Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN STRATEGIK

ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

OLEH :

Dannis Tanaka (1406205027)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

1
1. IDENTIFIKASI ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

Analisis lingkungan eksternal mencangkup pemahaman berbagai faktor di luar


perusahaan yang mengarah pada munculnya kesempatanbisnis / bahkan ancaman bagi
perusahaan. Bagi pengembangan strategik, analisis ini di butuhkan tidak hanya terbatas pada
rincian analisis kesempatan dan ancaman saja tetapi juga untuk menentukan darimana dan
untuk apa hasil analisis itu di pergunakan. Oleh karena itu manajer puncak membutuhkan
diagnosis lebih lanjut atas hasil analisis lingkungan eksternal.
1) Lingkungkan umum (General Environment)
Adalah suatu lingkungan dalam lingkungan eksternal organisasi yang menyusun faktor-
faktor yang memiliki ruang lingkup luas. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah :

a. Faktor Ekonomi
Berpengaruh terhadap penentuan jumlah permintaan produk dan besarnya biaya yang
di keluarkan untuk menghasilkan produk perusahaan.
b. Faktor Sosial
Mempengaruhi suatu perusahaan mencakup keyakinan, nilai, sikap, opini yang
berkembang, dan gaya hidup dari orang-orang di lingkungan di mana perusahaan
beroperasi.
c. Faktor Politik dan hukum
Faktor politik dan hokum mendefinisikan parameter-parameter hukum dan bagaimana
pengaturan perusahaan harus beroperasi.
d. Faktor Teknologi
Adanya perubahan teknologi dapat mendorong munculnya kesempatan bisnis dan
perbaikan upaya pencapaian tujuan organisasi, tapi dapat juga sebagai ancaman bagi
kelangsungan produk yang sudah ada.
e. Faktor Pemerintah
Peran pemerintah dalam mekanisme penyampaian produk dari produsen ke konsumen
sangat besar. Alat kendali pemerintah melalui berbagai paket kebijakan fiscal dan
moneter ternyata cukup efektif untuk mempengaruhi dinamika bisnis.

f. Faktor Demografi
Faktor demografi ini diantaranya adalah ukuran populasi, struktur umum, distribusi
geografis percampuran etnis serta distribusi pendapatan.

2) Lingkungan Industri

2
Lingkungan industry adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang
menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki implikasi yang relative
lebih spesifik dan langsung terhadap operasionalisasi perusahaan. Analisis lingkungan
industry jauh lebih penting dan lebih menentukan aturan persaingan di bandingkan
dengan analisis lingkungan umum, karena kekuatan lingkungan umum dalam
mempengaruhi persaingan sifatnya sangat relatif.
1.1 Ancaman masuknya pendatang baru
Adanya pendatang baru dapat memaksa perusahaan yang sudah ada untuk lebih efektif
dan efisien serta belajar untuk bersaing dalam dimensi baru. Secara sederhana kemungkinan
perusahaan akan memasuki suatu industry adalah fungsi dari dua faktor, yaitu hambatan
memasuki industry dan relasi dari perusahaan yang sudah ada. Apabila hambatan-hambatan
untuk masuk adalah tinggi, dan pendatang baru mendapatkan reaksi yang tajam dari pemain
lama dalam industri, sudah barang tentu pendatang baru tersebut tidak menimbulkan suatu
ancaman masuk yang serius.

2. ANALISIS DAN DIAGNOSIS LINGKUNGAN EKSTERNAL


2.1 Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal mencangkup pemahaman berbagai faktor di luar
perusahaan yang mengarah pada munculnya kesempatan bisnis / bahkan ancaman bagi
perusahaan.
Terdapat 3 cara dalam melakukan analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan yaitu:
1) Pengumpulan informasi verbal dan tertulis dari berbagai sumber
Informasi verbal dapat dikumpulkan dengan pendekatan formal maupun informal.
Sumber data bagi pengumpulan informasi verbal mencakup penggunaan media elektronik,
karyawan, pelanggan, perantara, pesaing, konsultan, dan juru bicara pemerintah yang di
tunjuk. Sementara informasi tertulis yaitu segala sesuatu yang dapat di baca dari sumber
informasi yang telah di persiapkan oleh pihak lain untuk tujuan yang beragam. Informasi
semacam ini bersumber dari surat kabar,jurnal dan beberapa publikasi lain yang bersedia.
2) Merancang Sistem Informasi Manajemen dalam Organisasi
Pengertian sistem informasi manajemen di arahkan pada penciptaan dua kelompok utama
yaitu sistem pendukung keputusan ( Decision Support System) dan sistem informasi strategic

3
( Strategic Information System ). Implikasi yang ditimbulkan dari kedua bentuk rancangan
sistem tersebut memang akan bervariasi. Hal ini akan sangat tergantung pada tiga dimensi
yang berpengaruh: tingkatan manajerial, struktur data, dan fungsi manajemen yang harus
dilakukan. DSS adalah sistem informasi yang dirancang untuk membantu pihak manajemen
dalam pengambilan keputusan dalam kondisi yang unik (tidak berulang) dengan
menggunakan data yang tidak terstruktur.
DSS akan banyak dipergunakan terutama dalam menghadapai situasi yang tidak terduga
yang membutuhkan informasi secara cepat, akurat, serta relevan dengan permasalahan yang
dihadapapi oleh pihak manajemen. Satu contoh aplikasi DSS adalah pada waktu perusahaan
akan melakukan merger dan akuisisi.
Dalam situasi seperti itu, risiko kesalahan akan sangat tinggi dan kesalahan dalam
pengambilan keputusan akan mempunyai konsekuensi yang cukup serius bagi organisasi.
Sedangkan sistem informasi strategik atau Executive Support Systems adalah suatu sistem
informasi yang dirancang untuk membantu manajemen puncak dalam mendapatkan dan
menggunakan informasi yang diperlukan bagi kepentingan organisasi.
Oleh karena manajemen puncak harus dapat memahami tentang kegiatan operasional
pada seluruh unit bisnis yang utama, maka sistem ini secara khusus dirancang untuk
membantu mereka dalam proses pengambilan keputusan tanpa harus dijejali dengan berbagai
informasi detail yang kadangkala justru tidak diperlukan. Sistem informasi strategik juga
dirancang untuk dapat berperan banyak di dalam mengidentifikasi kesempatan
memungkinkan perusahaan mendapatkan keunggulan persaingan.
3) Melakukan Perkiraan Secara Formal
Pada umumnya perkiraan ini banyak dilakukan oleh konsultan tertentu atas permintaan
pihak manajemen. Pada akhir-akhir ini juga berkembang konsultan yang bergabung untuk
membuat berbagai kajian dan prospek atau bahkan meramal kegiatan bisnis dimasa yang
akan datang.
2.2 Proses Diagnosis Lingkungan Eksternal
Proses diagnosis lingkungan eksternal pada prinsipnya merupakan kelanjutan dari proses
analisis. Dalam arti luas proses diagnosis memberi penilaian yang signifikan terhadap
berbagai kesempatan dan ancaman yang ditemukan selama proses analisis lingkungan.
Elemen kunci diagnosis adalah kemampuan manager puncak untuk menentukan informasi

4
yang dapat diabaikan kemudian mengevaluasi jenis informasi yang dipandang relevan
dengan kepentingan organisasi. Hanya saja yang diperlukan dalam proses diagnosis saat ini
adalah pemahaman atas berbagai faktor penentu hasil diagnosis lingkungan yang
diantaranya adalah karakteristik individu dari seorang strategik manager, pengaruh pekerjaan,
dinamika kelompok, dan faktor lingkungan fisik lain yang mempengaruhi keputusan
managerial.
2.2.1 Karakteristik Individual
Sejumlah karakteristik individual yang mungkin untuk diidentifikasi antara lain adalah
pengalaman manajerial yang relevan yang dimiliki, aspirasi manajer, persepsi manajer
terhadap perubahan faktor lingkungan, dan dorongan psikologis yang melekat pada diri
manajer dalam melihat dunia sekitar.
Pada umumnya keberhasilan diagnosis merupakan fungsi dari sektor pengalaman.
Artinya, semakin lama pengalaman seorang manajer melakukan diagnosis ini merupakan
tedensi yang semakin akurat dan berkualitas terhadap hasil diagnosis yang dilakukan. Sudah
barang tentu ini bersifat sangat subjektif, karena kemampuan untuk memahami pemahaman
sesuatu hal selain melalui pengalaman juga dapat diperoleh melalui serangkaian kegiatan
pendidikan dan pelatihan yang intensif.
Sementara itu faktor aspirasi dalam hal seperti ini akan menentukan derajat motivasi
manajer dalam melakukan diagnosis yang benar dan ekspektasi atas balas jasa yang
diharapkan dari hasil diagnosis yang dilakukan. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi yang
terbentuk pada diri manajer, maka akan semakin tinggi harapan akan kualitas diagnosis yang
dihasilkan. Walaupun sebenarnya, derajat motivasi yang ditimbulkan itu sendiri akan sangat
dipengaruhi oleh berbagai tingkat kebutuhan yang melekat pada diri manajer.
Sedangkan persepsi individual terhadap lingkungan akan banyak bertumpu pada
kemampuannya dalam menghadapi faktor ketidakpastian atas informasi. Seseorang yang
mempunyai tipilogi risk-oversive atau menolak resiko, maka kebanyakan keputusan yang
diambil akan bersifat konservatif. Sebaliknya seseorang yang mempunyai pola sebagai risk-
seeker akan nampak lebih agresif dalam setiap pengambilan keputusan yang dilakukan.
Sudah barang tentu, resiko yang ditempuh akan mencakup resiko yang dapat diperkirakan
pada konsepsi rasionalitas terbatas (bounded rationality).

5
Akhirnya, dorongan psikologis yang terjadi pada saat melakukan diagnosis akan sangat
berpengaruh terhadap diri seorang manajer untuk merasa optimis atau pesimis terhadap
aktivitas yang dilakukan. Problematika pribadi justru kadang kala banyak berpengaruh
terhadap tingkat optimistic seorang manajer. Dalam kondisi seperti ini, maka kemampuan
untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan akan sangat membantu manajer dalam
mengantisipasi tindakan yang bakal dilakukan.
2.2.2 Pengaruh Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan tertentu mempunyai dampak terhadap kemampuan manajer dalam
melakukan diagnosis faktor lingkungan. Adanya tekanan waktu (time pressures) dan stress
dapat mengurangi kemampuan manajer dalam melakukan serangkaian diagnosis. Dalam
banyak kasus dapat diamati bahwa semakin sedikit time pressures yang ditimbulkan, maka
semakin kecil kemungkinan terjadi kesalahan dalam diagnosis. Tetapi ini juga bukan berarti
bahwa diagnosis yang dilakukan dalam waktu relative singkat pasti tidak akurat. Karena hal
ini akan banyak dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya yang dimiliki dan sense untuk
mengambil keputusan.
2.2.3 Pengaruh Dinamika Kelompok
Seringkali dijumpai bahwa proses diagnosis faktor lingkungan dilakukan oleh
beberapa orang yang tergabung dalam tim manajemen. Keberhasilan dari model semacam ini
akan sangat bergantung antara lain pada semangat kelompok (team spirit), derajat kohesivitas
anggota kelompok, dan pengaturan pola kekuatan dalam organisasi. Perubahan masing-
masing sub faktor tersebut akan banyak menentukan keberhasilan diagnosis.

3. IDENTIFIKASI PELUANG DAN ANCAMAN

Analisis peluang mengidentifikasi kesenjangan antara tuntutan pasar dan apa yang saat
ini tersedia. Hal ini juga dapat dipakai untuk menganalisis potensi perubahan pasar yang
dapat meningkatkan prospek untuk layanan atau produk. Salah satu cara untuk
mengidentifikasi peluang yang ada adalah mengikuti trend baru dan perubahan dari
lingkungan. Peluang dapat ditemukan dalam diskusi dengan pelanggan, melalui membaca
majalah dan surat kabar, dan memeriksa literatur perdagangan.

6
Analisis ancaman merupakan upaya untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang tidak
menguntungkan yang mungkin merugikan bisnis. Seperti peluang, ancaman diidentifikasi
dengan memantau lingkungan untuk trend yang relevan dan perubahan pasar. Analisis
ancaman harus mempertimbangkan keseriusan ancaman serta kemungkinan terjadinya hal-
hal lain yang mungkin bisa membahayakan bisnis kita sendiri.

Model lima kekuatan porter tentang analisi kompetitif adalah pendekatan yang digunakan
secara luas untuk mengembangkan strategi di banyak industry. Porter menyarankan bahwa
peluang dan ancaman dapat diidentifikasi dengan lima karakteristik dasar.

1. Persaingan antar perusahaan saingan.

2. Potensi masuknya pesaing baru.

3. Potensi pengembangan produk-produk pengganti.

4. Daya tawar pemasok.

5. Daya tawar konsumen

Tiga langkah berikut untuk menggunakan Model Lima Kekuatan Porter dapat
menunjukkan bagaimana persaingan di suatu industri tertentu sedemikian rupa sehingga
perusahaan dapat memperoleh laba yang masuk akal:

1) Identifikasi berbagai aspek atau elemen penting dari setiap kekuatan kompetitif yang
mempengaruhi perusahaan.

2) Evaluasi seberapa kuat dan penting setiap elemen tersebut bagi perusahaan.

3) Putuskan apakah kekuatan kolektif dari elemen-elemen tersebut cukup untuk membuat
perusahaan terjun ke industri baru atau tetap bertahan di inustri saat ini.

7
KASUS

Kasus : Analisis Faktor Eksternal pada PT COCA COLA

Kasus ini, membahas mengenai perusahaan PT COCA COLA dengan pengaruh sepuluh
indikatornya. Coca-Cola pertama kali hadir di Indonesia sekitar tahun 1927, ketika
Netherland Indische Mineral Water Fabrieck (Pabrik Air Mineral Hindia Belanda)
membotolkan untuk pertama kalinya di Batavia (Jakarta). Pada tahun 2000, tiga perusahaan
baru Coca-Cola di Indonesia didirikan, yaitu PT. Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI), PT.
Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) dan PT. Coca-Cola Distribution Indonesia (CCDI).

Analisis :
Dalam Manajemen Strategis ada banyak indikator yang terkait satu sama lain dan terdapat
pada setiap jenis usaha baik besar maupun kecil, termasuk usaha yang bergerak di sektor
produksi minuman ringan, yaitu PT COCA COLA. Adapun sepuluh indikator dari
perusahaan tersebut, sebagai berikut :
1. Ekonomi
Perekonomian yang terjadi dalam suatu negara akan memberikan ancaman dan peluang
bagi perusahaan PT. Coca Cola. Aspek dalam perekonomian itu berupa pertumbuhan,
distribusi pendapatan, tabungan, utang, kredit.
a. Pertumbuhan dapat menjadi ancaman bagi perusahaan Coca Cola. Salah satu contoh yang
menjadi ancaman adalah depreasi rupiah terhadap US Dolar. Hal ini akan menjadi
ancaman jika Coca Cola melakukan impor. Karena nilai rupiah yang melemah
menyebabkan sedikit dapat mengimpor barang dagangan tersebut

8
b. Distibusi pendapatan akan menjadi peluang bagi perusahaan. Dimana income perkapita
penduduk meningkat sehingga kemampuan penduduk untuk membeli produk dari
perusahaan Coca Cola pun meningkat.
2. Sosial
Kehadiran dan keberadaan Perusahaan minuman ringan ditengah masyarakat merupakan
wujud dan partisipasinya dalam pengembangan pembangunan masyarakat khususnya
dalam rangka peningkatan ekonomi serta pendapatan masyarakat. Bentuk nyata partisipasi
perusahaan adalah dengan pembangunan pabrik coca cola di setiap provinsi. Dengan
pengembangan dan pembangunan pabrik akan tercipta berbagai kegiatan usaha ekonomi
yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk dapat membuka lapangan kerja baru bagi
masyarakat.
3. Politik
Politik dalam pembentukan perusahaan PT COCA COLA harus sesuai dengan prosedur
yang berlaku, mengajukan izin usaha di tingkat daerah ataupun provinsi, mengumpulkan
modal. Menentukan pejabat perusahaan yang akan menjalankan perusahaan dan mungkin
akan memperjuangkan perusahaan melalui jalur politik.
4. Demografi
Jumlah penduduk Indonesia hingga tahun ini mencapai sektitar 200 juta jiwa atau atau
Indonesia memiliki jumlah penduduk yang terbesar di Asia Tenggara. Karena pertumbuhan
penduduk di Indonesia sangat cepat, sehingga ini mendapat peluang bagi perusahaan
minuman ringan ini untuk mendistribusikan produknya di wilayah Indonesia.
5. Budaya
Budaya yang terbangun di daerah setiap provinsi di Indonesia membentuk masyarakat yang
bekerja keras. Budaya ini sesunggguhnya merupakan potensi tenaga kerja untuk
mendukung perkembangan pendistribusian barang dagangan dari PT COCA COLA.
Berdasarkan budaya tersebut, perusahaan PT COCA COLA, membuka lahan pekerjaan
berupa industri yang bergerak di sektor industri, sehingga dapat merekrut banyak tenaga
kerja. Dengan melihat budaya daerah sekitar, masyarakat yang pekerja keras,
memungkinkan untuk kondisi kinerja yang lebih baik.
6. Pemerintahan

9
Dalam menjalankan bisnisnya. PT COCA COLA mendapatkan beberapa campur tangan
dari pemerintah. Campur tangan pemerintah ini dapat menjadi ancaman atau peluang bagi
perusahaan.
a. Hal yang dapat menjadi ancaman bagi perusahaan PT. COCA COLA adalah pajak.
Pemerintah mewajibkan perusahaan untuk membayar pajak dari pendapatan yang
diterima oleh perusahaan. Pajak yang dikenakan ini akan mengurangi keuntungan dari
perusahaan. Karena perusahaan PT Coca Cola merupakan perusahaan yang berasal dari
Amerika, dan menanamkan investasi di Indonesia, sehingga ancamannya berupa izin
pemerintah dan pajak yang tinggi untuk proses pengimporan.
b. Sedangkan hal yang dapat menjadi peluang bagi perusahaan PT Coca Cola adalah
peraturan pemerintah. Hal ini dikarenakan peraturan pemerintah dapat mengurangi
pesaing dari perusahaan PT Coca Cola. Karena yang kita ketahui bahwa PT Coca Cola
dapat mendominan sebagai perusahaan minuman di kalangan masyarakat Indonesia.
7. Lingkungan
A. Analisis Lingkungan Jauh
Berdasarkan analisis lingkungan jauh, diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Semakin meningkatnya pendapatan disposabel, penjualan Coca-Cola
akan meningkat. Pendapatan disposable adalah sisa pendapatan
perseorangan yang meliputi pembayaran transfer setelah pembayaran
semua pajak langsung dan sumbangan asuransi nasional. Pendapatan
disposable merupakan faktor penentu tingkat pengeluaran
untukkonsumsi dan tabungan dalam suatu perekonomian. Pada
hakikatnya pendapatan disposable digunakan oleh para penerimanya
yaitu semua rumah tangga yang ada dalam perekonomian, untuk
membeli barang-barang dan jasa-jasa yang mereka ingini. Hal ini
menjadi peluang bagi perusahaan Coca-cola.
2) Konsumsi minuman ringan berbanding terbalik dengan usia seseorang.
Artinya semakin tua, semakin berkurang minum minuman ringan,
sebaliknya kelompok muda yang paling banyak minum minuman
ringan.

10
3) Teknologi membuat dunia semakin sempit, sehingga dapat menciptakan
segmen pasar baru kemudian munculnya pasar kaum muda baru yang
lebih mudah dijangkau.

B. Analisis Lingkungan Industri


Berdasarkan analisis lingkungan industri, diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Industri minuman ringan memiliki potensi yang amat besar untuk
dikembangkan. Hal ini didukung dengan jumlah konsumsi per kapita
yang masih rendah dan penduduk berusia muda yang sangat besar.
Dengan konsumsi minuman ringan yang sedemikian luasnya, produk
minuman ringan bukanlah barang mewah melainkan barang biasa.
2) Minuman ringan mudah sekali diperoleh di berbagai tempat. Coca-cala
merupakan salah satu minuman ringan yang mudah diperoleh mulai dari
warung sampai toko-toko kecil. Minuman ringan dikonsumsi oleh
semua lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang pendidikan dan
pekerjaan.
3) Coca-Cola mendapat persaingan yang kuat dari Pepsi dan
Cadburry.Coca-Cola Company mempunyai dua pesaing utama yaitu:
PepsiCo dan Cadbury Schweppes PLC. PepsiCo mempunyai jumlah
karyawan dua kali lebih banyak dari Coca- Cola Company. Sedangkan
Cadbury Schweppes PLC mempunyai diversifikasi produk yang mana
tidak dimiliki oleh dua pesaingnya. Diversifikasi itu meliputi: industry
minuman, coklat dan permen karet.
4) Ada banyak minuman substitusi dari minuman ringan yang populer.
Minuman sitrus (citrus beverage) dan sari buah (fruit juice) merupakan
produk pengganti dan memiliki harga yang cenderung lebih murah
daripada produk Coca-cola.
C. Analisis Lingkungan Operasional
Berdasarkan analisis lingkungan industri, diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Peningkatan biaya per unit akibat keterbatasan bahan baku. Air
merupakan bahan utama dalam industri minuman ringan. Keterbatasan

11
air di beberapa bagian dunia menyebabkan system pemurnian air harus
dilakukan sehingga menyebabkan biaya produksi yang dibebankan akan
lebih tinggi.
2) Bahan pendukung utama Coca-cola mudah diganti dengan bahan lain
yang mudah didapat. Bahan utama Coca-Cola adalah sirup jagung
berkadar fruktosa tinggi, sejenis gula, untuk di Amerika Serikat dapat
dipasok oleh sebagian besar sumber domistik. Untuk di luar Amerika
Serikat dapat diganti sukrosa. Bahan lain adalah aspartam, bahan
pemanis yang digunakan dalam produk minuman ringan rendah kalori
diperoleh dari The Nutra Sweet Company.
8. Teknologi
Perusahaan PT COCA COLA menggunakan teknologi dalam pengendalian peralatan
pabrik. Pengendalian peralatan pabrik pada masing-masing stasiun melalui ruang pusat
kendali yang ditempatkan pada posisi paling leluasa bagi operator untuk memonitor
aktivitas dan berhubungan dengan petugas jaga peralatan di lapangan. Pada bagian tertentu
yang tidak memungkinkan bagi operator melihat langsung secara visual, dilengkapi dengan
kamera CCTV dari pusat ruang kendali. Teknologi juga digunakan dalam bebrapa mesin
untuk mengemas beberapa minuman, sebagai kegiatan operasional perusahaan.
9. Competitive
Dalam menjalankan usahanya PT COCA COLA memilki beberapa pesaing di jenis bisnis
yang sama. Salah satu pesaing beratnya adalah Coca-Cola mendapat persaingan yang kuat
dari Pepsi dan Cadburry.Coca-Cola Company mempunyai dua pesaing utama yaitu:
PepsiCo dan Cadbury Schweppes PLC. PepsiCo mempunyai jumlah karyawan dua kali
lebih banyak dari Coca- Cola Company.
Peluang dari adanya perusahaan pesaing sejenis adalah:
a. Dengan adanya pesaing sejenis maka akan memicu PT Coca Cola untuk berkerja keras
menciptakan produk berkualitas untuk memenangkan persaingan.
Dan yang menjadi ancaman bagi PT Coca Cola dengan adanya perusahaan pesaing:
a. Akan mengurangi pendapatan dari perusahaan.

12
b. Akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan perusahaan. Dengan adanya perusahaan
pesaing PT Coca Cola harus meningkatkan promosinya untuk memenangkan
persaingan. Meningkatkan persaingan itu dapat melalui membuat iklan
10. Global
Dengan melihat kondisi global yang memungkinkan untuk memperluas jaringan
perusahaan. Perusahaan PT COCA COLA menjual sahan pada investor asing, agar
perusahaannya dapat dikenal di dunia internasional. Ini merupakan peluang yang di lihat
oleh perusahaan. Namun dengan dikenal oleh banyak perusahaan lain, ancaman juga
terlihat pada persaingan dengan perusahaan minuman lain. Persaingan ini akan lebih terasa
jika para kompetitor berasal dari berbagai negara. Sehingga perusahaan harus lebih
bertahan demi kelangsungsan perusahaan. Dapat diketahui, bahwa PT COCA COLA
merupakan perusahaan yang modal sahamnya lebih besar dari Amerika, sehingga PT
COCA COLA ini sudah dikenal di berbagai dunia, dan mendominan perusahaan minuman
ini di beberapa Negara termasuk Indonesia.

Selain itu terdapat Peluang dan Ancaman yang lainnya yaitu:


A.Peluang (Opportunity)
Pertumbuhan sebesar 7,5% yang terjadi pada pasar minuman ringan non soda dan 8,5%
pada air mineral kemasan merupakan peluang yang tidak bisa dipandang sebelah mata oleh
Coca-Cola. Hal ini sudah dilakukan dengan produknya yaitu Air mineral Ades dan produk
minuman Isotonik. Selain itu menurut data masih banyak pasar di wilayah Asia Tengah dan
Afrika yang tingkat konsumsi minuman ringan bersodanya masih rendah. Ini merupakan
Blue Ocean bagi pemasaran Coca Cola dimasa depan.
Peluang Perusahaan :
1. Meningkatnya gaya hidup beberapa konsumen akan softdrink.
2. Pendistribusian produk yang mudah ke berbagai daerah karena luasnya jaringan.
3. Kerjasama dengan berbagai pihak contoh: Mc.Donal.
4. Pengembangan produk baru jenis makanan.
5. Pertumbuhan iklan di internet karena penggunaan internet telah meningkat.

B. Ancaman (Threat)

13
Kompetitor baik tingkat domestic maupun level International seperti Pepsi dan Cadbury
merupakan ancaman yang patut diwaspadai. Selain itu perubahan paradigma konsumen
yang lebih health conscious serta meningkatnya harga gula, packaging dan material
lainnya merupakan ancaman yang perlu ditanggulangi sedini mungkin.
Ancaman Perusahaan :
1. Banyak konsumen yang mulai meninggalkan minuman berkarbonasi.
2. Di beberapa negara seperti India melarang penjualan Coca-Cola.
3. Invasi AS ke Irak yang mempengaruhi penjualan Coca-Cola.
4. Tingginya harga bahan mentah.

DAFTAR PUSTAKA

David Fred R.. 2009. Manajemen Strategis. Edisi 12 Buku 1. Salemba Empat

http://ekonomikomiko.blogspot.co.id/2014/05/analisis-lingkungan-eksternal.html
(Diakses tanggal 04 Oktober 2015)

14

Anda mungkin juga menyukai