8
November 2010
Inovasi Pendidikan
Media Komunikasi SMP dan MTs
Peserta TOT
Kepala SMP/MTs BTL 4 sedang
Analisis Kebutuhan melakukan
diskusi MGMP di
Belajar Mapel sekolah setelah
praktik mengajar.
Mereka meng-
identifikasi keber-
hasilan pemeca-
han masalah yang
dirancang sebe-
lumnya.
Memperkuat MGMP
4
Kegiatan sejenis ini meru-
pakan pola kegiatan yang
dapat dilaksanakan di
MGMP. Memang kegiatan
BTL4 di daerah untuk seko-
lah mitra DBE3 akan dibagi
lima sesi seperti dijelaskan di
atas untuk diselenggarakan
melalui MGMP.
5 6 7
Di atas adalah foto pameran DBE3. Foto di samping kiri ada beberapa staf
dan mitra daerah DBE3 yang membantu menata pameran tersebut, dari kiri
ke kanan: Pak Dindin, Communications Officer DBE3, Ibu Sri Supanti,
Kepala Sekolah dan fasilitator daerah dari Boyolali-Jateng, dan pak Mulyana
Tim DBE 3 yang membantu pameran. Surya Atmaja, guru dan fasilitator daerah dari Karawang-Jawa Barat.
6 7 8
Keterangan Foto:
1. Karya siswa dipanjangkan di majalah dinding sekolah.
2. Siswa bekerja dalam berkelompok.
3. Dita Manullang memberi testimoni dalam bahasa Inggris dengan tajuk My Life.
4. Karya siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Karya ini mewakili
komentar siswa atas berita media massa dalam topik mengungkapkan pikiran,
3 perasaan dan informasi dalam bentuk komentar dan laporan rupanya tidak
selamanya berbentuk kalimat.
SAYA bisa berdiskusi. Hasil diskusi selalu Dulu kami duduk berbaris. Kami
mememenangi dipresentasikan di depan kelas. lebih banyak mendengar guru. Kami
lomba Pidato Berbicara di depan kelas itu tidak jarang berdiskusi. Kami jarang pula
Bahasa Indonesia mudah. Saya harus mampu mempresentasikan hasil belajar kami.
Tingkat Provinsi menjelaskan hasil diskusi dengan baik. Sekarang kami sudah sering
Sumut tahun Cara menyampaikan juga harus jelas berbicara di depan kelas. Saya sering
2010, karena dan percaya diri. mewakili kelompok untuk
terbiasa Guru kami sering mengajak kami menyampaikan pikiran kami. Karena
berbicara di berkompetesi dan melemparkan sering berbicara di depan kelas, saya
Angga Wiranda
depan kelas. pertanyaan, kemudian kami berlomba jadi lebih percaya diri. Ketika ikut
Di sekolah, cara mengangkat tangan. Jawaban yang lomba pidato, saya tidak merasa takut
belajar kami agak berbeda. Kami benar akan menambah nilai. Kami sama sekali. Saya suka cara belajar yang
belajar berkelompok dan banyak senang dengan itu. sekarang.
SAYA melihat secara umum Diknas Kota Sibolga alokasikan perangkat pembelajaran. Guru di
program DBE3 berhasil mengubah cara dana sebesar Rp. 80.061.300,- untuk dorong menciptakan perangkat
berpikir (mindset) pengelola pendidikan mereplikasi pelatihan BTL 2 di tahun pembelajaran dari yang sederhana
di kota Sibolga. Perubahan itu dimulai 2010. Jumlah itu akan ditingkatkan sampai yang lebih rumit. Sehingga
dari kepala dinas, kepala sekolah dan untuk tahun 2011. sekarang guru kita lebih percaya diri.
guru-guru. Perubahan ini sesuai dengan DBE3 telah berhasil di bidang itu.
manajemen berbasis sekolah (MBS) dan Drs. Jhonson Sihombing Sekolah-sekolah telah banyak berubah.
pelaksanaan KTSP (Kurikulum Tingkat Kepala Tenaga Pendidikan dan Pengajaran Terutama dalam cara berpikir
Satuan Pendidikan). Pemerintah daerah (Kadikjar) Diknas Kota Sibolga. pengelola pendidikan, baik kepala
hanya memberikan rambu-rambu. sekolah dan para guru.
Sehingga proses utama pembelajaran Kami akan melanjutkan
itu ada di sekolah. keberhasilan ini dan mengimbaskannya.
Kini guru tidak lagi menjadi satu- Ada dua alasan kami harus
satunya sumber pengetahuan. Guru melakukannya. Pertama, kami melihat
dituntut berkembang menjadi dan merasakan dampak yang bagus.
fasilitator. Pendidikan tidak lagi Kedua, pemangku kepentingan
berpusat pada guru, tetapi telah (stockholders) yang ikut mengkonsep
berpusat pada siswa. program ini baik DPRD, Bappeda dan
Hal ini membutuhkan perubahan sekolah punya komitmen kuat untuk
cara berpikir. Terkhusus dalam mengembangkan program.
mengintegrasikan kecakapan hidup (life Drs. Jhonson Sihombing (kaca-mata), Bagi Kota Sibolga yang geografisnya
skill) dalam proses belajar mengajar. Ini Kepala Pendidikan dan Pengajaran tidak luas, tidak ada jalan lain di bidang
sesuai dengan UU Nomor 20 tahun (Kadikjar) dan Drs. Rustam Manalu, pendidikan selain peningkatan kualitas
2003 tentang sistem pendidikan pendidikan. Mau tidak mau prioritas
Kepala Dinas Pendidikan Kota Sibolga.
nasional dan Permendiknas Nomor 19 pendidikan harus pada hal itu;
tahun 2005. peningkatan kualitas PBM.
Manusia sejak lahir sudah punya life Demi menghadapi perubahan ini, Demi memastikan berkelanjutan,
skill yang menuntut kreativitas, karena pengelola pendidikan harus berubah. kami akan mendorong sekolah yang
dengan itu manusia bisa bertahan KTSP berada di sekolah, maka sekolah mengembangkan model pembelajaran
hidup. Kalau kita lihat, orang desa yang harus mengembangkannya. Di yang sudah dijalankan. Kami akan
biasanya lebih kreatif karena tantangan mulai dari pengembangan metode melakukan monitoring dan evaluasi
geografisnya lebih sulit. pembelajaran sampai penyediaan untuk memastikan itu.
Menggambar Komentar
Topik mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam dilanjutkan dengan
bentuk komentar dan laporan rupanya tidak selamanya membuat format penilaian.
berbentuk kalimat. Di SMP Negeri 3 Sibolga, Kota Sibolga, Format ini disusun secara
Sumatera Utara topik ini bisa menghasilkan gambar karikatur. partisipatif. Katagori
laporan menarik disusun
SEPTIYAN PRATAMA, siswa kelas IX-D sumbringah berdasarkan penemuan
menunjukkan gambar karikaturnya. Deretan mobil dengan siswa.
teks mengelitik, membuat kaya Pratama menarik perhatian. Kemudian Ibu
Lewat karikatur ia mengungkapkan perasaannya.Saya mau Tambunan meminta
semua orang punya kesempatan yang sama, ujar Pratama. Pratama bekerja
Gagasan Pratama datang dari berita media massa. Ia perorangan. Mereka
diminta Ibu Riamin Tambunan, guru Bahasa Indonesia untuk diminta menggambarkan
mengindentifikasi dari laporan media massa. Pratama komentarnya atas laporan
mencermati point penting dalam sebuah laporan. yang ada. Laporan dalam
Setelah itu, Pratama bersama kelompok diminta dibuat dalam bentuk
membuat rencana penulisan laporan. Penyusunan harus gambar karikatur. Septiyan Pratama
mengacu pada point yang mereka cermati dari laporan Menurut Ibu menunjukkan hasil karyanya.
sebelumnya. Selama proses, siswa menemukan pokok- Tambunan, jika anak
pokok laporan yang menarik. diminta menuliskan dalam bentuk kalimat, maka akan
Setelah Pratama berhasil mengidentifikasi, kemudian kesulitan. Makanya saya minta mereka menggambar,
5 4 3
6 7 8
Refleksi Siswa
Humaeroh Siswa Kelas VIII-A SMPN 1 Telagasari, Karawang.
Menurut pendapat saya, materi belajar yang digunakan para guru di sekolah kami lumayan mudah dan
cepat untuk dimengerti. Guru saya melakukannya dengan rinci dan langsung kepada inti pengajarannya.
Misalnya saat belajar matematika, awalnya saya kebingungan pada penggunaan Pythagoras pada bangun
datar. Sekarang, teorema Pythagoras sangat menyenangkan untuk dipelajari. Lagipula, kegiatan belajarnya
menarik dan membuat saya dan teman-teman aktif bekerjasama. Ternyata belajar berkelompok itu
sangat menyenangkan, karena kami bisa bersosialisasi dan saling bantu dengan siswa-siswa lain. Dulu saya
takut berbicara. Ternyata berbicara dan mengeluarkan pendapat itu menyenangkan.
Jawa Tengah
mungkin.
Permainan jual-beli dipraktikan se-
lama 20 menit dengan bimbingan guru.
Usai jual beli, kelompok 1 bertugas
untuk merekap hasil penjualannya per
unit dan keseluruhan. Sedangkan
kelompok 2 dan 3 dibagikan daftar
harga dasar dan harga jual untuk men-
getahui apakah barang yang mereka
beli terlalu mahal atau masuk dalam
kategori murah.
Di akhir pembelajaran setiap
kelompok mempresentasikan hasil
diskusi mengenai persentase untung
dan rugi dari barang per unit, hasil
sebagaian, dan hasil keseluruhan.
Siswa asyik bermain peran dalam aktivitas jual dalam mempelajari aljabar Guru mendampingi para siswa untuk
dalam aritmatika pemecahan masalah sosial sederhana. menentukan persentase untung dan
rugi dari barang-barang yang telah
terjual.
Salah seorang siswa berkomentar
Pasar Kaget di MTs N Klego bahwa dengan kegiatan yang sudah
dilaksanakannya menginspirasi dirinya
untuk mencoba berjualan karena sudah
BELAJAR matematika siswa tidak dimulai guru membacakan aturan main bisa menentukan persentase
perlu tegang. Salah satunya bisa dilihat bagi ketiga kelompok, yaitu kelompok keuntungan yang sesuai dari harga
di MTs N Klego Kabupaten Boyolali pemilik toko harus berusaha untuk dasar barang sehingga meminimalisir
pasca replikasi modul BTL2 bersama mendapatkan keuntungan maksimal kerugian.
dengan MTsN Temon dan MTs N sedangkan kelompok pembeli
Sambi. harus menawar barang semurah
Pembelajaran Matemaitika dilaku-
kan dengan aktivitas jual-beli untuk
mempelajari tentang aljabar dalam
aritmatika pemecahan masalah sosial.
Banon Sri Haryati,S.Pd-guru mate-
matika membuka pelajaran dengan
brainstorming tentang kegiatan jual beli
yang pernah dilakukan oleh para siswa.
Untuk mengkongkretkan pemahaman
siswa tentang materi yang dipelajari
guru meminta siswa untuk bermain
peran.
Siswa dibagi menjadi 3 kelompok,
kelompok 1 berperan sebagai penjual/
pemilik toko (terdiri dari 4 orang
masing-masing siswa mempunyai
barang dagangan yang berbeda),
kelompok 2 dan 3 didapuk menjadi
pembeli.
Kemudian guru membagikan daftar
harga dasar dan harga jual bagi pemilik
toko, sedangkan kelompok pembeli
diberikan uang mainan sebagai modal Kelompok pemilik toko memeriksa jumlah barang dengan daftar barang yang
untuk membeli. Sebelum permainan diberikan oleh guru.
DAMPAK DBE3 sudah terjadi di sekolah. Manfaatnya antusias. Walaupun bagi mereka model pembelajaran seperti
dirasakan langsung oleh para guru di sekolah. Hal ini yang ini adalah hal yang baru, para siswa tampak aktif belajar.
membuat banyak sekolah non mitra yang melakukan replikasi Semua tugas dari guru praktik dikerjakan dengan sungguh-
terhadap modul DBE3. Semangat untuk melakukan peruba- sungguh.
han membuat SMPN 3 Krian, SMPN 2 Krian dan SMPN 1
Wonoayu melakukan replikasi terhadap modul BTL 2. Den-
gan antusias yang tinggi, guru-guru dari tiga sekolah tersebut
mengikuti sesi demi sesi yang difasilitasi para fasilitator.
Riuh suara mereka tak ubahnya para siswa yang sering
mereka ajar di kelas. Namun justru hal itulah yang membuat
jalannya pelatihan menjadi hidup. M. Agus, seorang guru
Matematika yang menjai peserta pelatihan mengatakan
bahwa pelatihan ini memberi perspektif baru bagi dirinya,
terutama dalam mengembangkan RPP yang terintegrasi den-
gan life skills.
Pendapat senada juga dikemukakan oleh Yayuk Dian Ma-
yasari, yang sehari-hari mengajar IPA di SMPN 1 Wonoayu.
Menurutnya, salah satu hal yang menonjol dari pelatihan ini
adalah pengunaan pertanyaan tingkat tinggi dalam pembela-
jaran di kelas. Guru-guru sering melupakan manfaat dari
penggunaan pertanyaan tingkat tinggi ini, dan hal inilah yang
dia rasa merupakan hal baru. Seorang guru praktik sedang mendampingi kelompok tentang
Setelah mendapatkan materi di kelas, kemudian di hari tugas yang harus dikerjakannya secara kooperatif. Kegiatan
terakhir para peserta pelatihan melakukan praktik mengajar ini dilakukan pada kegiatan praktik mengajarBTL 2.
di kelas. Siswa menyambut praktik mengajar ini dengan
1 2
Berita dari Provinsi Hal 17