, lipatan telapak tangan tunggal. Diagnosis px tsb:
a. Down syndrome akibat agenesis kromosom 21
b. Down syndrome akibat trisomi kromosom 21
c. Down syndrome akibat translokasi kromosom 21
d. West syndrome akibat agenesis kromosom 21
e. Rett syndrome akibat trisomi kromosom 21
32. Laki-laki, 28 tahun, KLL, pingsan 10 menit, lalu sadar kembali (GCS 15). TD 130/80.
Setelah diobservasi 4 jam, GCS turun jadi 13 disertai muntah. Apakah diagnosis pada
pasien tersebut?
a. SDH
b. EDH
c. SAH
d. ICH
e. Perdarahan subgaleal
33. Seorang laki-laki, kinan, berusia 63 tahun dibawa keluarganya ke poli saraf dengan
keluhan tidak dapat menulis sejak 2 hari yang lalu saat bangun tidur pagi hari. Pasien
sadar, dapat berkomunikasi dan memahami pembicaraan orang lain. Tidak disertai
muntah, nyeri kepala, demam. Tidak ada riwayat trauma. Dari hasil pemeriksaan
didapatkan TD 170/90 mmHg, N 80 x/menit, RR 20 x/menit. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan bicara fasih, pengertian masih baik, dapat mengulang kata-kata, dapat
menulis dengan baik, tidak dapat membedakan kanan dan kiri. Pasien juga disertai
kesulitan menghitung dan tidak mengenali jari-jari. Pasien ini kemungkinan menderita
oklusi pada:
a. arteri serebri media divisi superior dan inferior
b. arteri serebri media cabang posterior
c. arteri serebri media divisi superior
d. arteri serebri media divisi inferior
e. arteri communicans posterior
34. Wanita, 60 tahun, kontrol ke poli saraf setelah 1 minggu dirawat karena stroke.
Kolesterol total 230, SK 2,5, ureum 76, GDS 175. Dokter akan melakukan
pemeriksaan vaskuler. Pemeriksaannya adalah:
a. Dupplex carotid
b. CT angiografi
c. MRA
d. DSA
e. CT scan kepala dengan kontras
35. Anak laki-laki, 2 tahun, keluhan: benjolan di pelipis kiri setelah jatuh & terbentur
meja. CT scan kepala: fraktur diastasis temporal kiri. Defisit neuro (-), GCS baik.
Beberapa hari kemudian timbul benjolan di pelipis kiri sebesar kelereng, kenyal,
imobile, tidak nyeri. Apakah diagnosisnya?
a. Perdarahan subgaleal
b. Kista leptomeningen
c. Kista arakhnoid
d. SDH
e. EDH
36. Seorang laki-laki, kinan, berusia 61 tahun dibawa keluarganya ke poli saraf dengan
keluhan sulit membaca sejak 2 hari yang lalu. Pasien mengeluh tidak dapat membaca
koran dan tulisan lain saat bangun tidur pagi hari. Pasien sadar, dapat berkomunikasi,
dan memahami pembicaraan orang lain. Tidak disertai muntah, nyeri kepala, demam.
Tidak ada riwayat trauma. Dari hasil pemeriksaan didapatkan TD 170/90 mmHg, N
80 x/menit, RR 20 x/menit. Bicara fasih, pengertian masih baik, dapat mengulang
kata-kata, dapat membedakan kanan dan kiri, dapat menghitung, namun sulit untuk
menulis. Pasien ini kemungkinan menderita oklusi pada:
a. arteri serebri media divisi superior dan inferior
b. arteri serebri media cabang posterior
c. arteri serebri media divisi superior
d. arteri serebri media divisi inferior
e. arteri communicans posterior
37. Wanita, 60 tahun, keluhan kaku lengan & tungkai kiri, setelah terkena stroke 6 bulan
yg lalu. Obat yang tepat untuk keluhan tersebut adalah:
a. Asetosal
b. Citicholin
c. Asam folat
d. Tizanidin
e. Steroid
38. Laki-laki, 70 tahun, mendadak kelemahan tubuh sisi kanan sejak 1 jam yg lalu. TD
170/90, GDA 250 mg/dL. Didapatkan hemiparese D. Px dibawa ke RS tipe A.
Langkah awal apa yang dilakukan pada pasien tersebut?
a. MRI kepala
b. Pemberian trombolisis
c. CT scan kepala tanpa kontras
d. Pemberian aspirin
e. USG carotis
39. Seorang laki-laki, kinan, berusia 65 tahun dibawa keluarganya ke poli saraf dengan
keluhan sulit membaca sejak 2 hari yang lalu. Pasien mengeluh tidak dapat membaca
koran dan tulisan lain saat bangun tidur pagi hari. Pasien sadar, dapat berkomunikasi,
dan memahami pembicaraan orang lain. Tidak disertai muntah, nyeri kepala, demam.
Tidak ada riwayat trauma. Dari hasil pemeriksaan didapatkan TD 170/90 mmHg, N
80 x/menit, RR 20 x/menit. Bicara fasih, pengertian masih baik, dapat mengulang
kata-kata, dapat membedakan kanan dan kiri, dapat menghitung, namun sulit untuk
menulis. Gangguan fungsi luhur pada pasien ini kemungkinan adalah:
a. Korteks oksipital kiri
b. Korpus kalosum anterior
c. Girus singuli
d. Girus angularis
e. Lobus temporal
40. Wanita, 45 tahun, nyeri kepala hebat, disertai nyeri tengkuk & muntah. TD 160/90.
Pemeriksaan untuk menilai vasospasme adalah:
a. Carotid doppler
b. TCD
c. EEG
d. CT scan
e. Brain MRI
41. Laki-laki, 38 tahun, mendadak lemah tubuh sisi kanan saat memimpin rapat. Beberapa
tahun ini pasien rutin berobat ke dokter jantung. Pemeriksaan fisik: TD 120/80, N
80/mnt ireguler, hemiplegi kanan, afasia. Terapi yang paling tepat untuk pasien ini
adalah:
a. Dipiridamol
b. ASA
c. Clopidogrel
d. Warfarin
e. Cilostazol
42. Seorang laki-laki, kinan, berusia 59 tahun dibawa keluarganya ke UGD dengan
keluhan anggota gerak kanan lebih lemah dari kiri mendadak sejak bangun tidur pagi
hari. Pasien sadar, tidak dapat berbicara, masih memahami pembicaraan orang lain.
Tidak disertai muntah, nyeri kepala, demam. Tidak ada riwayat trauma. Dari hasil
pemeriksaan didapatkan TD 170/90 mmHg, N 80 x/menit, RR 20 x/menit. Bicara
tidak fasih, pengertian masih baik, tidak dapat mengulang kata-kata, hemianopia
homonim. Menurut gangguan klinis pasien ini masuk dalam klasifikasi:
a. Total anterior circulation infarct
b. Partial anterior circulation infarct
c. Lacunar infarct
d. Posterior circulation infarct
43. Laki2, 63 tahun, dx: parkinson disease. Diberi levodopa selama 6 tahun. Keluhan: 1
bulan ini ada gerakan meliuk-liuk tak terkendali, setelah 2-3 jam mengkonsumsi
levodopa. Leher kaku (-), langkah terhenti (-), perberatan tremor (-). Tatalaksana yg
tepat utk px tsb:
a. Mengganti dengan levodopa CR
b. Meningkatkan dosis levodopa
c. Menurunkan dosis levodopa
d. Menambah COMT inhibitor
e. Menambah MAO-B inhibitor
44. Wanita, 40 tahun, nyeri kepala seluruh bagian kepala. Pada pemeriksaan PITC, HIV
(+), CD4 13, tanpa defisit neurologis fokal & global. Pemeriksaan selanjutnya yang
paling tepat adalah:
a. CT scan kepala + kontras
b. Kultur darah
c. IgG toxoplasma
d. Tinta India
e. IgM toxoplasma
45. Seorang laki-laki, kinan, berusia 59 tahun dibawa keluarganya ke UGD dengan
keluhan anggota gerak kanan lebih lemah dari kiri mendadak sejak bangun tidur pagi
hari. Pasien sadar, tidak dapat berbicara, masih memahami pembicaraan orang lain.
Tidak disertai muntah, nyeri kepala, demam. Tidak ada riwayat trauma. Dari hasil
pemeriksaan didapatkan TD 170/90 mmHg, N 80 x/menit, RR 20 x/menit, skor
NIHSS 8. Menurut gangguan klinis pasien ini masuk dalam klasifikasi:
a. Stroke ringan
b. Stroke sedang
c. Stroke berat
d. Stroke sangat berat
46. Laki2, 35 tahun, pusing berputar, muntah, memberat bila menggerakkan kepala,
berkurang dg menutup mata. Beberapa hari sebelumnya menderita flu. Diagnosis:
a. Verstibular paroxysma
b. Neuritis vestibuler
c. Labirintitis
d. BPPV
e. Menieres disease
47. Anak, 2 tahun, belum dapat berjalan, dapat duduk & berpindah tempat dengan ngesot.
Jika berdiri posisi kaki menyilang. Riwayat kelahiran spontan, BBL 2500 g, tidak
langsung menangis. Pemeriksaan: kedua lengan sama kuat, refleks achilles
meningkat, refl.Babinski (+) bilateral. Tipe CP apakah pasien tersebut?
a. CP hemiparesis
b. CP tetraparesis
c. CP diparesis
d. CP athetoid
e. CP ataxic
48. Seorang laki-laki, kinan, berusia 29 tahun dibawa keluarganya ke UGD dengan
keluhan utama nyeri kepala hebat sejak 2 hari SMRS. Bicara kadang-kadang meracau,
muntah. Demam sejak 1 minggu yang lalu. Kejang, kelemahan sesisi disangkal.
Didapatkan rangsang meningeal berupa kaku kuduk. Pemeriksaan funduskopi
menunjukkan papil batas tegas. Dilakukan tindakan pungsi lumbal. Untuk
menghindari nyeri kepala pasca LP dilakukan dengan cara, kecuali:
a. Memasang kembali mandrein sebelum mencabut jarum spinal
b. Menggunakan jarum spinal berukuran kecil
c. Meninggikan posisi kepala 300
d. Memberikan analgetik
49. Laki2, 50 tahun, jalan sempoyongan setelah dirawat di rumah sakit. Keluhan
dirasakan terutama di tempat gelap. Di RS px mendapat gentamycin. Patofisiologi
keluhan tsb:
a. Gangguan vestibulo-okular karena ototoksisitas
b. Gangguan vestibulospinal karena ototoksisitas
c. Gangguan spinoserebelar karena ototoksisitas
d. Gangguan vestibulo-okular karena inflamasi
e. Gangguan vestibulospinal karena inflamasi
50. Laki-laki, 37 tahun, nyeri kepala tambah berat sejak 1 bln yg lalu, BB menurun,
riwayat narkoba 10 tahun, defisit neurologis hemiparesis kiri. MRI kepala: lesi di
watershed area (ada gambarnya). Diagnosisnya adalah:
a. Meningitis
b. Abses
c. Tuberculoma cerebri
d. Toxoplasmosis cerebri
e. Cerebritis

Anda mungkin juga menyukai