Anda di halaman 1dari 2

Berdasarkan hasil, penulis menyimpulkan bahwa anak-anak tanpa diagnostik

studi AS dan tanpa leukositosis mungkin aman menghindari pemeriksaan diagnostik


lebih lanjut untuk terdiagnosis AA [27]. Hasil serupa telah dilaporkan untuk 526 dari
968 anak-anak dengan incomplete visualized appendicis dan kecurigaan klinis dari
AA. Dari 526 pasien ini, 59% dilepas 11% dikirim ke ruang OK dan 30% dirawat
kerumah sakit untuk observasi lanjut. Akhirnya, 15,6% dari anak2 dengan
incomplete visualization dari appendixnya telah didiagnosis AA, tetapi hanya 0,3%
dari anak2 dipulangkan setelah terdiagnosis AA.

Dalam penelitian retrospektif lain pada anak2, appendix tidak dapat di


visualisasi di 241 penelitian (38%). Penulis menganalisa tanda2 US sekunder,
seperti jumlah cairan bebas intraabdomen, phlegmon, dan perubahan lemak
inflamasi pericaecal. Dalam penelitian ini, tanda2 sekunder mempunyai spesifitas
besar (98-100%) untuk penegakan diagnosis AA.

Shah et al melaporkan melaporkan jenis dan kejadian yang terungkap


dengan short-interval CT setelah non visualisasi dari appendix oleh US pada pasien
yang terduga AA dfan temuan lain US. Pada analisis retrospektif, 250 dari 318
pasien (78,6%) ditemukan normal di CT. appendicitis didiagnosis dengan CT pada
16,4% dari pasien, dan 5% lain dari populasi penelitian mempunyai diagnosis
penting, dan diharuskan dilakukan operasi secepatnya pada 0,6%. Menurut data,
para penulis berargumen untuk perkembangan metode clinical triage untuk
membedakan pasien yang mungkin mendapatkan manfaat dari short-interval CT.
Penelitian akhir2 ini melaporkan keuntungan kecil dari tambahn CT saat nilai clinical
appendicitis<6, dan US tidak memperlihatkan appendix atau bukti inflamasi.
Investigasi lain memperlihatkan keselamatan penyakit dari anak2 yang menderita
non-visualization dari appendix di US. Kurang dari 0,3% dari anak2 yang terkena
penyakit ini mempunyai diagnosis akhir AA.

Diagnostic algorithms

Dalam rangka menjaga dosis radiasi dan biaya yang rendah, banyak macam
algorithma yang baru2 ini di publikasi untuk pasien yang diduga AA. Ramajaran et
al melaporkan hasil analisis retrospektifnya untuk yang terduga AA, pada anak2 di
rumah sakit, lebih dari 6 tahun. Jalan mereka didirikan di US sebagai modalitas
awal, dan CT telah direkomendasi hanya jika US equivocal. 407 (60%) dari 680
pasien mengikuti jalan itu. 200 pasien dikelola secara definit tanpa CT. NAR 7%.

Sebuah protocol diimplementasikan pada anak lain di rumah sakit dengan


mempercayakan algoritma pada 24 jam US sebagai primary imaging study pada
anak dengan dugaan AA. Jumlah pemeriksaan CT perappendectomy menurun dari
42% ke 30% setelah implementasi dari protocol tersebut, pembimbingan untuk
menurunkan pencahayaan radiasi dan biaya imaging.

Another study reported on a set of clinical features that canrule out appendicitis in
patients with suspected AA and non-diagnostic US results [37]. Patients were
discharged after in-conclusive US if less than two predictors were present: malesex,
migration of pain to right lower quadrant, vomiting andleucocyte count >12.0 x
109/l and re-evaluated the next day.The implemented clinical decision rule reduced
the probabil-ity of AA in a large subgroup of patients with negative orinconclusive
US results [37].What if not only one initial US examination is performed,and an
initial equivocal US examination is followed by clini-cal reassessment, a short-
interval US and surgical consulta-tion? This algorithmwas studied prospectively in
294 childrenwith a suspicion of AA and a baseline paediatric appendicitisscore
2[38]. Of the 111 children with AA, 108 were identi-fied without use of CT. The
short-interval US confirmed or ruled out AA in 22 of 40 children with equivocal initial
US.

Anda mungkin juga menyukai