Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DISTRIMIA JANTUNG

Oleh:

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Pengertian
a) Distrimia adalah kelainan denyut jantung yang meliputi ganguan frekuensi
atau irama keduanya.
b) Distrimia adalah gangguan system hantaran jantung dan bukan struktur
jantung.
c) Disritmia dapat diidentifikasi dengan menganalisa gelombang EKG.
Disritmia dinamakan berdasarkan pada tempat dan asal impuls dan
mekanisme hantaran yang terlibat. Misalnya, disritmia yang berasal dari
nodus sinus (nodus SA) dan frekuensinya lambat dinamakan sinus
bradikardia. Ada empat kemungkinan tempat asal disritmia : nodus sinus,
atrial, nodus AV atau sambungan, dan ventrikel. Gangguan mekanisme
hantaran yang mungkin yang dapat terjadi meliputi bradikardi, takikardi,
fluter, fibrilasi, denyut premature, dan penyekat jantung.

2. Etiologi
Etiologi disritmia dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh:
a) Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard
(miokarditis karena infeksi)
b) Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri
koroner, misalnya iskemia miokard, infark miokard.
c) Karena obat (intoksikasi antara lain oleh digitalis, quinidin, dan obat-obat
anti aritmia lainnya.
d) Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemi)
e) Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi
kerja dan irama jantung.
f) Gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat
g) Gangguan metabolic (asidosis, alkalosis)
h) Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)
i) Gangguan irama jantung atau gagal jantung
j) Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung
k) Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis system
konduksi jantung).

1
Adapun factor-faktor yang dapat mencetuskan disritmia, yaitu:

a) Obat-obatan, terutama obat-obat kelas IA (kinidin, disopiramid,


prokainamid) dan IC (flekainid, propafenon), digitalis, antidepresan
trisiklik, teofilin.
b) Gangguan keseimbangan elektrolit dan gas darah terutama hipo dan
hiperkalemia, asidosis.
c) Payah jantung kongestif: akibat terjadinya aktivasi neurohumoral.
d) Kelainan jantung dan aritmogenik: sindrom wolf Parkinson white, dan
sindrom QT panjang.
e) Gangguan ventilasi, infeksi, anemia, hipotensi dan renjatan: bisa terjadi
takikardi superventrikuler.
f) Tirotoksikosis menimbulkan fibrilasi dan flutter atrium.

Adapun jenis Disritmia, sebagai berikut :

a) Disritmia nodus sinus, terdiri dari:


Bradikardi sinus
Takikardi sinus
b) Disritmia atrium, terdiri dari:
Premature atrium contraction
Paroxysmal atrium tachicardi
Flutter atrium
Atrium fibrilasi

c) Disritmia ventrikel, terdiri dari:


Premature ventrikel contraction
Ventrikel bigemini
Ventrikel tachicardi
Ventrikel fibrilasi
d) Abnormalitas hantaran, terdiri dari:
AV block first degree
AV block second degree
AV block second degree type 1
AV block second degree type 2
AV block third degree (total AV block)
Asistole ventrikel

2
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi
ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian
penyakit jantung bawaan :

1. Faktor Prenatal :
a) Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.
b) Ibu alkoholisme.
c) Umur ibu lebih dari 40 tahun..
d) Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.
e) Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.

2. Faktor Genetik :
a) Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
b) Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan
c) Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
d) Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.

3. Pathofisiologi dan Respon Keperawatan


a) Disritmia Nodus Sinus
- Bradikardi Sinus
Bradikardi sinus bisa terjadi karena stimulasi vagal, intoksikasi digitalis,
peningkatan tekanan intracranial, atau infark miokard.
Bradikardi sinus juga dijumpai pada olahraghawan berat, orang yang sangat
kesakitan, atau orang yang mendapat pengobatan (propanolol, reserpin, metildopa),
pada keadaan hipoendokrin (miksedema, penyakit adison, panhipopituitarisme), pada
anoreksia nervosa, pada hipotermia, dan setelah kerusakan bedah nodus SA.

Karakteristik :

Frekuensi : 40 sampai 60 denyut per menit


Gelombang P : mendahului setiap kompleks QRS; interval PR normal
Kompleks QRS : biasanya normal
Hantaran : biasanya normsl
Irama : regular

- Takikardi Sinus
Takikardi sinus (denyut jantung cepat) dapat disebablkan oleh demam,
kehilangan darah akut, anemia, syok, latihan, gagal jantung kongestif, nyeri, keadaan
hipermetabolisme, kecemasan, simpatomimetika atau pengobatan parasimpatolitik.
Karakteristik :
Frekuensi : 100 sampai 180 denyut per menit

3
Gelombang P : mendahului setiap kompleks QRS, dapat tenggelam dalam
gelombang T yang mendahuluinya; interval PR normal
Kompleks QRS : biasanya mempunyai durasi normal
Hantaran : biasanya normsl
Irama : regular

b) Disritmia Atrium
- Kontraksi prematur atrium
Kontraksi Prematur Atrium (PAC = premature atrium contraction) dapat
disebabakan oleh iritabilitas otot atrium kerana kafein, alcohol, nikotin,
miokardium Atrium yang teregang seperti pada gagal jantung kongestif, stress atu
kecemasan, hipokalemia (kadar kalium rendah), cedera, infark, atau keadaan
hipermetabolik.
Karakteristik :
Frekuensi : 60 sampai 100 denyut per menit
Gelombang P : biasanya mempunyai konfigurasi yang berbeda dengan
gelombang P yang berasal dari nodus SA. Tempat lain pada atrium telah
menjadi iritabel (peningkatan otomatisasi) dan melepaskan impuls
sebelum nodus SA melepaskan impuls secara normal. Interval PR dapat
berbeda dengan interval PR impuls yang berasal dari nodus SA.
Kompleks QRS : bisa normal, menyimpang atau tidak ada. Bila ventrikel
sudah menyelesaikan fase rep[olarisasi, mereka dapat merespons stimulus
atrium ini dari awal.Hantaran : biasanya normal
Irama : regular, kecuali bila terjadi PAC. Gelombang P akan terjadi lebih
awal dalam siklus dan biasanya tidak akan mempunyai jeda kompensasi
yang lengkap.

- Takikardi Atrium Paroksismal


Takikardi Atrium Paoksismal (PAT = paroxysmal atrium tachychardia) adalah
takikardi atrium yang ditandai dengan awitan mendadak dan penghentian
mendadak. Dapat dicetuskan oleh emosi, tembakau, kafein, kelelahan, pengobatan
simpatomimetik, atau alcohol. PAT biasanya tidak berhubungan dengan penyakit
jantung organic. Frekuensi yang sangat tinggfi dapat menyebabkan angina akibat
pebnurunan pengisian artei koroner. Curah jantung akan menurun dan dapat
terjadi gagal jantung.
Karakteristik:

4
Frekuensi : 150 sampai 250 denyut per menit
Gelombang P : ektopik dan mengalami distorsi disbanding gelombang P
normal; dapat ditemukan pada awal gelombang T; interval PR memendek
(kurang dari 0,12 detik
Kompleks QR : biasanya normal, tetapi dapat mengalami distorsi apabila
terjadi penyimpangan hantaran
Hantaran : biasanya normal
Irama : regular

- Flutter Atrium
Fluter atrium terjadi bila ada titik focus di atrium yang menangkap irama jantung dan
membuat impuls antara 250 sampai 400 kali per menit. Karakter penting pada
disritmia ini adalah terjadinya penyekat terapi pada nodus AV, yang mencegah
penghantaran beberapa impuls. Penghantaran impuls melalui jantung sebenartnya
masih normal, sehingga komp;leks QRS tak terpengaruh. Inilah tanda penting dari
disritmia tipe ini, karena hantran 1 :1 impuls atrium yang dilepaskan 250 sampai 400
kali per menit akan mengakibatkan fibrilasi ventrikel, suatu disritmia yang
mengancam jiwa.

Karakteristik :
Frekuensi : frekuensi atrium antara 250 sampai 400 denyut per menit
Gelombang P : tidak ada, melainkan diganti oleh pola gigi gergaji yang
dihasilkan oleh focus di atrium yang melepaskan impuls dengan cepat.
Gelombang ini disebut sebagai gelombang F.
Kompleks QRS : konfigurasinya normal dan waktu hantarannya juga normal.
Gelombang T : ada namun bisa tertutup oleh gelombang fluter
Irama : regular atau ireguler, tergantung jenis penyekatnya (mis., 2:1, 3:1, atau
kombinasinya).

- Fibrilasi Atrium
Fibrilasi atrium (kontraksi otot atrium yang tidak terorganisasi dan tidak
terkoordinasi)biasanya berhubungan dengan penyakit jantung aterosklerotik, penyakit
katup jantung, gagal jantung kongestif, tirotoksikosis, cor pulmonale, atau penyakit
jantung congenital.

c) Disritmia Ventrikel
- Kontraksi Prematur Ventrikel

5
Kontraksi premature ventrikel (PVC = premature ventricular contraction) terjadi
akibat peningkatan otomatisasi sel otot ventrikel. PVC biasa disebabkan oleh
toksisitas digitalis, hipoksia, hipokalemia, demam, asidosis, latihan, atau
peningkatan sirkulasi katekolamin.
- Bigemini Ventrikel
Bigemini Ventrikel biasanya diakibatkan oleh intoksikasi digitalis, penyakit arteri
koroner, MI akut, dan CHF. Istilah bigemini mengacu pada kondisi di mana setiap
denyut adalah premature.
- Takikardi Ventrikel
Disritmia ini disebabkan oleh peningkatan iritabilitas miokard, seperti pada PVC.
Penyakit ini biasanya berhubungan dengan penyakit arteri koroner dan terjadi
sebelum fibrilasi ventrikel. Takikardi ventrikel sangat berbahaya dan harus
dianggap sebagai keadaan gawat darurat. Pasien biasanya sadar akan adanya
irama cepat ini dan sangat cemas.
- Fibrilasi Ventrikel
Adalah denyutan ventrikel yang cepat dan tak efektif. Pada disritmia ini denyut
jantung tidak terdengar dan tidak teraba, dan tidak ada respirasi. Polanya sangat
ireguler dan dapat dibedakan dengan disritmia tipe lainnya. Karena tidak ada
koordinasi aktivitas jantung, maka dapat terjadi henti jantung dan kematian bila
fibrilasi ventrikel tidak segera dikoreksi.

d) Abnormalitas Hantaran
- Penyekat AV Derajat-Satu
Biasanya berhubungan dengan penyakit jantung organic atau mungkin disebabkan
pleh efek digitalis. Hal ini biasanya terlihat pada pasien dengan infark miokard
dinding inferior jantung

.
- Penyekat AV Derajat-Dua
Juga disebabkan oleh penyakit jantung organic, IM, atau intoksikasi digitalis.
Bentuk penyekat ini menghasilkan penurunan frekuensi jantung dan biasanya
penurunan curah jantung(curah jantung = volume sekuncup x frekuensi jantung).
- Penyekat AV Derajat-Tiga
Juga berhubungan dengan penyakit jantung organik, intoksikasi digitalis, dan MI.
frekuensi jantung berkurang drastis, mengakibatkan penurunan perfusi ke organ
vital. Seperti otak, jantung, paru, dan kulit.

6
d) Asistole Ventrikel
Tidak akan terjadi kompleks QRS. Tidak ada denyut jantung, denyut nadi dan
pernafasan. Tanpa penatalaksanaan segera, asistole ventrikel sangat fatal.

4. Komplikasi
a. Syok kardigenik disebabkan karena bradidistrimia dan takidistrimia
b. Escape beats akibat kegagalan nodus sinus

5. Gejala Klinik

Kebanyakan manifestasi klien dengan aritmia tidak disadari, sehingga terdeteksi


pada saat rasa yang tidak nyaman seperti berdebar-debar, palpitasi, atau adanya denyut
jantung yang berturut-turut bertambah serta adanya irama denyut yang tidak teratur.
Keadaan ini tidak terlalu membahayakan, jika tidak terjadi gangguan hemodinamik. Tetapi
manifestasi klinik pada klien dengan aritmia yang berbahaya adalah klien merasakan nyeri
dada, pusing, bahkan keadaan yang lebih serius kemungkinan klien ditemukan meninggal
mendadak. Hal itu dikarenakan pasokan darah yang mengandung nutrient dan oksigen yang
dibutuhkan ke jaringan tubuh tidak mencukupi sehingga aktivitas/kegiatan metabolisme
jaringan terganggu.

Adapun penampilan klinis klien sebagai berikut:

a) Anxietas
b) Gelisah
c) Capek dan lelah serta gangguan aktivitas
d) Palpitasi
e) nyeri dada
f) vertigo, syncope
g) tanda dan gejala sesak, crakles
h) tanda hipoperfus

6. Pemeriksaan Diagnostik dan Hasil


a) Hasil Laboratorium
- Ketidak seimbangan elektrolit , dapat menimbulkan dysrhythmia, seperti kalium
(K+), magnesium (Mg++) dan calcium(Ca++).

b) Diagnostik penunjang

7
- EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan
tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
a) Monitor Holder : gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan di
mana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja). Juga
dapat digunakan untuk mengevalusasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.
b) Foto dada : dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan
disfungsi ventrikel atau katup.
c) Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan area iskemik/kerusakan miokard yang
dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan
kemampuan pompa.
d) Tes stress latihan : dapat dilakukan untuk mendemonstrasikan latihan yang menyebabkan
disritmia.
e) Elektrolit : peningkatan atau penurunan kalium, kalsium, dan magnesium dapat
menyebabkan disritmia.
f) Pemeriksaan obat : dapat menyebabkan toksisitas abat jantung, adanya obat jalanan, atau
dugaan interaksi obat, contoh digitalis, quinidin, dll.
g) Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penurunan kadar tiroid serum dapat
menyebabkan/meningkatkan disritmia.
h) Laju sedimentasi : peningggian dapat menunjukkan proses inflamasi akut/aktif, contoh
endokarditis sebagai faktor pencetus untuk disritmia.
i) GDA/nadi oksimetri : hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksasernasi disritmia.

7. Penatalaksanaan
a) Masase Kritis
b) Obat anti aritmia
c) Pemasangan pacu jantung sementara
d) Penanganan menggunakan alat kejut listrik

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
a) Aktivitas /Istirahat
Gejala :Kelemahan, kelelahan umum dan karena kerja.
Tanda :Perubahan frekwensi jantung/TD dengan aktivitas/olahraga

b) Sirkulasi
Gejala :Riwayat IM sebelumnya/akut ( 90%-95% mengalami disritmia),
kardiomiopati, GJK, penyakit katup jantung, hipertensi.
Tanda :
- Perubahan TD, contoh hipertensi atau hipotensi selama periode disritmia.

8
- Nadi : mungkin tidak teratur, contoh denyut kuat, pulsus altenan (denyut kuat
teratur/denyut lemah), nadi bigeminal (denyut kuat tak teratur/denyut lemah)
- Deficit nadi (perbedaan antara nadi apical dan nadi radial)
- Bunyi jantung : irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun.
- Kulit : warna dan kelembaban berubah, contoh pucat, sianosis, berkeringat (gagal
jantung, syok).
- Edema : dependen, umum, DVJ (pada adanya gagal jantung).
- Haluaran urine : menurun bila curah jantung menurun berat.

c) Integritas Ego
Gejala :
- Perasaan gugup (disertai takiaritmia), perasaan terancam.
- Stressor sehubungan dengan masalah medic
Tanda : Cemas, takut, menolak, marah, gelisah, menangis.

d) Makanan/Cairan
Gejala :
- Hilang nafsu makan, anoreksia
- Tidak toleran terhadap makanan (karena adanya obat).
- Mual/muntah.
- Perubahan berat badan

Tanda:

- Perubahan berat badan.


- Edema
- Perubahan pada kelembaban kulit/turgor.
- Pernapasan krekels.

e) Neuro Sensori
Gejala : Pusing, berdenyut, sakit kepala.
Tanda :
- Status mental/sensori berubah, contoh disorientasi, bingung, kehilangan
memori, perubahan pola bicara/kesadaran, pingsan, koma.
- Perubahan perilaku, contoh menyerang, letargi, halusinasi.
- Perubahan pupil (kesamaan dan reaksi terhadap sinar).
- Kehilangan refleks tendon dalam dengan disritmia yang mengancam hidup
(takikardia ventrikel , bradikardia berat).

f) Nyeri/Ketidaknyamanan
Gejala : Nyeri dada, ringan sampai berat, dimana dapat atau tidak bias hilang
oleh obat anti angina
Tanda : Perilaku distraksi, contoh gelisah.

9
g) Pernapasan
Gejala :
- Penyakit paru kronis.
- Riwayat atau penggunaan tembakau berulang.
- Napas pendek.
- Batuk (dengan /tanpa produksi sputum)

Tanda :

- Perubahan kecepatan/kedalaman pernapasan selama episode disritmia.


- Bunyi napas : bunyi tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada
menunjukkan komplikasi pernapasan, seperti pada gagal jantung kiri
(edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal.

h) Keamanan
Tanda:
- Demam.
- Kemerahan kulit (reaksi obat).
- Inflamasi, eritema, edema (trombosis superficial).
- Kehilangan tonus otot/kekuatan.

i) Penyuluhan
Gejala :
- Faktor risiko keluarga contoh, penyakit jantung, stroke
- Penggunaan/tak menggunakan obat yang disresepkan, contoh obat jantung
(digitalis); anti koagulan (coumadin) atau obat lain yang dijual bebas,
contoh sirup batuk dan analgesik berisi ASA.
- Adanya kegagalan untuk memeprbaiki, contoh disritmia berulang/tak
dapat sembuh yang mengancam hidup
- Pertimbangan :DRG menunjukkan rerata lama di rawat : 3,2 hari.
- Rencana pemulangan:Perubahan penggunaan obat.

2. Diagnose Keperawatan
a) Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan
konduksi eliktrikal; penurunan kontraktilitas miokardial ditandai dengan
tekanan darah rendah, frekuensi nadi menurun, klien mengalami sianosis dan edema
(perifer, sakral), kalien mengalami angina dan disritmia, klien mengalami vertigo dan
oliguria.

10
b) Kurang pengetahuan tentang penyebab/kondisi pengobatan berhubungan dengan kurang
informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi; tidak mengenal sumber
informasi; kurang mengingat ditandai dengan klien salah persepsi, gagal memperbaiki
program sebelumnya, terjadi komplikasi yang dapat dicegah.
c) Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan ditandai dengan pasien mengeluh nyeri
dada, ketidakaktifan fisik atau imobilitas, gelisah.
d) Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan/kelelahan ditandai dengan klien
mengeluh lemah dan pusing, dispnea, pucat dan mengeluh letih akibat aktivitas.
e) Risiko terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan inadekuat suplai
oksigen ke jaringan ditandai dengan perubahan suhu kulit, pucat, sianosis, penuruan
perubahan tekanan darah, edema.

3. Perencanaan Dan Rasional


a) Diagnosa : Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
gangguan konduksi eliktrikal; penurunan kontraktilitas miokardial.
Goal : Klien akan menunjukkan perbaikan curah jantung selama dalam perawatan.
Objektif : klien tidak akan mengalami gangguan konduksi eliktrikal; penurunan
kontraktilitas miokardial
Dengan criteria\:
- Tekanan darah normal ( 120/80 mmHg)
- Frekuensi nadi normal (60-<100|)
- Klien tidak mengalami sianosis dan edema ( perifer, sacral)
- Tidsk mengeluh nyeri
- Tidak mengalami vertigo dan oliguria

Perencanaan dan rasional:


- kaji nadi setiap jam paea tahap awal bila stabil setiap 2 jam dan styerusnya..
(radial, carotid, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan, amplitude
(penuh/kuat) dan simetris. Catat adanya pulsus alternan, nadi bigeminal, atau
deficit nadi.
Rasional: Perbedaan frekuensi, kesamaan dan keteraturan nadi menunjukkan
efek gangguan curah jantung pada sirkulasi sistemik/perifer.
- Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya denyut jantung
ekstra, penurunan nadi setiap 2-4 jam
Rasional: Disritmia khusus lebih jelas terdeteksi dengan pendengaran dari pada
dengan palpasi. Pendenganaran terhadap bunyi jantung ekstra atau
penurunan nadi membantu mengidentifikasi disritmia pada pasien
tak terpantau.

11
- Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan. Laporkan
variasi penting pada TD/frekuensi nadi, kesamaan, pernafasan, perubahan pada
warna kulit/suhu, tingkat kesadaran/sensori, dan haluaran urine selama episode
disritmia.
Rasional : Meskipun tidak semua disritmia mengancam hidup, penanganan cepat
untuk mengakhiri disritmia diperlukan pada adanya gangguan
curah jantung dan perfusi jaringan.
- Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama fase
akut.
Rasional : Penurunan rangsang dan penghilangan stress akibat katekolamin, yang
menyebabkan/meningkatkan disritmia dan vasokonstriksi serta
meningkatkan kerja miokardia.
- Ajarkan pasien untuk mengalihkan pikiran dari hal-hal yang menyebab kan stress
seperti baca, nonton tv, mendengarkan musik
Rasional : Meningkatkan partisipasi pasien dalam mengekluarkan beberapa rasa
control dalam situasi penuh stress.
- Siapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi
Rasional : Terjadinya disritmia yang mengancam, hidup memerlukan upaya
intervensi untuk mencegah kerusakan iskemia/ kematian.
- Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
Rasional : Meningkatkan jumlah sediaan oksigen untuk miokard, yang
menurunkan iritabilitas yang disebabkan oleh hipoksia.
- Siapkan untuk/bantu penanaman otomatik kardioverter atau defibrillator (AICD)
bila diindikasikan.
Rasional : alat ini melalui pembedahan ditanam pada pasien dengan disritmia
berulang yang mengancam hidup meskipun diberi obat terapi secara
hati-hati.

b) Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan


Goal : klien tidak akan mengalami nyeri selama dalam perawatan.
Obyektif : klien tidak akan mengalami iskemia jantung selama dalam perawatan.
Outcomes :
- klien tidak akan salah persepsi
- dapat memperbaiki program sebelumnya
- tidak terjadi komplikasi.

Perencanaan dan rasional :

12
- Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan awitan dan factor pemberat dan
penurun.Perhatikan petunjuk nonverbal ketidak nyamanan
Rasional : Nyeri secara khas terletak subternal dan dapat menyebar keleher dan
punggung. Namun ini berbeda dari iskemia infark miokard. Pada
nyeri ini dapat memburuk pada inspirasi dalam, gerakan atau
berbaring dan hilang dengan duduk tegak/membungkuk.
- Berikan lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan mis: perubahan posisi,
masasage punggung,kompres hangat dingin, dukungan emosional
Rasional : Untuk menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional pasien.
- Berikan aktivitas hiburan yang tepat
Rasional : mengarahkan perhatian, memberikan distraksi dalam tingkat aktivitas
individu
- Berikan obat-obatan sesuai indikasi nyeri
Rasional : untuk menghilangkan nyeri dan respon inflamasi

c) Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan/kelelahan

Goal : klien akan meningkatkan toleransi dalam aktivitas selama dalam perawatan.

Objektif : klien tidak akan mengalami kelelahan selama dalam perawatan.

Outcomes :

- Pasien tidak akan mengeluh nyeri dada


- klien tidak merasa gelisah.

Perencanaan dan rasional :

- Pantau respon pasien terhadap aktivitas


Rasional : Dapat mempengaruhi aktivitas curah jantung
- Pantau frekuensi jantung,TD, pernapasan setelah aktivitas
Rasional : Membantu menentukan derajat kompensasi jantung dan pulmonal,
penurunan TD, takikardi,disritmia dan takipneu adalah indikatif
dari kerusakan toleransi terhadap aktivitas
- Pertahankan tirah baring selama periode demam dan sesuai indikasi
Rasional : Meningkatkan resolusi inflamasi selama faseakut dari
perikarditis/endokarditis

13
- Bantu pasien dalam program latihan aktivitas
Rasional : Saat inflamasi/ kondisi dasar teratasi, pasien mungkin mampu
melakukan aktivitas yang diinginkan

d) Kurang pengetahuan tentang penyebab/kondisi pengobatan berhubungan dengan kurang


informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi; tidak mengenal sumber
informasi; kurang mengingat
Goal : klien akan meningkatkan pengetahuan tentang penyebab/kondisi pengobatan
Objektif : klien tidak akan mengalami kurang informasi/salah pengertian kondisi
medis/kebutuhan terapi; mengenal sumber informasi; mengingat selama dalam
perawatan.
Outcomes :
- klien tidak akan mengeluh lemah dan pusing
- klien tidak tampak dispnea, pucat
- klien tidak akan mengeluh letih akibat aktivitas.
Perencanaan dan rasional :
- Pantau ulang fungsi jantung normal/konduksi eliktrikal
Rasional : Memeberikan dasar pengetahuan untuk memahami variasi individual
dan memahami alasan intervensi terapeutik
- Jelaskan/tekankan masalah disritmia khusus dan tindakan terapeutik pada
pasien/orang terdekat
Rasional : Informasi terus-menerus/baru dapat menurunkan cemas sehubungan
dnegan ketidaktahuan dan menyiapkan pasien/orang terdekat.
Pendidikan pada orang terdekat mungkin penting bila pasien lansia,
mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran, atau tak
mampu atau tak minat belajar/mengikuti instruksi. Penjelasan
berulang mungkin diperlukan, karena kecemasan dan/atau
hambatan informasi baru dapat menghambat/membatasi belajar.
- Bantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung
Rasional :Pacu sementara mungkin perlu untuk neningkatkan pembentukan
impuls atau menghambat takidisritmia dan aktivitas ektopik supaya
mempertahankan fungsi kardiovaskuler sampai pacu spontan
diperbaiki atau pacuan permanent dilakukan.
- Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan berlebihan. Identifikasi
tanda/gejala yang memerlukan aktivitas cepat, contoh pusing, silau, dispnea, nyeri
dada.

14
Rasional : Bila disritmia ditangani dengan tepat, aktivitas normal harus dilakukan.
Program latihan berguna dalam memperbaiki kesehatan
kardiovaskuler.

e) Risiko terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan inadekuat suplay


oksigen ke jaringan.
Goal : klien tidak akan mengalami resiko terhadap perubahan perfusi jaringan selama
dalam perawatan.
Objektif : klien akan meningkatkan adekuat supli oksigen ke dalam jaringan selama
dalam perawatan.
Outcomes :
- suhu kulit normal
- klien tak tampak pucat
- tekanan darah normal
- Tidak terjadi edema.
Perencanaan dan rasional :
- Selidiki nyeri dada,dispnea tiba-tiba yang disertai dengan takipnea, nyeri
pleuritik,sianosis pucat
Rasional : Emboli arteri. Mempengaruhi jantung dapat terjadi sebagai akibat
penyakit katup dan disritmia kronis.
- Observasi ekstremitas terhadap edema, eroitema
Rasional : Ketidakaktifan/tirah baring lama mencetuskan stasis vena,
meningkatkan resiko pembentukan trombosis vena
- Observasi hematuri
Rasional : Menandakan emboli ginjal
- Perhatikan nyeri abdomen kiri atas
Rasional : menandakan emboli splenik

4. Tindakan keperawatan / implementasi


a) Diagnosa : Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
gangguan konduksi eliktrikal; penurunan kontraktilitas miokardial.

Tindakan keperawatan :
- Meraba nadi (radial, carotid, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan,
amplitude (penuh/kuat) dan simetris. Mencatat adanya pulsus alternan, nadi
bigeminal, atau deficit nadi.
- Auskultasi bunyi jantung, mencatat frekuensi, irama. mencatat adaya denyut
jantung ekstra, penurunan nadi.
- Memantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan.
Melaporkan variasi penting pada TD/frekuensi nadi, kesamaan, pernafasan,

15
perubahan pada warna kulit/suhu, tingkat kesadaran/sensori, dan haluaran urine
selama episode disritmia.
- Memberikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama
fase akut.
- Menyiapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi
- Memberikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
- menyiapkan untuk/bantu penanaman otomatik kardioverter atau defibrillator
(AICD) bila diindikasikan.

b) Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan


- Menyelidiki keluhan nyeri dada, perhatikan awitan dan factor pemberat dan
penurun. memperhatikan petunjuk nonverbal ketidak nyamanan.
- Memberikan lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan mis: perubahan
posisi, masasage punggung,kompres hangat dingin, dukungan emosional
- Memberikan obat-obatan sesuai indikasi nyeri
c) Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan/kelelahan
- Memantau respon pasien terhadap aktivitas
- Memantau frekuensi jantung,TD, pernapasan setelah aktivitas
- Mempertahankan tirah baring selama periode demam dan sesuai indikasi
- Membantu pasien dalam program latihan aktivitas
d) Kurang pengetahuan tentang penyebab/kondisi pengobatan berhubungan dengan kurang
informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi; tidak mengenal sumber
informasi; kurang mengingat
- Memantau ulang fungsi jantung normal/konduksi eliktrikal
- Menjelaskan masalah disritmia khusus dan tindakan terapeutik pada pasien/orang
terdekat
- Membantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung
- Mendorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan berlebihan.
mengidentifikasi tanda/gejala yang memerlukan aktivitas cepat, contoh pusing,
silau, dispnea, nyeri dada.

e) Risiko terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan inadekuat suplay


oksigen ke jaringan.
- Menyelidiki nyeri dada,dispnea tiba-tiba yang disertai dengan takipnea, nyeri
pleuritik,sianosis pucat
- Mengobservasi ekstremitas terhadap edema, eroitema
- Mengobservasi hematuri
- Memperhatikan nyeri abdomen kiri atas

5) Evaluasi Keperawatan

16
a) Kecemasan berkurang
- Mengekspresikan sikap positif mengenai hidup dengan distrimia
- Mengekspresikan rasa percaya diri karena telah memahami apa yang harus di
kerjakan bila terjadi keadaan gawat darurat.

b) Menyampaikan pengetahuan tentang distrimia dan pelaksanaanya


- Menjelaskan distrimia dan efeknya pada curah jantung
- Menyebutkan dengan jelas rasional program pengobatan dan menjelaskan
perlunya kadar serum obat teraperik.
- Menyebutkan tindakan yang harus di ambil bila terjadi keadaan gawat darurat

c) Tidak memperlihatkan tanda-tanda komplikasi


- Memperlihatkan episode distrimia dengan jumlah minimal
- Memperlihatkan tekanan darah, nadi dan pernapasan dalam parameter yang
normal tanpa variasi yang telalu luas.

6) Pendidikan Pasien
Gejala : Factor risiko keluarga, contoh, penyakit jantung, stroke
Penggunaan/ tak menggunakan obat yang diresepkan, contoh obat jantung
(digitalis); antikoagulan (Coumadin); atau obat yang dijual bebas, sirup batuk
dan analgesic berisi ASA.
Kurang pemahaman tentang proses penyakit atau program terapeutik.
Adanya kegagalan untuk memperbaiki, distrimia berulang atau tak dapat sembuh
yang mengancam hidup.
Pertimbangan : DRG menunjukan rerata lama dirawat 3,2 hari
Rencana Pemulangan : Perubahan Penggunaan obat atau terapi.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Pricillia, lemon dan haren burke. 1996. Medikal Surgical Nursing . Jilid 1.

Kadana. US Amerika

2. Pricillia, lemon dan haren burke. 1996. Medikal Surgical Nursing . Jilid 2.

Kadana. US Amerika

3. Gamenda, debra. 1996. Manual Medikal Surgical Nursing. US Amerika


4. Hudak dan Gallo.1997. Keperawatan Kritis. Vol.1. EGC. Jakarta
5. Doengoes, dkk. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan. Ed. 3. EGC. Jakarta
6. Price dan Wilson. 2005. PatofisiologiVol.1. EGC. Jakarta
7. Ruhyanudin. 2006. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
kardiovaskuler. Malang.
8. Carpenito. 2000 Diagnosa Keperawatan ed. 8. EGC. Jakarta

18

Anda mungkin juga menyukai