a. Insomnia b. Restless Leg Syndrome c. Obstruktive sleep apnea d. Periodic Leg movement e. Gangguan tidur akibat nyeri 2. Salah satu mekanisme migrain oftalmoplegi diperkirakan akibat dari : a. Edema dinding arteri karotis yang menyebabkan oklusi vasa-vasa lebih kecil yang menuju N III b. Edema N III c. Tekanan N III oleh aneurisma karotis d. Iskemi pada N III e. Tekanan N III akibat fistula karotikus-kavernosus 3. Seorang perempuan 35 tahun dirawat di rumah sakit dengan diagnosa perdarahan subarachnoid. Perdarahan subarachnoid sering menyebabkan vasospasme. Sensitifitas pemeriksaan TCD dalam memeriksa adanya vasospasme berkisar antara: a. 43%-97% b. 59%-94% c. 67%-90% d. 75%-90% e. 82%-87% 4. Yang merupakan kriteria diagnosis dari Tolosa Hunt Syndrome adalah : a. Satu atau lebih episode nyeri, unilateral dan menetap selama beberapa minggu. b. Disfungsi/paresis salah satu atau lebih saraf cranial II, III, IV atau VI. c. Awitan paresis tidak bersamaan dengan nyeri d. Nyeri dan perasis menghilang dalam waktu 72 jam jika tidak diobati secara adekuat dengan kortikosteroid e. Penyebab lain belum bisa disingkirkan dengan pemeriksaan yang sesuai. 5. Sindroma Foster Kennedy disebabkan oleh : a. Tumor lobus frontalis b. Tumor lobus parietalis c. Tumor serebellum d. Tumor lobus temporalis e. Tumor hipofisis 6. Pada pemeriksaan penunjang MRI Brain gambaran perdarahan di otak dengan onset subakut (3-7 hari) dapat ditemukan berupa: a. T1: isointens , T2: isointens b. T1: hiperintens, T2: hiperintens c. T1: hipointens, T2: hipointens d. T1: hiperintens, T2: hipointens e. T1: hiperintens, T2: hiperintens 7. Terapi utama Restlessleg syndome adalah a. Bensodiasepin b. Beta bloker c. Dopamin agonis d. Antikolinergik e. Trisiklik antidepresan 8. Yang paling peka terhadap keracunan metanol oplosan adalah bagian dari lintasan visual berikut ini : a. Radiasio optika b. Traktus optikus & korpus genikulatum laterale c. Khiasma optikum d. Nervus optikus retrobulbar e. Diskus optikus 9. Pemeriksaan TCD dapat menilai secara tidak langsung keadaan hemodinamik pembuluh darah otak utama dengan non-invasive. Salah satu kegunaan dalam klinik ialah menilai brain death. Yang paling sesuai hasil pemeriksaan TCD pada brain death adalah ditemukan: a. Big Spike b. Pulsatility index yang rendah c. Muncul End diastolic velocity d. End diastolic velocity terbalik e. Sharp diastolic flow 10. Pemberian antikonvulsan sebagai lini pertama sesuai untuk penatalaksanaan pada: a. Neuralgia oksipital b. Tolosa Hunt Syndrome c. Neuralgia Trigeminal d. Migren oftalmoplegi e. Neuritis optika 11. Salah satu mekanisme migrain oftalmoplegi diperkirakan akibat dari : a. Edema dinding arteri karotis yang menyebabkan oklusi vasa-vasa lebih kecil yang menuju N III b. Edema N III c. Tekanan N III oleh aneurisma karotis d. Iskemi pada N III e. Tekanan N III akibat fistula karotikus-kavernosus 12. Pasien laki-laki usia 66 tahun dengan pusing berputar. Mempunyai kebiasaan merokok. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 200/100 mmHg, Paresis N.VII dekstra sentral dan hemiparesis sinistra spastik. Pemeriksaan neuroimajing yang paling tepat untuk mendiagnosa penyakit pasien tersebut adalah: a. CT Scan kepala dengan kontras b. CT Scan kepala tanpa kontras c. MRI Brain d. Angiography e. EEG 13. Terapi profilaksis migren antara lain : a. Sumatriptan 50-100 mg (po) b. Ergotamin 1-2mg/hari c. Kalium diklofenak 50-100mg/hari d. Sodium valproat 400-1000mg/hari e. Ibuprofen 400-800mg/6jam 14. Kita tetap dapat membaca buku didalam kendaraan yang bergoyang karena adanya gerak yang mempertahankan fiksasi yaitu : a. Sakade b. Pursuit c. Optokinetik d. Vestibulookuler e. Pursuit 15. Seorang pria 32 tahun datang ke UGD dengan keluhan tiba-tiba nyeri kepala hebat sejak 1 hari SMRS, setelah itu kondisi pasien memburuk dan gelisah. Tidak ada demam, tidak ada riwayat trauma. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah: 180/100, kaku kuduk (+), pupil bulat isokor, motorik dalam batas normal. Pemeriksaan CT Scan kepala polos menunjukkan perdarahan di fisura sylvii, fisura interhemisfer, sisterna basal dan pada permukaan hemisfer. Pemeriksaan neuroimajing yang paling tepat untuk menunjukkan lokasi pembuluh darah yang pecah adalah: a. TCD (Transcranial Carotid Doppler) b. Angiography c. MRI d. SPECT (Single Photon Emission Computed Tomografi) e. CT Scan Kepala dengan kontras 16. Seorang anak, 12 tahun, kejang berulang sejak 3 bln yg lalu, dimulai dari sisi kanan, lalu tidak sadar. Riwayat kejang demam saat usia 4 tahun. Pemeriksaan yang paling tepat untuk kasus ini adalah: a. Foto polos b. CT kepala c. MRI kepala d. DSA e. EEG 17. Seorang laki-laki, kinan, berusia 56 tahun dibawa keluarganya ke UGD dengan keluhan tidak dapat bicara sejak bangun tidur pagi hari. Pasien dapat memahami pembicaraan orang lain, tetapi tidak dapat menjawab. Tidak disertai muntah, nyeri kepala, demam. Tidak ada riwayat trauma. Dari hasil pemeriksaan didapatkan TD 170/90 mmHg, N 80 x/menit, RR 20 x/menit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan anggota gerak kanan lebih lemah dari kiri, tidak dapat mengulang kata-kata. Gangguan fungsi luhur pada pasien ini kemungkinan terdapat pada area: a. Lobus frontal inferolateral b. Fasikulus arkuatus c. Girus singuli d. Girus angularis 18. Pasien laki-laki, usia 46 tahun datang dengan keluhan kejang, sakit kepala, muntah, penurunan kesadaran, penurunan tajam penglihatan, Tekanan darah 190/100. Dari pemeriksaan neuroimajing didapatkan lesi kistik (skolex), lesi cincin, kalsifikasi parenkim otak, leptomeningen yang menyangat kontras, hidrosefalus. Diagnosa yang paling mungkin pada kasus ini adalah: a. Malaria Serebral b. Tuberkuloma c. Abses Serebri d. Toxoplasmosis e. Sistiserkosis 19. Laki-laki, 30 tahun, tidak bisa membuka mulutnya, riwayat tertusuk paku 15 hari yg lalu. Patogenesis terjadinya penyakit ini adalah: a. Toksin terikat pada interneuron Renshaw b. Toksin yg dominan adalah tetanolisin c. Toksin menyebar hanya melalui darah d. Toksin yg sudah berikatan di neuron mudah terlepas e. Toksin hanya pada medula spinalis 20. Seorang laki-laki, kinan, berusia 56 tahun dibawa keluarganya ke UGD dengan keluhan tidak dapat bicara sejak bangun tidur pagi hari. Pasien dapat memahami pembicaraan orang lain, tetapi tidak dapat menjawab. Tidak disertai muntah, nyeri kepala, demam. Tidak ada riwayat trauma. Dari hasil pemeriksaan didapatkan TD 170/90 mmHg, N 80 x/menit, RR 20 x/menit. Anggota gerak kanan lebih lemah dari kiri, tidak dapat mengulang kata-kata,tidak dapat menyebutkan nama benda yang ditunjukkan. Pasien ini kemungkinan menderita oklusi pada : a. arteri serebri anterior sinistra b. arteri serebri posterior sinistra c. arteri serebri media divisi superior d. arteri serebri media divisi inferior e. arteri serebri comunicans posterior 21. Seorang wanita 29 tahun, datang dengan keluhan gangguan penglihatan sejak 1 bulan SMRS, amenore galaktore, nyeri kepala kronis progresif 4 bulan SMRS. Dari pemeriksaan neuroimajing foto roentgen cranium kepala terdapat pelebaran pada sella tursica. Diagnosis yang paling mungkin adalah: a. Tumor hipofisis b. Astrocytoma grade I c. Neurinoma Akustik d. Ependimoma e. Meningioma Splenoid Wing 22. Laki-laki, 18 tahun, pasca KLL, mengalami gangguan berbahasa. Pada pemeriksaan didapatkan kelancaran bicara terganggu, repetisi normal, pemahaman sedikit terganggu, dapat menyebutkan nama benda yang ditunjukkan oleh pemeriksa, baca tulis normal. Apakah nama gangguan berbahasa tersebut? a. Afasia Broca b. Afasia Wernicke c. Afasia transkortikal sensoris d. Afasia transkortikal motorik e. Afasia anomik 23. Seorang laki-laki, kinan, berusia 59 tahun dibawa keluarganya ke UGD dengan keluhan anggota gerak kanan lebih lemah dari kiri mendadak sejak bangun tidur pagi hari. Pasien sadar, dapat berkomunikasi dan memahami pembicaraan orang lain. Tidak disertai muntah, nyeri kepala, demam. Tidak ada riwayat trauma. Dari hasil pemeriksaan didapatkan TD 170/90 mmHg, N 80 x/menit, RR 20 x/menit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bicara fasih, pengertian masih baik, tidak dapat mengulang kata-kata. Gangguan fungsi luhur pada pasien ini kemungkinan terdapat pada area: a. Lobus frontal inferolateral b. Fasikulus arkuatus c. Girus singuli d. Girus angularis e. Lobus temporal 24. Pasien laki-laki, 30 tahun dengan HIV (+), di diagnosis Ensefalitis virus. Dari hasil laboratorium: CD4 50 sel/L, antigen CMV LCS (+), IgG dan IgM CMV (+). Dari pemeriksaan penunjang CT Scan kelapa dengan kontras gambaran yang khas untuk Ensefalitis virus tersebut adalah: a. Hidrosefalus komunikans b. Hidrosefalus non komunikans c. Owls eyes appereance d. Small, subcortical, surrounding edema, solid enchanment e. Penyangakatan pada basal kranii 25. Wanita, 35 tahun, nyeri seperti ditusuk pada wajah kiri, timbul terutama saat menggosok gigi. Pengobatan yang paling tepat untuk kasus tersebut adalah: a. Fluoxetine b. Paracetomol & tramadol c. Fenitoin d. Carbamazepine e. Natrium diclofenac 26. Seorang laki-laki, kinan, berusia 59 tahun dibawa keluarganya ke UGD dengan keluhan anggota gerak kanan lebih lemah dari kiri mendadak sejak bangun tidur pagi hari. Pasien sadar, dapat berkomunikasi dan memahami pembicaraan orang lain. Tidak disertai muntah, nyeri kepala, demam. Tidak ada riwayat trauma. Dari hasil pemeriksaan didapatkan TD 170/90 mmHg, N 80 x/menit, RR 20 x/menit. Bicara fasih, pengertian masih baik, tidak dapat mengulang kata-kata. Pasien ini kemungkinan menderita oklusi pada: a. arteri serebri media divisi superior dan inferior b. arteri serebri media cabang posterior c. arteri serebri media divisi superior d. arteri serebri media divisi inferior 27. Seorang pasien laki-laki, 42 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan penurunan kesadaran. Onset 3 hari SMRS dengan membawa hasil CT Scan kepala dengan kontras didapatkan gambaran lesi multiple dengan karakteristik small, subcortical, surrounding edema, solid enchanment pada temporo parietal dextra et sinistra. Dari hasil neuroimajing diatas diagnosa mengarah ke: a. Toxoplasmosis Ensefalitis b. Sistiserkosis c. Malaria Serebral d. Abses serebral e. Tuberkuloma 28. Wanita, 20 tahun, penderita epilepsi, diantar ibunya ke poli saraf utk konsultasi karena masih sering kejang sebelum & setelah menstruasi. Obat yg paling tepat adalah: a. Carbamazepin b. Fenitoin c. Asam valproat d. Fenobarbital e. Clobazam 29. Wanita, 60 tahun, nyeri kepala mendadak 3 jam SMRS, nyeri belum pernah dirasakan sebelumnya. TD 120/80, GCS 15, MS (+). Hasil CT scan dbn. Langkah pemeriksaan selanjutnya yang paling tepat: a. TCD b. MRI kepala c. LP d. MRA e. USG carotid Doppler 30. Seorang laki-laki, kinan, berusia 63 tahun dibawa keluarganya ke poli saraf dengan keluhan tidak dapat menulis sejak 2 hari yang lalu saat bangun tidur pagi hari. Pasien sadar, dapat berkomunikasi dan memahami pembicaraan orang lain. Tidak disertai muntah, nyeri kepala, demam. Tidak ada riwayat trauma. Dari hasil pemeriksaan didapatkan TD 170/90 mmHg, N 80 x/menit, RR 20 x/menit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bicara fasih, pengertian masih baik, dapat mengulang kata-kata, tidak dapat membedakan kanan dan kiri. Pasien juga disertai kesulitan menghitung dan tidak mengenali jari-jari. Gangguan fungsi luhur pada pasien ini kemungkinan terdapat pada area: a. Lobus frontal inferolateral b. Fasikulus arkuatus c. Girus singuli d. Girus angularis e. Lobus temporal 31. Anak perempuan, 4 tahun, keluhan gangguan tumbuh kembang. Baru bisa duduk umur 1,5 tahun, bisa jalan umur 3 tahun. Saat ini belum bisa bicara. Penghubung kedua mata datar, lipatan telapak tangan tunggal. Diagnosis px tsb: a. Down syndrome akibat agenesis kromosom 21 b. Down syndrome akibat trisomi kromosom 21 c. Down syndrome akibat translokasi kromosom 21 d. West syndrome akibat agenesis kromosom 21 e. Rett syndrome akibat trisomi kromosom 21 32. Laki-laki, 28 tahun, KLL, pingsan 10 menit, lalu sadar kembali (GCS 15). TD 130/80. Setelah diobservasi 4 jam, GCS turun jadi 13 disertai muntah. Apakah diagnosis pada pasien tersebut? a. SDH b. EDH c. SAH d. ICH e. Perdarahan subgaleal 33. Seorang laki-laki, kinan, berusia 63 tahun dibawa keluarganya ke poli saraf dengan keluhan tidak dapat menulis sejak 2 hari yang lalu saat bangun tidur pagi hari. Pasien sadar, dapat berkomunikasi dan memahami pembicaraan orang lain. Tidak disertai muntah, nyeri kepala, demam. Tidak ada riwayat trauma. Dari hasil pemeriksaan didapatkan TD 170/90 mmHg, N 80 x/menit, RR 20 x/menit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bicara fasih, pengertian masih baik, dapat mengulang kata-kata, dapat menulis dengan baik, tidak dapat membedakan kanan dan kiri. Pasien juga disertai kesulitan menghitung dan tidak mengenali jari-jari. Pasien ini kemungkinan menderita oklusi pada: a. arteri serebri media divisi superior dan inferior b. arteri serebri media cabang posterior c. arteri serebri media divisi superior d. arteri serebri media divisi inferior e. arteri communicans posterior 34. Wanita, 60 tahun, kontrol ke poli saraf setelah 1 minggu dirawat karena stroke. Kolesterol total 230, SK 2,5, ureum 76, GDS 175. Dokter akan melakukan pemeriksaan vaskuler. Pemeriksaannya adalah: a. Dupplex carotid b. CT angiografi c. MRA d. DSA e. CT scan kepala dengan kontras 35. Anak laki-laki, 2 tahun, keluhan: benjolan di pelipis kiri setelah jatuh & terbentur meja. CT scan kepala: fraktur diastasis temporal kiri. Defisit neuro (-), GCS baik. Beberapa hari kemudian timbul benjolan di pelipis kiri sebesar kelereng, kenyal, imobile, tidak nyeri. Apakah diagnosisnya? a. Perdarahan subgaleal b. Kista leptomeningen c. Kista arakhnoid d. SDH e. EDH 36. Seorang laki-laki, kinan, berusia 61 tahun dibawa keluarganya ke poli saraf dengan keluhan sulit membaca sejak 2 hari yang lalu. Pasien mengeluh tidak dapat membaca koran dan tulisan lain saat bangun tidur pagi hari. Pasien sadar, dapat berkomunikasi, dan memahami pembicaraan orang lain. Tidak disertai muntah, nyeri kepala, demam. Tidak ada riwayat trauma. Dari hasil pemeriksaan didapatkan TD 170/90 mmHg, N 80 x/menit, RR 20 x/menit. Bicara fasih, pengertian masih baik, dapat mengulang kata-kata, dapat membedakan kanan dan kiri, dapat menghitung, namun sulit untuk menulis. Pasien ini kemungkinan menderita oklusi pada: a. arteri serebri media divisi superior dan inferior b. arteri serebri media cabang posterior c. arteri serebri media divisi superior d. arteri serebri media divisi inferior e. arteri communicans posterior 37. Wanita, 60 tahun, keluhan kaku lengan & tungkai kiri, setelah terkena stroke 6 bulan yg lalu. Obat yang tepat untuk keluhan tersebut adalah: a. Asetosal b. Citicholin c. Asam folat d. Tizanidin e. Steroid 38. Laki-laki, 70 tahun, mendadak kelemahan tubuh sisi kanan sejak 1 jam yg lalu. TD 170/90, GDA 250 mg/dL. Didapatkan hemiparese D. Px dibawa ke RS tipe A. Langkah awal apa yang dilakukan pada pasien tersebut? a. MRI kepala b. Pemberian trombolisis c. CT scan kepala tanpa kontras d. Pemberian aspirin e. USG carotis 39. Seorang laki-laki, kinan, berusia 65 tahun dibawa keluarganya ke poli saraf dengan keluhan sulit membaca sejak 2 hari yang lalu. Pasien mengeluh tidak dapat membaca koran dan tulisan lain saat bangun tidur pagi hari. Pasien sadar, dapat berkomunikasi, dan memahami pembicaraan orang lain. Tidak disertai muntah, nyeri kepala, demam. Tidak ada riwayat trauma. Dari hasil pemeriksaan didapatkan TD 170/90 mmHg, N 80 x/menit, RR 20 x/menit. Bicara fasih, pengertian masih baik, dapat mengulang kata-kata, dapat membedakan kanan dan kiri, dapat menghitung, namun sulit untuk menulis. Gangguan fungsi luhur pada pasien ini kemungkinan adalah: a. Korteks oksipital kiri b. Korpus kalosum anterior c. Girus singuli d. Girus angularis e. Lobus temporal 40. Wanita, 45 tahun, nyeri kepala hebat, disertai nyeri tengkuk & muntah. TD 160/90. Pemeriksaan untuk menilai vasospasme adalah: a. Carotid doppler b. TCD c. EEG d. CT scan e. Brain MRI 41. Laki-laki, 38 tahun, mendadak lemah tubuh sisi kanan saat memimpin rapat. Beberapa tahun ini pasien rutin berobat ke dokter jantung. Pemeriksaan fisik: TD 120/80, N 80/mnt ireguler, hemiplegi kanan, afasia. Terapi yang paling tepat untuk pasien ini adalah: a. Dipiridamol b. ASA c. Clopidogrel d. Warfarin e. Cilostazol 42. Seorang laki-laki, kinan, berusia 59 tahun dibawa keluarganya ke UGD dengan keluhan anggota gerak kanan lebih lemah dari kiri mendadak sejak bangun tidur pagi hari. Pasien sadar, tidak dapat berbicara, masih memahami pembicaraan orang lain. Tidak disertai muntah, nyeri kepala, demam. Tidak ada riwayat trauma. Dari hasil pemeriksaan didapatkan TD 170/90 mmHg, N 80 x/menit, RR 20 x/menit. Bicara tidak fasih, pengertian masih baik, tidak dapat mengulang kata-kata, hemianopia homonim. Menurut gangguan klinis pasien ini masuk dalam klasifikasi: a. Total anterior circulation infarct b. Partial anterior circulation infarct c. Lacunar infarct d. Posterior circulation infarct 43. Laki2, 63 tahun, dx: parkinson disease. Diberi levodopa selama 6 tahun. Keluhan: 1 bulan ini ada gerakan meliuk-liuk tak terkendali, setelah 2-3 jam mengkonsumsi levodopa. Leher kaku (-), langkah terhenti (-), perberatan tremor (-). Tatalaksana yg tepat utk px tsb: a. Mengganti dengan levodopa CR b. Meningkatkan dosis levodopa c. Menurunkan dosis levodopa d. Menambah COMT inhibitor e. Menambah MAO-B inhibitor 44. Wanita, 40 tahun, nyeri kepala seluruh bagian kepala. Pada pemeriksaan PITC, HIV (+), CD4 13, tanpa defisit neurologis fokal & global. Pemeriksaan selanjutnya yang paling tepat adalah: a. CT scan kepala + kontras b. Kultur darah c. IgG toxoplasma d. Tinta India e. IgM toxoplasma 45. Seorang laki-laki, kinan, berusia 59 tahun dibawa keluarganya ke UGD dengan keluhan anggota gerak kanan lebih lemah dari kiri mendadak sejak bangun tidur pagi hari. Pasien sadar, tidak dapat berbicara, masih memahami pembicaraan orang lain. Tidak disertai muntah, nyeri kepala, demam. Tidak ada riwayat trauma. Dari hasil pemeriksaan didapatkan TD 170/90 mmHg, N 80 x/menit, RR 20 x/menit, skor NIHSS 8. Menurut gangguan klinis pasien ini masuk dalam klasifikasi: a. Stroke ringan b. Stroke sedang c. Stroke berat d. Stroke sangat berat 46. Laki2, 35 tahun, pusing berputar, muntah, memberat bila menggerakkan kepala, berkurang dg menutup mata. Beberapa hari sebelumnya menderita flu. Diagnosis: a. Verstibular paroxysma b. Neuritis vestibuler c. Labirintitis d. BPPV e. Menieres disease 47. Anak, 2 tahun, belum dapat berjalan, dapat duduk & berpindah tempat dengan ngesot. Jika berdiri posisi kaki menyilang. Riwayat kelahiran spontan, BBL 2500 g, tidak langsung menangis. Pemeriksaan: kedua lengan sama kuat, refleks achilles meningkat, refl.Babinski (+) bilateral. Tipe CP apakah pasien tersebut? a. CP hemiparesis b. CP tetraparesis c. CP diparesis d. CP athetoid e. CP ataxic 48. Seorang laki-laki, kinan, berusia 29 tahun dibawa keluarganya ke UGD dengan keluhan utama nyeri kepala hebat sejak 2 hari SMRS. Bicara kadang-kadang meracau, muntah. Demam sejak 1 minggu yang lalu. Kejang, kelemahan sesisi disangkal. Didapatkan rangsang meningeal berupa kaku kuduk. Pemeriksaan funduskopi menunjukkan papil batas tegas. Dilakukan tindakan pungsi lumbal. Untuk menghindari nyeri kepala pasca LP dilakukan dengan cara, kecuali: a. Memasang kembali mandrein sebelum mencabut jarum spinal b. Menggunakan jarum spinal berukuran kecil c. Meninggikan posisi kepala 300 d. Memberikan analgetik 49. Laki2, 50 tahun, jalan sempoyongan setelah dirawat di rumah sakit. Keluhan dirasakan terutama di tempat gelap. Di RS px mendapat gentamycin. Patofisiologi keluhan tsb: a. Gangguan vestibulo-okular karena ototoksisitas b. Gangguan vestibulospinal karena ototoksisitas c. Gangguan spinoserebelar karena ototoksisitas d. Gangguan vestibulo-okular karena inflamasi e. Gangguan vestibulospinal karena inflamasi 50. Laki-laki, 37 tahun, nyeri kepala tambah berat sejak 1 bln yg lalu, BB menurun, riwayat narkoba 10 tahun, defisit neurologis hemiparesis kiri. MRI kepala: lesi di watershed area (ada gambarnya). Diagnosisnya adalah: a. Meningitis b. Abses c. Tuberculoma cerebri d. Toxoplasmosis cerebri e. Cerebritis