Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Nyeri Alih
M. Levator skapula adalah salah satu penyebab yang sering berperan dalam

kaku otot bahu. Studi pada 200 dewasa muda yang normal, Sola et al menemukan

TPs laten di insersio m. Levator skapula (20% subjek) dibandingkan pada otot

lain, kecuali pada m. Trapezius. Pada studi klinis tentang TPs, m. Levator skapula

merupakan tempat tersering yang menyebabkan keram bahu.


Kedua lokasi tersebut dapat dilihat pada gambar 1. TPs menghasilkan nyeri

yang berpusat di daerah segitiga leher belakang. Batas sepanjang garis tulang

belakang, skapula, dan bahu belakang. TPs yang terbawah menghasilkan nyeri di

bagian bawah dari sisi skapula. Otot pada kaku leher menyebabkan minimal rotasi

oleh karena nyeri tersebut. Jika TPs aktif, maka nyeri bahkan dirasakan saat

istirahat.

Gambar 1. Daerah nyeri alih dari 2 lokasi TPs dari m. Levator skapula

B. Kajian Anatomi
Serat m. Levator skapula terdapat di bawah dari prosesus transversus C3

dan C4 dan di bawah dari batas vertebra dan skapula. (lihat gambar 2).

3
4

Origo berada di tuberkulus posterior dari prosesus transversus C1-C4.

Insersio m. levator skapula berada di pertengahan garis skapula bagian superior

hingga ke makhir medial skapula tulang belakang dan di bagian tulang belakang

servikalis melintang ke processus atlas dan aksis (C1 dan C2) hingga ke bagian

C3 dan C4. M. Levator skapula berperan penting dalam pergerakan rotasi leher.

Pada studi Bodguk dan Mercer (2000) menyatakan m. Levator skapula bergantung

pada atlas, namun kerjanya sangat dipengaruhi oleh vertebra. Dibantu oleh

beberapa otot seperti splenicus capitus dan sternocleidomastoideus. Kerjanya

adalah untuk membantu mengangkat skapula, dan memutar skapula. Sinergis

dengan trapezius bagian tengah dan rhomboid mayor dan minor. Antagonis

dengan latissimus dorsi, pectoralis mayor, serratus anterior, subclavia, dan

trapezius.2,3
C1 lebih superficial dan lebih vertikal daripada vertebra lain. C4 melintang

diagonal ke arah lateral dari bagian superior skapula.

Gambar 2. Letak otot skapula

C. Persarafan
5

Dari cabang ketiga dan keempat dari plexus cervicalis dan juga dari serat

dorsal skapula berasal dari akar C5.


D. Kerja
M. levator skapula bekerja untuk rotasi skapula, bertumpu pada fossa

glenoidal. Ketika skapula terangkat, maka otot tersebut membantu leher untuk

rotasi. Otot ini juga membantu leher fleksi.


Persambungan dengan m.trapezius dan m. Serratus anterior, m. Levator

skapula berfungsi untuk membantu skapula terangkat.


E. Unit miotatik
Otot yang bekerja sinergis dengan m. Levator skapula akan memicu TPs,

yaitu splenius cervicis dan scalenus medius.


Splenus cervicis berada pada bagian dalam m. Levator skapula dan

tertimbun di bawah dan di bawah dari tubercel di dalam otot. Scalenus medius

terbenam di bawah dan bagian belakang tuberkel namun di depan otot. Kedua

otot ini bekerja sinergis.


F. Simptom
Kekakuan berat pada m. Levator skapula menyebabkan pasien

mengeluhkan nyeri pada daerah leher dan kekakuan leher. Diagnosis dari scapula

kosta sindrom ditandai dengan nyeri alih dari m. Levator skapula. Adanya

keterbatasan gerak karena tekanan dan hal yang paling sering dikeluhkan adalah

kaku leher. Ketika TPs aktif, pasien bahkan tidak bisa memutar kepala sama

sekali, jadi harus memutar badan agar dapat melihat ke samping.


m. Levator skapula berkontribusi dalam terjadinya nyeri leher dan bahu.

Hal ini dapat diatasi dengan bantuan akupuntur. Agar dapat mengurangi keluhan

tersebut, sebaiknya benar-benar digali tentang disfungsi leher pada pasien.4


G. Aktivasi Trigger Poin (TPs)

Postur yang salah


6

Kebanyakan pasien dengan keluhan nyeri leher kronis memiliki postur

tubuh yang khas. Pasien mengeluhkan kaku leher karena posisi tubuh yang salah

contoh melakukan kerjaan menulis tanpa melakukan gerakan istirahat dalam

jangka waktu yang lama, menelpon, berbicara dengan lawan bicara di samping

dalam waktu yang lama, tidur dalam posisi yang salah di sofa dengan kepala

bertumpu pada lengan atau tanpa bantal yang nyaman. Duduk di pesawat

ditambah suhu ruangan yang dingin semakin menambah kekakuan. Stress secara

psikis, misalnya duduk dengan posisi tangan lebih tinggi daripada bahu pada saat

mengetik. Posisi tubuh yang menyebabkan perpendekan m. Levator skapula juga

memicu terjadinya aktivasi TPs.1,4,5


7

Gambar 3. Posisi yang salah bisa memicu aktivasi TPs

Stressor
8

Kelebihan beban kerja seperti tennis, berenang, atau mengawasi permainan

tennis yang mengharuskan memperhatikan sesuatu dalam posisi memutar kepala

secara terus menerus dapat memacu TPs.

Infeksi

Pada masa prodromal jika terjadi ISPA, TPs pada m. Levator skapula

mudah teraktivasi dengan mekanisme stress.

H. Pemeriksaan Pasien
Pasien yang menderita kekakuan leher, sering mengeluhkan susah melirik

ke samping, bukan masalah lehernya. Jika TPs aktif, maka pasien akan sering

melakukan regangan pada m. Trapezius. Hal ini akan mengurangi kekakuan pada

m. Levator skapula.
Saat melakukan rotasi leher, akan terasa sangat sulit bagi pasien. Apalagi

pada kekakuan yang berat pasien bahkan akan sulit menekuk leher, walaupun

sudah diregangkan sebelumnya dengan cara meluruskan leher.


Gerakan terbatas dari bahu, keterbatasan abduksi bahumerupakan tanda

adanya gangguan rotasi skapula. Tes yang dilakukan bisa dilihat pada gambar

berikut.
I. Pemeriksaan Trigger Poin (TPs)
M. leveator skapula memiliki 2 titik TPs, pada sisi samping leher dan batas

depan m. Trapezius atas. Yang kedua terletak di daerah atas skapula. Kedua area

ini bisa mengakibatkan kekakuan pada leher dan nyeri pada punggung serta

kepala.
Pemeriksaan pada titik pertama TPs adalah dengan menekan ke atas m.

Trapezius (lihat gambar 4). Dengan menggunakan jari, lakukan palpasi dan

gerakkan ke atas, jika menekan titik yang benar maka akan ada nyeri yang

menjalar di sepanjang leher belakang.


9

Gambar 4. Pemeriksaan untuk menentukan TPs

J. Entrapments
Tidak ada nervus yang terjadi entrapments (terjebak) dalam kasus ini.
K. Mengenali Trigger Poin
Pada sindrom stiff neck atau kaku leher, splenicis servicis akan

mengaktifkan TPs pada m. Levator scapula. Dapat dilakukan pengecekkan pada

bagian posterior skapula dan m. iliocostalis servicis sampai akhirnya ditemukan

aktivasi dari TPs.


L. Peregangan dan Penyemprotan
10

Pembahasan terapi, x-ray cervical diperlukan untuk menentukan titik yang

akan dilakukan terapi.1


Ada beberapa cara untuk mengurangi kaku leher, seperti melakukan flexi

dalam secara kontinyu, terapi manual, terapi elektrik, dan intervensi non bedah.5
Pasien duduk dengan santai, kemudian lakukan tekanan dengan jari pada

daerah skapula (lihat gambar 4). Asisten akan diperlukan untuk menstabilkan

skapula. Lakukan penekanan kemudian lakukan ritasi ke depan 30 o. Kemudian

lakkukan penyempritan disisi lateral pada skapula dan leher.


Teknik peregangan dari Nielsen sangat membanttu dalam proses

penyembuhan. Operator meletakkan lengan di depan akromion pasien, dengan

menekan ke arah tangan pasien, kemudian lakukan peregangan dan penyemprotan

pada serat ototm. Levator skapula. TPs juga dapat menyebabkan nyeri dada.

Beberapa serat otot yang sulit terjadi perbaikkan seperti splenlus cervicis, scalenus

medius, scalenus posterior, dan m. Cervical posterior.


Kadang otot antagonis leher juga harus diregangkan dan dilakukan

penyemprotan agar memudahkan relaksasi dari otot m. Levator skapula.


11
12

Gambar 5. Lokasi peregangan dan penyemprottan


13

M. Injeksi dan Peregangan


TP terbawah yang terjadi pada kekakuan skapula mudah dilakukan

relaksasi. TP yang di atas lebih aktif dan hipersensitif. Injeksi yang dilakukan

pada TP bagian atas dapat mengurangi nyeri secara signifkan.


Injeksi yang dilakukan di TP atas, pasien berbaring membelakangi

operator. Letakkan bantalan antara dagu dan bahu, lengan menjadi tumpuan agar

seimbang. Operator melakukan palpasi pada m. Levator skapula kemudian

lakukan injeksi di area TPs. Untuk melakukan injeksi, gunakan jarum ukuran 22G

dan injeksi pada segitiga trapezius, jangan mengenai interkostal, karena bisa

menyebabkan pneumotoraks.

Gambar 6. Lokasi Injeksi


N. Koreksi

Pasien bisa melakukan peregangan pasif dengan merelaksasikan m.

Levator skapula dengan cara menghangatkan area sekitar TPs dan duduk santai.
14

Pasien diminta menunduk ke arah kontralateral. Lakukan stabilisasi skapula

dengan bantuan tangan. Lakukan gerakan untuk melemaska otot, apabila ada rasa

sakit maka gerakkan diperlambat

Pada pasien dengan miopia, apabila kegiatan membaca, menulis, atau

mengetik, maka koreksi mata juga harus diperhatikan. Jarak layar dengan pasien

ketika mengetik juga diperhatikan, tangan pasien lebih rendah daripada bahu

ketika mengetik. Apabila bekerja, pasien disarankan menggunakan patch hangat

untuk melemaskan otot.

Ketika tidur, bantal pasien harus benar diposisikan agar tidak terjadi keram

otot.

Anda mungkin juga menyukai