Anda di halaman 1dari 10

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, yakni
demi peradaban manusia. Bahkan dapat dipastikan tanpa pengembangan daya
sumber air secara konsisten, peradaban manusia tidak akan mencapai tingkat yang
dinikmati sampai saat ini. Aspek geografis yang menyebabkan permukaan daratan
Indonesia menjadi bervariasi terdiri atas rangkaian pegunungan, bukit, bantaran
aluvial, danau, rawa, dan sebagainya. Variasi tersebut yang menyebabkan
Indonesia dikaruniai potensi hidro-meteorologis yang unik. Secara umum dapat
disebutkan bahwa potensi air permukaan di Indonesia ditentukan oleh beberapa
faktor ragawi maupun niragawi, antara lain kondisi daerah aliran sungai (DAS)
dan ragam fisik sumber daya air, luas dan volume tampungnya (alami maupun
buatan), pengaruh iklim, dan aspek pengelolaan sumber daya air itu sendiri oleh
manusia (Sunaryo, et al., 2005).

Selain merupakan sumber daya alam, air juga merupakan komponen


ekosistem yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya, yang dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat. Hal ini tertuang dalam Pasal 6 ayat (1) Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Mengingat
pentingnya kebutuhan akan air bersih, maka sangatlah wajar apabila sektor air
bersih mendapatkan prioritas penanganan utama karena menyangkut kehidupan
orang banyak.Selain itu, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
7 Tahun 2004 tentang SumberDaya Air dan Peraturan Pemerintah (PP)Nomor 16
Tahun 2005 tentang PengembanganSistem Penyediaan Air Minum
(SPAM),ditegaskan bahwa penyelenggara (pengelola)SPAM dapat dilakukan oleh
BUMN,BUMD/PDAM, Koperasi, Badan UsahaSwasta (BUS) dan Masyarakat
Pengelola Air minum. Oleh karena itu pengelolaan air bersihperdesaan melalui
UPS/KPS ditingkatdesa/kelompok masyarakat telah diakui danwajib dikelola

1
2

secara mandiri untuk menjaminkeberlanjutan fungsi penyediaan air bersih bagi


masyarakat setempat (Suharjono, et al., 2014).
Sesuai dengan PP tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) yang disebutkan sebelumnya, penanganan akan pemenuhan kebutuhan
air bersih dapat dilakukan dengan berbagai cara, disesuaikan dengan sarana dan
prasarana yang ada. Di daerah perkotaan, sistem penyediaan air bersih dilakukan
dengan sistem perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan dikelola oleh
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sementara sistem non perpipaan dikelola
oleh masyarakat baik secara individu maupun kelompok. Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) adalah Perusahaan yang berbentuk Badan Hukum yang dapat
mengurus kepentingannya sendiri, ke luar dan ke dalam terlepas dari Organisasi
Pemerintah Daerah, seperti PU Kabupaten/ Kotamadya dan lain sebagainya
(Tambunan, 2014).
Ketersediaan air bersih dan air minum tidak selalu berjalan lancar. Ada
banyak faktor penghambat yang dominan pada kurangnya perhatian masyarakat
terhadap lingkungan yang berpengaruh terhadap ketersediaan air misalnya
menimbulkan adanya kerusakan daerah tangkapan hujan, erosi dan sedimentasi,
kekeringan, pencemaran air, banjir dan lainnya (Sunaryo, et al., 2005). Oleh
karena itu pentingnya pengelolaan air dan menjaga kelestarian lingkungan
merupakan hal yang saling berkaitan dan perlu diterapkan dengan baik.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang, antara lain:
1. bagaimana kondisi sumber daya air bersih dan air minum di Indonesia?
2. apa saja permasalahan yang terjadi berkaitan dengan sumber daya air bersih
dan air minum?
3. bagaimana upaya pengelolaan sumber daya air bersih dan air minum?
C. Tujuan
Adapun tujuan berdasarkan rumusan masalah, antara lain:
1. untuk mengetahui kondisi ketersediaan air bersih dan air minum di
Indonesia
2. untuk mengetahui permasalahan yang terjadi berkaitan dengan sumber daya
air bersih dan air minum
3

3. untuk mengetahui upaya pengelolaan sumber daya air bersih dan air minum

D. Manfaat
Adapun manfaat berdasarkan tujuan, antara lain:
1. dapat mengetahui kondisi ketersediaan air bersih dan air minum di
Indonesia
2. dapat mengetahui permasalahan yang terjadi berkaitan dengan sumber daya
air bersih dan air minum
3. dapat mengetahui upaya pengelolaan sumber daya air bersih dan air minum
4

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Indeks Ketersediaan Air Minum dan Air Bersih di Indonesia


Menurut Dyah (2000), kebutuhan air tersebar berdasarkan sektor kegiatan
dapat dibagi dalam tiga kelompok besar, yaitu : kebutuhan domestik, irigasi
pertanian, dan industri. Sejalan dengan pertambahan penduduk di Indonesia, maka
kebutuhan air akan meningkat pula baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.
Pada dekadesebelumnya, Indonesia telah menunjukkan kemajuan signifikan
dalam meningkatkan akses terhadap persediaan air bersih dan pelayanan sanitasi.
Air bersih dan sanitasi merupakan sasaran Tujuan Pembangunan Milenium
(MDG) yang ketujuh dan pada tahun 2015 diharapkan sampai dengan setengah
jumlah penduduk yang tanpaakses ke air bersih yang layak minum dan sanitasi
dasar dapat berkurang. Bagi Indonesia, ini berarti Indonesia perlu mencapai angka
peningkatan akses air bersih hingga 68,9 persen dan 62,4 persen, untuk sanitasi
(Unicef, 2012).
Saat ini, Indonesia tidak berada pada arah yang tepat untuk mencapai target
MDG untuk masalah air bersih MDG pada tahun 2015. Perhitungan dengan
menggunakan kriteria MDG nasional Indonesia untuk air bersih dan data dari
sensus tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia harus mencapai tambahan 56,8
juta orang dengan persediaan air bersih pada tahun 2015. Di sisi lain, jika kriteria
Program Pemantauan Bersama WHO-UNICEF (JMP) untuk air bersih akan
digunakan, Indonesia harus mencapai tambahan 36,3 juta orang pada tahun 2015.
Saat ini, bahkan di provinsi-provinsi yang berkinerja lebih baik (Jawa Tengah dan
DI Yogyakarta), sekitar satu dari tiga rumah tangga tidak memiliki akses ke
persediaan air bersih (Unicef, 2012). Perhatikan pada Gambar 1.1.
Sejak tahun 1993, Indonesia telah menunjukkan peningkatan dua kali lipat
prosentase rumah tangga dengan akses ke fasilitas sanitasi yang lebih baik, tetapi
masih belum mencapai target sanitasi MDG 2015. Untuk mencapai target sanitasi
nasional MDG, diperlukan pencapaian tambahan 26 juta orang dengan sanitasi
yang lebih baik pada tahun 2015. Perencanaan pada jangka panjang memerlukan
pencapaian angka-angka yang lebih besar: Data Riskesdas 2010 menunjukkan

4
5

bahwa secara keseluruhan, kira-kira 116 juta orang masih kekurangan sanitasi
yang memadai (Unicef, 2012).

Gambar 1.1 Diagram prosentase akses sumber air bersih


(Sumber : Riskesdas, 2010)

Dari uraian data diatas, maka dapat disimpulkan adanya faktor penghambat
tercapainya target sanitasi nasional MDG di Indonesia. Salah satunya yaitu
pemanfaatan air bersih di perkotaan tidak diatur dengan baik dan secara umum
cakupannya kecil. Dari 402 perusahaan daerah air minum (PDAM), yang
melayani sebagian besar daerah perkotaan, hanya 31 yang memiliki lebih dari
50.000 sambungan pada tahun 2009. Ukuran yang lebih kecil dari optimal
menyebabkan biaya operasional yang tinggi (Unicef, 2012).
Pada tahun 2010, angka air bersih yang tidak dipertanggungjawabkan
adalah antara 38-40 persen dan hanya 30 PDAM mampu menutup biaya
operasional dan pemeliharaan secara penuh. PDAM mengalihkan sebagian
pendapatannya yang diperkirakan sebesar 40 persen kepada pemerintah
kabupaten, dan memiliki sedikit atau tidak ada dana tersisa untuk operasional dan
pemeliharaan. Tidak mengherankan, sistem persediaan air bersih perkotaan pada
umumnya tidak terawat dan rusak. Beberapa PDAM telah mengadakan Kemitraan
6

Publik, tetapi kompleksitas negosiasi antara pemerintah pusat, provinsi dan


kabupaten telah menyebabkan pembatalan dan penundaan. Sistem pembuangan
kotoran dan air limbah di perkotaan pada umumnya kurang berkembang dan tidak
ditangani dengan baik (Unicef, 2012).

B. Permasalahan Sumber Daya Air Bersih dan Air Minum


Permasalahan yang mendasar dalam upaya pengelolaan sumber daya air
secara terpadu adalah terjadinya gejala krisis air baik kuantitas maupun kualitas di
beberapa wilayah di Indonesia yang mulai dirasakan saat ini. Pada dekade ini
pulau Jawa dihadapkan pada berbagai permasalahan dengan menurunnya kualitas
air akibat limbah yang dihasilkan oleh kegiatan industri, pertanian, dan limbah
perkotaan, termasuk limbah rumah tangga. Demikian juga sering terjadi
kekurangan air di musim kemarau, di lain pihak air sangat berlimpah bahkan
terjadi banjir pada musim penghujan.
Beberapa permasalahan lainnya yang dihadapi dalam pengelolaan sumber
daya air sebagai berikut:
1. kerusakan daerah tangkapan hujan
Kerusakan daerah tangkapan hujan terutama disebabkan oleh ketimpangan
dalam pemanfaatan lahan. Ketimpangan tersebut disebabkan oleh perubahan
(konversi) lahan yang tidak terkendali sehingga kawasan hutan yang semula
dilindungi oleh vegetasi alami berubah menjadi kawasan terbuka.
Sedangkan lahan pertanian dan kawasan pedesaan lainnya berubah dengan
cepat menjadi kawasan industri dan perkotaan. Perubahan tata guna lahan
tersebut mengubah karakteristik hidrogeografis kawasan tersebut dan secara
langsung mengancam kelestarian tata guna airnya.
2. erosi dan sedimentasi
Erosi adalah peristiwa hilang atau terkikisnya bagian tanah di suatu tempat
yang disertai terangkutnya bagian tanah itu. Hujan yang jatuh di lahan
terbuka merupakan penyebab utama erosi, karena tetesan air membawa
momentum yang secara mekanis dapat mengubah ikatan antar butiran tanah.
Erosi mengakibatkan terjadinya pemindahan butiran tanah ke tempat lain
melalui suatu proses yang dinamakan angkutan sedimen.
3. Kekeringan
7

Rusaknya daerah tangkapan hujan menyebabkan kemampuan suatu DAS


untuk menyimpan air di musim hujan dan melepaskannya di musim
kemarau sebagai base flow dengan sendirinya akan menurun. Dengan
demikian, debit sungai pada musim kemarau akan menjadi kecil dan
mengakibatkan keterbatasan air untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
Fenomena tersebut yang disebut dengan kekeringan. Selain itu kekeringan
juga dapat diakibatkan pengaruh iklim.
4. pencemaran air
Pencemaran air merupakan persoalan khas yang terjadi di sungai dan badan
air di Indonesia. Sumber pencemaran air terutama disebabkan aktivitas
manusia dan dipicu secara kuadratika oleh pertumbuhan penduduk.
Pencemaran air yang terjadi di kawasan perkotaan disebabkan oleh sektor
domestik, berupa limbah cair dari rumah tangga dan industri rumah tangga.
Dengan demikian, keadaan tersebut dapat merusak kualitas air permukaan.
Penurunan kualitas air permukaan secara keseluruhan berpengaruh pada
kelayakan sistem perairan Indonesia.
5. Banjir
Banjir dapat terjadi akibat penurunan daya tampung (threshold value) di
sungai, saluran drainase, atau pembuangan air yang disebabkan sedimentasi
dan adanya kerusakan tanggul dan prasarana pengairan lainnya (Suharjono,
et al., 2014)

C. Upaya Pengelolaan Sumber Daya Air Bersih dan Air Minum

Untuk menjamin pengelolaan yang optimum sekaligus menjaga kelestarian air


dan sumber air serta prasarana sumber daya air, ada beberapa bidang yang terkait
dengan pengelolaan sumber daya air. Adapun bidang ayng harus mendapat
perhatian khusus untuk menjaga sumberdaya air adalah:

1. Pengelolaan daerah tangkapan hujan untuk menjaga fungsi daerah resapan air
yang dilakukan melalui usaha konservasi sumberdaya air, pengendalian erosi,
dan sedimentasi serta pengendalian tata guna lahan. Pengelolaan daerah
tangkapan hujan ini dapat dilakukan dengan penyiapan suatu rencana induk
konservasi air yang melibatkan berbagai instansi terkait dalam bidang
8

konservasi sumber daya air dan penyusunan program tahunana bersama


instansi terkait berdasarkan rencana untuk knservasi yang telah disepakati
bersama, contoh yang dapat dilakukan anatara lain penghijauan, terasering,
pengendalian erosi, sedimentasi, dan sebagainya (Sunaryo, et al., 2005).
2. Pengelolaan kuantitas air untuk menyediakan air secara adil dan transparan
melalui kegiatan penetapan perizinan penggunaan air dan alokasi air serta
pengendalian distribusi air. Pengelolaan kuantitas air dapat dilakukan dengan
cara menyiapkan rencana induk pengembangan sumber daya air yang
melibatkan instansi terkait dalam hal pengembangan sumber daya air untuk
mengantisipasi kebutuhan yang akan datang (Sunaryo, et al., 2005).
3. Pengelolaan kualitas air untuk menjaga kualitas air pada sumber air sesuai
peruntukan yang ditetapkan melalui kegiatan pengendalian kualitas air,
penetapan izin pembuangan limbah cair, serta pengendalian pencemran
air(Sunaryo, et al., 2005).
4. Pengendalian banjir untuk menghindari ancaman bencana banjiryang
dilakukan melalui prediksi banjir, pengendalian banjir, dan penanggulangan
banjir. Penegndalian banjir dapat dilakukan dengan cara menyiapkan
pedoman siaga banjir sebagai prosedur buku operasi dan membuat prediksi
iklim, cuaca, dan banjir (Sunaryo, et al., 2005).
5. Pengelolaan lingkungan sungai untuk menjaga fungsi sumber air yang
dilakukan melalui pengendalian penggunaan lahan daerah tepi sungai,
peningkatan biota air, wisata, dan olahraga air (Sunaryo, et al., 2005).
6. Pengelolaan prasarana pengairan untuk menjaga fungsi saran dan prasarana
pengairan sesuai dengan tujuan dan umur yang direncanakan. Hal ini
dilakukan melalui pemeliharaan preventif, korektif, dan darurat (Sunaryo, et
al., 2005).
7. Penelitian dan pengembangan untuk mendukung dan meningkatkan kinerja
pengelolaan sumberdaya air dengan mengupayakan inovasi, baik dibidang
inobasi maupun manajemen (Sunaryo, et al., 2005).
9

BAB III
KESIMPULAN

Kebutuhan air yang semakin meningkat di daerah perkotaan maupun


pedesaan membuat bangsa Indonesia belum mampu untuk mencapai sasaran
Tujuan Pembangunan Milenium (MDG). Kurangnya akses yang baik untuk
memperoleh air bersih membuat target tersebut semakin menjauh dari
Indonesia. Selain itu, faktor penghambat tercapainya target sanitasi nasional
MDG di Indonesia yaitu pemanfaatan air bersih di perkotaan yang tidak
diatur dengan baik dan secara umum cakupannya kecil.
Permasalahan yang terjadi berkaitan sumber daya airbersih dan air minum
antara lain rusaknya daerah tangkapan air hujan, terjadinya erosi dan
sedimentasi, kekeringan pada musim kemarau, pencemaran air yang semakin
buruk, dan banjir.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga sumber daya air
bersih diantaranya melalui berbagai program pengelolaan kualitas air,
kuantitas air, daerah resapan, dan lain lain. Dari program yang telah diuraikan
yang paling penting adalah partisipasi masyarakat untuk mewujudkan
program terseut.

9
10

DAFTAR RUJUKAN

Anonim. 2004. UU No.7/2004 tentangSumber Daya Air. Jakarta : Pemerintah


Republik Indonesia
Anonim. 2005. PP No.16/2005 tentangPengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum. Jakarta : Pemerintah Republik Indonesia
Pangesti, Dyah R. 2000. Pengelolaan dan Pemanfaatan Sungai Menyongsong
Abad-2. Yogyakarta. Penerbit Andi.

Republik Indonesia.
Suharjono, G., Budiartha, N., Nadiasa, M. 2014. Analisis Faktor
KinerjaPengelolaaan Air Bersih Perdesaan Di Kabupaten Buleleng. Bali:
Jurnal Spektran Vol. 2 No.1
Sunaryo, Trie M., S. Walujo, Tjoek, Harnanto, A. 2005. Pengelolaaan Sumber
Daya Air: Konsep dan Penerapannya. Malang: Bayumedia
Tambunan, Ridho A. 2014. Peran Pdam Dalam Pengelolaan Bahan Air Baku Air
MinumSebagai Perlindungan Kualitas Air MinumDi Kota Yogyakarta.
Yogyakarta: Universitas Atmajaya
Unicef. 2012. Air Bersih, Sanitasi & Kebersihan. Jakarta : Unicef Indonesia.

10

Anda mungkin juga menyukai

  • Konsep Kebahasaan Dan Pembelajaran Kebahasaan
    Konsep Kebahasaan Dan Pembelajaran Kebahasaan
    Dokumen16 halaman
    Konsep Kebahasaan Dan Pembelajaran Kebahasaan
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat
  • Grafik Instrumen II
    Grafik Instrumen II
    Dokumen4 halaman
    Grafik Instrumen II
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat
  • Daftar Lagu Retreat
    Daftar Lagu Retreat
    Dokumen6 halaman
    Daftar Lagu Retreat
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat
  • 1667 2519 1 SM
    1667 2519 1 SM
    Dokumen11 halaman
    1667 2519 1 SM
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat
  • Konsep
    Konsep
    Dokumen19 halaman
    Konsep
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Kelompok 3
    Presentasi Kelompok 3
    Dokumen6 halaman
    Presentasi Kelompok 3
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat
  • 325 1245 1 PB
    325 1245 1 PB
    Dokumen30 halaman
    325 1245 1 PB
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat
  • Bertahan Dalam Penderitaan
    Bertahan Dalam Penderitaan
    Dokumen1 halaman
    Bertahan Dalam Penderitaan
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat
  • Titrasi AB
    Titrasi AB
    Dokumen11 halaman
    Titrasi AB
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat
  • Konsep
    Konsep
    Dokumen19 halaman
    Konsep
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat
  • Bertahan Dalam Penderitaan
    Bertahan Dalam Penderitaan
    Dokumen1 halaman
    Bertahan Dalam Penderitaan
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat
  • Relamasi Pelabuhan Sunda Kelapa
    Relamasi Pelabuhan Sunda Kelapa
    Dokumen12 halaman
    Relamasi Pelabuhan Sunda Kelapa
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat
  • CERITA RAKYAT NTT
    CERITA RAKYAT NTT
    Dokumen9 halaman
    CERITA RAKYAT NTT
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat
  • Kartu Ucapan Valentine Pemuda
    Kartu Ucapan Valentine Pemuda
    Dokumen12 halaman
    Kartu Ucapan Valentine Pemuda
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat
  • CERITA RAKYAT NTT
    CERITA RAKYAT NTT
    Dokumen9 halaman
    CERITA RAKYAT NTT
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat
  • Stabilitas Lereng
    Stabilitas Lereng
    Dokumen3 halaman
    Stabilitas Lereng
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat
  • PS Eden
    PS Eden
    Dokumen1 halaman
    PS Eden
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat
  • ARANSEMEN
    ARANSEMEN
    Dokumen3 halaman
    ARANSEMEN
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat
  • ARANSEMEN
    ARANSEMEN
    Dokumen3 halaman
    ARANSEMEN
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat
  • Dalam Anugerahmu
    Dalam Anugerahmu
    Dokumen1 halaman
    Dalam Anugerahmu
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen45 halaman
    Bab Iii
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat
  • D600030127 PDF
    D600030127 PDF
    Dokumen75 halaman
    D600030127 PDF
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat
  • Ku Mencari Wajah
    Ku Mencari Wajah
    Dokumen1 halaman
    Ku Mencari Wajah
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat
  • Dalam Anugerahmu
    Dalam Anugerahmu
    Dokumen1 halaman
    Dalam Anugerahmu
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat
  • PELAKUAN
    PELAKUAN
    Dokumen29 halaman
    PELAKUAN
    Romi Mitrolia
    67% (3)
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen26 halaman
    Bab V
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen15 halaman
    Bab I
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat
  • MANAJEMEN PRASARANA SUMBER DAYA AIR
    MANAJEMEN PRASARANA SUMBER DAYA AIR
    Dokumen30 halaman
    MANAJEMEN PRASARANA SUMBER DAYA AIR
    Ipolsen Manasye Appah
    Belum ada peringkat