C. Pokok Materi
1. Definisi sehat
2. Penyakit-penyakit yang sering timbul pada lansia
3. Perilaku hidup sehat dan tidak sehat
4. Gizi seimbang untuk lansia
5. Aktivitas fisik untuk lansia
F. Klien
1. Karakteristik klien
Kriteria pasien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktifitas kelompok ini
adalah:
a. klien dengan kondisi yang sehat.
b. klien yang telah di kontrak, bersedia mengikuti kegiatan penyuluhan.
c. Klien yang dapat diajak kerja sama
2. Proses Seleksi
G. Pengorganisasian
1. Waktu Pelaksanaan: tanggal, hari, jam, waktu, yang dibutuhkan
a) Pembawa acara :
1) Kurnia Akbar, S. Kep
2) Annisa Silvera
b) Moderator : Dwi Hendri Atmoko, S. Kep
c) Penyaji / pemateri : Okta Pratama, S. Kep
d) Pembaca Doa : Febri Mihardi, S. Kep
e) Dokumentasi :
1) Dhanang Ardi Saputra, S. Kep
2) Tri andre kurniawan, S. Kep
3) Wahyudi Bipranata, S. Kep
f) Penjawab Peratnyaan:
1) Aida nopreani, S. Kep
2) Hari widayati, S. Kep
3) Putu alen, S. Kep
4) Magdalena, S. Kep
5) Mirta tresia, S. Kep
6) Novita ria, S. Kep
7) Heri susanto, S. Kep
g) Konsumsi :
1) Resnawati purba, S. Kep
2) Rista silalahi, S. Kep
3) Annisa Filzah alina, S. Kep
4) Yakubus wahyudi, S. Kep
5) Oni masta silalahi, S. Kep
6) Milla erma, S. Kep
7) Meda puspita, S. Kep
h) Skrinning :
1) Indang Woro Sugianti, S. Kep
2) Novia Debi Sinta Dewi, S. Kep
3) R. Desi Sesarea PNR, S. Kep
4) Daniel Edi Yuwana, S. Kep
5) Kristina Martiani, S. Kep
6) Ria Ferdiansari, S. Kep
i) Fasilitator :
1) Sari selviyana, S. Kep
2) Apriani santika, S. Kep
3) Fitri wiji astuti, S. Kep
4) Ari cristiawati, S. Kep
5) Dwi novita sari, S. Kep
6) Khairul anwar, S. Kep
7) Eka sulistiyawati, S. Kep
8) Yohana, S. Kep
9) Aryani, S. Kep
10) Yunisar, S. Kep
11) Netti susanti, S. Kep
12) Agus febri ramadhan, S. Kep
13) Supriyono, S. Kep
14) Surya dahlinda, S. Kep
15) Haryati, S. Kep
16) Dwi sulistianingsih, S. Kep
17) Desi meli aryuanti, S. Kep
18) Reeka desthreena, S. Kep
19) Dwi indah pratiwi, S. Kep
20) Leni kusumaningsih, S. Kep
21) Wijaya mandaraga, S. Kep
22) Ahmad hudri, S. Kep
j) Tim senam :
1) Annisa filzah alina, S. Kep
2) Asni oktarini, S. Kep
3) Erni desianda, S. Kep
4) Deki santori, S. Kep
5) M. Irfansyah, S. Kep
3. Setting Tempat
Keterangan :
: Pembawa Acara
: Moderator
: Fasilitator
: Klien
: Penyaji / pemateri
: Penjawab pertanyaan
: Tim Skrinning
: Tim Senam
H. Antisipasi Masalah
1. Penanganan Terhadap Klien Yang Tidak Aktif Dalam Aktifitas
a) Memanggil klien
b) Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau klien yang lain
I. Evaluasi
1. Evaluasi proses
a. Target sasaran memperhatikan penjelasan penyaji
b. Target sasaran aktif bertanya dan berbagi pengalaman pribadi
c. Target sasaran aktif mengikuti gerakan senam melalui video dan demo
d. Media dapat digunakan secara aktif
MATERI
LANSIA SEHAT DAN MANDIRI
1. Definisi Sehat
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
a) Penyakit sendi
b) Hipertensi
c) Katarak
d) Stroke
e) Jantung
f) Gangguan mental emosional
g) Diabetes mellitus
b) Gizi seimbang
Makan makanan beraneka ragam sesuai kebutuhan lansia yang menurun 5-10%,
batasi konsumsi gula, minyak, lemak, biasakan sarapan, serta minum air putih
cukup.
c) Melakukan aktivitas fisik dan olahraga
Aktivitas fisik dan olahraga bertujuan untuk melancarkan aliran darah,
meningkatkan kebugaran tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan
faktor resiko penyakit tertentu, serta mengurangi kecemasan. Jenis aktivitas fisik
yang dapat dilakukan lansia sehari-hari misalnya melakukan pekerjaan rumah,
berjalan-jalan pagi hari atau ikut kegiatan senam lansia.
5. Kesehatan Fisik
Walaupun dianjurkan dilakukan sejak muda, latihan fisik teratur yang dilakukan
saat usia tuapun tetap memberikan banyak manfaat. Dalam melakukan latihan
fisik seyognyanya disertai dengan kontak yang erat dan sehat dengan
lingkungan. Keuntungan dari melakukan aktivitas fisik teratur adalah
meningkatkan kebugaran jasmani, menyehatkan jantung, otot, dan tulang,
membuat lansia lebih mandiri dan percaya diri, meningkatkan mood dan
mencegah depresi, meningkatkan kualitas tidur, serta menjaga berat badan agar
tetap ideal.
Jenis latihan fisik yang dapat dilakukan oleh lansia sebaiknya tetap memenuhi
kriteria FITT (frequency, intensity, time, dan type). Frekunsi adalah seberapa
sering aktivitas dilakukan. Intensitas adalah seberapa keras suatu aktivitas
dilakukan biasanya diklasifikasikn menjadi intensitas ringan, sedang, dan berat.
Waktu mengacu pada durasi yakni seberapa lama aktivitas tersebut dilakukan
dalam satu pertemuan.
Lansia direkomendasikan melakukan aktivitas fisik setidaknya selama 30 menit
dengan intensitas sedang hampir setiap hari (paling tidak 5 hari) dalam
seminggu. Namun sebaiknya olahraga dilakukan secara bertahap, dimulai
dengan intensitas rendah (40-50% denyut nadi istirahat) selama 10-20 menit,
kemudian ditingkatkan sesuai dengan kemampuan adaptasi indvidu. Jenis-jenis
aktivitas fisik pada lansia meliputi latihan aerobik (meingkatkan kerja jantung
dan paru untuk memenuhi kebutuhan oksigen), penguatan otot, fleksibilitas dan
latihan keseimbangan. Latihan aerobik untuk usia lebih dari 65 tahun disarankan
melakukan olah raga yang tidak terlalu membebani tulang seperti berjalan,
sepeda statis, latihan dalam air (berenang).
Untuk latihan penguatan otot bertujuan agar otot dapat membentuk kekuatan
untuk menggerakkan atau menahan beban, misalnya aktivitas yang melawan
gravitasi seperti gerakan berdiri di atas kursi kemudian ditahan beberapa detik,
berulang-ulang 10-15 repetisi. Dapat juga melakukan aktivitas dengan tahanan
berupa tali elastik.
Latihan fleksibilitas adalah aktivitas untuk membantu mempertahankan kisaran
gerak sendi (ROM), yang diperlukan untuk melakukan aktivitas dan tugas
sehari-hari secara teratur. Latihan ini disarankan 2-3 hari perminggu dengan
melibatkan peregangan otot dan sendi dan memperhatikan rasa tidak nyaman
atau nyeri. Latihan dilakukan sebanyak 3-4kali dengan masing-masing tarikan
dipertahankan 10-30 detik, dimulai dari otot-otot kecil kemudia ke otot-otot
besar. Latihan ini ddapat berupa yoga.
Latihan keseimbangan dilakukan untuk membantu mencegah lansia jatuh.
Latihan keseimbangan setidaknya dilakukan 3 hari dalam seminggu yang
dilakukan pada intensitas rendah. Kegiatan berjalan, Tai Chi dan penguatan otot
dapat memperlihatkan perbaikan keseimbangan pada lansia. Olahraga dilakukan
dengan cara menyenangkan disertai dengan modifikasi, termasuk denga
mengombinasikan beberapa aktivitas sekaligus, misalnya berupa berjalan yang
bersifat rekreasi atau kombinasi latihan fisik dengan musik atau menari bisa
dilakukan.
Olahraga pada lansia dilakukan dengan mempertimbangkan keamanan, masalah
kesehatan, dan kelemahan yang mungkin ada. Masalah kesehatan tersebut
diantaranya:
Osteoartritis: olahraga yang direkomendasikan adalah yang bersifat tidak
membebani tubuh, misalnya bersepeda dan latihan dalam air. Latihan
fleksibilitas dilakukan dengan melibatkan sendi yang terkena atritis namun
dengan batasan ROM yang bebas nyeri. Kontraindikasinya yaitu latihan berat,
berulang-ulang pada sendi yang tidak stabil, serta melatih sendi saat tanda-tanda
radang masih aktif.
Osteoporosis: latihan jasmani yang dipilih bersifat melawan gravitasi (weight
bearing), misalnya berjalan
Penyakit kardiovaskular: latihan aerobik 30-60 menit perhari untuk menurunkan
tekanan darah dengan latihan penguatan yang dilakukan denga tahanan lebih
rendah namun lebih banyak repetisi.
Diabetes: latihan fisik mempertimbangkan efek insulin dam kadar gula darah.
Insulin disuntikkan 1 jam sebelum latihan. Monitor gula darah dilakukan
sebelum, selama, dan sesudah latihan untuk menentukan perlunya penyesuaian
dosis insulin.
6. Kesehatan mental
Dengan bermain dan bercengkrama dengan cucu-cucu, selain bermanfaat secara
fisik, hubungan sosial dan kondisi mentalpun akan tetap terjaga bahkan
meningkat sampai tahap optimal. nikmati berbagai aktivitas yang menjaga
ketajaman pikiran, seperti: membaca, menulis, mengisi teka-teki silang, atau
terlibat dalam pembicaraan atau diskusi yang santai namun serius. Tidur yang
cukup sangat dibutuhkan tubuh untuk tetap sehat fisik maupun psikis. PAPDI
mennganjurkan paling tidak tidur selama 6 jam setiap hari.
7. Kebutuhan Nutrisi
Walaupun status nutrisi yang buruk lebih mudah didapatkan pada mereka yang
berusia lanjut, namun bukan hal yang tidak mungkin mereka mampu
mendapatkan nutrisi yang cukup dan seimbang untuk mempertahankan
kesehatan dan kebugaran fisik. Pemenuhan kebutuhan nutrisi tidak semata-mata
terbatas pada jenis dan jumlah makanan, tetapi yang tidak kalah penting adalah
aktivitas makan yang tentu melibatkan hubungan sosial dan rekreasi yang
manfaatnya juga akan sangat dirasakan.
Kebutuhan nutrisi sehat untuk lansia yaitu:
o Kebutuhan kalori untuk lansia akan berkurang dibandingkan dewasa
karena penurunan kecepatan basal metabolik dan aktivitas fisik seiring
bertambahnya usia. Menurut Angka Kecukupan Gizi Indonesia, laki-
laki lansia membutuhkan 2200 Kkal/hari dan perempuan lansia sekitar
1850 Kkal/hari
o Kebutuhan kalori tersebut dipenuhi dari sumber energi karbohidrat 45-
65%, lemak 20-35% dengnan lemak jenuh tidak lebih dari 10% dan
kolesterol tidak lebih dari 200mg/dl, serta protein sisanya dan
dipengaruhi oleh fungsi ginjal
o Porsi makan kecil dan sering, dianjurkan makan besar 3 kali dan
selingan 2 kali sehari, sayuran dipotong lebih kecil, bila perlu dimasak
sampai empuk, daging dicincang dan buah dapat dijus/diblender
o Untuk memenuhi kebutuhan cairan minum 6-8 gelas air putih setiap
hari
o Menggunakan bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih,
jahe, kunyit, lada, gula, untuk meningkatkan cita rasa makanan. Namun
tidak menggunakan bumbu yang merangsang seperti pedas atau asam
karena mengganggu kesehatan lambung dan alat pencernaan
o Mengurangi pemakaian garam dapur yakni tidak lebih dari 4 gram (satu
sendok teh) perhari untuk mengurangi risiko darah tinggi
o Mengurangi santan, daging yang berlemak dan minyak agar kolesterol
darah tidak tinggi. Menggunakan sedikit minyak untuk menumis dan
kurangi makanan yang digoreng. Memperbanyak makanan yang diolah
dengan direbus karena makanan lebih mudah dicerna
o Memperbanyak makanan yang berkalsium tinggi seperti susu dan ikan.
Pada lanjut usia khususnya ibu-ibu yang menopause sangat perlu
mengonsumsi kalsium untuk mengurangi risiko keropos tulang. Bila
perlu dengan suplementasi kalsium hingga memenuhi kebutuhan
kalsium >1200mg/ hari bagi yang berusia di atas 51 tahun. Dapat juga
dengan berjemur di bawah matahari selama 15 menit setiap pagi hari
untuk meningkatkan aktivasi vitamin D dalam tubuh.
o Memperbanyak makanan serat, sayuran dan buah-buahan paling tidak
5porsi sehari agar pencernaan lancar dan tidak sembelit
o Menggurangi mengonsumsi gula dan makanan yang mengandung
karbohidrat tinggi agar gula darah normal khususnya bagi penderita
kencing manis agar tidak terjadi komplikasi lain
o Makan bersama teman agar lebih meningkatkan selera makan dan
hubungan sosial dengan teman