Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN DENGAN


GANGGUAN WAHAM

DisusunOleh:
Indah Depriyanti
20164030051

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
PASIEN JIWA DENGAN GANGGUAN WAHAM

A. Definisi
Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai
dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang
lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol
(Direja, 2011). Menurut Gail W.Stuart, waham adalah keyakinan yang salah dan kuat
dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan
realitas sosial.

B. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala waham menurut Aziz R dkk (2003) adalah
1. Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran,
kecurigaan, keadaan dirinya sendiri yang dilakukan berulang kali secara
berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan)
2. Klien tampak tidak mempunyai orang lain
3. Curiga
4. Bermusuhan
5. Merusak (diri sendiri, orang lain, lingkungan)
6. Takut, sangat waspada
7. Tidak tepat dalam menilai lingkungan/ realitas
8. Ekspresi wajah tegang
9. Mudah tersinggung
C. Penyebab
1. Faktor Predisposisi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya waham yang dijelaskan oleh
Towsend 1998 adalah :
Teori Biologis
Teori biologi terdiri dari beberapa pandangan yang berpengaruh terhadap
waham:
Faktor-faktor genetik yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan
suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan
kelainan yang sama (orang tua, saudara kandung, sanak saudara lain).
Secara relatif ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan
skizofrenia mungkin pada kenyataannya merupakan suatu kecacatan sejak
lahir terjadi pada bagian hipokampus otak. Pengamatan memperlihatkan
suatu kekacauan dari sel-sel pramidal di dalam otak dari orang-orang yang
menderita skizofrenia.
Teori biokimia menyatakan adanya peningkatan dari dopamin
neurotransmiter yang dipertukarkan menghasilkan gejala-gejala
peningkatan aktivitas yang berlebihan dari pemecahan asosiasi-asosiasi
yang umumnya diobservasi pada psikosis.
Teori Psikososial
Teori sistem keluarga Bawen dalam Towsend (1998 : 147)
menggambarkan perkembangan skizofrenia sebagai suatu perkembangan
disfungsi keluarga. Konflik diantara suami istri mempengaruhi anak.
Penanaman hal ini dalam anak akan menghasilkan keluarga yang selalu
berfokus pada ansietas.
Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami psikosis
akan menghasilkan hubungan orang tua anak yang penuh akan
kecemasan. Anak menerima pesan-pesan yang membingungkan dan
penuh konflik dari orang tua dan tidak mampu membentuk rasa percaya
terhadap orang lain.
Teori psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari suatu
ego yang lemah. Perkembangan emosi yang lambat, kurangnya perhatian
ibu yang menyebabkan kehilangan perlindungan sehingga individu
mengalami gangguan harga diri, kehilangan control, takut/cemas, dan
curiga terhadap orang lain.
2. Faktor Presipitasi
Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan neurobiologis yang
maladaptif termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang
mengatur perubahan isi informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu
masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi rangsangan.
Pada pasien dengan waham, pemeriksa MRI menunjukkan bahwa
derajat lobus temporal tidak simetris. Akan tetapi perbedaan ini sangat kecil,
sehingga terjadinya waham kemungkinan melibatkan komponen degeneratif
dari neuron. Waham somatic terjadi kemungkinan karena disebabkan adanya
gangguan sensori pada sistem saraf atau kesalahan penafsiran dari input
sensori karena terjadi sedikit perubahan pada saraf kortikal akibat penuaan
(Boyd, 2005 dalam Purba dkk, 2008).
Stres Lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stres yang
berinterasksi dengan sterssor lingkungan untuk menentukan terjadinya
gangguan prilaku.
Pemicu Gejala
Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologis yang
maladaptif berhubungan dengan kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku
individu, seperti : gizi buruk, kurang tidur, infeksi, keletihan, rasa bermusuhan
atau lingkungan yang penuh kritik, masalah perumahan, kelainan terhadap
penampilan, stres gangguan dalam berhubungan interpersonal, kesepain,
tekanan, pekerjaan, kemiskinan, keputusasaan dan sebagainya.
D. Akibat dari waham
Klien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat
melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.
E. Jenis- jenis waham menurut Keliat (2009):
1. Waham kebesaran: individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau
kekuasaan khusus dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
Misalnya, saya ini pejabat departemen kesehatan lho! atau, saya punya
tambang emas.
2. Waham curiga: Individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang
berusaha merugikan/menceerai dirinya dan diucapkan berulang kali, tetapi
tidak sesuai kenyataan. Contoh, saya tahu seluruh saudara saya ingin
menghancurka hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya.
3. Waham agama: Individu memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara
berlebihan dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh, kalau saya mau masuk surga, saya harus menggunakan pakaian putih
setip hari.
4. Waham somatic: Individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya
terganggu atau terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan. Contoh, saya sakit kanker. (Kenyataannya pada
pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi pasien
terus mengataka bahwa ia sakit kanker).
5. Waham nihilistic: Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada
didunia/meninggal dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan
kadaan nyata. Misalnya, Ini kan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah
roh-roh.
6. Waham sisip pikir : keyakinan klien bahwa ada pikiran orang lain yang
disisipkan ke dalam pikirannya.
7. Waham siar pikir : keyakinan klien bahwa orang lain mengetahui apa yang dia
pikirkan walaupun ia tidak pernah menyatakan pikirannya kepada orang
tersebut.
8. Waham kontrol pikir : keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh
kekuatan di luar dirinya.
F. Rentang Respon Neurobiologis
G. Pathway

Faktor Penyebab: Faktor Pencetus:


1. Genetis 1. Proses pengolahan informasi
2. Neurobiologis yang berlebihan
3. Neurotransmitte 2. Mekanisme penghantaran
r listrik yang abnormal
4. Psikologis 3. Adanya gejala pemicu

Harga Diri
Rendah Perubahan isi pikir:

Kerusakan Resiko tinggi


Komunikasi Verbal mencederai diri, orang
lain dan lingkungan
Nursing Care Plan Pasien Dengan Waham
Tgl Diagnosa Tujuan Intervensi
Gangguan Proses Pikir: Pasien mampu: SP 1
Waham
Berorientasi kepada Identifikasi kebutuhan pasien
realitas secara Bicara konteks realita (tidak
bertahap mendukung atau membantah
Berinteraksi dengan waham pasien)
orang lain dan Membina hubungan saling percaya
lingkungan Latih pasien untuk memenuhi
Menggunakan obat kebutuhannya
dengan prinsip 5 Masukkan dalam jadwal harian
benar pasien
SP 2
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1
dan SP 2)
Identifikasi potensi/kemampuan
yang dimiliki
Pilih/ latih potensi/ kemampuan
lain yang dimiliki
Masukkan dalam jadwal kegiatan
SP 3
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
Tanyakan program pengobatan
Jelaskan pentingnya penggunaan
obat pada gangguan jiwa
Jelaskan akibat bila tidak
digunakan sesuai program
Jelaskan akibat bila putus obat
Jelaskan cara mendapatkan obat
Jelaskan pengobatan dengan prinsip
5 benar
Latih pasien minum obat
Masukkan dalam jadwal kegiatan
pasien

DAFTAR PUSTAKA
Dadang Hawari, 2001, Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Schizofrenia, FKUI;
Jakarta.
Depkes RI, 1996, Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Pelayanan Keperawatan,
2000, Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan, Jakarta.
Depkes RI, 1996, Proses Keperawatan Jiwa, jilid I.
Keliat Budi Anna, dkk, 1998, Pusat Keperawatan Kesehatan Jiwa, penerbit buku kedokteran
EGC : Jakarta.
Stuart, GW dan Sundeen, S.J, 1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa, edisi 3, Penerbit : Buku
Kedokteran EGC ; Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai