Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PENYULUHAN DAN DETEKSI HIPERTENSI DESA BONTO TALLASA


KKN-PROFESI ANGKATAN III
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2016
A. Latar Belakang

Hipertensi didefinisikan sebagai suatu keadaan tekanan darah persisten dimana


tekanan darah sistolik 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik 90mmHg.
Penderita hipertensi sangat heterogen karena diderita oleh berbagai orang yang
datang dari berbagai sub kelompok berisiko di dalam masyarakat. Hal ini
menunjukkan bahwa hipertensi memiliki faktor risiko yang sangat beragam, baik itu
yang bersifat endogen seperti neurotransmitter, hormon, dan genetik, maupun yang
bersifat eksogen, seperti rokok, nutrisi dan stress.

Berdasarkan data Global Burden of Disease pada tahun 2000, 50% penyakit
kardiovaskular disebabkan oleh hipertensi. Dan menurut Riset Kesehatan Dasar 2007
hipertensi merupakan penyebab kematian ketiga terbesar di Indonesia.

Secara global kasus hipertensi terus meningkat di berbagai negara. Di Amerika


Serikat prevalensi hipertensi berdasarkan Third National Health and Nutrition
Examination Survey (NHANES) tahun 1999-2004 adalah 28,9%, Di Philipina (1993)
22%, Malaysia (1996) 29,9%, Vietnam pada tahun 2004 mencapai 34,5%, dan
Singapura (2004) 24,9%. Di Indonesia, Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
tahun 2001 menunjukkan bahwa 8,3% penduduk menderita hipertensi dan meningkat
menjadi 27,5% pada tahun 2004. Dan pada tahun 2007 menurut laporan Riset
Kesehatan Dasar prevalensi hipertensi pada usia lebih dari 18 tahun adalah sebesar
31,7%. Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena
alasan penyakit tertentu, sehingga sering disebut sebagai Silent Killer. Tanpa
disadari penderita mengalami komplikasi pada organ-organ vital seperti jantung, otak
ataupun ginjal. Gejala-gejala akibat hipertensi, seperti pusing, gangguan penglihatan,
dan sakit kepala seringkali terjadi pada saat hipertensi sudah lanjut disaat tekanan
darah sudah mencapai angka tertentu yang bermakna.
Dalam hal antisipasi untuk pencegahan hipertensi ini yang sangat perlu
diperhatikan adalah dengan memberikan penyuluhan kesehatan pada penderita
hipertensi. Penyuluhan kesehatan pada penderita hipertensi merupakan suatu hal
yang amat penting dalam mengontrol tekanan darah penderita hipertensi dan
mencegah atau setidaknya menghambat munculnya penyulit kronik maupun penyulit
akut yang ditakuti oleh penderita.

Penyuluhan diperlukan karena hipertensi berhubungan dengan gaya hidup.


Pengobatan hipertensi memerlukan keseimbangan antara beberapa kegiatan yang
merupakan bagian intergral dari kegiatan rutin sehari-hari seperti makan, tidur
bekerja dan lain-lain. Pengaturan jumlah serta jenis makanan serta olah raga oleh
pasien serta keluarganya. Berhasilnya pengobatan hipertensi tergantung pada kerja
sama antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Pasien yang
mempunyai pengetahuan cukup tentang hipertensi, kemudian selanjutnya mengubah
perilakunya, akan dapat mengendalikan kondisinyasehingga ia dapat hidup tetap
sehat.

B. Tujuan Pelaksanaan Kegiatan

a. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat dusun Pakere dan dusun
Bonto desa Bonto Tallasa tentang hipertensi serta pencegahan yang dapat
dilakukan.
b. Tujuan Khusus
Setelah kegiatan penyuluhan, sasaran mampu:
Mengetahui definisi hipertensi
Mengenali kriteria tekanan darah
Mengetahui penyebab hipertensi
Mengenali tanda dan gejala hipertensi
Mengetahui siapa dan apa saja faktor resiko hipertensi
Mengetahui apa saja komplikasi yang dapat terjadi pada penderita
hipertensi
Mengetahui bagaimana cara mengobati dan mencegah hipertensi
C. Ruang Lingkup Kegiatan
a. Penyuluh
Penyuluh dalam kegiatan ini ialah Mahasiswi Fakultas Kedokteran
Umum Universitas Muslim Indonesia angkatan 2013.
b. Materi Penyuluhan (terlampir)
Materi penyuluhan berupa
1) Definisi hipertensi
2) Kriteria tekanan darah
3) Penyebab hipertensi
4) Tanda dan Gejala hipertensi
5) Faktor Risiko hipertensi
6) Komplikasi
7) Pengobatan dan Pencegahan hipertensi
c. Metode Penyuluhan
Ceramah
d. Peserta

Peserta berjumlah 73 orang yang berasal dari masyarakat dusun Bonto


dan Pakere desa Bonto Tallasa yang sebagian besar ialah Lansia

D. Target Luaran
Setelah dilakukannya penyuluhan ini, diharapkan masyarakat desa
Tenrigangkae dusun Bombongi dapat mengetahui dan memahami tentang
Hipertensi dan bagaimana cara mencegah serta mengobatinya.
E. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Tempat : 1. Posyandu dusun Bonto, Desa Bonto Tallasa


2. Masjid Nurul Amin
Hari, tanggal : 1. Jumat, 18 November 2016
2. Senin, 21 November 2016
Pukul : 10.00 WITA - selesai

F. Lampiran
Materi Penyuluhan
Absen Peserta
Dokumentasi Kegiatan

MATERI PENYULUHAN HIPERTENSI

A. Pengertian Hipertensi
Hampir semua consensus/ pedoman utama baik dari dalam walaupun luar
negeri, menyatakan bahwa seseorang akan dikatakan hipertensi bila memiliki
tekanan darah sistolik 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik 90 mmHg,
pada pemeriksaan yang berulang. Tekanan darah sistolik merupakan pengukuran
utama yang menjadi dasar penentuan diagnosis hipertensi.Kriteria Tekanan Darah
TEKANAN DARAH SISTOLIK (mmHg) DIASTOLIK (mmHg)
Hipotensi Dibawah 90 Dibawah 60
Normal 90-120 60-80
Prehipertensi 120-140 80-90
Hipertensi stadium 1 140-160 90-100
Hipertensi stadium 2 Diatas 160 Diatas 100

B. Penyebab Hipertensi
1. Penyakit ginjal
2. Gangguan pembuluh darah
3. Penyakit endokrin
4. Obat-obatan
5. Kehamilan
6. Gangguan tidur

C. Tanda dan Gejala

Keluhan : mulai dari tidak bergejala sampai dengan bergejala antara lain,
sakit/nyeri kepala, gelisah, jantung berdebar-debar, pusing, leher kaku,
penglihatan kaku, penglihatan kabur, dan rasa sakit pada dada

Pemeriksaan Fisik : Pasien terlihat sakit ringan-berat, Tekanan Darah meningkat,


Nadi tidak normal. Status neurologis menurun apabila pernah terserang strok

D. Faktor Risiko

Faktor resiko dapat dibedakan dalam 2 kelompok, yaitu yang dapat dimodifikasi
dan yang tidak dapat dimodifikasi. Hal yang tidak dapat dimodifikasi adalah
umur, jenis kelamin, riwayat hipertensi, dan riwayat penyakit kardiovaskular
dalam keluarga. Sedangkan yang dapat dimodifikasi adalah riwayat pola makan
(konsumsi garam berlebihan), konsumsi alkohol berlebihan, aktifitas fisik kurang,
kebiasaan merokok, obesitas, dislipidemia, diabetes melitus, dan psikososial atau
stres.

E. Komplikasi
1. Penyakit jantung koroner
2. Glaukoma
3. Stroke
4. Proteinuria dan Gangguan ginjal
5. Kelumpuhan
6. Hipertrofi Ventrikel Kiri
7. Retinopati
8. TIA
9. Gagal Jantung.

F. Terapi
1. Modifikasi gaya hidup
- Menurunkan berat badan
- Diet DASH
- Diet rendah garam
- Olahraga teratur
- Menghindari minuman beralkohol
2. Obat-obatan
- Thiazid
- ACEI/ARBs
- Beta Blockers
- Calcium Channel Blockers

G. Pencegahan hipertensi
Edukasi individu dan keluarga tentang pola hidup sehat untuk mencegah dan
mengontrol hipertensi seperti :
Gizi seimbang dan pembatasan gula, garam dan lemak (Dietary Approaches
to Stop Hypertension)
Stop merokok
Membatasi konsumsi alkohol (bagi yang minum)
Menerapkan gaya hidup sehat
Mengendalikan stress dan selalu menciptakan suasana damai
Membatasi konsumsi kafein dan kurangi konsumsi garam
Olahraga teratur dan menurunkan berat badan bila kegemukan
Rutin memeriksa tekanan darah

H. TAKE HOME MESSAGE


Diharapkan masyarakat dapat menjaga pola makannya terutama makanan
yang mengandung gula, garam, dan lemak.
Pasien dapat memulai pola hidup yang sesuai dan menjaga olahraga serta
aktivitasnya.
Diharapkan pasien secara rutin memeriksakan kesehatannya terkhusus
tekanan darah.
Diharapkan pasien yang telah terdiagnosis hipertensi juga dapat menjaga
pola hidupnya serta rutin mengontrol tekanan darahnya beserta obat-obat
yang dikonsumsi.

DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai