Disusun Oleh :
A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis dan termasuk penyakit zonosis karena bisa
ditularkan oleh hewan ke manusia. TB ditularkan dengan kuman dalam titik air
yang sangat kecil yang dapat dihirup saat orang yang mengidap TB aktif batuk,
bersin, tertawa atau berbicara. TB tidak ditularkan dengan memegang benda,
sehingga tidak perlu dikhususkan barang rumah tangga yang tersendiri
(misalnya sendok-garpu, gelas, atau seprei). TB tidak ditularkan secara turun-
temurun.
Sistem kekebalan yang sehat mungkin dapat mematikan TB dengan
segera. Kalau tidak berhasil diatasi oleh tubuh, kuman biasanya bersarang di
paru-paru, tetapi kadang-kadang menular ke bagian lain di tubuh. Begitu TB
sampai di paru-paru, tubuh langsung mulai melawannya. Perlawanan tersebut
biasanya berhasil, dan sistem kekebalan dapat menghentikan menularnya
kuman. Namun demikian, untuk orang tertentu, TB dapat menular lebih jauh.
TB yang mungkin sudah lama tidak aktif dapat menjadi aktif kembali
bertahun-tahun kemudian, dan infeksi dapat menular ke bagian lain di tubuh.
Infeksi yang sudah sembuh juga dapat menjadi aktif kembali. Hal ini dapat
terjadi kalau kekebalan tubuh menjadi lemah, misalnya pada masa stres, infeksi
virus yang akut, infeksi HIV, penyakit seperti kencing manis, atau terapi
imunosupresif untuk kanker dan penyakit lain yang memerlukan obat steroida,
radioterapi atau obat-obatan sitotoksik.
Gejala terus-menerus seperti batuk yang lamanya lebih dari dua tiga
minggu, begitu pula dahak bernoda darah, sering merupakan ciri khas TB.
Gejala lain mungkin dapat mencakup rasa lesu atau turunnya berat badan yang
penyebabnya kurang jelas, keringat malam hari, nyeri dada yang terasa berkali-
kali, atau nyeri dan pembengkakan di bagian tubuh yang bersangkutan kalau
TBnya menular ke luar paru-paru. Gejala tersebut belum tentu merupakan
akibat TB, tetapi sebaiknya dianggap sebagai peringatan dini untuk
memeriksakan diri ke dokter. Uji TB antara lain berupa riwayat medis,
pemeriksaan fisik, uji kulit tuberkulin, rontgen dada dan pemeriksaan dahak.
Pemeriksaan dahak dikirimkan ke laboratorium dan mungkin memerlukan
waktu beberapa minggu, karena TB biasanya berkembang secara berangsur-
angsur. Uji kulit tuberkulin (uji Mantoux) terutama digunakan untuk
menentukan apakah pernah tersentuh infeksi, bukan adanya penyakit TB
sendiri. Kadang-kadang perlu diadakan lebih dari satu kali dengan uji yang
berselang berbagai jangka waktu untuk menentukan apakah pernah tersentuh
infeksi. TB di bagian tubuh lain, bukan di dada, dapat ditemukan dengan uji
patologi khusus, rontgen dan/atau penilaian klinis oleh dokter.
Tuberkulosis (TB) masih merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas pada anak di dunia, namun kurang mendapat prioritas dalam
penanggulangannya. Data surveilans dan epidemiologi TB pada anak jarang
didapat. Hal ini disebabkan berbagai faktor antara lain sulitnya diagnosis TB
anak, meningkatnya TB ekstra paru pada anak, tidak adanya standar baku
denisi kasus, dan prioritas yang kurang diberikan pada TB anak di banding
TB dewasa. Berbagai penelitian menunjukkan prevalensi TB anak tinggi,
namun umumnya tanpa konrmasi pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA)
positif. Salah satu indikator untuk menilai situasi TB di komunitas adalah
dengan Annual Risk of Tuberculosis Infection (ARTI), adalah indeks
epidemiologi yang dipakai untuk evaluasi dan monitor keadaan tuberkulosis di
suatu komunitas atau negara.
Setiap tahun didapatkan 250.000 kasus TB baru di Indonesia dan kira-kira
100.000 kematian karena TB. Tuberkulosis merupakan penyebab kematian
nomor satu diantara penyakit infeksi dan menduduki tempat ketiga sebagai
penyebab kematian pada semua umur setelah penyakit kardiovaskuler dan
penyakit infeksi saluran napas akut. Pasien TB di Indonesia terutama berusia
antara 15-5 tahun, merupakan kelompok usia produktif. Menurut perkiraan
WHO pada tahun 1999, jumlah kasus TB baru di Indonesia 583.000 orang per
tahun dan menyebabkan kematian sekitar 140.000 orang per tahun.
Oleh karena itu, pemakalah mengambil topik penyakit TB untuk
mengetahui host, agent, environment dan riwayat alamiah penyakit serta upaya
pencegahan penyakit TB sehingga dapat mengetahui distribusi dan determinan
penyakit TB untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas karena
penyakit TB.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian host, agent, environment?
2. Apa saja host, agent, environment penyakit TB?
3. Apa pengertian riwayat alamiah penyakit?
4. Bagaimana riwayat alamiah penyakit TB?
5. Bagaimanakah upaya pencegahan penyakit TB?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sesuai dengan rumusan masalah di
atas adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi host, agent, environment penyakit
TB.
2. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi riwayat alamiah penyakit TB.
3. Untuk mengidentifikasi upaya pencegahan penyakit TB.
BAB II
PEMBAHASAN