Anda di halaman 1dari 7

ASKEP ENDOKRIN BY Dr. AGUSSALIM, MSN.,MST.,DNS.

BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN STRUMA

A. DEFINISI

Pembesaran kelenjar tiroid sebagai akibat pertambahan ukuran sel/jaringan

A. ETIOLOGI

Berbagai faktor di identifikasikan sebagai penyebab terjadinya hipertropi kelenjar tiroid

termasuk di dalamnya defisiensi yodium, gaitrogenik glikosida agent (zat atau bahan ini

dapat mensekresi hormon tiroid seperti ubi kayu, jagung, lobak, kangkung, kubis bila

dikonsumsi secara berlebihan). Obat-obatan anti tiroid, peradangan dan tumor/neoplasma.

B. GAMBARAN KLINIK

- Leher bertambah besar atau tidak

- Sulit menelan

- Sesak nafas

- Suara serak atau parau

- Pada palpasi kelenjar tiroid, nodul tunggal atau ganda dengan konsistensi keras atau

tidak.

- Tes TSN serum meningkat

- Biasanya tanpa rasa nyeri kecuali bila timbul perdarahan di daerah nodul.

C. PENCEGAHAN

Dapat di cegah dengan pemberian senyawa yodium pada anak-anak di daerah yang

kandungan yodiumnya buruk. Hipertropi terjadi karena asupan rerata yodium kurang dari

40 mg/hari, WHO menganjurkan yodiosasi garam hingga mencapai konsentrasi satu bagian

dalam 100.000 yang sudah cukup untuk pencegahan pembesaran kelenjar tiroid. Pengenalan

garam beryodium merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk mencegah

penyakit ini dalam masyarakat yang rentan.

D. PENATALAKSANAAN

53
ASKEP ENDOKRIN BY Dr. AGUSSALIM, MSN.,MST.,DNS.

Untuk menekan aktivitas kelenjar hipofisis yang menstimulasi tiroid di beri preparat

supplement yodium, seperti larutan jenuh kalium yoyida.

Dilakukan tindakan operatif

Komplikasi pasca bedah dapat dikurangi dengan menciptakan keadaan eutiroid dengan

preparat antitiroid dan pemberian senyawa yoyida praoperatif untuk mengurangi ukuran

serta vaskularisasi kelenjar tiroid tersebut.

B. PENGKAJIAN

1. Kaji riwayat penyakit

- Sejak kapan keluhan dirasakan klien ?

- Apakah ada anggota keluarga yang berpenyakit yang sama ?

2. Tempat tinggal sekarang dan masa balita

3. Usia dan jenis kelamin

4. Penggunaan obat-obatan :

- Kaji jenis obat-obat yang digunakan dalam 3 bulan terakhir

- Sudah berapa lama digunakan

5. Keluhan klien

- Leher bertambah besar

- Sesak nafas, apakah bertambah sesak bila beraktivitas

- Sulit menekan

- Suara serak parau

- Merasa malu dengan leher yang besar dan tidak simetris

6. Pemeriksaan fisik

- Palpasi kelenjar tiroid, nodul tunggal atau ganda, konsistensi, simetris tidaknya,

apakah terasa nyeri pada saat di palpasi.

- Inpeksi bentuk leher simetris tidaknya

- Auskultasi bunyi pada arteri tyroidea

- Nilai kualitas suara

54
ASKEP ENDOKRIN BY Dr. AGUSSALIM, MSN.,MST.,DNS.

- Palpasi apakah terjadi deviasi trachea

7. Pemeriksaan diagnostik

- Pemeriksaan kadar T 3 dan T 4 serum

- Test TSH serum

8. Lakukan pengkajian lengkap dampak perubahan patologis diatas terhadap kemungkinan

adanya gangguan pemenuhan oksigen, nutrisi, cairan dan elektrolit serta gangguan rasa

aman dan perubahan konsep diri seperti :

- Status pernapasan, frekuensi, pola dan teratur tidaknya, dan apakah klien

menggunakan otot pernapasan tambahan seperti retraksi sternal dan cuping hidung

- Warna kulit apakah tampak pucat atau sianosis

- Suhu kulit khususnya aerah akral

- KU/Kesadaran apakah tampak gelisah atau tidak berdaya

- Berat badan dan tinggi badan

- Kadar Hb.

- Kelembaban kulit dan teksturnya

- Porsi makan yang dihabiskan

- Turgor

- Jumlah dan jenis cairan per oral yang di konsumsi

- Kondisi mukosa mulut

- Kualitas suara

- Bagaimana ekspresi wajah, cara berkomunikasi dan gaya berinteraksi klien dengan

orang di sekitarnya.

- Bagaimana klien memandang dirinya sebagai seorang pribadi.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

PRA OPERASI

1. Pola napas tidak efektif b/d penekanan kelenjar tiroid terhadap trachea

55
ASKEP ENDOKRIN BY Dr. AGUSSALIM, MSN.,MST.,DNS.

Tujuan : Selama dalam perawatan, pola napas klien efektif kembali (sambil menunggu

tindakan pembedahan bila di perlukan) dengan kriteria sebagai berikut :

- Frekuensi napas 16-20 x/mnt dan pola teratur

- Akral hangat

- Kulit tidak pucat atau cianosis

- Klien tenang/tidak gelisah

Intevensi :

1. Batasi aktivitas, hindari aktivitas yang berlebihan/melelahkan

2. Posisi tidur setengah duduk dengan kepala ekstensi bila diperlukan.

3. Bantu aktivitas klien di tempat tidur

4. Observasi keadaan klien secara teratur

5. Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti Dexametazon

6. Bila dengar konservatif gejala tidak hilang, kolaborasi tindakan operatif.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan nutrien kurang akibat

disfagia.

Tujuan : Nutrisi klien dapat terpenuhi dalam waktu 1-2 minggu dengan kriteria sebagai

berikut :

- Berat badan bertambah

- Hb 12-14 mg %

- Tekstur kulit baik

Intervensi :

1. Beri makan lunak dan cair sesuai kondisi klien

2. Beri porsi makan kecil tapi sering

3. Beri makanan tambahan diantar jam makan

4. Timbang BB tiap 2 kali sekali

5. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan

6. Kolaborasi pemberian roboransia bila diperlukan

56
ASKEP ENDOKRIN BY Dr. AGUSSALIM, MSN.,MST.,DNS.

3. Gangguan konsep diri; citra diri b/d perubahan bentuk leher

Tujuan : setelah menjalani perawatan, klien memiliki gambaran diri yang positif

kembali, dengan kriteria :

- Klien dapat melakukan upaya-upaya untuk mengurangi dampak negatif

pembesaran pada leher.

- Klien dapat melakukan aktivitas dan sosial sehari-hari

- Klien menyenangi kembali tubuhnya.

Intervensi

1. Dorong klien mengungkapkan pikiran dan perasaannya tentang bentuk leher yang

berubah.

2. Jelaskan penyebab terjadinya perubahan bentuk leher dan jalan keluar yang dapat

dilakukan seperti tindakan operasi.

3. Jelaskan setiap resiko yang perlu diantisipasi dari setiap tindakan yang dapat

dilakukan.

4. Diskusikan upaya-upaya yang dapat dilakukan klien untuk mengurangi perasaan

malu seperti menggunakan baju yang berkerah tertutup.

5. Ikut sertakan klien dalam kegiatan keperawatan sesuai kondisi klien.

4. Ansietas b/d perubahan status kesehatan

Tujuan : klien dapat menyadari dan menerima keadaannya serta dapat mengekspresikan

perasaannya, dengan kriteria :

- Klien tampak rileks

- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik

- Klien melaporkan kecemasannya berkurang sampai tingkat dapat diatasi.

Intervensi

1. Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas

2. Bicara singkat dengan kata yang sederhana

57
ASKEP ENDOKRIN BY Dr. AGUSSALIM, MSN.,MST.,DNS.

3. Tinggal bersama klien dan mempertahankan sikap yang tenang serta berikan

kesempatan mengungkapkan perasaannya.

4. Diskusikan dengan klien atau orang terdekat penyebab emosi yang labil.

5. Jawab setiap pertanyaan klien dengan penuh perhatian dan berikan informasi yang

benar.

Pasca Operasi

5. Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan invasif (operasi)

Tujuan : Klien akan mengatakan rasa sakit telah hilang/terkontrol, dengan kriteria

- Keluhan nyeri tidak ada

- Dapat tidur/istirahat

Intervensi :

1. Kaji rasa sakit dengan skala nyeri : 0-5

0 : tidak nyeri

1 : Nyeri tanpa gangguan istirahat / aktivitas

2 : Nyeri dengan tidak nyaman

3 : Nyeri dirasakan saat perubahan posisi

4 : Nyeri sekali dan bertambah bila digerakkan

5 : Saat istirahat pun nyeri (nyeri sekali).

2. Observasi tanda-tanda vital

3. Dorong penggunaan tehnik relaksasi misalnya latihan napas dalam, visualisasi.

4. Lakukan reposisi sesuai petunjuk misalnya semi fowler, miring.

5. Penatalaksanaan pemberian analgetik

6. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d pembatasan pemasukan cairan

secara oral (prosedur medis, adanya rasa mual)

Tujuan : klien akan menunjukkan keseimbangan cairan adekuat, dengan kriteria sebagai

berikut :

- Tanda-tanda vital normal

58
ASKEP ENDOKRIN BY Dr. AGUSSALIM, MSN.,MST.,DNS.

- Turgor kulit normal

- Membran mukosa lembab

- Pengeluaran urine individu yang sesuai

Intervensi

1. Ukur dan catat pemasukan dan pengeluaran

2. Observasi tanda-tanda vital

3. Kaji pengeluaran urinarius, terutama untuk tipe prosedur operasi yang dilakukan

4. Periksa pembalut dan drain pada interval regular. Kaji luka untuk terjadinya

pembengkakan.

5. Pantau suhu kulit, palpasi denyut perifer

6. Penatalaksanaan pemberian cairan parenteral, tingkatkan kecepatan tetesan IV jika

diperlukan.

7. Resiko infeksi b/d luka operasi akibat tindakan invasif

Tujuan : klien tidak menunjukkan adanya tanda-tanda infeksi

Intervensi

1. Kaji tanda-tanda vital

2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan

3. Rawat luka dengan tehnik aseptic dan anti septik

4. Pertahankan lingkungan yang bersih dan linen yang dipakai

5. Penatalaksanaan pemberian obat antibiotik.

59

Anda mungkin juga menyukai