Anda di halaman 1dari 11

TOLERANSI TERHADAP GOLONGAN UMAT

BERAGAMA

Oleh:

Nurul Nadila

1504104010001

UNIVERSITAS SYIAHKUALA

TAHUN AJARAN 2016/2017


PENDAHULUAN

Topik:

Toleransi terhadap golongan umat beragama

Tujuan:

Untuk dapat saling bertoleransi terhadap setiap golongan dan mengetahui batasan-batasan
dari setiap golongan terutama di kalangan generasi penerus bangsa

Rumusan Masalah:

1. Pengertian toleransi?
2. Bagaimana toleransi antar umat beragama di Indonesia?
3. bagaimana Konsep Tri Kerukunan Beragama di indonesia?
4. Pelanggaran terhadap masalah toleransi ?
5. Bagaimana cara mengantisipipasi peyimpangan dalam toleransi umat beragama di
indonesia?
6. Apa Manfaat toleransi umat beragama?

Latar Belakang:
Manusia adalah makhluk indiviudu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk
sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain dalam rangka
memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam masyarakat, seorang
individu akan dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang berbeda warna dengannya salah
satunya adalah perbedaan agama.

Dalam menjalani kehidupan sosialnya tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan-gesekan
yang akan dapat terjadi antar kelompok masyarakat, baik yang berkaitan dengan ras maupun
agama. Dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan dalam masyarakat maka diperlukan sikap
saling menghormati dan saling menghargai, sehingga gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan
pertikaian dapat dihindari. Masyarakat juga dituntut untuk saling menjaga hak dan kewajiban
diantara mereka antara yang satu dengan yang lainnya.

Sila Ketuhanan yang maha Esa mempunyai makna bahwa segala aspek
penyelenggaraan hidup bernegara harus sesuai dengan nilai-nilai yang berasal dari Tuhan.
Karena sejak awal pembentukan bangsa ini, bahwa negara Indonesia berdasarkan atas
Ketuhanan. Maksudnya adalah bahwa masyarakat Indonesia merupakan manusia yang
mempunyai iman dan kepercayaan terhadap Tuhan, dan iman kepercayaan inilah yang menjadi
dasar dalam hidup berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
Dalam pembukaaan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Olehnya itu kita sebagai warga Negara sudah
sepatutnya menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat beragama dan saling
menghormati antar hak dan kewajiban yang ada diantara kita demi keutuhan Negara

ISI
Toleransi berasal dari kata Tolerare yang berasal dari bahasa latin yang berarti dengan
sabar membiarkan sesuatu. Jadi pengertian Toleransi adalah membiarkan orang lain
berpendapat lain,melakukan hal yang tidak sependapat dengan kita, tanpa kita ganggu ataupun
intimidasi. istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang
melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat
diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama, di mana
penganut mayoritas dalam suatu masyarakat menghormati keberadaan agama atau kepercayaan
lainnya yang berbeda.
Di Indonesia berdasarkan hukum tentang pengakuan agama di Indonesia Secara formal,
tidak ada undang-undang yang secara khusus mengakui satu atau lebih agama di Indonesia, satu-
satunya undang-undang yang menyebut keberadaan adanya agamaagama adalah UU No.
1/PNPS/1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama (UU
1/PNPS/1965).
Dalam Penjelasan Pasal 1 UU 1/PNPS/1965 disebutkan bahwa terdapat enam agama
yang dipeluk penduduk Indonesia ialah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan khong Cu
(Confusius). Ini tidak berarti bahwa agama-agama lain, misalnya: Yahudi, Zarasustrian, Shinto,
atau Taoism dilarang di Indonesia. Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan(UU Adminduk) khususnya Pasal 64 ayat (1) juga tidak melarang agama agama
lain selain yang secara faktual dan sosiologis dipeluk oleh masyarakat Indonesia.
Namun, dalam ketentuan Pasal 64 ayat (2) UU Adminduk dinyatakan bahwa:
Keterangan tentang agama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi Penduduk yang
agamanya belum diakui sebagai agama berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan
atau bagi penghayat kepercayaan tidak diisi, tetapi tetap dilayani dan dicatat dalam database
kependudukan.
Sehingga berdasarkan ketentuan Pasal 64 ayat (1) dan Pasal 64 ayat (2) UU Adminduk,
maka Kepercayaan Sunda Wiwitan dan lainnya tidak dapat di isi dalam kolom agama di kartu
tanda penduduk (KTP).

Toleransi antar umat beragama dapat dimaknai sebagai suatu sikap untuk dapat hidup
bersama masyarakat yang menganut agama lain dengan memiliki kebebasan untuk menjalankan
prinsip-prinsip keagamaan (ibadah) masing-masing, tanpa adanya paksaan dan tekanan baik
untuk beribadah maupun tidak beribadah dari satu pihak ke pihak lain. Sebagai implementasinya
dalam praktik kehidupan social dapat dimulai dari sikap kebersamaan antara penganut
keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.
Sikap toleransi antar umat beragama bisa dimulai dari hidup bertentangga baik dengan tetangga
yang seiman dengan kita maupun tidak. Sikap toleransi itu direfleksikan dengan cara saling
menghormati saling memuliakan dan saling tolong-menolong.
Tolerasi hak dan kewajiban dalam umat beragama telah tertanam dalam nilai-nilai yang
ada pada pancasila. Indonesia adalah Negara majemuk yang terdiri dari berbagai macam etnis
dan agama, tanpa adanya sikap saling menghormati antara hak dan kewajiban maka akan dapat
muncul berbagai macam gesekan-gesekan antar umat beragama.

Di Indonesia, kita mengenalnya dengan Konsep Tri Kerukunan Beragama, yang terdiri dari :

Kerukunan internal umat seagama.

Kerukunan antar umat berbeda agama.

Kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah.

Bagaimana perwujudan dari konsep tri kerukunan beragama tersebut ?

Untuk mengetahuinya, simaklah ulasan berikut.

#1. Kerukunan umat seagama


adanya kesepahaman dan kesatuan untuk melakukan amalan dan ajaran agama yang
dipeluk dengan menghormati adanya perbedaan yang masih ditolerir. Dengan kata lain, sesama
umat seagama tidak boleh saling menghina, bermusuhan ataupun menjatuhkan, melainkan harus
dikembangkan sikap saling menghargai, menghormati, dan toleransi apabila terdapat perbedaan,
asalkan perbedaan tersebut tidak menyimpang dari ajaran agama yang dianut.

#2. Selanjutnya, kerukunan antar umat berbeda agama


adalah cara atau sarana untuk mempersatukan dan mempererat hubungan antara orang-
orang yang tidak seagama dalam proses pergaulan di masyarakat, tetapi bukan ditujukan untuk
mencampuradukan ajaran agama. Hal ini perlu dilakukan guna menghindari terbentuknya
fanatisme ekstrim yang membahayakan keamanan, dan ketertiban umum.. Bentuk nyata yang
bisa dilakukan adalah dengan adanya dialog antar umat beragama yang di dalamnya bukan
membahas perbedaan, akan tetapi memperbincangkan kerukunan, dan perdamaian hidup dalam
bermasyarakat. Intinya adalah bahwa masing-masing agama mengajarkan untuk hidup dalam
kedamaian dan ketentraman.

#3. Kerukunan umat beragama dengan pemerintah,


maksudnya adalah dalam hidup bersama, masyarakat tidak lepas dari adanya aturan
pemerintah setempat yang mengatur tentang kehidupan bermasyarakat.
Masyarakat tidak boleh hanya mentaati peraturan agamanya masing-masing, melainkan juga
harus mentaati hukum yang berlaku di negara Indonesia.
Kemerdekaan beragama dan berkepercayaan tidak boleh dimaknai sebagai kebiasaan untuk tidak
beragama atau kebebasan untuk memaksakan ajaran agama kepada orang lain yang sudah
memeluk agama yang dianutnya.
Pelanggaran terhadap toleransi di Indonesia salah satunya Kasus yag hangat baru-baru ini
ialah kasus tantang penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama (AHOK) Pidato Ahok saat
melakukan kunjungan kerja di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, yang lalu dianggap menghina
agama dan menghina umat islam tanah air.

Ahok datang untuk meninjau program pemberdayaan budi daya kerapu. Menurutnya,
program itu akan tetap dilanjutkan meski dia nanti tak terpilih lagi menjadi gubernur di pilgub
Februari 2017, sehingga warga tak harus memilihnya hanya semata-mata hanya ingin program
itu terus dilanjutkan.

"Kan bisa saja dalam hati kecil Bapak Ibu, nggak pilih saya karena dibohongi (orang)
pakai Surat Al Maidah 51 macam-macam itu. Itu hak Bapak Ibu. Kalau Bapak Ibu merasa nggak
bisa pilih karena takut masuk neraka, dibodohin, begitu, oh nggak apa-apa, karena ini panggilan
pribadi Bapak Ibu," katanya. Program ini (pemberian modal bagi budi daya kerapu) jalan saja.
Jadi Bapak Ibu nggak usah merasa nggak enak karena nuraninya nggak bisa pilih Ahok,"
tambahnya

Dalam kasus ini Ahok dijerat dengan Pasal 156 a Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP) juncto Pasal 28 ayat 2 Undang-undang nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (ITE).

Berikut ini bunyi pasal 156 a KUHP:

Dipidana dengan pidana penjara selama-lumanya lima tahun barang siapa dengan sengaja di
muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan:
a. yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu
agama yang dianut di Indonesia;
b. dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apa pun juga, yang bersendikan
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sementara Pasal 28 ayat 2 UU no 11 Tahun 2008 tentang ITE berbunyi:

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk
menimbulkan rasa
kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas
suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Adapun ketentuan pidana Pasal 28 ayat 2 tersebut di atas diatur dalam undang undang yang sama
Pasal 45 ayat 2, demikian bunyinya:

Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) atau ayat
(2) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

ini telah banyak mengakibat kan masalah terhadap keamanan dan ketentraman
kehidupan ras dan agama, dan menimbulkan terjadinya demo-demo antara satu golongan dengan
golongan lainnya.

Dalam hal ini untuk menciptakan kerukunan umat beragama dapat dilakukan dengan cara-
cara sebagai berikut:

1. Saling tenggang rasa, menghargai, dan toleransi antar umat beragama

2. Tidak memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu.

3. Melaksanakan ibadah sesuai agamanya

4. Mematuhi peraturan keagamaan baik dalam agamanya maupun peraturan


Negara atau Pemerintah.
Manfaat Toleransi Beragama

a. Menghindari perpecahan
Bersikap toleran merupakan solusi agar tidak terjadi perpecahan dalam mengamalkan
agama, sikap bertoleran harus menjadi suatu kesadaran pribadi yang selalu dibiasakan dalam
wujud interaksi social.

b. Memperkokoh tali silahturahmi


Salah satu wujud dari toleransi hidup beragama adalah menjalin dan memperkokoh tali
silahturahmi antar umat beragama dan menjaga hubungan yang baik. Merajut hubungan damai
antar penganut agama hanya bisa dimungkinkan jika masing-masing pihak saling menghargai
pihak lain. Mengembangkan sikap toleran beragama, bahwa setiap penganut agama boleh
menjalankan ajaran dan ritual agamanya dengan bebas dan tanpa tekanan.
PENUTUP

Kesimpulan :

Berdasarkan apa yang sudah dijelaskan pada pembahasan, maka dapat dikemukakan beberapa
kesimpulan, antara lain :
Toleransi adalah sikap memberikan kemudahan, berlapang dada, dan menghargai orang
lain yang berbeda dengan kita. Sikap toleransi dalam beragama adalah menghargai keyakinan
agama lain dengan tidak bersikap menyamakan keyakinan agama lain dengan keyakinan islam
itu sendiri. Kerukunan hidup umat beragama yang diharapkan adalah kerukunan antar para
pemeluk agama dalam semangat saling mengerti, memahami antara satu dengan yang lainnya
Dengan kata lain secara bahasa mengerti artinya memahami, tahu tentang sesuatu hal,
dapat diartikan mengerti keadaan orang lain, tahu serta paham mengenai masalah-masalah sosial
kemasyarakatan, sehingga dapat merasakan apa yang orang lain rasakan. Dengan semangat
saling mengerti, memahami, dan tenggang rasa- maka akan menumbuhkan sikap dan rasa
berempati kepada siapa pun yang sedang mengalami kesulitan dan dapat memahami bila berada
di posisi orang lain. Sehingga akan terwujud dan terpelihara kerukunan antar umat beragama.
Daftar pustaka :

http://songgone.blogspot.co.id/2013/08/toleransi-antar-umat-beragama.html (di post pada 23


agustus 2013 pukul 10.30)

Sumber: http://hidayatullah.com

Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

UU No. 1/PNPS/1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama

UUD 1945 pasal 29 ayat 2

Buku BSE kelas XI PPKn

http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-37996601 (di post pada 17 november 2015 oleh BBC


Indonesia)

http://www.tribunnews.com/techno/2016/11/16/pasal-28-ayat-2-uu-ite-dipakai-menjerat-ahok-
ada-keanehan-dan-tak-logis (di post pada Rabu, 16 November 2016 14:16 WIB oleh
Tribunnews.com Jakarta)

Anda mungkin juga menyukai