Anda di halaman 1dari 20

HOME VISITE

Oleh:

1. TARI FEBRI SARI 201520401011129


2. IMANIYAH HUSNI 201520401011167
3. ZHAFRANTO DWI ROSATYA 201520401011143
4. JUNITA ANGGRAINI 201520401011154
5. FAKHRUR ROZI 201520401011141
6. STEVYANA SURYARAHMAN 201520401011108
7. ELIYATUL FARIDA NURHANNA 201520401011102

Pembimbing :

Dr. IWAN SYS, Sp.KJ

SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

2016
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan kunjungan Rumah

Nama Pasien : Tn. M

Nomor Registrasi : 04-28-39

Alamat : Jalan Kedung mangu selatan 8/1 RT/RW 12/03 Kenjeran,

Surabaya

Pelaksana kunjungan rumah:

1. Tari Febri Sari 201520401011129


2. Imaniyah Husni 201520401011167
3. Zhafranto Dwi Rosatya 201520401011143
4. Junita Anggraini 201520401011154
5. Fakhrur Rozi 201520401011141
6. Stevyana Suryarahman 201520401011108
7. Eliyatul Farida Nurhanna 201520401011102

Hari/tanggal dan jam kunjungan : Selasa, 20 September 2016, 18.00 WIB

Diterima dan Disetujui

Oleh Dokter Ruang Kenari

dr. Soerya Pranoto Sp.KJ


BAB 1

PENDAHULUAN

Kunjungan rumah adalah kedatangan petugas kesehatan ke rumah pasien


untuk lebih mengenal kehidupan pasien dan atau memberikan pertolongan
kedokteran sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasien. Ruang lingkup
kegiatan pada kunjungan rumah untuk lebih mengenal kehidupan pasien serta
melakukan kunjungan untuk menilai kondisi lingkungan tempat tinggal pasien.
Selain itu ruang lingkup kunjungan pasien ke rumah hanya untuk lebih mengenal
kehidupan pasien serta melakukan pertolongan kedokteran yang bersifat rawat
jalan saja. Karakteristik home visite adalah mempriolitaskan preventif dan
promotif tanpa mengabaikan kuratif dan rehablitatif, cara pelayanan tidak
terkotak-kotak, terpadu dan berkesinambungan serta pendekatan pelayanan secara
menyeluruh.

Pada kepaniteraan klinik bagian psikiatri dilakukan home visite atau


kunjungan rumah. Hal ini merupakan salah satu kegiatan yang digunakan untuk
lebih mendekatkan dokter muda dengan lingkungan yang menjadi tempat tinggal
pasien serta berinteraksi langsung dengan masyarakat agar dapat mengetahui
berbagai faktor yang berhubungan dengan pasien dan bertujuan untuk
mempelajari lebih lanjut faktor yang mempengaruhi kesembuhan pasien.
Identifikasi faktor tersebut didapat melalui data keluarga pasien dan lingkungan
disekitar pasien, sehingga dapat direncanakan rencana intervensi selanjutnya.

Kasus yang dipilih oleh penulis yaitu kasus dari Tn. M dengan diagnosa
gangguan waham (F22.0). Dengan melakukan home visite psikiatri terhadap
pasien Tn.M, diharapkan bisa didapatkan faktor-faktor apa saja dari keluarga
lingkungan yang berperan besar terhadap proses kesembuhan pasien .
BAB 2

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH

1. STATUS PASIEN
Tn. M, 41 tahun bertempat tinggal di jalan Kedung mangu selatan 8/1 RT/RW
12/03 Kenjeran, Surabaya. Pasien pernah MRS di RSJ Menur Surabaya .
Pada hari Selasa, 20 September 2016 Dokter Muda melakukan home visite ke
rumah pasien dimana rumah pasien berada di sebuah gang kecil di pinggiran
kota Surabaya.
2. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Tn. M
b. No registrasi : 04-28-39
c. Umur : 41 tahun
d. Jenis kelamin : Laki-laki
e. Suku bangsa : Madura
f. Pendidikan : SD
g. Pekerjaan : Tidak bekerja
h. Stastus pernikahan : Menikah
i. Alamat : Kedung mangu selatan 8/1
RT/RW 12/03 Kec. Kenjeran, Surabaya
j. Diagnosis : Gangguan Waham (F22.0)
3. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama : Marah-marah
b. Autoanamnesis :
Pasien mengaku marah-marah dan merasa curiga kepada istri
pasien. Pasien juga mengaku bahwa pasien melakukan hal tersebut karena
keinginan dari dalam hati pasien namun pasien tidak tahu alasan pasien
bertindak seperti itu. Pasien juga mengaku sulit tidur. Pasien tidak mau
minum obatnya lagi karena menurut pasien obat tersebut membuat pasien
cepat mengatuk sehingga mengganggu pekerjaan pasien.

c. Heteroanamnesis (Ny. T merupakan istri pasien)


Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien marah-marah sejak 1 bulan yang lalu kepada istrinya
dengan alasan yang tidak jelas, pasien paham kalau pasien mudah marah
dan pasien juga mencurigai istrinya selingkuh dengan tetangga rumahnya,
namun hal tersebut disangkal oleh istrinya. Pasien juga sempat memukul
istri karena merasa marah kepada istrinya. Selain itu pasien sulit tidur
pada malam hari dan merasa gelisah. Kejadian tersebut dimulai saat
pasien tidak mau minum obat dan kontrol lagi. Setelah pasien marah
marah dengan istri, istri pasien langsung di antar pulang ke madura rumah
asal istrinya untuk bertemu keluarganya dan pasien kembali ke surabaya.
Saat itu belum ada perbincangan sebelumnya jika sang isteri mau diantar
pulang. Dari keterangan istri pasien takut jika berada dirumah sendirian.
Sepengetahuan istri setelah itu suaminya tidak bisa tidur, banyak diam
dan keesokan harinya pasien mengamuk dirumah. Akhirnya dibawa ke
RSJ Menur dengan kakak pasien sedangkan istri pasien dan anak masih
berada di Madura.
Gejala tambahan:
- Pasien juga sering berbicara sendiri
- Emosi pasien juga kadang tidak terkendali
- Ketika tidak ada kerjaan pasien lebih sering merokok
- Ketika dirumah sendirian terkadang pasien merasa ketakutan

d. Riwayat Penyakit Dahulu


- Trauma kapitis : Disangkal
- Kejang : Disangkal
- Diabetes Melitus : Disangkal
- Hipertensi : Disangkal
- NAPZA : Merokok 1 bungkus sehari
- Lainnya : Pasien pernah dirawat di RS Jiwa Menur Surabaya

e. Riwayat Hidup Pasien


1. Masa prenatal
Sewaktu hamil ibu pasien tidak sedang mangalami kelainan maupun
penyakit fisik. Selama hamil ibu pasien melakukan kegiatan seperti
biasa selama dirumah serta rajin kontrol ke puskesmas.
2. Masa natal
Pasien lahir normal di bidan, cukup bulan, setelah lahir menangis
spontan, berat lahir pasien 2800 gram.
3. Masa post natal
- Tumbuh kembang pasien seperti berdiri, berjalan dan berbicara
dalam batas normal dan tidak ada kelainan.
- Saat bayi tidak mengalami kejang, panas maupun penyakit serius.
- Saat balita pasien pernah mengalami panas badan selama 3 hari
diobati sendiri dan tidak MRS.
- Pasien tidak pernah mengalami cedera dan trauma kepala.
- Saat remaja dan dewasa pasien tidak pernah menggunakan obat-
obat terlarang.

f. Riwayat Pendidikan
Pasien pernah mengenyam pendidikan sampai lulus SD. Pasien tidak
melanjutkan sekolah katena beban ekonomi. Sejak itu pasien mencari
pekerjaan serabutan untuk membantu keluarganya.

g. Riwayat Pribadi
Pendidikan SD (tamat)
Pekerjaan : bekerja di pengepul kardus sebagai tukang lem. Selama sakit
pasien tidak berkerja.
Keluarga : di keluarga tidak ada yang sakit seperti ini.

Genogram

h. Susunan Keluarga

Ayah : Si (Alm)
Ibu : Sa
Penderita merupakan anak ketujuh dari delapan bersaudara
N Umu Pendidikan
Nama Status Stastus Pekerjaan Kepribadian
o r Terakhir
Menika Tukang Pendiam,
1. Tn. M Pasien 41 th SD
h lem kardus tertutup
Menika
2. Ny. T Istri 37 th SD Pembantu Terbuka
h
3. An. H Anak 13 th SMP Belum Sekolah Terbuka
Menika
h
Belum
4. An. K Anak 6 th PAUD Menika Sekolah Terbuka
h

i. Faktor Herediter
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti pasien.

j. Faktor Premorbid
Pasien termasuk orang yang pendiam, tertutup, tidak mudah marah
Faktor yang memperberat:
- Keadaan sosial ekonomi yang kurang
- Pendidikan yang rendah
Faktor yang memperingan:
- Mendapat dukungan dari keluarga

k. Status Interna
Pemeriksaan Fisik
- Kesadaran : GCS 456
- Vital sign
o TD : 120/80 mmHg
o RR : 20/menit
o HR : 80 x/menit
o T : 37oC
- Status generalis
o Kepala/Leher : anemis (-), ikterik (-), sianosis (-), dispnue (-)
o Thorax :
Pulmo
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : stem fremitus simetris
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : vesikuler/vesikuler, rh -/-, wh -/-
Cor
Inspeksi : simetris
Perkusi :
Batas atas : setinggi ICS III midsternal
Batas kanan : setinggi ICS V parasternal kiri
Batas kiri : setinggi ICS V midlavicula kiri
Auskultasi : s1 s2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
o Abdomen :
Auskultasi : bising usus normal
Inspeksi : simetris
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba
o Ekstrermitas : Hangat, Kering, Merah, edema (-), sianosis (-)
l. Status Neurologis
1. GCS : 456
2. Meningeal sign : kaku kuduk (-)
3. Reflek Fisiologis

BPR : +2/+2 KPR : +2/+2

TPR : +2/+2 APR : +2/+2

4. Reflek Patologis
Babinsky : -/- Hoffman Trommer : -/-
Chaddock : -/- Gordon : -/-
Schaefner : -/- Oppenheim : -/-

m. Status Psikiatri
1. Kesan umum : laki-laki, wajah sesuai usia, cukup rapi
2. Kontak : mata ada, verbal, lancar, relevan
3. Kesadaran : compos mentis
4. Orientasi : waktu/tempat/orang baik
5. Daya ingat : kesan cukup
6. Afek/emosi : curiga/disforik
7. Proses berfikir : B = non realistik; A = inkoheren; I =waham curiga
8. Presepsi : halusinasi (-), ilusi (-)
9. Psikomotor : dalam batas normal
10. Kemauan : menurun
11. Tilikan :1

n. Diagnosis Mulitiaxial
1. AXIS I : Gangguan waham (F22.0) + ketidakpatuhan terhadap
pengobatan (Z91.1)
2. AXIS II : Pendiam
3. AXIS III : -
4. AXIS IV : putus pengobatan
5. AXIS V : GAF Scale 20-11 (bahaya mencederai diri/orang lain,
disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan mengurus dir)

o. Kesan Penerimaan
1. Sikap keluarga terhadap dokter muda sangat ramah, baik dan terbuka.
2. Kunjungan rumah diterima dengan baik oleh istri, anak pasien dan
tetangga disekitar rumah pasien.
3. Istri pasien menceritakan semua keseharian pasien dan riwayat
penyakit sebelumnya dengan baik dan terbuka.
4. Istri pasien mempersilahkan dokter muda untuk melihat semua
keadaan rumah sampai kamar pasien dan mengijinkan untuk
mengambil gambar.
5. Istri pasien dan tetangga rumah sekitar pasien menyakan bagaimana
keadaan dan perkembangan kejiwaan pasien selama di rawat di RS
Jiwa Menur Surabaya.

p. Hubungan dalam Keluarga


1. Pasien di rumah dekat dengan anak istrinya.
2. Pasien disayang oleh keluarganya.
3. Pasien juga sayang kepada saudara dan keluarga.

q. Sosial Ekonomi

Pasien tinggal dengan istri dan anak terakhirnya, pasien berasal dari
keluarga kurang mampu, pasien bekerja sebagai pengelem kardus dan
mendapatkan gaji Rp.75.000/hari, sedangkan istrinya sebagai pekerja di
salah satu laundry dengan penghasilan yang didapat Rp.20.000/hari.
Untuk biaya pengobatan dan perawatan pasien di RS Jiwa Menur
Surabaya menggunakan BPJS dan keluarga pasien.

r. Keadaan Rumah dan Lingkungan


1. Ukuran rumah : 4 meter x 10 meter (40m2)
2. Status rumah : milik sendiri
3. Bagunan rumah :
- Bagian dalam dinding rumah dan luar rumah terbuat dari tembok
permanen.
- Lantai rumah terbuat dari beton.
- Kamar mandi berdinding tembok, toilet rumah berada didalam
rumah, berlantai beton dan tidak ada WC.
4. Keterangan rumah:
- Rumah mempunyai 2 kamar tidur berjejer, kamar pertama adalah
kamar pasien beserta istri dan anaknya, kamar kedua adalah kamar
yang digunakan sebagai tempat beribadah dan meletakkan baju
maupun barang-barang keluarga.
- Kamar pasien dilengkapi kasur.
- Ruang tamu tertata rapi dilengkapi dengan televisi dan karpet
sebagai tempat duduk.
- Terdapat satu dapur dibagian belakang rumah, terdapat satu
kompor serta rak untuk piring.
- Terdapat satu toilet yang tidak menggunakan WC , satu bak mandi,
dan satu sumur gali.
- Fentilasi rumah kurang sehingga pencahayaan dan sirkulasi udara
kurang baik.
- Atap rumah rumah menggunakan genteng namun tidak
menggunakan palafon
5. Keadaan lingkungan :
- Rumah terletak di dalam perumahan pinggiran kota masuk ke gang
kecil.
- Lingkungan bersih dan tertata rapi. Rumah yang satu dengan yang
lainnya saling berdekatan.
- Tetangga pasien ramah dan dekat satu sama lain.

s. Penyuluhan yang diberikan kepada Keluarga


1. Memberi informasi kepada keluarga agar tidak memusuhi dan
mengucilkan pasien saat pasien sudah pulang ke rumah dari RS Jiwa
Menur Surabaya.
2. Keluarga perlu memperhatikan hal-hal kecil maupun besar yang dapat
menimbulkan rasa sedih atau marah pada pasien serta sebisa mungkin
menghindarkan pasien dari hal-hal tersebut.
3. Memberikan informasi kepada keluarga agar memotivasi, melatih dan
mengajak pasien agar mampu mengerjakan hal-hal yang berguna
(mislanya merapikan rumah), dimulai dengan lebih sering memuji
pasien bila melakuakn hal yang baik dan berguna.
4. Memberi informasi kepada keluarga agar mengajak pasien
berbincang-bincang dan menarik bagi pasien seperti berbincang
tentang acara TV dan lain-lain.
5. Memberikan obat sesuai dengan dosis dan petunjuk dokter, awasi
pasien dalam meminum obat serta waktu minum obat sesuai dengan
intruksi dokter (tepat waktu).
6. Perhatikan efek samping obat.
7. Kontrol rutin ke dokter sesuai jadwal kontrol atau obat habis atau
timbul efek samping obat yang tidak biasa pada pasien atau jika tidak
ada perkembangan yang bermakna dalam kejiwaan pasien.

t. Denah Rumah (skala 1: 100 m)


Lampiran

Surat Tugas
Tampak depan rumah

Atap rumah
Dapur pasien
Kamar tidur 1

Kamar tidur 2
Kamar mandi
Lorong rumah

Saat mewanwancarai keluarga pasien


Gang menuju rumah pasien
Foto bersama dengan keluarga pasien

Anda mungkin juga menyukai