Anda di halaman 1dari 20

No.

8
November 2010
Inovasi Pendidikan
Media Komunikasi SMP dan MTs
Peserta TOT
Kepala SMP/MTs BTL 4 sedang
Analisis Kebutuhan melakukan
diskusi MGMP di
Belajar Mapel sekolah setelah
praktik mengajar.
Mereka meng-
identifikasi keber-
hasilan pemeca-
han masalah yang
dirancang sebe-
lumnya.

Para kepala SMP/MTs bekerjasama


mengidentifikasi kebutuhan pembe-
lajaran setiap mapel pada pelatihan BTL 4 Perkaya Ide Kegiatan MGMP
Peran KS dalam Mendukung Keber-
hasilan Pembelajaran Aktif. PAKET Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 atau BTL4,
melatih guru dalam mengkaji pemecahan masalah penerapan pembelajaran aktif di
kelas. Pendekatan yang dipakai menekankan pentingnya kerjasama kelompok
PADA pelatihan BTL 4 ada sesi sesama guru mata pelajaran. Karena itu, paket ini memberikan pengayaan ide dan
khusus untuk pelatihan kepala kegiatan berdaya guna untuk mengaktifkan kegiatan peningkatan mutu pembelajaran
sekolah. Paran KS, PS, pejabat dari melalui forum MGMP.
Kemendiknas dan Kemenag kabu- Peserta dilatih mengenali secara mendalam berbagai masalah dalam penerapan
paten dan provinsi kepala sekolah BTL di sekolah dan menemukan cara-cara memecahkannya secara tepat. Dalam
mitra DBE3 mengidentifikasi mengidentifikasi dan memecahkan masalah, peserta diajak untuk melakukannya
dukungan yang perlu diberikan dengan cara bekerjasama seperti pola lesson study sederhana. Kegiatan yang dila-
kepala sekolah, utamanya pada kukan dengan bekerjasama ini akan menjadi modal dasar untuk mengembangkan
pengalokasian anggaran agar kegiatan-kegiatan di daerah dalam rangka peningkatan profesionalisme guru melalui
terwujud keberhasilan pembela- kegiatan MGMP. Berdasarkan pemecahan masalah yang telah disepakati bersama,
jaran aktif. peserta melakukan ujicoba tindakan di kelas untuk mengetahui secara pasti kete-
Fakta-fakta dukungan yang diberi- patan pemecahannya. Berita lainnya tentang pelaksanaan TOT BTL4 dapat dilihat
kan untuk keberhasilan pembela-
pada halaman 2.
jaran aktif, seperti kebutuhan setiap
guru mapel, kebutuhan khusus un-
tuk pembina ekstrakurikuler, dan
khusus untuk staf.
Dampak Meluas, Replikasi jadi Primadona
Pelatihan ini memberikan DAMPAK Program DBE3 telah
gambaran nyata proses yang dirasakan langsung di sekolah mitra. Siswa
seharusnya terjadi di kelas, urai aktif belajar secara berkelompok dan karya
Drs. Zulkifli Kepala SMPN 1 siswa tampak di semua kelas untuk
Patumbak Deli Serdang Sumut yang mengapresiasi kreativitas siswa. Sekolah dan
terkesan dengan proses pelatihan madrasah nonmitra banyak yang
yang mendorong seluruh peserta menginginkan replikasi program DBE3.
untuk aktif. Dengan biaya sendiri SMP
Kami siap mendukung dan MTs ikut berlatih
kebutuhan sekolah untuk membudayakan
keberhasilan pembelajaran aktif, pembelajaran aktif yang
kata Drs. Kasniady, M.Pd Kabid bermakna.
SMP Kemendiknas Kabupaten Berita keberhasilan
Soppeng yang terlibat aktif dalam sekolah yang melakukan
pelatihan di Palopo Sulsel. perubahan dan program
replikasi menjadi topik
Kunjungi website kami di Pembelajaran aktif yang bermakna semakin meluas,
permintaan replikasi BTL juga semakin banyak. utama pada halaman utama
www.inovasipendidikan.net
dan beriita dari provinsi.
Berita Utama Hal 2

Pelatihan BTL4 Berlangsung di Semua Propinsi


Paket pelatihan dengan nama Better Teaching and Learning 4 atau BTL4 telah dikembangkan DBE3 dan dilatihkan
kepada 15 orang fasilitator nasional per propinsi pada tanggal 28 s.d. 30 September 2010 di Makassar. Fasilitator
tersebut. telah melatih 15 orang fasilitator daerah, yang akan melatih guru-guru di daerah masing-masing.
Paket pelatihan BTL4 memperkenalkan pola lesson study sederhana di
mana guru-guru menganalisis dan memperbaiki pembelajaran. Pola kegiatan dibagi
menjadi lima sesi sebagai berikut:
1. Peserta pelatihan mengidentifikasi masalah yang dialami dalam pelaksanaan pembe-
lajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), faktor penyebab, dan alternatif
pemecahannya.
2. Mereka, dalam kelompok kurang-lebih 5 orang, membuat atau memperbaiki Ren-
cana Pelaksanaan Pembelajaran yang mereka miliki untuk mengatasi masalah yang
telah diidentifikasi pada kegiatan sebelumnya. Topik dalam RPP yang dipilih adalah
1
topik yang segera akan diajarkan di kelas.
3. Salah seorang dari kelompok mengajar di kelas dengan menggunakan RPP yang
sudah dikembangkan diamati (dan dibantu) empat orang lainnya. Setelah pembela-
jaran selesai, mereka melakukan refleksi tentang pembelajaran dan memperbaiki
RPP.
4. Setelah RPP diperbaiki setiap peserta membawa RPP tsb. ke kelasnya sendiri un-
tuk diajarkan kepada siswanya. Kalau sempat, guru-guru didampingi fasilitator
daerah pada saat mengajar.
5. Tahap akhir adalah refleksi bersama oleh guru di MGMP tentang pelaksanaan RPP
2 di kelas masing-masing.
Dalam kegiatan BTL4 ini ada dua kali praktik mengajar untuk topik yang
sama. Ternyata masalah dalam RPP baru nampak pada saat praktik pertama, dan,
setelah RPP diperbaiki, praktik kedua jauh lebih berhasil. Masalah yang sering nam-
pak di praktik pertama adalah (i) sebagian siswa kurang aktif karena tidak terlibat
dalam kegiatan; (ii) tugas yang dirancang kurang menantang siswa untuk berpikir dan
berbuat. Namun, setelah dibahas dan RPP diperbaiki masalah tersebut banyak tera-
tasi dalam praktik mengajar kedua.
Beberapa foto dari pelatihan fasilitator nasional ditampilkan pada halaman ini:
1. Fasilitator kelompok Matematika menyusun RPP didampingi staf teknis DBE3.
3
2. Percobaan menyaring air kotor menjadi air bersih.
3. Peserta pelatihan mendampingi siswa melaksanakan tugasnya.
4, 5 & 6 Kegiatan praktis mencari rumus luas permukaan bola. (4) Siswa memotong
lingkaran untuk menutupi permukaan bola. Perlu 3 lingkaran untuk menutupinya.
(5) Guru mendampingi siswa. (6) Lembar kerja yang dirancang untuk kegiatan ini.
7. Siswa di kelas lainnya menguji jumlah vitamin C di berbagai jenis buah.

Memperkuat MGMP
4
Kegiatan sejenis ini meru-
pakan pola kegiatan yang
dapat dilaksanakan di
MGMP. Memang kegiatan
BTL4 di daerah untuk seko-
lah mitra DBE3 akan dibagi
lima sesi seperti dijelaskan di
atas untuk diselenggarakan
melalui MGMP.

5 6 7

Media Komunikasi SMP dan MTs Edisi 08/ November 2010


Berita Utama Hal 3

Baru Saja Dilatih, Guru Sudah Menerapkannya di Kelas


GURU dan kepala sekolah SMPN7 Rangkasbitung, Kabupaten
Lebak, Banten, yang merupakan sekolah non-mitra DBE3, baru dilatih
dalam BTL2 pada tanggal 7 s.d. 9 November 2010. Pelatihan dibiayai oleh
sekolah dan guru sendiri. Guru semua mata pelajaran dilibatkan dalam pelati-
han. Guru-guru tersebut berfoto di bawah spanduk pelaksanaan pelatihan.
Ketika sekolah dikunjungi pada tanggal 12 November, hasil pelatihan su-
dah mulai diterapkan di semua kelas. Sudah ada perubahan fisik di semua ke-
las. Meja dan kursi sudah diatur supaya siswa duduk berkelompok dan sudah
mulai ada pajangan hasil karya siswa. Tetapi perubahan tidak berhenti pada
hal fisik! Kegiatan di beberapa kelas sudah dirancang untuk mendorong siswa
untuk berpikir dan berbuat sendiri. Siswa di kelas Bahasa Inggris di sebelah
1 kiri diajarkan membuat kalimat dengan meng-
gunakan media konkret, misalnya: The pen is
on the chair. Kemudian siswa diminta oleh
guru menyusun banyak kalimat sejenis, yang
ditulis di kertas kecil. Kertas tersebut dipa-
jangkan, dibaca, dan diperbaiki teman lainnya.
Peran guru juga berubah di kelas yang diamati.
Pada foto 2 tampak guru Bahasa Inggris, Ibu
Yanti mendampingi siswa menyusun kalimat.
Di sekolah mitra DBE3 SMPN2 Rang-
kasbitung juga ada kegiatan praktik di kelas.
Pada foto 3 tampak anak belajar tentang
2 listrik dengan menggunakan kit IPA. 3

DBE3 Berpameran di Lokakarya UNICEF


PROGRAM Mainstreaming Good Practices
in Basic Education (MGP-BE), yang dikelola oleh
UNICEF dan dibiayai Uni-Eropa telah bekerja di
12 kabupaten di 6 propinsi untuk meningkatkan
mutu dan manajemen pendidikan.
Mereka telah mengundang berbagai program
yang mengerjakan hal yang sama untuk menye-
lenggarakan pameran pada saat lokakarya akhir
proyek MGP-BE pada tgl. 4 dan 5 November di
Kementrian Pendidikan Nasional, Jakarta. Pro-
gram yang berperanserta dalam pameran terse-
but yaitu DBE1, DBE2, DBE3, program UNICEF
lainnya, program AUSAID, dan program JICA.

Stand DBE 3 pada pameran MGPBE yang menampilkan ragam keberhasilan


praktik pembelajaran terbaik di SMP/MTs mitra.

Di atas adalah foto pameran DBE3. Foto di samping kiri ada beberapa staf
dan mitra daerah DBE3 yang membantu menata pameran tersebut, dari kiri
ke kanan: Pak Dindin, Communications Officer DBE3, Ibu Sri Supanti,
Kepala Sekolah dan fasilitator daerah dari Boyolali-Jateng, dan pak Mulyana
Tim DBE 3 yang membantu pameran. Surya Atmaja, guru dan fasilitator daerah dari Karawang-Jawa Barat.

Media Komunikasi SMP dan MTs Edisi 08/ November 2010


Berita Utama Hal 4

Seleksi Wali Kelas untuk Melestarikan


Pembelajaran Aktif
KEPALA MTsN Binamu, Drs. Irfan melakukan beberapa tata tertib siswa,
langkah strategis untuk merawat belajar aktif di madrasahnya. serta rajin ke se-
Saat ini segenap guru ex-peserta pelatihan paket BTL2 ber- kolah, tukas pak
peran sebagai penggerak perubahan. Praktik pembelajaran Irfan.
kooperatif merata di semua kelas. Bahkan ditiru guru non Jika pengel-
lima mapel target. Siswa belajar lebih interaktif antar kelom- olaan kelas tidak
pok. Siswa sudah mulai terbiasa presentasi dan mendiskusikan mendukung pem- Suasana pembelajaran di MTsN Binamu.
hasil karyanya. Pajangan karya siswa di kelola sebagai sumber belajaran inovatif
belajar baru dan jadi rujukan penilaian portofolio siswa. serta rasa nyaman belajar bagi siswa tidak terwujud di kelas,
Untuk menguatkan dan melestarikan capaian tersebut, maka kondisi ini menjadi dasar mereview performa wali kelas.
dirinya mengoptimalkan peran wali kelas sebagai manager Review kinerja wali kelas di laksanakan per tri wulan. Hasil
pengendali model pembelajaran. Pemilihan wali kelas didasar- review itu menjadi rujukan kuat akan perlunya penggantian
kan pada assessment kecakapan mengelola pembelajaran aktif . wali kelas. Sebagai apresiasi dan reward atas kinerjanya, ma-
Saya sangat yakin dengan rasa nyaman yang diciptakan drasah memberikan insentif bulanan kepada wali kelas.
saat pembelajaran akan membuat siswa rajin belajar, disiplin

Supervisi Kelas Bersahabat di SMPN 5 Garut


UNTUK dengan guru. melalui pertanyaan, Bagaimana
meningkatkan Untuk lebih memantapkan perasaan Bapak/Ibu selama proses
kualitas proses program supervisi, dirinya melakukan pembelajaran tadi? Apakah masih ada
belajar mengajar hal-hal berikut: kekurangan yang Bapak/Ibu lakukan
melalui supervisi, 1. Datang lebih pagi sebelum guru selama proses pembelajaran tadi, di
Drs. H. Yana masuk kelas untuk melakukan bagian mana saja?;
Darmana, M.Pd kontrak ulang tentang: langkah- 3. Menanyakan peningkatan aspek apa
kepala SMPN 5 langkah pembelajaran, peran masing- yang ingin dilakukan oleh guru.
Garut, masing, dan organisasi waktu. 4. Memberikan saran atau arahan;
melakukan 2. Masuk ke dalam kelas bersama-sama 5. Merencanakan tindak lanjut, misalnya:
Yana Darmana,M.Pd supervisi kelas dengan guru yang bersangkutan, agar Apa yang perlu Bapak/Ibu lakukan
yang bersahabat. tidak menganggu konsentrasi dan selanjutnya agar pembelajaran yang
Upaya pokoknya adalah memahami dan tidak menimbulkan rasa takut. akan dilakukan besok lebih baik?
memecahkan masalah belajar-mengajar 3. Meminta guru yang bersangkutan Kini supervisi kelas lebih diterima
dan membantu guru memecahkan untuk menyampaikan kepada siswa oleh guru dan siswa sebagai hal yang
masalah itu. Dengan cara ini, supervisI bahwa kepala sekolah datang di kelas justru dinanti-nantikan. Guru merasakan
kelas di SMPN 5 Garut menjadi lebih akan membantu proses pembelajaran supervisi kelas sebagai sebuah
bersahabat dan tidak lagi menakutkan sehingga tidak menimbulkan rasa kebutuhan bagi pengembangan
bagi guru. Justru supervisi menjadi hal penasaran bagi siswa. profesionalismenya. Bahkan, saat COP
yang dinanti-nanti oleh para guru. 4. Kepala sekolah ikut berperan dalam DBE3 Stuart Weston dan rombongan
Langkah-langkah konkret yang proses pembelajaran tersebut, dan berkunjung ke kelas-kelas di SMPN 5
ditempuhnya adalah sbb.: tidak lupa membuat catatan-catatan Garut, guru dan siswa tampak nyaman
1. Membuat kesepakatan kapan akan kecil tentang kelebihan maupun hal- mengikuti proses pembelajaran.
dilakukan supervisi kelas dengan guru hal yang terjadi selama
yang bersangkutan; proses pembelajaran
2. Mendiskusikan materi pelajaran apa yang memerlukan
yang akan diajarkan pada saat perbaikan.
supervisi kelas; 5. Kepala tidak sekali-kali
3. Membantu membuat persiapan mengambil alih peran
mengajar dengan memberikan guru.
masukan-masukan; Setelah supervisi
4. Meyakinkan guru bahwa kedatangan kelas, pak Darmana
kasek sebagai supervisor bukan akan biasa melakukan:
menilai atau mengawasi namun untuk 1. Diskusi dengan guru
memberikan bantuan teknis. atas dasar sikap saling
5. Membuat kesepakatan untuk menghargai; Siswa tidak canggung dengan kehadiran Stuart Weston
membagi peran antara supervisor 2. Refleksi diri misalnya COP DBE3 yang mengunjungi kelasnya.

Media Komunikasi SMP dan MTs Edisi 08/ November 2010


Berita Utama Hal 5

Sekolah di Cilegon Mendorong Siswa


Berpikir dan Berbuat
Siswa Bekerja Secara
Mandiri dan Berpikir Kritis
Apakah reaksi Anda kalau melihat
guru berdiri diam di foto 1? Gu-
runya pasif? Sama sekali tidak be-
gitu! Pak Sutarno merancang
pembelajaran yang baik dan ber-
hasil mengaktifkan siswa, sehingga
beliau dapat mendengarkan siswa
berbicara di depan kelas (foto 2).
Sebelum pembelajaran IPS,
1 2 3
siswanya di SMP 7
Cilegon ditugaskan untuk
mencari informasi dari
buku dan internet tentang beberapa hal, a.l. bank, keuangan, dan
perdagangan internasional. Pada saat pembelajaran beberapa siswa
maju ke depan kelas untuk menjelaskan temuan mereka. Yang luar
biasa adalah keberanian dan tingkat pemahaman siswa tentang topik
yang mereka pelajari. Mereka tidak hanya menyebut teori tetapi mem-
berikan contoh konkret misalnya fungsi bank.
Di SMP2 Cilegon keberanian dan tingkat pemahaman siswa juga
menonjol dalam pelajaran IPA ketika mereka membahas seleksi alam
dan evolusi. Siswa di foto 3 menjelaskan beberapa contoh seleksi
alam, dan juga menjelaskan bahwa teori evolusi dari Charles Darwin
4
belum tentu 100% benar dan terbukti, karena hanya merupakan teori.
Pada foto 4 siswa di SMP3 Cilegon ditugaskan sebelum pelajaran
IPS membuat sosiodrama tentang penyimpangan sosial. Pada saat pembelajaran mereka sempat memainkan sosiodrama yang
sudah disiapkan, serta membahas masalah-masalah yang muncul dalam sosiodrama tersebut. Kami ucapkan selamat kepada para-
guru di Cilegon atas keberhasilan siswa yang mampu bekerja secara mandiri dan berpikir kritis.

Kerja Praktis untuk Mengembangkan Konsep


Di Cilegon juga berlangsung kegiatan praktis yang menarik.
Kegiatan tersebut dapat menarik minat siswa untuk belajar, serta
mengembangkan konsep mereka. Pada foto 5 dan 6 siswa SMPN3
Cilegon mengidentifikasi letak/posisi berbagai rasa makanan (asam,
manis, asin, pahit,) di lidah. Gurunya Ibu Ninik Setiorini juga berseman-
gat mendampingi siswa.
Pada foto 7 terlihat kartu untuk melatih siswa dalam konsep per-
samaan dan grafik. Kartu ini dikembangkan sekelompok guru di MGMP
Matematika, termasuk Ibu Komarni dan Ibu Romlah (lihat foto 8)
beserta Ibu Leni. 5

6 7 8

Media Komunikasi SMP dan MTs Edisi 08/ November 2010


Berita dari Provinsi Hal 6

Dari Lokal Menuju Internasional Sumatera Utara


Visi Internasional SMPN 3 Sibolga, Sumatera Utara
DITA MANULLANG, siswa IX-C terjadwal, guru bergantian berpidato.
berdiri tegak di depan kelas. Dihadapan Guru didorong menunjukkan
rekan sekelas, ia menyampaikan kemampuan berbahasa Inggris.
pengalaman hidupnya. ...I want telling Setelah dipraktikan sebulan, EM
you about my life, tukas Dita. berlanjut pada siswa. Mereka diminta
Dita tidak pernah kursus bahasa berpidato. Mereka juga dibebaskan
Inggris. Ia hanya belajar bahasa Inggris di memilih topik. Seperti Risty Rahma
sekolah. Tapi Dita mampu bertestimoni Chaniago, siswi IX-A, ia memilih
lebih dari lima menit dalam bahasa dampak positif bagi pelajar sebagai topik
negeri Ratu Elisabeth itu. pidatonya.
Dita cuma satu dari ratusan siswa Menurut Kepala Sekolah,
SMPN 3 Sibolga yang cakap Muhammad Yazid, S.Pd, MAP EM
berkomunikasi dalam bahasa Inggris. bertujuan membudayakan bahasa
Lewat kegiatan English Morning (EM), Inggris. Proses pembudayaan ini tidak
sekolah mendorong siswa berani terlepas dari visi Pak Yazid membawa
berbicara dalam bahasa asing. Setiap SMPN 3 Sibolga menjadi sekolah Muhammad Yazid, S.Pd, MAP,
minggu, siswa bergilir berpidato di bertaraf internasional.
halaman sekolah. Dukungan didapatkan melalui program
EM digagas tiga bulan lalu. Awalnya Kemitraan CSR (Coorporate Social Responsibilty).
EM dilakukan oleh guru. Secara Selain mengembangkan kebiasan Menurut Pak Yazid, dukungan dari
berkomunikasi dalam bahasa Inggris, pihak ketiga (masyarakat dan swasta)
Pak Yazid juga membenahi infrastruktur tidak mudah. Perusahan menuntut
sekolah. Lewat kemitraan dengan orang adanya jaminan kualitas. Mereka
tua dan masyarakat, Pak Yazid berhasil menuntut ada prestasi yang konstan
mengumpulkan dana untuk memulai yang diraih SMPN 3 Sibolga, tukasnya.
kelas internasional.
Kelas internasional angkatan pertama PBM
mendapat dukungan dari Bank Lewat dukungan DBE3, proses
Indonesia (BI). Sedangkan angkatan belajar mengajar (PBM) semakin
kedua, mendapat dukungan dari PT. berkembang di SMPN 3 Sibolga. PBM
Pelabuhan Indonesia (Pelindo). menjadi menyenangkan dan siswa lebih
kreatif. Pengaruh
1 DBE3 sangat besar,
jelas Pak Yazid.
Menurut Pak Yazid,
model PBM dengan
pendekatan contextual
teaching and learning
(CTL) mendukung visi
internasional SMPN 3.
Model ini membuat
ruang kelas lebih
bersemangat dan
2 gembira.

Keterangan Foto:
1. Karya siswa dipanjangkan di majalah dinding sekolah.
2. Siswa bekerja dalam berkelompok.
3. Dita Manullang memberi testimoni dalam bahasa Inggris dengan tajuk My Life.
4. Karya siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Karya ini mewakili
komentar siswa atas berita media massa dalam topik mengungkapkan pikiran,
3 perasaan dan informasi dalam bentuk komentar dan laporan rupanya tidak
selamanya berbentuk kalimat.

Media Komunikasi SMP dan MTs Edisi 08/ November 2010


Berita dari Provinsi Hal 7

MTs Negeri Lubuk Pakam Buka Klinik Matematika


SURYANI ROSA, siswi kelas Mereka pernah mencoba
VIII-2 mengeluh kurang mampu melakukan di dalam
menghitung panjang garis singgung waktu PBM, tapi hasilnya
lingkaran. Ia diminta datang ke tidak maksimal. Siswa
klinik dan mendapat dua terapi merasa malu dan rendah
khusus dari Arfi Wahyuni, guru diri karena menjadi pusat
matematika. Ibu Arfi memberikan perhatian siswa yang lain.
penjelasan mendalam soal teori Setelah itu, proses terapi
garis singgung lingkaran. Setelah diubah.Kami berusaha
itu Ibu Arfi memberikan soal-soal menjaga privasi anak,
untuk dijawab. Hasilnya, ujar Ibu Arfi.
kemampuan Surayani meningkat Proses terapi dimulai
40 persen. Tapi Ibu Arfi belum dengan mendiagnosa
puas.Besok terapi kembali, tulis Ruang Klinik. Ibu Arfi Wahyuni, guru matematika MTsN kelemahan si anak. Demi
Ibu Arfi dalam Buku Terapi Lubuk Pakam, Deli Serdang menyambut siswa yang akan mempermudah proses
Matematika Siswa MTs N L.Pakam. diterapi di depan ruang klinik. diagnosa, guru membuat
Suryani adalah salah satu alat bantu berupa buku
pasien klinik Matematika MTs Negeri LB. Klinik itu cuma catatan. Dalam buku itu tercatat tanggal, nama siswa dan
berukuran 12 meter persegi. Di dalam ruangan terpajang kelasnya, guru yang memberikan terapi, keluhan, jenis terapi
ragam rumus, alay peraga dan media pembelajaran dan hasilnya.
matematika. Sebuah meja kayu bersama dua kursi plastik Proses terapi membuat guru dan siswa lebih dekat. Siswa
menjadi tempat guru dan siswa melakukan terapi merasa nyaman untuk menyerap materi yang diajarkan guru.
matematika. Guru juga lebih fokus dalam membantu si anak. Selain itu
Klinik ini resmi beroperasi dua tahun lalu. Gagasan dalam proses pengerjaan soal, siswa lebih leluasa dan
awalnya diajukan guru-guru matematika. Mereka ingin terbuka untuk bertanya. Matematika itu sulit jika anak tidak
membantu siswa yang lemah matematika agar mampu menyukainya. Jadi tantangannya adalah bagaimana membuat
menjawab soal-soal. Ini mirip proses remedial, tapi anak menyukai matematika. Jika sudah suka, maka semua bisa
dimodifikasi, tutur Ibu Arfi. jadi mudah, terang Ibu Arfi.
Menurut Ibu Arfi proses konsultasi di klinik tidak beda Dalam mengukur hasil terapi, guru-guru matematika
dengan konsultasi kesehatan dengan dokter. Langkah awal membuat standart. Jumlah dan jenis soal yang diberikan
dari proses terapi dimulai dengan mengindentifikasi siswa kepada siswa berpariasi. Keberhasilan anak menjawab soal
yang lemah matematika. Biasanya guru menemukan siswa menjadi ukuran kemajuan terapi. Jika tidak memuaskan, maka
tersebut dalam proses belajar mengajar (PBM). Siswa yang proses terapi diperpanjang pada hari berikutnya.
terindentifikasi diminta untuk datang ke klinik di luar jam Misalnya bagi Suryani. Setelah diterapi dua hari berturut-
pelajaran. turut, kemampuan Suryani menyelesaikan soal meningkat
Menurut Ibu Arfi lebih lanjut, siswa sengaja tidak drastis. Alhamdullilah, sudah 70 persen paham, simpul Ibu
mendapat bimbingan khusus di kelas dalam waktu PBM. Arfi dalam hasil terapi tanggal 5 Februari 2010.

Sering Presentasi, Menang Lomba Pidato


Angga Wiranda, Siswa Kelas IX-3 SMP Negeri 1 Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatera

SAYA bisa berdiskusi. Hasil diskusi selalu Dulu kami duduk berbaris. Kami
mememenangi dipresentasikan di depan kelas. lebih banyak mendengar guru. Kami
lomba Pidato Berbicara di depan kelas itu tidak jarang berdiskusi. Kami jarang pula
Bahasa Indonesia mudah. Saya harus mampu mempresentasikan hasil belajar kami.
Tingkat Provinsi menjelaskan hasil diskusi dengan baik. Sekarang kami sudah sering
Sumut tahun Cara menyampaikan juga harus jelas berbicara di depan kelas. Saya sering
2010, karena dan percaya diri. mewakili kelompok untuk
terbiasa Guru kami sering mengajak kami menyampaikan pikiran kami. Karena
berbicara di berkompetesi dan melemparkan sering berbicara di depan kelas, saya
Angga Wiranda
depan kelas. pertanyaan, kemudian kami berlomba jadi lebih percaya diri. Ketika ikut
Di sekolah, cara mengangkat tangan. Jawaban yang lomba pidato, saya tidak merasa takut
belajar kami agak berbeda. Kami benar akan menambah nilai. Kami sama sekali. Saya suka cara belajar yang
belajar berkelompok dan banyak senang dengan itu. sekarang.

Media Komunikasi SMP dan MTs Edisi 08/ November 2010


Berita dari Provinsi Hal 8

Ubah Cara Berpikir Pengelola Pendidikan


Dampak DBE 3 versi Drs. Rustam Manalu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Sibolga

SAYA melihat secara umum Diknas Kota Sibolga alokasikan perangkat pembelajaran. Guru di
program DBE3 berhasil mengubah cara dana sebesar Rp. 80.061.300,- untuk dorong menciptakan perangkat
berpikir (mindset) pengelola pendidikan mereplikasi pelatihan BTL 2 di tahun pembelajaran dari yang sederhana
di kota Sibolga. Perubahan itu dimulai 2010. Jumlah itu akan ditingkatkan sampai yang lebih rumit. Sehingga
dari kepala dinas, kepala sekolah dan untuk tahun 2011. sekarang guru kita lebih percaya diri.
guru-guru. Perubahan ini sesuai dengan DBE3 telah berhasil di bidang itu.
manajemen berbasis sekolah (MBS) dan Drs. Jhonson Sihombing Sekolah-sekolah telah banyak berubah.
pelaksanaan KTSP (Kurikulum Tingkat Kepala Tenaga Pendidikan dan Pengajaran Terutama dalam cara berpikir
Satuan Pendidikan). Pemerintah daerah (Kadikjar) Diknas Kota Sibolga. pengelola pendidikan, baik kepala
hanya memberikan rambu-rambu. sekolah dan para guru.
Sehingga proses utama pembelajaran Kami akan melanjutkan
itu ada di sekolah. keberhasilan ini dan mengimbaskannya.
Kini guru tidak lagi menjadi satu- Ada dua alasan kami harus
satunya sumber pengetahuan. Guru melakukannya. Pertama, kami melihat
dituntut berkembang menjadi dan merasakan dampak yang bagus.
fasilitator. Pendidikan tidak lagi Kedua, pemangku kepentingan
berpusat pada guru, tetapi telah (stockholders) yang ikut mengkonsep
berpusat pada siswa. program ini baik DPRD, Bappeda dan
Hal ini membutuhkan perubahan sekolah punya komitmen kuat untuk
cara berpikir. Terkhusus dalam mengembangkan program.
mengintegrasikan kecakapan hidup (life Drs. Jhonson Sihombing (kaca-mata), Bagi Kota Sibolga yang geografisnya
skill) dalam proses belajar mengajar. Ini Kepala Pendidikan dan Pengajaran tidak luas, tidak ada jalan lain di bidang
sesuai dengan UU Nomor 20 tahun (Kadikjar) dan Drs. Rustam Manalu, pendidikan selain peningkatan kualitas
2003 tentang sistem pendidikan pendidikan. Mau tidak mau prioritas
Kepala Dinas Pendidikan Kota Sibolga.
nasional dan Permendiknas Nomor 19 pendidikan harus pada hal itu;
tahun 2005. peningkatan kualitas PBM.
Manusia sejak lahir sudah punya life Demi menghadapi perubahan ini, Demi memastikan berkelanjutan,
skill yang menuntut kreativitas, karena pengelola pendidikan harus berubah. kami akan mendorong sekolah yang
dengan itu manusia bisa bertahan KTSP berada di sekolah, maka sekolah mengembangkan model pembelajaran
hidup. Kalau kita lihat, orang desa yang harus mengembangkannya. Di yang sudah dijalankan. Kami akan
biasanya lebih kreatif karena tantangan mulai dari pengembangan metode melakukan monitoring dan evaluasi
geografisnya lebih sulit. pembelajaran sampai penyediaan untuk memastikan itu.

Menggambar Komentar
Topik mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam dilanjutkan dengan
bentuk komentar dan laporan rupanya tidak selamanya membuat format penilaian.
berbentuk kalimat. Di SMP Negeri 3 Sibolga, Kota Sibolga, Format ini disusun secara
Sumatera Utara topik ini bisa menghasilkan gambar karikatur. partisipatif. Katagori
laporan menarik disusun
SEPTIYAN PRATAMA, siswa kelas IX-D sumbringah berdasarkan penemuan
menunjukkan gambar karikaturnya. Deretan mobil dengan siswa.
teks mengelitik, membuat kaya Pratama menarik perhatian. Kemudian Ibu
Lewat karikatur ia mengungkapkan perasaannya.Saya mau Tambunan meminta
semua orang punya kesempatan yang sama, ujar Pratama. Pratama bekerja
Gagasan Pratama datang dari berita media massa. Ia perorangan. Mereka
diminta Ibu Riamin Tambunan, guru Bahasa Indonesia untuk diminta menggambarkan
mengindentifikasi dari laporan media massa. Pratama komentarnya atas laporan
mencermati point penting dalam sebuah laporan. yang ada. Laporan dalam
Setelah itu, Pratama bersama kelompok diminta dibuat dalam bentuk
membuat rencana penulisan laporan. Penyusunan harus gambar karikatur. Septiyan Pratama
mengacu pada point yang mereka cermati dari laporan Menurut Ibu menunjukkan hasil karyanya.
sebelumnya. Selama proses, siswa menemukan pokok- Tambunan, jika anak
pokok laporan yang menarik. diminta menuliskan dalam bentuk kalimat, maka akan
Setelah Pratama berhasil mengidentifikasi, kemudian kesulitan. Makanya saya minta mereka menggambar,

Media Komunikasi SMP dan MTs Edisi 08/ November 2010


Berita dari Provinsi Hal 9

Kepala SMPN 1 Telagasari karawang: Jawa Barat-Banten


DBE3 Ubah Wajah Kami
DBE3 benar-benar telah mengubah wajah kami. Para guru telah menunjukkan perubahan besar dalam hal
profesionalisme. Para siswa pun merayakannya dengan belajar lebih giat dan berkarya lebih banyak, kata
pak Muhammad Samyun Kepala SMPN 1 Telagasari Karawang.

Muhammad Samyun Pak SAMYUN lebih jauh menggambarkan


perubahan yang terjadi di sekolah yang
dipimpinnya, seperti tampak dalam foto:
1. Guru tidak lagi mendominasi proses belajar, tetapi lebih mendorong
siswa untuk berinisiatif dalam pembelajaran (student-oriented);
2. Guru mampu membuat ide-ide baru dalam pembelajaran, baik media,
alat peraga, dan strategi belajar itu sendiri;
3. Siswa tampak sangat bergairah mengikuti pembelajaran;
4. Siswa diberi keleluasaan untuk mengungkapkan ide dan pendapatnya;
5. Pembelajaran dilaksanakan dengan cara berkelompok (kooperatif);
6 dan 7. Siswa mendapatkan apresiasi atas karya-karyanya dan diberi
1
kesempatan untuk menunjukkan karyanya di ruang kelas;
8. Pencapaian nilai siswa di atas KKM mengalami peningkatan pesat
dan lingkungan sekolah menjadi lebih menyenangkan dan dinamis.

5 4 3

6 7 8

Refleksi Siswa
Humaeroh Siswa Kelas VIII-A SMPN 1 Telagasari, Karawang.
Menurut pendapat saya, materi belajar yang digunakan para guru di sekolah kami lumayan mudah dan
cepat untuk dimengerti. Guru saya melakukannya dengan rinci dan langsung kepada inti pengajarannya.
Misalnya saat belajar matematika, awalnya saya kebingungan pada penggunaan Pythagoras pada bangun
datar. Sekarang, teorema Pythagoras sangat menyenangkan untuk dipelajari. Lagipula, kegiatan belajarnya
menarik dan membuat saya dan teman-teman aktif bekerjasama. Ternyata belajar berkelompok itu
sangat menyenangkan, karena kami bisa bersosialisasi dan saling bantu dengan siswa-siswa lain. Dulu saya
takut berbicara. Ternyata berbicara dan mengeluarkan pendapat itu menyenangkan.

Media Komunikasi SMP dan MTs Edisi 08/ November 2010


Berita dari Provinsi Hal 10

Otak dan Otot Berpadu saat Belajar IPA


MATA pelajaran IPA oleh sebagian Otot sebagai Alat Gerak Aktif
siswa masih dianggap sebagai pelajaran
hapalan yang sangat mengganggu pikiran 1. Perhatikan gambar di bawah ini!
Ibu Atit Djuwita Guru IPA SMPN 4
Tarkit Garut. Kecenderungan siswa
menghafal materi pelajaran
mengakibatkan materi tersebut mudah
dilupakan. Dirinya mencoba mengubah
kebiasaan menghafal itu dengan kegiatan Otot Polos Otot Lurik Otot Jantung
pembelajaran yang memadukan aktivitas 2. Bandingkan ketiga jenis otot tersebut! Apa perbedaan ketiganya dilihat dari
intelektual dengan gerakan fisik. Berikut bentuk, inti sel, kerja otot, dan letak?
adalah pengalaman bu Atit yang ditulis 3. Susunlah otot-otot berikut menjadi pasangan otot antagonis berdasarkan
dengan gaya bertutur. gerakan yang dihasilkan: fleksor, supinator, adduktor, depresor, abduktor,
pronator, elevator, dan ekstensor!
BELAJAR intelektual berfokus 4. Jelaskan tiga macam gangguan otot yang sering ditemukan dalam kehidupan
pada belajar dengan memecahkan sehari-hari!
masalah dan berpikir. Aspek intelektual
dalam belajar dapat terlatih jika siswa Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan no. 3). Untuk jawaban pertanyaan LK
terlibat dalam aktivitas seperti Lembar Kerja (LK) dengan mengambil no. 2 dan 4 hampir tidak ada memberi
memecahkan masalah, melahirkan topik Otot sebagai Alat Gerak Aktif. Pada sedikit arahan yang diperlukan.
gagasan yang kreatif, mengajarkan kegiatan introduction, respon siswa Antusiasme yang mereka perlihatkan
perencanaan strategis, mencari dan sangat bagus. Banyak dari mereka yang tidak surut sampai kegiatan belajar
menyaring informasi serta merumuskan pernah mengalami kram ketika selesai berakhir.
pertanyaan. olah raga. Antusisme siswa merupakan Saat pembelajaran berlangsung, saya
Pembelajaran menggunakan aktivitas langkah awal yang sangat baik. menemukan beberapa kelompok yang
fisik biasanya cenderung identik dengan Aktivitas intelektual mereka mulai kurang memahami pertanyaan no. 3
praktik atau eksperimen. Padahal digunakan ketika setiap kelompok pada LK. Instruksinya mungkin kurang
aktivitas fisik bila dimanfaatkan secara mengerjakan LK. Setiap kelompok rata- jelas, siswa kebingungan bagaimana
maksimal dapat membantu siswa rata mampu menjawabnya dengan baik memasangkannya. Tapi, bila ini diubah
memahami informasi dengan dan benar. Ketika mereka latihan menjadi pertanyaan menjodohkan,
mengasosiasikan gerakan dengan fakta. memperagakan kerja otot-otot tentu bukan lagi pertanyaan tinggi.
Jadi belajar menggunakan aktivitas antagonis, setiap anggota kelompok Mungkin siswa masih perlu waktu untuk
fisik memerlukan usaha yang dapat berlatih dengan kompak.Setelah selesai belajar berpikir tingkat tinggi.
merangsang siswa untuk melibatkan mengerjakan LK satu per satu Pada tulisan refleksi di akhir belajar,
tubuhnya. Hal tersebut dapat dilakukan perwakilan kelompok maju ke depan siswa mengaku dapat memahami materi
dengan menciptakan suasana belajar kelas untuk presentasi. Setiap kelompok pelajaran. Saya sendiri merasa perlu
yang membuat siswa bangkit aktif diwakili oleh 2 orang untuk presentasi, terus menggali kegiatan belajar yang
secara fisik. seorang bertugas menjelaskan hasil melibatkan aktivitas fisik. Cara belajar
Untuk kegiatan pembelajaran diskusi dan seorang lagi memperagakan ini juga akan dikembangkan pada topik
tersebut, saya menyusun Rencana kerja otot antagonis (pertanyaan LK IPA lainnya.

MTsN Jatibarang, Indramayu


Refleksi Siswa Lecut Kinerja Guru
Kepala MTsN Jatibarang, Indramayu,
mengeluarkan kebijakan setiap guru
meminta siswa untuk menulis refleksi
pada akhir pembelajaran. Refleksi siswa
menjadi bahan bagi guru untuk
memperbaiki proses pembelajaran.
Mengacu pada refleksi siswa, guru dapat
mengajar jauh lebih baik. Foto berikut
menunjukkan proses penulisan refleksi,
pemajangannya, dan sejumlah contoh
refleksi siswa MTsN Jatibarang,

Media Komunikasi SMP dan MTs Edisi 08/ November 2010


Berita dari Provinsi Hal 11

Para siswa Selanjutnya, siswa dan guru


tampil dengan melakukan refleksi sekaligus
grup bandnya merencanakan pembelajaran
dalam musikalisasi puisi pada pertemuan ketiga
pembelajaran atau terakhir. Disepakati dalam
musikalisasi pertemuan itu, setiap kelompok diberi
keleluasaan untuk menentukan sendiri
puisi.
puisi yang akan dimusikalisasi, baik puisi
karya sendiri maupun orang lain.
Musikalisasi Puisi dengan Parade Band Sebagai motivasi kepada siswa agar
tampil lebih all out, guru berjanji untuk
menampilkan band dengan musikalisasi
Dalam pembelajaran Bahasa Buat Saudara Kandung karya Hartojo puisi terbaik pada acara perpisahan
Indonesia untuk kelas IX, terdapat Andangdjaja (dan beberapa pertanyaan) nanti. Selain itu, mereka juga akan
KD menyanyikan puisi yang sudah untuk dianalisis dari segi suasananya menerima kado berupa foto penampilan
dimusikalisasi dengan berpedoman lengkap dengan alasan yang disertai mereka ketika beraksi di kelas dalam
pada kesesuaian isi puisi dan kutipan kata-kata kuncinya. parade band musikalisasi puisi.
suasana/irama yang dibangun. Baren Langkah berikutnya adalah menyusun Pertemuan ketiga, seluruh band telah
Barnabas Guru SMPN 2 Cikajang rubrik penilaian untuk menilai bersiap-siap mengikuti parade band
Garut mengembangkan strategi presentasi tiap kelompok dalam musikalisasi puisi. Bermacam-macam
untuk pencapaian KD tersebut, menyampaikan hasil diskusinya. alat musik mereka bawa. Tampaknya,
yaitu dengan Parade Band. Alokasi Keseluruhan LK kemudian dipajang di semuanya ingin menyuguhkan
waktu disiapkan enam jam dinding kelas dan setiap kelompok musikalisasi puisi yang apik dan terbaik.
pelajaran untuk tiga kali pertemuan. diberi kesempatan untuk saling melihat Guru memulai pembelajaran dengan
hasil kerjanya itu sambil membubuhkan mengadakan tanya jawab seputar tugas
PEMBELAJARAN musikalisasi puisi komentarnya. Terakhir, siswa dan guru yang diberikan, kendala yang dihadapi,
sebaiknya dapat dijadikan kesempatan melakukan refleksi atas pembelajaran serta tata cara penyelenggaraan parade
emas untuk menciptakan pembelajaran saat itu. band dalam menampilkan musikalisasi
yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan Sebagai PR, setiap kelompok puisi. Mereka disarankan agar
menyenangkan. Kesenangan para siswa ditugaskan untuk menghubungkan memperkenalkan setiap anggota
akan musik, lagu, dan grup band yang suasana puisi dengan nada dan irama kelompoknya dan fungsinya dalam
diidolakannya dapat dimanfaatkan yang pas untuk mengiringinya. Tidak kelompok itu, apakah sebagai vokalis,
sebagai salah satu faktor pendukung lupa, untuk pertemuan berikutnya backing vocal, gitaris (melodi dan
pembelajaran musikalisasi puisi. setiap kelompok ditugaskan juga untuk rhythm), basis, dan lain-lain.
Bukankah sebuah lagu pada mulanya membawa alat-alat musik yang Penilaian difokuskan pada kesesuaian
adalah sebuah puisi juga? Ya, dapat diperlukan. suasana puisi dengan iringan musik,
dikatakan bahwa lagu adalah puisi yang Pada pertemuan kedua, di awal kekompakan kelompok dalam
diaransemen, diberi nada dan irama, pembelajaran siswa dan guru bertanya menampilkan musikalisasi puisi, serta
serta diiringi dengan bunyi-bunyian dari jawab tentang menghubungkan suasana kreativitas mereka dalam mengemas
alat-alat musik tertentu. puisi dengan irama musikalisasi puisi pertunjukannya.
Pendek kata, antara puisi dan lagu yang telah ditugaskan. Berikutnya, setiap Ditinjau secara keseluruhan,
memiliki hubungan yang sangat erat. kelompok dipersilakan untuk bersiap- pertunjukan parade band dalam
Kaitan inilah yang mencetuskan ide siap menampilkan musikalisasi puisi yang musikalisasi puisi ini sangat
untuk menggelar musikalisasi puisi telah digubahnya. menggairahkan para siswa. Beberapa
melalui sebuah acara dengan konsep Agar lebih kental nuansa parade band- kendala memang ditemui. Minimnya alat
parade band demokrasi: dari siswa, oleh nya, mereka juga diwajibkan memberi musik (terutama drum) yang dimiliki.
siswa, dan untuk siswa. nama kelompoknya dengan nama yang Hal ini dapat diatasi dengan merujuk
Pada pertemuan pertama, PBM mencerminkan sebuah band. Tentu saja pada pepatah tak ada rotan, akar pun
difokuskan pada pemahaman tujuan nama yang baru, bagus, pantas, berguna, yakni dengan cara
pembelajaran, penjelasan materi komersil, bermakna, mudah diingat, mendayagunakan alat musik atau benda
musikalisasi puisi disertai contoh- serta memiliki konotasi positif. lainnya yang identik, seperti gendang,
contoh, diperdengarkannya sebuah lagu Rubrik penilaian pun disusun bersama galon air mineral, atau bahkan dengan
puitis Saat Terakhir dari grup band ST -sama dilanjutkan dengan pengundian meja belajar yang ada di kelas.
12, kemudian bersama-sama untuk urutan penampilan. Saat sebuah Beberapa kelompok yang takut lupa
menentukan suasana lagu tersebut band menampilkan musikalisasi puisinya, akan teks puisi diperbolehkan untuk
ditinjau dari susunan kata, cara kelompok band lainnya melakukan membawa teks puisinya ketika tampil.
menyanyikan, serta iringan musiknya. penilaian. Oleh juru bicara setiap Sementara itu, mengenai jenis
Setelah itu, siswa berkelompok kelompok, hasil penilaian itu kemudian kelompok diberi kebebasan saja, bisa
dengan anggota 4-6 orang. Mereka dipresentasikan dan diserahkan kepada homogen atau heterogen.
diberikan pula LK berupa puisi berjudul kelompok yang bersangkutan.

Media Komunikasi SMP dan MTs Edisi 08/ November 2010


Berita dari Provinsi Hal 12

Jawa Tengah

mungkin.
Permainan jual-beli dipraktikan se-
lama 20 menit dengan bimbingan guru.
Usai jual beli, kelompok 1 bertugas
untuk merekap hasil penjualannya per
unit dan keseluruhan. Sedangkan
kelompok 2 dan 3 dibagikan daftar
harga dasar dan harga jual untuk men-
getahui apakah barang yang mereka
beli terlalu mahal atau masuk dalam
kategori murah.
Di akhir pembelajaran setiap
kelompok mempresentasikan hasil
diskusi mengenai persentase untung
dan rugi dari barang per unit, hasil
sebagaian, dan hasil keseluruhan.
Siswa asyik bermain peran dalam aktivitas jual dalam mempelajari aljabar Guru mendampingi para siswa untuk
dalam aritmatika pemecahan masalah sosial sederhana. menentukan persentase untung dan
rugi dari barang-barang yang telah
terjual.
Salah seorang siswa berkomentar
Pasar Kaget di MTs N Klego bahwa dengan kegiatan yang sudah
dilaksanakannya menginspirasi dirinya
untuk mencoba berjualan karena sudah
BELAJAR matematika siswa tidak dimulai guru membacakan aturan main bisa menentukan persentase
perlu tegang. Salah satunya bisa dilihat bagi ketiga kelompok, yaitu kelompok keuntungan yang sesuai dari harga
di MTs N Klego Kabupaten Boyolali pemilik toko harus berusaha untuk dasar barang sehingga meminimalisir
pasca replikasi modul BTL2 bersama mendapatkan keuntungan maksimal kerugian.
dengan MTsN Temon dan MTs N sedangkan kelompok pembeli
Sambi. harus menawar barang semurah
Pembelajaran Matemaitika dilaku-
kan dengan aktivitas jual-beli untuk
mempelajari tentang aljabar dalam
aritmatika pemecahan masalah sosial.
Banon Sri Haryati,S.Pd-guru mate-
matika membuka pelajaran dengan
brainstorming tentang kegiatan jual beli
yang pernah dilakukan oleh para siswa.
Untuk mengkongkretkan pemahaman
siswa tentang materi yang dipelajari
guru meminta siswa untuk bermain
peran.
Siswa dibagi menjadi 3 kelompok,
kelompok 1 berperan sebagai penjual/
pemilik toko (terdiri dari 4 orang
masing-masing siswa mempunyai
barang dagangan yang berbeda),
kelompok 2 dan 3 didapuk menjadi
pembeli.
Kemudian guru membagikan daftar
harga dasar dan harga jual bagi pemilik
toko, sedangkan kelompok pembeli
diberikan uang mainan sebagai modal Kelompok pemilik toko memeriksa jumlah barang dengan daftar barang yang
untuk membeli. Sebelum permainan diberikan oleh guru.

Media Komunikasi SMP dan MTs Edisi 08/ November 2010


Berita dari Provinsi Hal 13

Siapapun yang Memimpin SMPN 2 Musuk,


Budaya Pembelajaran Bermakna di Kelas Takkan Luntur
mendukung
kegiatan pembela-
jaran di luar kelas,
kegiatan ekstra
kurikuler, men-
girim siswa mengi-
kuti lomba, dan
pembentukan
mathematics fans
club. Kedua, men-
dukung kegiatan
Pembelajaran aktif yang bermakna di SMPN 2 Musuk sudah membudaya. Siswa difasilitasi dalam
guru, antara lain;
belajar secara kooperatif, memanfaatkan beragam media termasuk lingkungan, siswa mempresenta- memfasilitasi
sikan hasil belajarnya, dan terdapat papan pajangan karya siswa di semua kelas. MGMP sekolah,
kelompok kerja
dan MGMP kabu-
Dra. Sri Supanti Nurhayati,M.Pd Kepala SMP 2 paten, mengadakan replikasi BTL, dan mengadakan work-
Musuk Kabupaten Boyolali mengungkapkan bahwa sejak awal shop. Ketiga, untuk pemenuhan sarana dan prasarana pembe-
bergabung dengan DBE3 pada tahun 2009 telah banyak pe- lajaran aktif seperti menyediakan papan pajangan, men-
rubahan yang terjadi di sekolahnya. Saat ini MGMP sekolah yediakan almari penyimpan hasil karya siswa dan ATK.
sudah aktif dilaksanakan, pemanfaatan lingkungan sebagai Dukungan dana dari sekolah ternyata tidak sia-sia, hasil-
sumber belajar, papan pajangan dan almari penyimpanan nya bisa dilihat dari peningkatan hasil ujian nasional dari rata-
karya siswa, pajangan siswa menghiasi semua kelas, dan pem- rata 24,15 meningkat menjadi 28,21. Bahkan ada siswa yang
belajaran bermakna sudah menjadi budaya. berhasil meraih nilai matematika 10.
Bagaimana agar perubahan yang terjadi tetap langgeng? Siapapun yang memimpin SMP 2 Musuk perubahan
Dirinya mengambil langkah strategis agar perubahan pembe- dalam pembelajaran yang telah terjadi tidak akan luntur
lajaran yang terjadi berkkelanjutan, yaitu dengan memberikan karena telah masuk dalam penganggaran dalam RKAS, kata
dukungan lewat penganggaran di RKAS (Rencana Kegiatan kepala sekolah yang mengajar Matematika itu. Semangat me-
Anggaran Sekolah). lakukan perubahan juga dipicu semboyan sekolah yaitu Kete-
Menurut bu Nur, anggaran sekolah tersebut diprioritas- ladanan lebih berarti daripada nasehat.
kan untuk mendukung kegiatan siswa. Pertama, untuk

MTs NU Al Hidayah Songsong Perubahan sebagai Budaya


MTs NU Al Hidayah adalah ma-
drasah mitra DBE3 di Kabupaten
Kudus sejak tahun 2006. Letaknya di
Desa Getas Srabi sekitar 10 KM dari
Kota Kudus. Implementasi nyata pem-
belajaran bermakna sudah tampak di
setiap sudut kelas. Mulai dari setting
tempat duduk sampai dengan papan
pajangan yang semarak dengan hasil
karya siswa. MTs ini melengkapi sarana
pembelajaran lab Agama, selain lab Ba-
hasa, lab IPA dan lab Komputer. Media pembelajaran yang dibuat guru didukung pembiayaanya oleh madrasah.
Noor Azis,S.Ag-Kepala MTs NU Al Para siswa memanfaatkan hasil karya yang dipajangkan sebagai sumber belajar.
Hidayah menyadari perubahan dalam
pembelajaran yang telah dicapai tidak pajang di tiap kelas, penyediaan ATK rikuler, replikasi pelatihan BTL dan ICT,
akan langgeng apabila tidak ada upaya untuk pembelajaran, fasilitas jaringan dan lainnya.
untuk membudayakannya. internet, penambahan buku untuk per- Dampaknya terhadap pembelajaran
Program-program yang telah diang- pustakaan, fasilitas kepada guru untuk aktif adalah peningkatan kepercayaan
garkan untuk mendukung keberhasilan mengikuti kegiatan MGMP ditingkat dari masyarakat. Setiap tahun rata-rata
pembelajaran antara lain pelatihan dan kabupaten, kelompok kerja MTs, dan peningkatan jumlah siswa sekitar 30
pembuatan media, penyediaan papan LP Maarif, pembiayaan untuk ekstraku- orang..

Media Komunikasi SMP dan MTs Edisi 08/ November 2010


Berita dari Provinsi Hal 14

Menginspirasi Guru untuk Maju Jawa Timur

DAMPAK DBE3 sudah terjadi di sekolah. Manfaatnya antusias. Walaupun bagi mereka model pembelajaran seperti
dirasakan langsung oleh para guru di sekolah. Hal ini yang ini adalah hal yang baru, para siswa tampak aktif belajar.
membuat banyak sekolah non mitra yang melakukan replikasi Semua tugas dari guru praktik dikerjakan dengan sungguh-
terhadap modul DBE3. Semangat untuk melakukan peruba- sungguh.
han membuat SMPN 3 Krian, SMPN 2 Krian dan SMPN 1
Wonoayu melakukan replikasi terhadap modul BTL 2. Den-
gan antusias yang tinggi, guru-guru dari tiga sekolah tersebut
mengikuti sesi demi sesi yang difasilitasi para fasilitator.
Riuh suara mereka tak ubahnya para siswa yang sering
mereka ajar di kelas. Namun justru hal itulah yang membuat
jalannya pelatihan menjadi hidup. M. Agus, seorang guru
Matematika yang menjai peserta pelatihan mengatakan
bahwa pelatihan ini memberi perspektif baru bagi dirinya,
terutama dalam mengembangkan RPP yang terintegrasi den-
gan life skills.
Pendapat senada juga dikemukakan oleh Yayuk Dian Ma-
yasari, yang sehari-hari mengajar IPA di SMPN 1 Wonoayu.
Menurutnya, salah satu hal yang menonjol dari pelatihan ini
adalah pengunaan pertanyaan tingkat tinggi dalam pembela-
jaran di kelas. Guru-guru sering melupakan manfaat dari
penggunaan pertanyaan tingkat tinggi ini, dan hal inilah yang
dia rasa merupakan hal baru. Seorang guru praktik sedang mendampingi kelompok tentang
Setelah mendapatkan materi di kelas, kemudian di hari tugas yang harus dikerjakannya secara kooperatif. Kegiatan
terakhir para peserta pelatihan melakukan praktik mengajar ini dilakukan pada kegiatan praktik mengajarBTL 2.
di kelas. Siswa menyambut praktik mengajar ini dengan

Berbagi Pengalaman, Mempercepat Perubahan


BANYAK cara dan MTs Nurul Huda. Setelah selesai melakukan kunjungan
dilakukan untuk ke sekolah, rombongan melanjutkan agenda dengan berdia-
mempercepat log dengan pihak pemangku kepentingan. Yang menarik dari
perubahan pembela- kunjungan ini adalah saya sangat terkesan dengan semangat
jaran seperti yang dan antusiasme yang telah ditunjukkan oleh para guru dan
tertera dalam indika- murid dalam proses pembelajaran di kelas, ungkap Aris
tor keberhasilan Munandar, Kepala Sekolah SMPN Tasikmadu Kabupaten
DBE. Salah satu hal Karanganyar, saat ditanya kesannya tentang kegiatan study
tersebut adalah den- visit ini.
gan mengadakan Setelah mendapatkan kunjungan dari rombongan DBE3
Peserta study visit dari Provinsi study visit, sebuah Provinsi Jawa Tengah, kunjungan berikutnya datang dari
Jawa Tengah sedang mengamati kegiatan yang diran- rombongan DBE3 Kabupaten Tapanuli Selatan yang mengun-
proses pembelajaran di SMPN 2 cang untuk mem- jungi SMPN 2 Sedati, SMPN 2 Wonoayu, MTs Nurul Huda
Wonoayu Kabupaten Sidoarjo. pertemukan daerah dan MTsN Krian. Selama kunjungan di sekolah-sekolah
satu dengan yang tersebut, rombongan mengamati kegiatan belajar mengajar
lain dengan melakukan kunjungan. Kegiatan tersebut dapat serta saling berbagi dengan dengan pihak sekolah seputar
dijadikan sebagai ajang untuk saling berbagi seputar praktik- usaha untuk menghasilkan praktik pembelajaran yang baik.
praktik yang baik.
Beberapa waktu lalu, DBE3 Provinsi Jawa Timur mene-
rima kunjungan dari rombongan DBE3 Provinsi Jawa Tengah
yang disusul dengan kunjungan dari rombongan DBE3 Kabu- Peserta dari rombongan
paten Tapanuli Selatan. Kedua rombongan yang datang pada DBE3 Kabupaten Tapanuli
waktu yang berbeda ini mengunjungi beberapa sekolah mitra Selatan sedang bertanya
DBE3 Jawa Timur di Kabupaten Sidoarjo. Rombongan DBE3 seputar praktik pembelajaran
Provinsi Jawa Tengah berkesempatan mengunjungi yang baik pada sesi diskusi di
SMPN 2 Sedati, SMPN 2 Wonoayu, SMPN 1 Gedangan SMPN 2 Sedati Kab. Sidoarjo.

Media Komunikasi SMP dan MTs Edisi 08/ November 2010


Berita dari Provinsi Hal 15

SMPN 1 Beji Kab. Pasuruan


Manfaatkan Mini Market sebagai Sumber Belajar
MODEL pembelajaran aktif ala DBE3
telah menginspirasi banyak guru untuk terus
melakukan inovasi dalam kegiatan belajar di
kelas. Dengan menerapkan pendekatan kon-
tekstual, lingkungan sekitar dimanfaatkan
sebagai sumber belajar. Siswa diajak untuk
keluar dan berhadapan langsung dengan re-
alita yang ada sehingga membuat mereka
selalu berpikir kritis terhadap fenomena yang
ada di sekelilingnya. Hal itu yang diterapkan
para guru di SMPN 1 Beji Kabupaten Pasu-
ruan.
Sejak mendapatkan pelatihan dari DBE3,
para guru di sekolah ini makin terbuka untuk
menciptakan pembelajaran yang lebih ber-
makna bagi para siswa. Salah satu hal yang
dilakukan adalah dengan mengajak langsung
siswa untuk melakukan pembelajaran di luar
kelas.
Seperti yang dilakukan dalam pembela-
jaran IPS. Guru memanfaatkan mini market
sebagai sumber belajar untuk siswa. Pola
Siswa SMPN 1 Beji Pasuruan sedang melakukan pembelajaran di luar kelas pembelajaran di luar kelas ini mendapat
untuk mata pelajaran IPS, dengan obyek pengamatan mini market di dekat respon sangat positif dari para siswa. Mereka
sekolah. merasa lebih cepat dalam menangkap materi
ajar yang disampaikan oleh para guru.

Latih Keberanian Siswa via Permainan Talking Futsal


INTELLIGENCE is not to make no mistake but quickly to see tense, ungkap Hasanah siswa kelas 8A usai pembelajaran.
how to make them good. Artinya kecerdasan bukan berasal dari Melalui Permainan talking futsal ini, siswa dikenalkan kosa-
tidak berbuat kesalahan tetapi dengan cepat tahu bagaimana kata sederhana tanpa mereka sadar bahwa mereka mampu
mengubah kesalahan tersebut menjadi sesuatu yang baik. Begi- menggunakan kata kata tersebut untuk membuat kalimat sim-
tulah ungkapan yang memotivasi orang untuk berani mencoba ple present tense sederhana dalam Bahasa inggris.
hal baru. Seperti pembelajaran Bahasa Inggris di MTs Negeri 3 Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota 6
Kota Surabaya, siswa diajarkan untuk tidak takut salah dalam orang per kelompok. Setiap siswa dalam kelompok mempun-
praktik speaking melalui permainan talking futsal. yai tugas masing-masing layaknya sebuah tim futsal yang terdiri
Dalam permainan ini siswa mendapatkan banyak manfaat, dari goal keeper, defender ataupun striker. Peraturannya hampir
selain melatih keberanian untuk tampil di depan publik, per- sama dengan olah raga futsal, yaitu ada 2 tim yang bertanding
mainan ini juga melatih kerjasama antar siswa sehingga ke- dan saling berhadap-hadapan. Bedanya adalah yang dioper
cakapan sosial dapat tercapai. Perasaan saya grogi tapi saya bukan bola melainkan kalimat. Setiap pemain harus mampu
sangat senang sekali bisa membuat kalimat simple present membuat kalimat simple present tense dengan benar. Jika mela-
kukan kesalahan maka pemain tersebut mendapat-
kan kartu kuning, dan bola dialihkan ke tim yang
lain, begitu seterusnya. Jika ada siswa yang sudah
berhasil mencetak gol (bola sudah sampai ke pe-
main ke 6) maka tim tersebut pemenangnya.
Permainan ini membutuhkan konsentrasi karena
selain sebagai pemain mereka harus memperhati-
kan kalimat yang diucapkan tim lawan dan men-
catat serta melakukan koreksi sehingga bola da-
pat berpindah ke tim mereka. Pembelajaran den-
gan permainan ini, bisa melatih siswa untuk berani
Kiri: Siswa sedang mendapat giliran untuk merangkai kalimat simple melakukan kesalahan dan berusaha memperbaiki
present tense. Kanan: Hasil karya siswa setelah pembelajaran. kesalahan yang mereka buat. Selamat mencoba.

Media Komunikasi SMP dan MTs Edisi 08/ November 2010


Berita dari Provinsi Hal 16

Belajar Proses Ekskresi dengan Alat Peraga Sederhana


PEMBELAJARAN IPA akan lebih mudah dipahami oleh menuliskan hasil pengamatan tersebut dan memajangnya di
sisiwa apabila dalam penyampaian materinya, guru dinding kelas. Menurut para siswa dengan bantuan alat peraga,
menggunakan alat peraga. Hal ini juga disadari oleh Toni Joko pelajaran IPA menjadi lebih mudah dipahami dan mengasyik-
Firmanto, guru IPA SMPN 1 Trucuk Kabupaten
Bojonegoro . Dalam pelaksanaan pembelajaran yang
membahas tentang sistem ekskresi pada manusia,
Toni menggunakan alat bantu yang dibuatnya
bersama para siswa. Alat bantu tersebut dibuat dari
bahan yang mudah didapat dan berbiaya murah.
Media ini sangat berguna untuk membantu siswa
menggambarkan bentuk dari dari ginjal sebagai salah
satu organ ekskresi, serta memahami salah satu
proses yang terjadi pada peristiwa pembentukan
urine. Disamping itu media pembelajaran ini juga
membantu siswa untuk mengembangkan daya per-
sepsinya dalam memprediksikan gangguan pada ginjal
melalui kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan
model nefron.
Bahan yang dipakai untuk membuat alat peraga ini
diantaranya adalah: bekas gergaji, lem kayu, limbah
kertas dan cat kayu. Bermacam bahan tadi kemudian
dibuat menjadi tiruan bentuk ginjal manusia, sehingga
proses ekskresi dapat lebih dijelaskan kepada siswa.
Setelah siswa melakukan serangkaian serangkaian Proses eskresi dapat dengan mudah dipahami siswa dengan alat peraga
percobaan dan pengamatan, akhirnya mereka yang dibuat dari bahan sederhana oleh pak Toni.

SMPN 3 Krian Kabupaten Sidoarjo


Sekolah Non Mitra yang Telah Berubah
MESKI SMPN 3 Krian Sidoarjo bukanlah sekolah mitra sekolah dan seluruh gurunya untuk melakukan perubahan
DBE3, namun semangat perubahan untuk menuju patut untuk diacungi jempol. Perubahan lingkungan kelas bisa
pembelajaran yang bermakna dan berpusat pada siswa teramati pada pengelolaan hasil karya siswa.
nampak jelas terlihat. Komitmen yang tinggi dari kepala Sekarang di setiap kelas dibuatkan papan pajangan. Tu-
juannya agar siswa dapat memajang buah pikirannya
setelah mengikuti pembelajaran dan mendorong
siswa untuk lebih aktif. Beberapa siswa menyatakan
bahwa dengan perubahan ini membuat susana bela-
jar di kelas menjadi lebih hidup dan menyenangkan
dibanding dulu, saat mereka hanya duduk diam
sambil mendengarkan guru mengajar.
Tak hanya itu, kini dengan model pembalajaran
kooperatif, keaktifan siswa meningkat. Jika dulu
mereka terkesan takut dan malu-malu untuk
mengeluarkan pendapatnya, kini siswa tak segan-
segan lagi untuk berpendapat.
Menurut Rodhi Asad, Kepala Sekolah SMPN 3
Krian, DBE3 telah membuat semangat para guru
untuk mengajar meningkat. Selain semangat
mengajar guru yang meningkat, keaktifan siswa juga
meningkat, akibatnya kini pembelajaran di kelas
menjadi lebih menyenangkan.

Siswa mengerjakan tugas kelompok pada pembelajaran Matematika.

Media Komunikasi SMP dan MTs Edisi 08/ November 2010

1 2
Berita dari Provinsi Hal 17

Utamakan Pembelajaran Kontekstual untuk Sulawesi Selatan


Ketuntasan Belajar Siswa
Kami memandang hasil UN yang puan siswa termasuk nilai ujian di se- jarannya. Kami memberikan advis
baik itu penting. Tapi, yang tak kalah kolah dasar, kompeleksitas materi kepada segenap guru agar mengu-
pentingnya adalah peningkatan ketun- pelajaran, dan daya dukung sumber- tamakan metodologi pembelajaran
tasan belajar siswa atau Kriteria daya pembelajaran yang disediakan. kontekstual. Kegiatan pengembangan
Ketuntasan Minimum (KKM) untuk Meningkatnya capaian target KKM metode pembelajaran ini selanjutnya
semua mata pelajaran, tukas Drs. beririsan langsung dengan kualitas diintesifkan di MGMP sekolah, papar
Muslimin, M.Pd Kepala SMPN 1 Tellu- proses pembelajaran. Karenanya, jika pak Muslimin.
limpoe, Sidrap. target peningkatan KKM tidak terca- Beruntung semua guru sudah
Menurutnya, KKM itulah yang di- pai, mereka mengevaluasi proses punya bekal dari replikasi pelatihan
jadikan tolok ukur keberhasilan pem- belajar mengajar, dukungan dan BTL2 dan BTL3. Kami intensifkan
belajaran bagi siswa. Bagi guru, Pen- ketersediaan sumber daya pembela- kegiatan yang mendukung peningkatan
ingkatan angka KKM juga menjadi jaran kontekstual, dan supervisi kelas. kualitas profesionalisme guru, super-
rujukan penilaian atas perkembangan Target supervisi di tekankan pada visi perangkat pembelajaran,
potensi siswa yang meliputi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor.
Selaku kepala sekolah, dirinya se-
lalu memotivasi semua guru untuk
menetapkan target peningkatan angka
KKM per semester. Kami sangat
yakin jika grafik angka KKM bergerak
naik, maka siswa mengalami kemajuan
belajar. Penguasaan materi pelajaran
semakin baik dan akan membantu
mereka menyelesaikan soal UAN den-
gan baik, katanya mantap. Siswa SMPN 1Tellulimpoe, Sidrap sedang praktik IPA mengukur besar gaya meng-
Target capaian angka KKM itu gunakan neraca pegas. Para gurunya terbiasa berkegiatan dalam MGMP sekolah.
sendiri ditetapkan oleh setiap guru.
Namun, mereka sangat berhati-hati penguasaan materi oleh guru dan ke- memenuhi kebutuhan pembelajaran
menetapkannya karena jangan sampai mampuan transfer pengetahuannya. Di kontekstual, mengelola karya siswa
angka tersebut membebani siswa. sinilah kepala sekolah berperan dengan baik, dan memfasilitasi
Untuk itu di awal sekolah melakukan memotivasi dan memfasilitasi guru pengembangan potensi siswa lewat
analisis bersama mengenai kemam- melakukan inovasi metode pembela- kegiatan ekstrakurikuler, katanya lagi.

Memahami Cara Kerja Alat Optik Periskop


NUR HISYAM, S.Pd guru IPA SMP YP PGRI Setelah menyelesaikan hasil
Makasar memfasilitasi pembelajaran IPA yang karyanya, siswa mempraktik-
membuat siswa aktif dan belajar menjadi bermakna. kan penggunaannya. Setiap
kelompok kemudian mem-
KD yang akan dicapai adalah mendeskripsikan alat-alat presentasikan periskop hasil
optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah karyanya. Menerangkan lang-
satu indikatornya yaitu menjelaskan cara kerja beberapa kah-langkah, material yang
produk teknologi yang relevan, seperti mikroskop, berbagai dipergunakan, serta cara
jenis teropong, dan periskop. Hasil belajar yang diharapkan kerja dan fungsi alat optik
sehubungan dengan periskop adalah siswa dapat merancang, periskop digunakan.
membuat, serta menjelaskan cara kerja (prinsip kerja) Saya mengajak siswa
periskop sederhana tersebut. bagaimana cara merancang,
Pada pembelajaran ini, guru mengajak siswa merancang membuat alat periskop
dan membuat alat periskop sederhana. Langkah kegiatan sederhana. Setelah selesai Secara berkelompok siswa
pembelajaran yang utama adalah apersepsi, kerja kelompok, siswa mencoba menggunakan membuat alat periskop
pajangan dan presentasi hasil karya, penguatan hasil karya, alat tersebut, sehingga sederhana.
dan terakhir siswa merefleksi hasil dan proses pembelajaran. mereka pun tahu prinsip
Selama pembelajaran berlangsung, guru memantau kerja dari periskop tersebut. Siswapun terlihat semangat
jalannya aktifitas kerjasama kelompok membuat Periskop. untuk membuatnya dan merasa terkesan, tukas bu Nur.

Media Komunikasi SMP dan MTs Edisi 08/ November 2010


Berita dari Provinsi Hal 18

Menonton Film Bisu untuk Membuat Naskah Drama


FOTO kegiatan dan situasi di se- bersama dengan anggota kelompok
kolah dirangkai Drs. Nasir, M.Pd guru masing-masing.
Bahasa Indonesia SMPN 20 Makasar Untuk menguatkan pemahaman
menjadi gambar bergerak lewat pro- siswa tentang Ide dan Alur cerita, To-
gram MovieMaker. Saya menyebutnya koh dan Pengkarakterannya, serta
film bisu, karena di dalamnya tanpa Naskah Drama Satu Babak yang baik,
kata atau clue (petunjuk) yang menga- maka setiap kelompok bertanggung
rahkan sekuens peristiwa yang dicerita- jawab mengkritisi satu naskah dari
kan foto. Musik instrumentalia Kenny kelompok lain.
G menjadi back vocal film agar dapat Di monitor mereka langsung
menggugah suasana hati dan pikiran menuliskan koreksi atas karya yang
siswa untuk berimajinasi, cerita pak dieditnya. Untuk penjiwaan naskah
Nasir. drama, disesi akhir kerja kelompok,
Film bisu berdurasi tujuh menit itu mereka melakonkan karakter tokoh
dijadikan sumber belajar untuk men- ciptaannya lewat pentas di depan kelas.
gantar siswa mampu berkreasi menyu- Dengan sumber belajar film bisu
sun kerangka cerita naskah drama, itu, siswa mampu belajar aktif dan
menentukan tokoh dan karakternya, berkreasi sesuai imajinasi masing- Siswa berdiskusi dalam kelompok
serta menyusun naskah drama sebabak. masing. Naskah-naskah yang dikreasi menyiapkan lakon karakter tokoh
Tujuan ini merujuk pada pencapaian memiliki ide yang kuat untuk dikem- ciptaannya untuk dipentaskan di
KD menulis kreatif naskah drama satu bangkan, misalnya Indahnya Persaha- depan kelas.
babak dengan memperhatikan kaidah batan di Sekolah karya salah satu
penulisan naskah drama. kelompok.
Selama 60 menit kegiatan inti, dan 10 menit untuk kegiatan refleksi
Di pembelajaran ini, ada beberapa
siswa difasilitasi untk berpikir tingkat hal positif yaitu, kemampuan siswa dan penguatan. Detail langkah pembe-
tinggi, memecahkan masalah, mengem- menyatukan persepsi atas ide cerita, lajarannya sebagai berikut:
bangkan kecakapan kerjasama, serta 1. Siswa bekerja dalam 8 kelompok.
alur, latar, tokoh dan karakternya; ke-
berkarya. Karena itu, saya memberi- mampuan mereka mengoreksi karya 2. Setiap kelompok mengoperasikan
kan LK yang mendorong siswa berpikir kelompok lain; kemampuan menjiwai satu unit komputer.
kritis, menuntun bekerja kelompok karyanya saat mementaskan karakter 3. Siswa menonton secara cermat ta-
untuk menyusun ide dan alur cerita, tokoh imajinatifnya di depan kelas. yangan film.
menentukan tokoh dan karakternya, Mengapresiasi karya siswa, guru 4. Masing-masing kelompok
serta menyusun naskah drama satu menyampaikan kekuatan tiap-tiap karya menentukan ide ceritanya masing-
babak, kata pak Nasir. yang meliputi alur cerita yang runtut, masing.
Dalam pembelajaran itu siswa naskah yang sesuai kaidah serta tokoh5. Secara berkelompok siswa
dibagi menjadi delapan kelompok. dan perwatakannya. berdiskusi berdasarkan ide cerita
Setiap kelompok bekerja dengan satu Pengelolaan waktu 80 menit pem- yang telah dipilih.
unit komputer. Naskah drama yang belajaran kooperatif ini meliputi 10 6. Siswa menulis dialog naskah drama
disusun langsung diketik dan dikoreksi menit apersepsi, kegiatan inti 60 menit,berdasarkan ide cerita yang dipilih
pada komputer
masing-masing.
7. Setiap kelompok
saling mengunjungi
dan menyunting hasil
kerja kelompok lain.
8. Secara klasikal
guru mengajukan
pertanyaan Agar
naskah drama
menarik, hal-hal apa
saja yang perlu
diperhatikan
9. Setiap kelompok
melaporkan hasil
karya kelompoknya
Siswa juga memanfaatkan komputer dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan sudut sekolah dan kelompok lain
dimanfaatkan siswa untuk mendiskusikan tugas yang diberikan guru. menanggapinya.

Media Komunikasi SMP dan MTs Edisi 08/ November 2010


Berita dari Provinsi Hal 19

Speaking Through The Vocamino Game


SISWA takut salah, kurang kosakata, secara bergiliran searah jarum jam menu-
kurang percaya diri, dan tidak tertarik runkan/ meletakkan kartu di atas meja;
berbahasa Inggris membuat Drs. Herdi- (4) Mengikuti aturan main, yaitu: (a) se-
yanto tertantang untuk selalu mengkreasi mua komunikasi saat bermain harus den-
pembelajaran yang menarik siswa. Dirinya gan bahasa Inggris. (b) kartu kata Inggris
membuat permainan yang di beri nama dan kata Indonesia diturunkan secara
Vocamino. Istilah ini singkatan dari gabun- berbalasan, layaknya main domion. Tapi,
gan kata Inggris Vocabulary dan kata yang lebih penting adalah siswa mengu-
Indonesia Domino. capkan dengan jelas kata Inggris yang
Vocamino game ini untuk memfasilitasi diturunkannya; (c) anggota sesama
siswa berlatih berbahasa Inggris sambil Kartu domino kosa kata Bahasa inggris kelompok berkewajiban membetulkan
bermain dengan menggunakan kosakata buatan pak Herdiyanto. pengucapan kata yang salah.
yang baru didapatkannya. Medianya ter- Di akhir permainan, wakil setiap
buat dari kartu domino, yang bagian de- kelompok tampil merangkai kata (khusus
pan mata dominonya dibuka lalu dilapisi kertas BC lux warna kata-kata dari materi Shopping List) menjadi kalimat dengan
yang sudah ditulisi kata atau frase dari materi pembelajaran. menggunakan tabel isian model papan catur pembentuk kali-
Game ini di gunakan untuk mencapai KD Mengungkapkan mat. Tabel ini saya sediakan dari kertas karton ukuran plano
tindak makna tutur fungsional pendek sangat sederhana se- dan tempelkan di whiteboard.
cara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dengan Permainan vocamino ini mengalokasikan waktu 10 menit
lingkungan sekitar. Khususnya saat menyajikan Materi Pokok untuk tiap kelompok. Khususnya membantu siswa berkomu-
teks fungsional Instruction dan Shopping List. nikasi langsung dengan teman kelompoknya, mengoreksi pro-
Cara menggunakannya: (1) Siswa dibagi kelompok dengan nunciation yang salah, dan menuntun siswa merangkai serta
enam orang anggota; (2) Setiap kelompok memainkan 24 membacakan kalimat-kalimat yang disusunya. Membantu
kartu vocamino, terdiri dari 12 kartu kata Inggris dan 12 lain- mereka menggunakan kalimat dan frase yang dibutuhkan
nya adalah artinya. Kelompok kata dan frase (Instruction dan dalam permainan ini, antara lain: now my or your turn; Im look-
Shopping list) di kartu vocamino berbeda di setiap kelompok; ing for the meaning of this word; here is the meaning; O.K; sorry,
(3) Enam siswa di setiap kelompok memegang empat kartu, pronunce it correctly; youre right, dan ungkapan lainnya. Siswa
dua kata Inggris dan 2 kata Indonesia (arti leksikal). Mereka tampak percaya diri berkomunikasi singkat dengan temannya.

Belajar Bioteknologi Sederhana melalui Tape Ketan


Amran Muhyiddin, S.Pd (1) beras ketan direndam air selama 4 di wadah berbeda juga selama 3 hari.
menugaskan siswa membuat produk jam 2) Beras ketan dicuci bersih Analisis hasil percobaan menjadi bagian
bioteknologi sederhana dengan kemudian dikukus hingga masak dan penting bagi siswa.
membuat tape ketan. Kegiatan ini menjadi sokko (Bugis: beras ketan Alokasi waktu 2 x 45 menit dipakai
merupakan tugas proyek untuk siswa dikukus matang) (3) Ragi dicampurkan siswa secara efektif untuk menjelaskan
kelas IX SMPN 4 Pinrang. Tujuan yang dengan merata ke dalam sokko yang hasil tugas proyeknya yang dikerjakan
ingin dicapai dari pembelajaran ini sudah dianginkan hingga dingin selama secara berkelompok di rumahnya. Se-
antara lain memfasilitasi siswa 2 jam (4) Sokko yang sudah dicampur lama presentasi dan diskusi kelompok
mengenal dan memahami secara nyata ragi disimpan di dalam wadah tertutup siswa tampak mampu menemukan
tentang mikroorganisme dan lalu difermentasikan. jenis-jenis mikroorganisme yang mem-
peranannya dalam produk bioteknologi Tahap percobaan bermula pada buat tape jadi manis dan sokko jadi
sederhana. proses fermentasi selama 3 hari. Untuk basi. Mereka mampu berkreasi menje-
Untuk memastikan siswa paham itu saya menugaskan siswa menyimpan laskan unsur-unsur mikroorganisme
tentang jenis-jenis mikroorganisme sokko ke dalam 3 wadah: (1) sokko seperti jamur dan bakteri yang memicu
yang berperan dalam makanan berfer- dengan ragi dalam wadah yang tertutup enzim-inzim melakukan metabolisme
mentasi, saya memilih media tape rapat (2) sokko dengan ragi dalam ter- dalam tape.
ketan. Tape ketan adalah panganan buka (3)
tradisional yang dibuat dengan cara sokko
fermentasi (peragian). Makanan olahan tanpa ragi
beras ketan ini sangat mudah bagi dalam
siswa untuk dijadikan sumber belajar wadah
karena mereka selalu mengkonsumsi. terbuka.
Tugas proyeknya adalah membuat Sementara
tape dengan bahan yang terdiri dari sokko
beras ketan hitam atau putih 1 liter tanpa ragi
Hasil proyek pembuatan tape oleh siswa kelas IX SMPN 4 Pinrang.
dan ragi 10 gram. Cara membuatnya: di simpan

Media Komunikasi SMP dan MTs Edisi 08/ November 2010


Praktik yang Baik Hal 20

Pahami Harga Pasar Setelah Jadi


Penyebaran Praktik yang Baik Penjual dan Pembeli
Salah satu tujuan penting dari newsletter ini adalah untuk
mendokumentasikan praktik yang baik khususnya di ting- MEMBUAT siswa paham tentang proses terbentuknya
kat sekolah baik dalam manajemen sekolah maupun Harga Pasar membutuhkan kreasi. Indrayana, S.Pd guru IPS
dalam pembelajaran. Dengan cara ini kami mengharapkan kelas VIII SMPN 4 Pinrang Sulsel, memfasilitasi siswa melalui
pembaca akan terinspirasi untuk meniru praktik-praktik Bermain Peran, yaitu memposisikan diri sebagai penjual dan
tersebut di sekolah mereka sendiri. Pada halaman ini pembeli. Metode itu dipilih untuk pencapaian KD Men-
diceritakan dua contoh pembelajaran yang baik dari deskripsikan Permintaan dan Penawaran serta Terbentuknya
Subang, Jawa Barat dan Pinrang, Sulawesi Selatan. Harga Pasar. Ini saya pilih agar siswa tidak hanya mem-
peroleh pengertian verbal saja tentang Harga Pasar, cerita
bu Indra.
Alokasi waktunya 4 x 40 menit (dua kali pertemuan).
Pada pertemuan pertama, dirinya membagi siswa ke dalam
beberapa kelompok. Ada kelompok Penjual dan Kelompok
Pembeli. Target yang ingin di capai adalah siswa dapat men-
deskripsikan pemahamannya tentang Penawaran dan Permin-
taan. Kelompok penjual dan pembeli melakukan interaksi jual
beli secara aktif. Kelompok pembeli membuat permintaan
atas jumlah barang dengan variasi tingkat harga. Daftar harga
permintaan tersebut di buat dalam tabel grafik lalu digambar-
kan dalam kurva permintaan. Begitupun sebaliknya, kelompok
yang berperan sebagai penjual membuat kurva penawaran.
Gambar kurva PERMNTAAN mereka bikin mulai dari
Hasil karya siswa yang ditulis dengan kata-katanya sendiri titik harga barang paling rendah yang diminita pembeli.
dalam bahasa Inggris dari merespon makna sebuah monolog. Demikian juga kurva PENAWARAN mereka buat dari titik
tingkat angka atau harga tertinggi yang ditawarkan penjual.
Sampai pada pertemuan ini siswa mampu mendeskripsikan
Mandiri dan Berinisiatif dalam pengertian Permintaan dan Penawaran.
Kurva Permintaan dan Penawaran hasil karya siswa pada
Pembelajaran Bahasa Inggris pertemuan pertama saya jadikan sumber belajar pada perte-
muan kedua. Dengan kurva itu, mereka saya ajak memperba-
harui pemahamannya tentang Permintaan dan Penawaran. Di
DI kelas VII semester 2, Ibu Dian Purnamasari guru sini siswa masih melakonkan peran penjual dan pembeli.
Bahasa Inggris SMPN 2 Jalancagak Subang, Jawa Barat, Siswa berpasangan, satu sebagai penjual dan satu sebagai
memfasilitasi siswa belajar tentang KD Merespon makna yang pembeli, melakukan tawar menawar harga. Sang penjual
terdapat dalam monolog sangat sederhana secara akurat, memberikan penawaran tertinggi, sementara sang pembeli
lancar, dan berterima, untuk berinteraksi dengan lingkungan meminta harga terendah. Di sini bu Indra mendampingi dan
terdekat dalam teks berbentuk deskriptif dan prosedur. Ia mencermati proses tawar menawar mereka. Saat mereka
hanya bicara sebentar di awal sesi pembelajaran, yakni sementara tawar menawar untuk mencapai kesepakatan
menjelaskan strategi pembelajaran yang akan ditempuh. mengenai jumlah barang dan
Selebihnya, kegiatan belajar berlangsung dengan siswa harga, maka saat itu siswa diin-
sebagai pengambil inisiatif. Mereka nyaris tidak membutuhkan gatkan bahwa saat itu terjadi
guru. Bu Dian hanya bergerak pada dataran strategis. Ia hanya keseimbangan pasar. Saat
sesekali saja menghampiri siswa untuk memastikan proses mereka menyepakati jumlah
belajar berjalan sesuai skenario. barang dan harga tertentu,
Pertama, siswa bekerja kelompok membahas kosa kata maka diingatkan bahwa saat itu
yang akan muncul dalam teks. Kedua, siswa mendengarkan sudah terbentuk Harga Pasar.
teks lisan monolog berbentuk teks deskriptif. Ketiga, siswa Melalui sesi presentasi hasil
saling bertanya-jawab seputar isi monolog itu. Keempat, karya yang dipajang, guru
siswa mendiskusikan ciri-ciri kebahasaan teks deskriptif. mendapatkan data mereka
Kelima, siswa mendiskusikan fungsi sosial teks deskriptif. mampu membuat kesimpulan
Selama proses belajar, para siswa tampak menikmati kerja tentang Harga Keseimbangan
kelompok. Dengan proses belajar ini, mereka dapat atau Harga Pasar sekaligus me-
mengidentifikasi berbagai informasi, ciri-ciri kebahasaan, dan mahami proses terjadinya Harga
fungsi sosial teks deskriptif. Akhirnya, siswa dapat Kurva Permintaan dan
Keseimbangan atau Harga Pasar
menghasilkan karya-karya yang kemudian dipajang di kelas. Penawaran karya siswa.
tersebut.
Inovasi Pendidikan diterbitkan oleh DBE3 dan didanai oleh USAID untuk mendokumentasikan
dan menyebarkan inovasi serta praktik-praktik yang baik yang terkait dengan pendidikan dasar. Jika anda
ingin berkontribusi, silakan kirim artikel berikut foto ke thutabarat@savechildren.org.

Anda mungkin juga menyukai