Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

MASALAH KEPERAWATAN ANAK


(KASUS SEDERHANA)

PENGERTIAN
Diare adalah peningkatan jumlah feses dan peningkatan pengeluaran feses
yang cair dan tidak berbentuk. Diare adalah gejala gangguan yang mempengaruhi
proses pencernaan, obserpsi, dan sekresi di dalam saluran GL. Isi usus terlalu cepat
keluar melalui usus halus dan kolon sehingga obserpsi cairan yang biasa tidak dapat
berlangsung. Iritasi di dalam kolon dapat menyebabkan peningkatan sekresi lendir.
Akibatnya feses menjadi lebih encer sehingga menjadi tidak mampu mengontrol
keinginan untuk defekasi.

PENYEBAB
Kondisi Efek Fisiologis
Stres emosional (ansietas). Peningkatan motolitas usus.

Infeksi usus (streptokokus atau Imflamasi mukosa usus, peningkatan


stafilokokus enteritis). sekresi lendir di kolon.

Alergi makanan Pengurangan pencernaan elemen


makanan.

Intoleransi makanan (makanan Peningkatan motolitas usus, peningkatan


berminyak, kopi, alkohol, makanan sekresi lendir di kolon.
pedas).

Selang pemberian makanan Hiperosmolalitas beberapa larutan


enteral dapat menyebabka diare, karena
cairan hiperosmolar menarik cairan ke
dalam saluran GL.

Obat-obatan zat besi antibiotik Iritasi mukosa usus suprainfeksi


memungkinkan pertumbuhan flora
normal yang berlebihan, inflamansi dan
iritasi mukosa.

Laksatif (jangka pendek) penyakit kolon Peningkatan motilitas usus inflamansi


(kolitis, penyakit crohn). dan ulserasi dinding usus, berkurangnya
absorbsi cairan. Meningkatnya motolitas
usus

Perubahan melalui pembedahan Hilangnya fungsi resevoar, lambung,


gastrektomi absorbsi yang tidak tepat karena
makanan dipindahkan ke duodenum
terlalu cepat.

Reaksi kolon Berkurang ukuran kolon, berkurangnya


jumlah permukaan untuk absorbsi.

TANDA DAN GEJALA


Sedikitnya BAB cair lebih dari 3 kali dalam sehari
Suara usus hiperaktif
Nyeri perut
Kram
Urgensi

PATOFISIOLOGI
Berhubungan dengan malabsorpsi atau inflamasi sekunder akibat :

- kwashiorkor - penyakit Crohn


- Gastritis - Kanker kolon
- Ulkus peptikum - Spastis kolon
- Divertikulitis - penyakit seliaka ( sprue )
- Kolitis ulserativa - Gangguan usus

Berhubungan dengan defisiensi laktase

Berhubungan dengan peningkatan peristaltik sekunder akibat peningkatan


kecepatan metabolik ( hipertiroidisme )

Berhubungan dengan sindrom dumping

Berhubungan dengan proses infeksi sekunder akibat :

-Trikinosis - Sigelosis
- Disentri - Demam tifoid
- Kolera - Hepatitis infeksiosa
- Malaria - Microsporidia
- Crytosporidium
Berhubungan dengan sekresi lemak yang berlebihan dalam fase sekunder
akibat disfungsi hepar

Berhubungan dengan inflamasi dan ulserasi mukosa gastrointestinal


sekunder akibat tingginya kadar pembungan nitrogen ( gagal ginjal )

PENATALAKSANAAN
Melakukan tindakan suportif umum untuk mempertahankan status cairan dan
keseimbangan elektrolit.

Mengabsorbsi manifesti sistemik, seperti demam, leukosostosis, defisist


volume cairan, hipokalemia dan asedosis metabolik.

Mengidentifikasi hubungan antara awitan diare dan di mulainya oemberian


makan secara enteral.

Melaporkan gejala-gejala yang tepat cepat dan memperhatikan adanya


hubungan kejadian diare dengan konsumsi obat-obatan hiperosmolar yang
baru diberikan atau di berikan secara kontinu.

Konsultasi obat-nutrisi dan program-program alternatif.

Pertahankan integritas kulit perinium.

CONTOH KASUS
An. Adi ( 5 tahun ) di bawah ibunya ke UGD RSUD Joh.kupang dengan keluhan :
BAB 7 x sejak pagi konsistensi Encer, muntah 5 x, tiap kali makan dimuntahkan
sudah di kaji larutan gula-garam tapi tetap. Keadaan umum : tampak
lemah,pucat,mata cekung, turgor jelek, membran mukosa jelek, panas.TTV : RR :
30x/mnt, Nadi : 125x/mnt, suhu : 38c.
A. ANALISA DATA

NO MASALAH ETIOLOGI DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

1 Kekurangan Muntah dan Diare. Mengeluh BAB 7x -keadaan umum


volume cairan. sejak pagi lemah,pucat,mata
konsistensi encer, cekung,turgor
muntah 5x, tiap kali jelek,membran
makan dimuntahkan. mukosa jelek,panas.

-TTV : RR : 30x/mnt.

-Denyut nadi
125x/mnt

-Suhu 38c.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan b.d muntah dan diare

DS : mengeluh BAB 7x sejak pagi konsistensi encer, muntah 5x, tiap


Kali makan di muntahkan.
DO : keadaan umum lemah, pucat,mata cekung,turgor jelek, membran
Mukosa jelek, panas.TTV : RR : 30x/mnt, Nadi : 125x/mnt,
Suhu : 38c.

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENS RASIONAL
O KEPERAWATA I
GOAL OBJECTIV OUTCOMES
N DAN DATA
E
PENDUKUNG
1 Kekurangan Klien akan Klien tidak - Tidak adanya 1. Pantau 1. Asupan dan
volume cairan meningkata akan stres dan asupan dan haluaran cairan
b.d muntah dan n volume mengalami cemas tinggi. haluaran menentukan
diare cairan yang muntah - Tidak adanya cairan anak. status hidrasi
adekuat dan diare alkholik. anak dan
selama - Tidak adanya menjadi
dalam keracunan. pedoman dalam
perawatan - Tidak adanya terapi pergantia
penyalahguna cairan.
an laksatit.
- Tidaka
adanya
2. Timbang
pemberian
berat badan
makan melalui
anak setiap 2. Berat badan
selang.
hari. secara langsun
- Tidak adanya
mengukur statu
efek samping
hidrasi.
obat.
- Tidak adanya
kontaminasi. 3. Kaji warna
- Tidak adanya kulit anak,
traveling. turgor kulit, 3. KuIit pucat,
- Tidak adanya tinggkat turgor kulit buru
inflamasi. kesadaran, penurunan
- Tidak adanya
waktu tingkat
malabsorbsi.
pengisian kesadaran ,
- Tidak adanya
ulang kapiler, peningkatan
proses infeksi.
- Tidak adanya dan pengisian ulang
iritasi. membran kapiler, dan
- Tidak adanya mukosa, memran mukos
parasit. pada setiap kering
pergantian mengindikasika
dinas. dehidrasi.
Beritahu
diokter
dengan
segera,
sertiap
perubahan
signifikan
pada status
anak.

4. Pantau
4. Deman
anak untuk
meningkatkan
mendeteksi
dehidrasi dan
deman.
dapat
menandakan
infeksi.
5. Pantau
kadar
elektrolit 5. Kadar elektro
serum anak. serum yang
abnormal
mengindikasika
ketidakseimban
an cairan yang
membutuhkan
terapi segera.
6. Beri
larutan
6. Larutan
elektrolit per-
elektrolit per-or
oral
dapat
(misalnya,
mengantikan
pedialyte)
cairan dan
sesuai
elektrolit yang
program.
hilang akibat
muntah dan
diare.

7.Pertahank
an akses
7. Anak
intravena
membutuhkan
yang paten
cairan intravena
dan beri
jika mengalami
larutan
dehidrasi atau
intarvena,
berisiko
sesuai
mengalami
program.
dehidrasi.
Namun, infusi
yang terlalu
cepat dapat
menyebabkan
kelebihan beba
cairan.

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

N Diagnosa keperawatan Tindakan keperawatan


o
1. Kekurangan volume cairan a. Jam 09.15 memantau asupan dan haluaran
b.d muntah dan diare cairan anak.
b. Jam 09.20 menimbang berat badan anak
c. Jam 09.20 mengkaji warna kulit anak, turgor
kulit, tingkat kesadaran, waktu pengisian
ulang kapiler, dan membran mukosa, pada
setiap pergantian dinas. Beri tahu dokter
segera, setiap perubahan seknifikan pada
status anak.
d. Jam 09.25 memantau anak untuk mendeteksi
demam.
e. Jam 09.30 memantau kadar elektrolit serum
anak.
f. Jam 10.15 memberikan larutan elektrolit
per oral ( misalnya, pedialyte), sesuai
program.
g. Jam 12.00 mempertahankan akses intervena
paten dan beri larutan intervena, sesuai
program.

E. EVALUASI KEPERAWATAN
NO DIOGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI ( CATATAN PERKEMBANGAN
: SOAP )
1. Kekurangan volume cairan b.d S : Mengatakan BAB 7x sejak pagi
muntah dan diare konsistensi encer, muntah 5x, tiap
kali makan dimuntahkan.
O : keadaan umum lemah,pucat,mata
cekung,turgor jelek,membran mukosa
jelek,panas. TTV : RR : 30x/mnt.
Denyut nadi 125x/mnt, Suhu 38c.
A : Masalah kekurangan volume cairan
b.d muntah dan diare
P : Rencana intervensi nomor a,b,c,d,e,f,
di pertahankan sedangkan nomor g di
hentikan.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
ANAK (KASUS SEDERHANA)
OLEH:
IKE RAHMAYAWATI BUSA
IMANUEL FAOT
JEFFRIANUS BOY

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG 2011

Anda mungkin juga menyukai