Anda di halaman 1dari 11

MENULIS UNTUK TELEVISI

Naskah berita televisi terdiri atas tiga bagian, yaitu intro, badan narasi (main
body) dan penutup atau kalimat akhir. Reporter atau penulis naskah berita harus
memahami fungsi atau tujuan dari masing-masing bagian ini. Dan harus diingat
jangan pernah mengulang apa-apa informasi yang sudah diungkapkan pada bagian
sebelumnya.
Sebelum memulai menulis ada baiknya setiap reporter menjawab sejumlah
hal mengenai berita yang akan ditulisnya, yaitu :
1. Mengenai apa berita yang akan ditulis?
2. Kenapa berita ini penting untuk disampaikan?
3. Apa yang baru dalam berita ini?
4. Bagaimana menyampaikannya seefektif mungkin?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam ini maka reporter perlu
menghayati bahan-bahan sumber berita dengan baik serta garis bawahi poin-poin
yang dapat diangkat. Cari pula esensi, benang merah, dan sudut pandang dari berita
tersebut, sehingga menemukan angle yang akan diangkat. Setelah reporter
mendapat jawabannya, maka ia dapat memulai menulis naskah berita itu.
Cobalah untuk selalu merasa tertarik dengan apapun yang akan ditulis.
Jangan pernah merasa bahwa berita yang sedang dikerjakan itu adalah berita yang
membosankan. Jika reporter merasa bosan, sudah hampir pasti ia akan
menghasilkan berita yang membosankan pemirsa. Lihatlah kembali hal-hal yang
belum terungkap atau aspek yang dapat memberikan dimensi yang lebih luas dan
relevan untuk pemirsa. Pikirkan pembukaan berita yang kuat dan langsung pada
sasaran dan jika ini berhasil dilakukan, kalimat-kalimat selanjutnya akan mengalir
lancar.

Intro berita
Intro atau lead merupakan bagian terpenting dari suatu berita. Berita televisi
selalu dimulai dengan intro (lead) yang dibacakan oleh penyiar di studio. Intro
merupakan rangkuman dari seluruh unsur terpenting dari suatu berita dengan latar
belakang dan konteks yang diperlukan.
Intro sebisa mungkin harus mengandung hampir seluruh unsur terpenting
suatu berita yang mencakup 5W, yaitu what, where, when, why, dan who.
Sedangkan badan berita berfungsi untuk menguraikan unsur how yang belum
dijelaskan dalam intro. Jadi intro adalah tulang punggung dari suatu berita.
Fungsi utama intro adalah untuk menjual berita tersebut kepada pemirsa.
Intro berfungsi untuk menarik perhatian penonton agar menyimak berit ayang
bersangkutan sampai akhir. Intro harus disusun sedemikian rupa sehingga bisa
membuat penontin merasa perlu mengikuti beritanya sampai akhir, namun harus
tetap objektif, tidak sensasional atau bombastis. Intro yang ditulis dengan baik akan
dapat menahan pemirsa untuk tidak beranjak dari tempat duduknya, sedangkan intro
yang ditulis dengan buruk akan mendorong pemirsa pindah saluran untuk menonton
acara lain.
Intro adalah hal pertama yang harus ditulis reporter dan bukan sebaliknya.
Intro haruslah sesuatu yang sangat kuat yang mampu menarik perhatian penonton.
Pada umumnya penulis naskah berita menghabiskan waktu terbesar mereka ketika
menulis intro. Kalimat atau paragraf selanjutnya harus menjawab atau menjelaskan
hal-hal yang belum dijelaskan pada kaimat atau paragraf sebelumnya.
Intro adalah bagian yang tidak terpisahkan dari badan dan penutup berita.
Semuanya menjadi satu rangkaian cerita yang sambung menyambung dari awal
hingga akhir, dari intro hingga penutup. Dengan demikian apa yang sudah dijelaskan
pada intro tidak boleh diulang kembali pada badan berita ataupun paragraf penutup.
Dalam banyak kasus tidak mudah bagi penulis pemula untuk menulis intro
pada kesempatan pertama, dan karena itu reporter menulis intro pada kesempatan
terakhir ketika seluruh badan berita dan penutupnya telah seslesai dibuat. Cara ini
sebenarnya akan menyulitkan reporter itu sendiri karena ia kemungkinan besar akan
mengulangi apa yang sudah ditulisnya di badan atau penutuo berita pada intro.
Reporter yang menulis naskah dimulai dari badan berita cenderung akan
menghabiskan seluruh informasi yang ada sehingga tidak ada lagi yang tersisa
untuk menulis intro. Selain itu penulisan yang dimulai dengan intro terlebih akan
membantu produser berita untuk mengetahui pada kesempatan pertama mengenai
apa yang ditulis reporternya dan mempersiapkan penempatan berita itu di dalam
program beritanya.
Reporter dapat menggunkan intro tu untuk menyampaikan fakta yang tidak
ditunjang dengan gambar pendukung. Misalnya : berita mengenai aksi unjuk rasa
mahasiswa menentang kenaikan harga BBM yang terjadi di sejumlah kota di
Indonesia. Stasiun televisi terkadang tidak memiliki reporter dan juru kamera untuk
meliput seluruh aksi demonstrasi yang ada di setiap kota. Gambar yang tersedia
hanya aksi unjuk rasa di Jakarta, maka berita ini dapat ditulis seperti contoh berikut :

VIDEO AUDIO
Presenter on screen (INTRO) MAHASISWA DI BEBERAPA KOTA DI
INDONESIA HARI INI KEMBALI TURUN KE JALAN
MENENTANG KENAIKAN HARGA BBM// DI
YOGYAKARTA SEKITAR 5000 MAHASISWA BERUNJUK
RASA MENENTANG KEBIJAKAN TERSEBUT/
SEMENTARA DI MAKASSAR/ LEBIH DARI 2000
MAHASISWA JUGA BERUNJUK RASA TURUN KE
JALAN//
Gambar aksi unjuk rasa (ROLL VO) SEMENTARA ITU DI JAKARTA/ RATUSAN
di Jakarta MAHASISWA BERDEMONSTRASI DI DEPAN ISTANA
NEGARA// MEREKA SELANJUTNYA BERJALAN
MENUJU KE GEDUNG DPR/MPR UNTUK
MENYAMPAIKAN TUNTUTAN MEREKA// .... (DST)

Catatan : untuk mempermudah presenter saat membaca berta, maka tanda


baca koma ditulis dengan tanda / (garis miring), dan tanda baca titik ditulis dengan
tanda // (dua garis miring).
Dari contoh berita aksi unjuk rasa di atas terlihat bahwa gambar yang
ditampilkan hanya aksi unjuk rasa di Jakarta saja, namun tidak mengabaikan
informasi lainnya yang cukup penting dari daerah.
Fungsi lain dari intro adalah sebagai kendaraan untuk memperlihatkan
penyiar televisi kepada penonton. Dalam suatu program berita, penyiar bukanlah
sekedar pajangan atau pelengkap yang hanya sekedar muncul begitu saja. Penyiar
televisi harus mendapatkan dan memenangkan perhatian pemirsa saat mereka
muncul membawakan rogram berita karena itu stasiun televisi harus menampilkan
penyiar mereka dengan baik setiap kali mereka muncul membawakan berita.
Perhatian pemirsa tidak mungkin diperoleh jika presenter muncul terlalu singkat,
namun juga tidak boleh terlalu lama. Karena itu intro setidaknya harus terdiri dari
minimal tiga kalimat pendek atau maksimal lima kalimat pendek.

Baris Pertama
Bagian terpenting dari suatu intro adalah kalimat pertama atau disebut juga
dengan istilah baris teratas (top line). Baris pertama memberikan informasi terbaru
(angle) dari sebuah berita kepada pemirsa. Kalimat pertama pada intro ini harus
mampu merebut perhatian pemirsa dengan informasi yang paling dramatis.
Perhatikan contoh berikut:
DELAPAN BELAS ORANG TEWAS DAN BELASAN LAINNYA LUKA-LUKA
DALAM KECELAKAAN BUS DI CIREBON//
Pada berita yang berkelanjutan (running story), kalimat pertama dari intro
adalah informasi terakhir. Contoh :
SOPIR YANG MENGANTUK MERUPAKAN PENYEBAB KECELAKAAN BUS
DI CIREBON//
Akan lebih baik lagi jika kalimat pertama bisa memberitahukan pemirsa
mengenai dampak kejadian tersebut terhadap mereka. Contoh :
HINGGA KINI JALUR LALU LINTAS DI KAWASAN PANTURA DI CIREBON
BELUM BISA DILALUI MENYUSUL KECELAKAAN BUS DI DAERAH ITU//
Nama orang penting atau orang terkenal biasanya menjadi awal dari kalimat
pertama pada suatu intro. Nama-nama penting, seperti nama presiden, menteri,
ketua parlemen, pimpinan militer, kepolisian, sdapat menjadi awal intro berdasarkan
pertimbangan bahwa nama-nama tersebut memiliki pengaruh berdasarkan prinsip
name makes news.
Nama orang biasa yang tidak dikenal tidak dapat disebutkan pada intro,
tetapi hanya disebutkan kedudukan atau deskripsi umum dari rang bersangkutan,
misalnya : seorang pedagang, seorang guru, seorang eksekutif perusahaan. Nama
sebenarnya dari orang itu disimpan dulu untuk diungkapkan kemudaian pada
kalimat-kalimat berikutnya.
Ditinjau dari teknik penulisannya, terdapat beberapa tipe intro, yaitu :
- Hard intro : adalah bentuk intro yang langsung menyampaikan informasi
paling penting mengenai kejadian sebuah berita. Intro ini llangsung masuk ke
inti cerita dengan memasukkan sebagian besar informasi yang paling
penting. Tipe lead seperti ini paling sering digunakan media siaran untuk tipe
berita straight atau hard news.
Contoh : LIMA ANGGOTA KELUARGA TEWAS DIBUNUH DI RUMAHNYA DI
KEBAYORAN//
- Soft intro, yaitu bentuk intro yang biasanya digunakan untuk berita yang
bersifat feature. Lead ini tidak langsung memasuki inti cerita namun hanya
memberikan perspektfnya saja dengan menunjukkan pada hakikat atau
dampak dari inti cerita. Misalnya dalam sebuah laporan kesehatan.
Contoh : PARA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KERAP MERASA SAKIT
DI DADANYA// NAMUN KINI MEREKA BOLEH BERGEMBIRA DENGAN
DITEMUKANNYA OBAT PENGHILANG SAKIT DADA//
- Intro Sapaan, yaitu lead yang seolah-olah presenter berbicara langsung
kepada penonton dengan menyebutkan kata sapaan Anda. Banyak
digunakan untuk feature.
Contoh : JIKA ANDA BERNIAT BERANGKAT KE BALI BESOK MUNGKIN
SEBAIKNYA RENCANA ITU DITUNDA DAHULU// MASYARAKAT BALI HARI
RABU BESOK AKAN MELAKUKAN UPACARA NYEPI// PADA SAAT NYEPI/
SELURUH KOTA DAN DESA DI BALI SEPERTI MATI/ TIDAK ADA
KEGIATAN APAPUN//
- Intro pertanyaan, yaitu Contoh :
ANDA INGIN TAHU APA KEGIATAN PARA SELEBRITIS YANG SUDAH
PENSIUN DARI LAYAR KACA//
- Intro payung, yaitu beberapa poin berita ditampilkan dalam satu kalimat awal.
Intro ini merangkum beberapa cerita yang berkaitan atau punya kesamaan
dalam banyak aspek.
Contoh : PELECEHAN/ KEKERASAN/ DAN DISKRIMINASI DALA
PEKERJAAN ADALAH TIGA TOPIK YANG DIBAHAS DALAM SEMINAR
PEREMPUAN HARI INI//
- Intro Humor dan kejutan, yaitu intro yang menggunakan kata-kata humor
atau kata-kata yang mengejutkan untuk berita ringan, lucu, dan
mengagetkan. Misalnya uuntuk laporan mengenai hewan yang lucu, lomba
panjat pinang, dan kejadian tak terduga.

Menulis Badan Berita


Intro selesai ditulis, selanjutnya badan berit atau badan narasi. Saat menulis,
struktur penceritaan berita tidak boleh meloncat-loncat atau bolak balik. Setiap
perkembangan fakta atau informasi harus diselesaikan sesuai alurnya baru setelah
itu pindah ke perkembangan berikutnya dan seterusnya.
Narasi harus diselaraskan dengan gambar agar tidak membingungkan.
Karena itu sebelum menulis naslah berita lihat dahulu rekaman gambarnya.
Tentukan soundbite?SOT dan gambar yang akan digunakan, termasuk natsound-
nya. Setelah itu mulai menulis berdasarkan video rekaman itu. Seringkali visual yang
dimiliki dalam rekaman, menentukan awal cerita. Biasanya gambar yang paling kuat
dan menarik ditempatkan di awal guna menggaet pemirsa. Kalimat awal narasi
harus kuat dan menggigit. Medium audio visual seperti televisi sangat mengandalkan
perhatian penuh penonton yang harus dapat memahami informasi yang disampaikan
dengan sekali dengar dan sekali lihat.
Fungsi narasi dalamberita televisi bukan untuk menceritakan gambar, tetapi
untuk melengkapi atau mendukung gambar. Karena itu narasi tidak perlu terlalu
panjang. Jika gambar telah sangat jelas menunjukkan fakta dan maknanya, maka
tidak perlu lagi diceritakan, biarkan gambar bersama suara naturalnya berjalan tanpa
perlu diceritakan lagi. Reporter harus berani diam jika gambar sudah bercerita
sendiri (Reporter must dare to be silent, if the picture speakes for itself). Narasi
hanya menceritakan apa yang tidak jelas atau yang tidak tergambar dalam video.
Terdapat tiga struktur badan berita, yaitu :
1. Pola Kronologis: sering digunakan untuk menguraikan suatu kejadian secara
berurutan mulai dari awal hingga akhir. Berita seperti kecelakaan,
pembunuhan, dan peristiwa lainnya sering menggunakan tipe ini dan bila
tidak diceritakan secara kronologis akan membingungkan pemirsa. Tipe
seperti ini harus menjawab pertanyaan apa, siapa, di mana, bagaimana, dan
mengapa.
2. Pola Topik : narasi yang ditulis tergantung pada topik yang dibahas.
3. Pola Pendapat : digunakan untuk berita yang menimbulkan berbagai
pendapat dari beberapa pihak, jadi ada yang pro dan kontra. Badan narasi
berjalan sesuai dengan pandangan-pandangan yang berbeda tersebut.

Soundbite (Sync)
Kutipan atau ucapan langsung narasumber atau soundbite (SOT) merupakan
bagian yang penting dari suatu berita. Berita akan menjadi lebih kuat bila ada SOT,
namun SOT harus dibatasi pada pernyataan atau bagian pernyataan yang benar-
benar relevan yang diperlukan bagi kejelasan informasi yang akan memperkuat
berita tersebut.
SOT diperlukan agar laporan enjadi hidup dan berwarna. Narasi yang
menjadi pengantar sebelum SOT tidak boleh meniru secara persis kata per kata
dengan apa yang dikatakan narasumber dalam SOTnya.
Hubungan antara naskah berita dan potongan wawancara (soundbite/SOT)
tidak boleh membingungkan. Naskah berita hanya boleh menyajikan fakta tanpa
memberikan opini atau sikap. Jika ingin menyajikan pendapat dan komentar harus
disampaikan melalui mulut orang lain yaitu para pelaku yang terlibat dalam cerita itu
yang ditampilkan dalam soundbite. Jangan gunakan soundbite untuk
memberitahukan fakta kepada pemirsa, karena fakta disampaikan atau ditulis oleh
reporter. Ringkasnya, reporter menyampaikan fakta sedangkan soundbite
memberikan komentar tentang fakta tersebut.
SOT dalam bahasa daerah atau bahasa asing harus disertai terjemahannya
(subtitle) dalam bahasa Indonesia, begitu pula SOT yang tidak jelas misalnya karena
sumber sedang sakit, masih terkejut (shock), terlalu gembira atau bersemangat, atau
karena rekaman yang jelek.

Menulis Penutup (Closing)


Segera akhiri naskah berita bila tidak ada lagi fakta atau info yang relevan
atau signifikan yang perlu diceritakan atau bila panjang naskah sudah mencapai
durasi waktu yang disediakan. Meski terletak di bagian akhir, reporter tidak boleh
mengabaikan atau meremehkan bagian penutupan (ending).
Setiap kali menulis narasi paket berita, penutupannya harus ditulis dengan
baik, tajam, tegas, dan kuat. Jangan mengakhiri berita dengan kesimpulan, terlebih
saran dan imbauan dari reporter. Biarkan pemirsa mengambil kesimpulan sendiri.

Prinsip Menulis untuk Televisi


1. Tulis naskah dengan gaya yang ringan dan bahasa yang sederhana agar
naskah bisa dibaca dengan singkat dan mudah. Ingat bahwa kalimat bukan
untuk dibaca melainkan untuk diceritakan kepada pemirsa. Suatu berita
mungkin mengandung informasi yang rumit, misalnya berita berita ekonomi,
namun tugas reporter untuk menyederhanakan informasi itu sehingga mudah
dimengerti tanpa harus kehilangan maksud dan tujuannya. Kalimat dalam
naskah harus :
- Maksimal terdiri dari 20 kata.
- Satu kalimat satu gagasan/pemikiran.
- Menghindari anak kalimat.
- Ubah gaya bahasa birokrat dan militeristik menjadi ungkapan lugas, dan
- Mudah dimengerti masyarakat luas.

2. Prinsip ekonomi kata (word economy). Prinsip menulis naskah berita dengan
menggunakan kata-kata secara efektif dan efisien. Penggunaan kata dan
kalimat tidak boleh berlebihan, yaitu hanya sebatas yang benar-benar
diperlukan untuk bisa menyampaikan informasi sejelas mungkin. Kalimat
yang jelas memang biasanya singkat, sederhana, dan lugas. Bukan yang
panjang, apalagi berlebit-belit. Hindarilah kata atau ungkapan yang tidak
perlu atau kalau dihilangkan tidak mempengaruhi arti kalimat.
3. Hindari redudensi. Jangan menjelaskan apa yang sudah jelas.
4. Gunakan kata atau ungkapan yang lebih pendek.
5. Gunakan ungkapan positif.
6. Pilih salah satu kata dari pasangan kata yang sama artinya.
7. Naskah televisi harus mudah dimengerti. Termasuk kepada orang-orang
yang memiliki kosa kata terbatas. Karena itu gunakan kata atau ungkapan
sederhana dan biasa didengar masyarakat luas.
8. Menulis langsung ke pokok persoalan. Menulis naskah tidak berputar-putar
dan mengulang-ulang.
9. Pilih kata-kata atau ungkapan yang konkret, karena akan memberikan kesan
yang lebih kuat, objektif, dan terukur. Kata-kata atau ungkapan abstrak
bersifat subjektif karena menggunakan kata sifat (adjektif).
10. Gunakan kata sesuai kebiasaan. Menulis naskah berita harus
memperhatikan konteks penggunaanya, khususnya dalam berita yang terkait
dengan hukum.
11. Hindari ungkapan yang bias, hiperbol, atau bombastis.
12. Sebisa mungkin hindari singkatan atau istilahteknis birokratis, yuridis, dan
militeristik yang tdak umum dikenal, kecuali yang sudah sangat umum
digunakan masyarakat. Jika kata-kata tersebut terpaksa digunakan sertakan
penjelasannya.
13. Hindari ungkapan klise, seperti mengolahragakan masyarakat dan
memasyarakatkan olahraga, si jago merah, buah simalakama, dll.
14. Hindari eufimisme, yaitu ungkapan yang bisa menyesatkan.
15. setiap kalimat pada naskah hendaknya mengikuti struktur Sybjek Predikat
Objek. Jangan menggunakan keterangan atau anak kalimat pembuka
(introductory clause).
16. Kalimat berita haruslah merupakan kalimat aktif, yaitu siapa melakukan apa
dan siapa mengatakan apa. Kalimat pasif bisa saja digunakan bila pelakunya
tidak jelas. Seperti : Tiga mahasiswa terbunuh dalam kerusuhan itu.
17. kalimat berita harus bersifat objektif. Dalam menyampaikan atau menulis
pernyataan sumber, tidak boleh terkesan terlibat atau larut dalam retorika
sumber, tapi tetap harus sebagai pemantau yang netral dan objektif.
Contoh : Ratusan karyawan pabrik sepatu Bata hari ini menggelar unjuk
rasa menuntut pengunduran diri direktur perusahaan karena gagal memimpin
dan sangat arogan terhadap bawahan.
18. Pada berita breaking news mengenai bencana atau kerusuhan yang harus
segera disiarkan, berhati-hati dalam mencantumkan jumlah korban atau
kerugian, karena sangat mungkin jumlah masih akan terus bertambah.
Berikan jumlah korba atau kerusakan dalam kisaran. Contoh : Laporan awal
dari lokasi menyebutkan jumlah korban tewas lebih dari 30 orang.
19. jangan terlalu banyak meletakkan angka dalam suatu kalimat kecuali
diberikan suatu grafk khusus agar penonton dapat mencerna informasi yang
didengarnya., seperti : Pemimpin negara keempat terbesar di dunia yang
berusia 76 tahun itu terpilih kembali untuk ketiga kalinya.
20. Jangan mengulangi informasi yang sudah disampaikan di intro (sering
dilakukan reporter pemula). Harap diingat naskah berita itu dimulai dari kata
pertama intro hingga kata terakhir di bagian penutup berita.

Anda mungkin juga menyukai