Anda di halaman 1dari 12

Sick building sindrom

Rosalina Nike Sairlela

102009170

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

nike_ukrida@yahoo.com

PENDAHULUAN

Latar belakang

Berada di dalam ruangan ber-AC yang selalu tertutup kerap menimbulkan gangguan kesehatan.
Bila gejala gangguan kesehatan dirasakan oleh beberapa orang yang berada di ruangan yang
sama, kemungkinan penyebabnya adalah SBS. Indikator lain yang sebaiknya diperhatikan adalah
hilang munculnya gejala. Gangguan kesehatan Gejalanya akan timbul selama berada di dalam
suatu ruangan, hilang bila telah meninggalkan ruangan, dan dirasakan lagi setelah kembali ke
ruangan tersebut. Gedung yang kurang terawat menjadi faktor yang paling utama penyebab SBS.
Arsitektur yang tidak memenuhi standar termasuk ventilasi yang tidak mencukupi, tidak dapat
ditembus sinar matahari akibat warna kaca yang gelap. Ventilasi yang tak cukup pun
menyebabkan tidak adanya sirkulasi sehingga udara segar di dalam ruangan menjadi sangat
terbatas. Molekul-molekul yang kecil, yang tidak dapat kita lihat berkembang dengan baik di
udara yang lembab. Tak terhindarkan, molekul-molekul itupun masuk ke dalam saluran
pernapasan melalui udara yang kita hirup.

PEMBAHASAN
A. Diagnosis klinis
Anamnesis
Pada kasus ini kita akan membahan mengenai penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan pekerjaan atau yang biasa disebut PAK atau penyakit akibat kerja. Sesuai dengan
kasus kita kasus B.
Kasus
seorang perempuan A berusia 30 tahun dengan keluhan utama batuk pilek berulang sejak
3 minggu yang lalu. Ini adalah kedatangannya yang ke 3 ke dokter. Kunjungan pertama
dan kedua ke dokter B tapi kambuh lagi padahal sudah mendapat antibiotika untuk
keluhan yang sama. Keluhan lain yaitu demam yang hilang timbul, mata sering panas,
mual, nyeri diseluruh badan dan kadang-kadang gatal sejak 3 minggu yang lalu juga. A
bekerja sebagai karyawati selama 1 tahun di bagian administrasi, dengan jam kerja 8.00-
17.00 dan bekerja didepan computer. A baru lulus dan langsung bekerja disini, serta tidak
mempunyai riwayat alergi. Beberapa orang ditempat kerja ini mengalami hal serupa
dengan perempuan A.

Riwayat penyakit
Sesuai dengan kasus, dapat kita tanyakan lebih mendalam seperti apa pernah
mengalami gejala ini sebelumnya kapan dan dimana, apa dalam keluarga juga ada
yang ngalamin hal yang sama atau mungkin tetangga sekitar, dan ditambah
dengan kel;uhan tambahan seperti kasus diatas.

Riwayat pekerjaan
Dari riwayat pekerjaan dapat kita tanyakan seperti sudah berapa lama bekerja,
apakah sebelumnya pernah bekerja ditempat lain, keadaan ruangannya ber AC
atau tidak, ruangannya bagaimana, ventilasinya alat kerja yang dipakai, alat
pendeteksi yang dipakai, waktu kerjanya sehari-hari dan pekerjaan lain yang
mengalami hal yang sama

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan pemeriksaan umum seperti pemeriksaan tanda-
tanda vital yaitu suhu, denyut nadi, pernapasan, dan tekanan darah dan selanjutnya bisa
lebih ke pemeriksaan yang lebih khusus atau spesifik sesuai gejala yang muncul.
Pemeriksaan tempat kerja

Untuk tempat kerja dapat dilihat bagaimana lingkungan baik luar maupun dalam tempat
kerjanya, penerangannya bagaimana, sirkulasi udaranya, kebisingannya bagaimana, dan
kelembabannya juga dilihat. Berhubungan dengan kasus, berbagai kenyamanan
penggunaan AC, seringkali membuat pengelola gedung melupakan perawatan yang benar
terhadap AC dan menganggap bahwa udara dalam ruangan dengan AC selalu bersih dan
sehat. Perawatan AC yang kurang benar berpeluang menyebarkan berbagai virus dan
bakteri. Masalah kesehatan yang muncul kemudian adalah terjadinya Sick Building
Syndrome. Faktor yang ikut mempengaruhi penyakit ini antara lain sirkulasi ventilasi
yang buruk, selain akibat pencemaran polusi udara asap kendaraan bermotor dan industri,
kuman, virus, jamur, dan parasit. Dalam kasus terjadinya sick building syndrome, tidak
ada tanda-tanda penyakit tertentu ataupun bekas pencemaran polutan kimia ataupun
biologis yang dialami sehingga gejalanya seringkali tidak jelas terlihat. Namun sebagian
besar keluhan tersebut biasanya akan hilang segera setelah keluar dari gedung atau
bangunan tersebut. Meskipun penyebab spesifiknya masih belum diketahui, berikut
adalah hal-hal yang dianggap dapat menyebabkan Sick Building Syndrome, biasanya
berhubungan dengan ketidaksesuaian temperatur, kelembaban, serta pencahayaan dalam
suatu bangunan.1

Kontaminasi polutan kimia dari luar

Udara dari luar yang masuk ke dalam gedung dapat menjadi salah satu sumber polusi
dalam suatu gedung. Polusi dari asap pembuangan sepeda motoe, pipa udara, dan saluran
pembuangan dalam gedung (kamar mandi dan dapur) dapat berpengaruh pada kondisi
kesehatan udara dalam bangunan yang memilikisistem ventilasi udara yang buruk.

Kontaminasi polutan kimia dari dalam

Sbegian besar polutan berbahaya yang terdapat dalam suatu bangunan memang berasal
dari dalam bangunan itu sendiri, di antaranya dari material pelapis bangunan, karpet yang
berdebu, mesin fotokopi, furnitur maupun alat pembersih yang mengandung bahan kimia
berbahaya yang termasuk Volatile Organic Compound (VOC), misalnya formaldehyde.
Selain itu, asap rokok, kompor, maupun alat pemanas lainnya juga dapat menjadi sumber
polutan kimia yang berbahaya dari tubuh. Berdasarkan penelitian, jenis-jenis polutan
tersebut dalam konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan gangguan kesehatan akut,
selain itu juga mengandung karsinogen yang merupakan penyebab kanker.

Kontaminasi polutan biologis

Polutan biologis termasuk di dalamnya adalah serbuk sari, bakteri, virus, serta lumut.
Polutan-polutan ini dapat hidup dan berkembang dalam air menggenang dan ruangan
yang lembab. Apabila terkontaminasi, dapat menyebabkan demam, badan menggigil,
batuk, sesak napas, pegal-pegal, ataupun reaksi alergi.

Sistem tata udara yang kurang baik

Pada tahun 1970-an, embargo minyak dunia menmbuat para arsitek mulai membuat
bangunan yang lebih kedap dari udara luar, dengan ventilasi ke luar bangunan yang lebih
sedikit. Hal ini antara lain untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energy.
Pengurangan ventilasi udara ke luar ini diketahui, dalam banyak kasus, berpengaruh
besar terhadap penurunan kondisi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan
tersebut.1

Diagnosis kerja

SBS atau Sick Building Syndrome merupakan gangguan kesehatan yang dialami oleh
seseorang di dalam suatu gedung atau bangunan. Menurut website Indoor Air Quality,
SBS bisa diartikan sebagai situasi dimana muncul gejala-gejala penyakit yang
berhubungan dengan kondisi di dalam ruangan kantor, di mana gejala penyakit itu tidak
bisa diidentifikasikan secara jelas dan bergantung pada lama waktu yang dihabiskan di
dalam kantor.Sick building syndromebiasanya terjadi karena buruknya ventilasi dan
adanya kontaminasi polutan di udara, baik berupa debu, asap, maupun polutan lainnya.
Permasalahan Sick Building Syndrome mulai mendapat perhatian khusus pada 1970-an,
yaitu pada saat makin meningkatnyapenggunaan alat-alat elektronik di kantor dan pabrik-
pabrik. Pada saat itu banyak karyawan mengeluhkan tentang kondisi kesehatan mereka
yang kemudian dihubungkan dengan lama waktu mereka berada di dalam gedung.
Sebagian besar keluhan kesehatan mereka hilang setelah berada di luar gedung dalam
waktu tertentu. Dalam banyak kasus, Sick Building Syndrome biasanya terjadi di
gedung-gedung perkantoran, meskipun tidak menutup kemungkinan juga dapat terjadi di
bangunan atau gedung laintermasuk sekolah ataupun apartemen. Gejala Sick Building
Syndrome biasanya adalah badan terasa pegal, sesak napas, pusing, pilek, serta lelah-
letih-lesu. Keluhan lain seperti mata merah, perut kembung, migrain, dan mata berair,
pilek, sulit konsentrasi, sakit tenggorokan, sesak napas, batuk, mual, kulit kering, jantung
berdegup kencang, gangguan pada kehamilan, mimisan, dan batuk kering sering juga
dirasakan.

Diagnosis banding

ISPA adalah infeksi pada saluran pernapasan atas yang biasanya ditandai dengan bersin-
bersin, hidung tersumbat atau meler, demam dan mungkin juga batuk. Jenis umum ISPA
adalah pilek dan flu. Cara terbaik untuk mengatasi masalah ISPA adalah dengan
memperbanyak beristirahat. Pilek dan flu biasanya hanya berlangsung beberapa hari saja
dan tidak perlu penanganan dokter. Jika gejala memburuk atau tidak kunjung membaik,
konsultasikan dengan dokter karena mungkin ada infeksi (lain) yang lebih serius.
Beberapa jenis flu sangat berbahaya sehingga perlu penanganan cepat.2

B. Pajaan yang dialami

Dalam kasus SBS ini dilihat dari gejala dan juga lingkungan kerja yang mendukung, bisa
dipastikan pajaan tersebut bisa berasal dari AC yang dominannya adalah legionela. Namun
harus perlu ditinjau langsung untuk memastikan keadaan ruangan kerja baik itu sirkulasi
udaranya dan lain-lain. Seperti yang diketahui bahwa Penyebabnya, bakteri legionella
pneumophilia bisa menyebar melalui udara hingga radius 300 meter. Bakteri ini menginfeksi
paru-paru dan menimbulkan gejala seperti pneumonia. Bila penderitanya tak segera
ditangani, akibatnya bisa fatal bahkan bisa berujung kematian. Di Amerika Serikat saja,
penyakit Bakteri ini juga tergolong tumbuh sangat baik pada lingkungan.
Tempat yang paling rentan mendapatkan serangan bakteri ini yakni bangunan yang
menggunakan sistem sirkulasi air pendingin dan air pemanas. Pada umumnya di gedung-
gedung perkantoran dan hotel. Itulah sebabnya, jenis penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri
ini sering disebut sick building syndrome. Penyakit ini sebenarnya sulit menginfeksi orang
yang sehat. Adapun timbulnya gejala-gejala berbahaya hanya dialami mereka yang memang
memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah seperti mereka yang lanjut usia.
Untuk mengatasi hal itu, sebenarnya sudah banyak gedung yang menggunakan produk
antilegionella. Produk ini merupakan jenis biosida berspektrum luas yang terbilang efektif
dalam membasmi bakteri legionella. Selain itu menurut hasil penelitian dari Badan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Amerika Serikat atau National Institute for Occupational
Safety and Health (NIOSH) 466 gedung di Amerika Serikat menemukan bahwa ada enam
sumber utama pencemaran udara di dalam gedung, yaitu:

1. 52% pencemaran akibat ventilasi yang tidak adekuat dapat berupa kurangnya udara segar
yang masuk ke dalam ruangan gedung, distribusi udara yang tidak merata, dan buruknya
perawatan sarana ventilasi.

2. Pencemaran udara dari alat- alat di dalam gedung seperti mesin fotokopi, kertas tisu, lem
kertas, zat pewarna dari bahan cetakan, pembersih lantai serta pengharum ruangan
(sebesar 17%).

3. Pencemaran dari luar gedung dapat juga masuk ke dalam ruangan, hal ini dikarenakan
tidak tepatnya penempatan lokasi masuknya udara segar dalam ruangan (sebesar 11%).

4. Pencemaran bahan bangunan meliputi pencemaran formaldehid, lem, asbes, fibreglass


dan bahan lain yang merupakan komponen pembentuk gedung tersebut (sebesar 3%).

5. Pencemaran akibat mikroba dapat berupa bakteri, jamur, protozoa, dan produk mikroba
lainnya yang dapat ditemukan di saluran udara dan alat pendingin serta seluruh sistemnya
(sebesar 5%).
6. Sebesar 12 % dari sumber tidak diketahui.3

C. Pajaan cukup besar

Untuk terkena sick building syndrome membutuhkan waktu. Tergantung apakah orang
tersebut sepanjang hari berada di tempat terpajan atau tidak dan tentu saja hal ini sangat
mempengaruhi besar kecilnya terpajan dengan legionela. Balik lagi ke keadaan ruangan
kerja maupun kondisi pasien atau daya tahan tubuh pasien itu sendiri. Jika dalam kondisi
yang tidak fit atau daya tahan tubuhnya sedang lemah ditambah dengan keadaan ruangan
yang sangat tidak mendukung tentu akan memperbesar kemungkinan untuk terpajan
dengan legionela. Dengan demikian jika keadaan seperti aliran udara dalam ruangan
rendah, AC dalam ruangan. kontrol yang rendah terhadap suhu dan pencahayaan.
rendahnya perawatan dan kebersihan gedung, kerusakan pada jaringan air ada maka tentu
saja pajaan terhadap orang-orang yang berada diruangan tersebut sangatlah besar.7

D. Faktor individu

Berbicara mengenai faktor individu, banyak faktor yang mempengaruhi sehingga bisa
terkena sick building sindrom seperti daya tahan tubuh, hygine yang buruk, asap rokok, debu
dalam ruangan, penggunaan computer dimana hal-hal ini akan sangat mendukung untuk
terkena SBS disamping lingkungan kerja atau ruangan yang buruk

E. Faktor diluar pekerjaan

Untuk faktor diluar pekerjaan dapat dilihat lingkungannya, kebersihannya, kesehatannya


yang secara tidak langsung juga ikut mendukung dalam mempertahankan kondisi fisik
sehingga jika faktor-faktor ini melemah, bisa makin memperburuk daya tahan tubuh terhadap
pajaan yang didapat terutama ditempat kerjanya yang menjadi tempat bersarangnya legionela
yang pada akhirnya bisa mengakibatkan orang tersebut menderita sick building syndrome.

F. Diagnosis okupasi

Sick building sindrom didefinisikan sebagai berbagai gejala atau masalah kesehatan yang
diyakini berhubungan dengan bangunan atau lingkungan kerja begitu saja tapi justru
lingkungan kerjalah yang harus diperbaiki. Berdasarkan sumber dari the national institute for
occupational safety and health (NIOSH), gejala yang muncul akibat sick building syndrome
yaitu hidung tersumbat, iritasi kulit, iritasi mata seprti mata gatal dan terbakar, kelelahan,
tenggorokan kering dan radang tenggorokan, mual dan sakit kepala.4

G. Penatalaksanaan

Non medika mentosa :

H. Pencegahan

Memperbaiki sistem tata udara dan AC dalam gedung dapat menjadi salah satu cara
mengurangi polutan yang terdapat dalam gedung. Seminimalnya, mesin penghangat ruangan,
sistem ventilasi, dan sistem pendingin ruangan (AC) harus dirancang untuk memenuhi syarat
minimum dari sistem tata udara yang baik dalam suatu gedung. Pastikan bahwa sistem tata
udara telah beroperasi dan dipelihara dengan memperhatikan ventilasi dan pertukaran udara
yang baik. Jika diketahui adanya sumber polutan berbahaya yang dikeluarkan oleh AC, harus
ada saluran pembuangannya yang langsung mengarah ke luar bangunan. Cara ini biasanya
dilakukan untuk membasmi polutan yang banyak terdapat pada area tertentu dalam
bangunan, seperti toilet, ruang fotokopi, serta ruang khusus merokok.

Memindahkan ataupun memperbaiki sumber polutan dalam gedung adalah salah satu cara
paling efektif dalam membasmi polutan-polutan berbahaya dalam gedung. Cara ini termasuk
dengan pemeliharaan rutin terhadap sistem pendingin ruangan (HVAC), membersihkan
tempat-tempat yang menjadi tempat menggenangnya air, pelarangan merokok dalam gedung
ataupun menyediakan tempat khusus merokok dengan ventilasi yang langsung mengarah ke
luar bangunan, dan lain-lain.

Memasang penyaring udara. Hal ini sebenarnya tidak lantas membuat udara menjadi bersih
dan bebas polutan, namun cukup efektif dalam mengurangi jumlah polutan yang masuk ke
dalam gedung.

PENUTUP

Kesimpulan
syndroma gedung sakit ( sick building syndrome ) adalah kumpulan gejala akibat adanya gedung
yang sakit artinya terdapat gangguan pada sirkulasi udara di dalam gedung itu. Gejala-gejala
yang timbul memang berhubungan dengan tidak sehatnya udara dalam gedung. Keluhan yang
ditemui pada sindroma ini antara lain dapat berupa batuk-batuk kering, sakit kepala, iritasi mata,
hidung dan tenggorokan, kulit yang kering, badan yang lemah dan lain-lain.6 Keluhan-keluhan
tersebut biasanya menetap setidaknya 2 minggu. Upaya pencegahan meliputi upaya agar udara
segar dapat masuk ke dalam gedung secara baik dan terdistribusi secara merata ke semua bagian
di dalam suatu gedung. Dalam hal ini perlu diperhatikan agar lubang tempat masuk udara dari
luar tidak berdekatan dengan sumber-sumber pencemar di luar gedung agar bahan pencemar
tidak terhisap masuk ke dalam gedung.

Dafar pustaka
1. Diunduh dari http://environmentalsanitationjournal.wordpress.com.30 april 2010

Sick building sindrom. Pada tanggal 12 oktober 2012.


2. Diunduh http://majalahkesehatan.com. Infeksi saluran pernapasan akut. Pada

tanggal 12 oktober 2012


3. Pudjiastuti et al. Sick building syndrome. Jakarta: 1998
4. Sulianta Feri. IT Ergonomics. Sick building syndrome. Jakarta: 2010, hal 135-136
5. Sumamur.Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: CV HajiMasagung

1986
6. Slamet. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press 2002
7. Diunduh dari http://helpingpeopleideas.com/publichealth/index. Sick building

syndrome 09/2012. Pada tanggal 12 oktober 2012

A n i e s . 2 0 0 5 . Mewaspadai Penyakit Lingkungan J a k a r t a : P T E l e x


M e d i a Komputindo

8. http://books.google.co.id/books?
id=pGouqExB2WYC&pg=PA205&lpg=PA205&dq=sick+building+syndrome+ad
alah&source=bl&ots=qVY0OamOHo&sig=BFsOK8EG_iPpfDC0UCODVs17L
Mg&hl=id&sa=X&ei=jm91UPyZM46rrAeKx4HQDQ&ved=0CDwQ6AEwAw#
v=onepage&q=sick%20building%20syndrome%20adalah&f=false
9. http://books.google.co.id/books?
id=G698NVeU2RgC&pg=PT254&lpg=PT254&dq=sick+building+syndrome+ad
alah&source=bl&ots=v7id8PhExf&sig=g9kN59PiP5UgmvGbDvqUsA2RGWk&
hl=id&sa=X&ei=yW91UJikLJDrrQfPsIDoAw&ved=0CCoQ6AEwADgK
10. http://books.google.co.id/books?
id=SKkvUNVswncC&pg=PA3&lpg=PA3&dq=sick+building+syndrome+adalah
&source=bl&ots=-lbhEDiErO&sig=jrszJQmEN5-ySEyU-
p19KjYfs1k&hl=id&sa=X&ei=yW91UJikLJDrrQfPsIDoAw&ved=0CEEQ6AEw
BTgK#v=onepage&q=sick%20building%20syndrome%20adalah&f=false
11. http://id.shvoong.com/medicine-and-health/nutrition/1917495-sick-building-
syndrome/

http://environmentalsanitation.wordpress.com/2010/04/30/sick-building-syndrome/

http://www.scribd.com/doc/66177371/MAKALAH

Anda mungkin juga menyukai