Anda di halaman 1dari 2

XII.

RENJATAN LISTRIK DAN KEHAMILAN


Dalam kasus di mana seorang ibu hamil menerima renjatan listrik, tingkat
keparahan cedera maternal tidak sama seperti tingkat keparahan cedera fetal.
A. Fetus lebih sensitif terhadap renjatan listrik dikarenakan saiznya, kulit
tipis, dan tingginya keupayaan konduksi dari cairan amniotik dan plasenta
yang terpenuhi darah.
B. Renjatan listrik pada ibu hamil bisa mengakibatkan terjadinya bermacam-
macam hal:
1. Kemungkinan tiada kesan dan kehamilan tersebut bersambung seperti
biasa tanpa sebarang masalah dan kesan jangka panjang.
2. Renjatan tersebut bisa mengakibatkan kematian pada si ibu dan juga
janinnya.
3. Tiada kesan pada ibunya, tetapi si janin mungkin akan mati dan bisa
terjadi aborsi setelah renjatan tersebut.
C. Hasil autopsi terhadap janin tersebut biasanya non-spesifik dan mungkin
melibatkan maserasi dan perdarahan di dalam otak, ginjal, paru-paru, dan
hati.
D. Pada tahun 1993, Fatovich melaporkan hasil literaturnya tentang kasus-
kasus renjatan listrik pada ibu hamil. Hasil stadi tersebut melaporkan:
1. Terdapat lima belas kasus ibu hamil yang dalam berbagai umur kehamilan
(minggu ke-9 sampai minggu ke-10) yang terpapar pada renjatan listrik
2. 14 dari 15 kasus tersebut melibatkan arus AC di rumah.
3. Walaupun tidak terdapat kematian ibu atau penurunan kesadaran,
kematian janin berlaku pada 73% dari kasus-kasus tersebut.
4. Waktu interval antara terjadinya cedera dan kelahiran bisa dari beberapa
jam sampai 21 weeks.
5. Oligohidramnion dan/atau retardasi pertumbuhan dilaporkan dalam
beberapa kasus.
6. Beberapa ibu mengatakan bahwa terdapat kehilangan pergerakan janin
secara tiba-tiba setelah terjadinya renjatan tersebut.
7. Dalam setiap kasus tersebut, alur arus adalah dari tangan ke kaki(uterus
juga terlibat). Pada renjatan listrik yang tidak melibatkan uterus dalam
alurnya (cth: terapi elektrokonvulsif dan cardioversi DC), biasanya
janinnya tidak terjadi apa-apa.
XIII. STUN GUN
Stun gun adalah sejenis alat yang didesain untuk menghantarkan sejumlah
tenaga listrik kecil yang bisa mengakibatkan paralisis otot sementara.
A. Stun gun adalah:
1. Alat non-lethal yang biasanya digunakan oleh polisi untuk menangani
pelanggar hukum yang tidak menurut perintah.
2. Juga digunakan sebagai alat mempertahankan diri dan bisa didapatkan
secara legal di beberapa negeri di toko senjata.
B. Stun gun dilaporkan banyak digunakan dalam beberapa kasus penyiksaan,
pemerkosaan dan kejahatan pada anak.
C. Apabila stun gun diaktifkan sewaktu bersentuhan dengan kulit manusia,
luka berpola dan berkarakteristik bisa terhasil. Lesi yang terhasil biasanya
kecil, bulat atau abrasi yang agak sejajar atau daerah yang eritem,
dengan atau tanpa tengah yang pucat, dimana terjadi dalam pasangan.
Jarak antara pasangan lesi kulit tersebut seharusnya bersamaan dengan
jarak antara elektroda stun gun yang digunakan. Elektroda tersebut
adalah sebenarnya elektroda luaran stun gun tersebut.
D. Hasil mikroskospik pada lesi kulit tersebut bisa menunjukkan perubahan
yang tidak spesifik, atau perubahan mirip dengan luka bakar thermal pada
kulit.
E. Ikeda et al. Melaporkan berdasarkan sebuah kasus pembunuhan secara
perjeratan dimana korban juga mempunyai beberapa lesi kulit yang
disebabkan oleh penggunaan stun gun. Untuk mengetahui apakah luka
dari stun gun tersebut terjadi saat sebelum kematian atau setelah
kematian, mereka menggunakan stun gun terhadap babi yang dibius saat
sebelum mati dan juga setelah mati. Ketika stun gun tersebut digunakan
sebelum babinya mati, lesi kulit yang mirip seperti pada manusia muncul
pada babi tersebut. Tetapi ketika stun gun digunakan setelah kematian
babi, tidak ada lesi yang muncul.
XIV. ELEKTROKUSI JUDISIAL
Penggunaan elektrokusi sebagai hukuman kapital diperkenalkan di pertengahan
1900-an, di New York, diakibatkan dari hasil hukuman gantung judisial yang tidak
diprediksi.
A. Eksekusi pertama dengan menggunakan kerusi listrik berlaku di New York
1890, dimana arus AC 1400-volt, 150 Hz digunakan pada tahanan selama
17 detik sebelum kematian. Sewaktu beberapa menit sebelum kematian,
tahanan tersebut dilaporkan mengerang dan pergerakan napas semakin
mendalam. Alur listrik diaplikasikan lagi selama 2 menit sebelum
tahanan tersebut dinyatakan meninggal. Saksi eksekusi tersebut
mengatakan tampak asap keluar dari tubuh hangus tersebut.
B. Autopsi yang dilakukan terhadap tahanan yang telah dielektrokusi
menunjukkan bahwa terdapat luka bakar yang luas pada jaringan tubuh.
C. Kerusi listrik merupakan metode tunggal eksekusi di Nebraska.
D. Di Alabama, Florida, South Carolina and Virginia, tahanan diberi pilihan
antara injeksi lethal dan kerusi listrik.
E. Di Oklahoma dan Illinois, kerusi listrik digunakan sebagai metode eksekusi
jika injeksi lethal didapati tidak dibenarkan oleh undang-undang.

Anda mungkin juga menyukai