Anda di halaman 1dari 63

BAB III

HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN


MANAJEMEN KEPERAWATAN

3.1. Hasil Pengkajian


3.1.1. 5 M (Man, Material and Machine, Method, Money, Market)
1. Man
a. Kuantitas Sumber Daya Manusia
Jumlah tenaga keperawatan di Ruang Lantai 3 Unit II adalah 23
orang dengan rincian sebagai berikut :
Tenaga Keperawatan

Tabel 3.1 Kualifikasi Tenaga Keperawatan Lantai 3 Unit 2 Rumah


Sakit Panti Nirmala Malang
Jumlah
No. Kualifikasi Jenis Jumlah Prosentase
total
PNS 0
1. S1 Keperawatan 1 5%
Non PNS 1
PNS 0
2. DIII Keperawatan Non PNS 22 22 95%
Magang 0
Jumlah 23 100%

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa semua perawat di


Ruang 3 Unit II Non PNS

b. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Berdasarkan hasil rekapitulasi yang dilakukan didapatkan
kualifikasi tenaga perawat di Lantai 3 Unit 2 sebagai berikut :

Tabel 3.3 Kualitas Tenaga Keperawatan Ruang di Lantai 3 Unit II RSUD Panti
Nirmala Malang
Pelatihan
Masa Jenis
No Nama Pendidikan yang pernah Ket
Kerja Ketenagaan
diikuti
FC Niluh
S1
1. Purba CH Non PNS
Keperawatan

Dewi D3
2. Non PNS
Agustina Keperawatan

Kristina D3
3. Non PNS
Ana Keperawatan

9
D3
4. Widya Non PNS
Keperawatan

D3
5. Yunia Rika Non PNS
Keperawatan

Theresia D3
6. Non PNS
Risang Keperawatan

D3
7. Yunia P Non PNS
Keperawatan

D3
8. Afi Non PNS
Keperawatan

D3
9. Dwi Rinda Non PNS
Keperawatan

D3
10. Uul Devia Non PNS
Keperawatan

D3
11. Adelia Non PNS
Keperawatan

Eny D3
12. Non PNS
Meilinda Keperawatan

Trisna D3
13. Non PNS
Megawati Keperawatan

D3
14. Ria Non PNS
Keperawatan

Fransiska D3
15. Non PNS
Dea Keperawatan

D3
16. Ristin Non PNS
Keperawatan

D3
17. Nuraini Non PNS
Keperawatan

D3
18. Siska Risa Non PNS
Keperawatan

10
D3
19. Carita Intan Non PNS
keperawatan

Chusnun D3
20. Non PNS
Nadiroh keperawatan

D3
21. Ghea Non PNS
keperawatan

D3
22. Dhian Non PNS
keperawatan

D3
23. Musriani Non PNS
keperawatan

Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa sebanyak 22


perawat (95%) berpendidikan DIII Keperawatan dan hanya 1 perawat (5%) yang
berpendidikan S1, sehingga perlu ditingkatkan untuk bisa melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Sedangkan untuk rekruitmen pegawai dan kriteria
masuk tidak ada spesifikasi khusus.

c. Kebutuhan tenaga perawat sesuai tingkat ketergantungan pasien


Tingkat Ketergantungan Pasien
Jumlah pasien, diagnosa medis, serta tingkat ketergantungan pasien di
Lantai 3 Unit 2 pada tahap pengkajian yakni tanggal 7-8 November 2016
adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Lantai 3 Unit 2


RS Panti Nirmala pada tanggal 7 November 2016
Initial Skor
Tim Ruangan Diagnosa Medis
Pasien Ketergantungan
Ny. M 301 (2) CVA + TB Meningen T
Tn. A 302 (2) GE + vomiting P
1
Ny. Y 303 (2) DHF M
Tn. R 304 (1) P
Tn. T 304 (2) T
Tn. I 305 (1) Susp. CVA P
Tn. M 305 (2) P
2 Tn. R 306 (2) CHF P
Tn. H 307 M
Nn. SD 308 (1) M
Ny. S 308 (2) P
3 Sr. C 310 (1) DM M
Ny. N 311 (2) M
Tn. G 312 (1) Cirosis Hepar P

11
Tn. S 312 (2) Hepatoma P
Ny. R 314 CHF P
Tn. L 316 P
Tn. N 317 CKR M

Keterangan: M : Minimal Care ; P : Parsial care ; T : Total care

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 7


November 2016 terdapat 18 pasien, sebanyak 6 pasien (11,%) yang
dirawat memiliki tingkat ketergantungan minimal dan 10 orang (55,6%)
pasien memiliki tingkat ketergantungan parsial, 2 orang (11,1%) pasien
yang dirawat memiliki tingkat ketergantungan total.

Tabel 3.5 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Lantai 3 Unit 2


RSPanti Nirmala pada tanggal 8 November 2016
Initial Skor
Tim Ruangan Diagnosa Medis
Pasien Ketergantungan
Ny. S 301 (1) Fraktur femur P
Ny. M 301 (2) Suspc. Meningitis T
Ny. C 302 (1) DM P
Ny. A 302 (2) GE + vomiting P
1
Tn. CP 303 (1) CVA + penurunan T
kesadaran
Tn. M 303 (2) Op Katarak M
Tn. R 304 (1) P
Tn MS 304 (2) P
305 (2) P
Tn. DT 306 (1) P
2 Tn. S 306 (2) Ca. Paru P
Ny. SS 307 DM + GE P
Nn. S 308 (1) M
Ny. S 308 (2) P
Sr. C 310 (1) DM M
Ny. T 310 (2) T
Ny. S 311 (1) P
3 Tn. S 312 (2) Hepatoma P
Ny. R 314 P
Tn. LS 316 P
Ny. N 317 CKR M

Keterangan: M : Minimal Care ; P : Parsial care ; T : Total care

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 8


November 2016 terdapat 21 pasien, sebanyak yang dirawat memiliki
tingkat ketergantungan minimal dan pasien memiliki tingkat

12
ketergantungan parsial, yang dirawat memiliki tingkat ketergantungan
total.

Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Kebutuhan tenaga perawat di suatu unit RS dapat dihitung
menggunakan pedoman rumus dari Depkes (2002) dimana dihitung dengan
keadaan rata-rata jumlah jam perawatan pasien selama 3 bulan terakhir, yaitu :
a. Kebutuhan tenaga
Jumlah jam perawatan perhari
Jam Kerja efektif
Perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambahkan (faktor
koreksi) dengan : cuti, hari besar dan hari libur perawat dalam hal ini
disebut Loss Day.
b. Loss day
(Jumlah hari minggu 1 thn + Cuti + Hari besar) x Kebutuhan Tenaga
Jumlah hari kerja efektif pertahun
Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non keperawatan
diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.
c. Tugas non keperawatan
(Kebutuhan tenaga + Loss day) x 25 %
Jumlah kebutuhan tenaga = Kebutuhan tenaga + Faktor koreksi (Loss day +
Tugas non Keperawatan)

Dari rumusan di atas, maka untuk mengkaji jumlah kebutuhan di


Lantai 3 Unit 2 adalah sebagai berikut :
Jumlah kebutuhan tenaga perawat menurut Gillies di Lantai 3 Unit 2
Tanggal 7 November 2016
Waktu perawatan langsung
Total care : 2 orang x 6 jam = jam
Partial care : 10 orang x 4 jam = jam
Minimal care : 6 orang x 2 jam = jam +
Total waktu perawatan langsung = 52 jam
Waktu perawatan tidak langsung
13 klien x 1 jam = 13 jam

Waktu Pendidikan Kesehatan


13 klien x 15 menit = 195 menit = 3,25 jam +
Total jam perawatan = 68,25 jam
Rata-rata total jam perawatan = 68,25 : 13 orang = 5,25 jam

Jumlah kebutuhan perawat per hari


Total waktu keperawatan = 68,25 = 9,75 = 10
Waktu kerja efektif 7

Jumlah kebutuhan per shift

13
Pagi = 47% x 10 = 4,7 orang = 5 orang
Sore = 35% x 10 = 3,5 orang = 3 orang
Malam = 17% x 10 = 1,7 orang = 2 orang

Jumlah kebutuhan tenaga perawat menurut Gillies di Lantai 3 Unit 2


Tanggal 8 November 2016
Waktu perawatan langsung
Total care : 3 x 6 jam = 18 jam
Partial care : 13 x 4 jam = 52 jam
Minimal care : 4 x 2 jam = 8 jam +
Total waktu perawatan langsung = 78 jam
Waktu perawatan tidak langsung
20 klien x 1 jam = 20 jam

Waktu Pendidikan Kesehatan


20 klien x 15 menit = 300 menit = 5 jam 0 msenit +
Total jam perawatan = 103 jam
Rata-rata total jam perawatan = 103 : 20 = 5,15 jam

Jumlah kebutuhan perawat per hari


Total waktu keperawatan = 103 = 14,7 = 15 orang
Waktu kerja efektif 7

Jumlah kebutuhan per shift


Pagi = 47% x 15 = 7,05 orang = 7 orang
Sore = 35% x 15 = 5,25 orang = 5 orang
Malam = 17% x 15 = 2,55 orang = 2 orang

Berdasarkan rumus Gillies didapatkan hasil perhitungan rata-


rata jumlah perawat perhari adalah 10 orang, sedangkan jumlah
perawat di Ruang 3 Unit II adalah 19 orang perawat.

2. Material and Machine


a. Fasilitas untuk Pasien
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di Lantai 3 Unit 2 RS
Panti Nirmala tentang inventaris, fasilitas dan bahan obat-obatan yang
tersedia dengan perincian sebagai berikut :
Kapasitas Lantai 3 Unit 2 ada 25 tempat tidur, terdiri dari :

1) Kelas Utama
Terdiri dari 1 kamar untuk 1 penderita, 1 naskas, 1 meja mayo, 2
sofasingle, 1 meja sofa, 1 buah lemari 1 pintu, 1 buah TV 21, 1 buah

14
AC, 1 buah jam dinding, 4 buah lampu TL 40, 1 lampu PLS, 1 buah
lampu tidur, 1 buah cermin, 1 buah tempat sampah, 1 Wastafel, 1 toilet.
Toilet : Closet duduk, shower, kotak sampah, pegangan, lampu, ventilasi,
keset.
2) Kelas I
Terdiri dari 1 kamar untuk 1 penderita, 1 buah naskas, 1 buah
lemari semi buffet, 2 sofa single, 1 meja mayo, 1 meja sofa, 1 AC
1 PK, 1 buah jam dinding, 2 buah lampu TL 40, 2 buah lampu
tidur, 1 buah cermin, 1 buah tempat sampah, 1 toilet.
Toilet : Closet duduk, shower, kotak sampah, pegangan, lampu, ventilasi,
keset.
3) Kelas II
Terdiri dari 1 kamar untuk 2 penderita, 2 naskas, 2 buah kursi kerja, 1
buah TV 21, 1 buah exhaust fan dinding, 1 buah jam dinding, 2 buah
lampu TL 40, 1 buah lampu PLS, 2 buah lampu tidur, 1 buah tempat
sampah, 1 toilet.
Toilet : Closet duduk, shower, kotak sampah, pegangan, lampu, ventilasi,
keset.
b. Fasilitas untuk perawat
Nurse station
Terdapat nurse station dengan kondisi cukup rapi dan sudah
terstrukur mengenai penempatan status dan dokumen asuhan
keperawatan. Nurse station berada di tengah-tengan lantai 3 unit 2,
perawat dapat mengakses pasien dengan cepat karena letaknya di
tengah-tengah kamar pasien. Untuk dokumentasi dilengkapi dengan 1
buku dokumentasi laborat, 1 buku laporan pulang, 1 buku kuitansi,
1 buku apotek (serah terima obat).

Toilet
Terdapat 1 toilet yang cukup bersih, lokasinya terletak di
dekat ruang spolhoek.

Ruang Ganti
Terdapat 2 ruang ganti: ruang ganti 1 letaknya
berdampingan dengan toilet, sedangkan ruang ganti 2 letaknya di
belakang nurse station.

Pantri

15
Terdapat 1 pantri, letaknya berdampingan dengan ruangan
kepala perawat. Terdapat alat makan dan masak sesuai
kebutuhan pasien dan petugas kesehatan.

Ruang Kepala Perawat


Ruang kepala perawat terletak berdampingan dengan dapur.
Terdapat peralatan dan perlengkapan yang dapat mendukung
pelaksanaan tugas kepala perawat.

Ruang Obat
Terdapat 1 ruang obat yang terletak dekat dengan nurse station.
Ruang obat merupakan tempat menyimpan obat- obatan, dan tempat
mempersiapkan obat sebelum diberikan ke pasien. Selain itu ruangan ini
juga digunakan untuk menyimpan alat-alat pendukung perawatan pasien.

Ruang Linen Bersih


Terdapat 1 ruang tempat menyimpan linen bersih.

Ruang Spoelhoek
Terdapat 1 ruangan spoelhoek, terletak berdampingan dengan
toilet khusus perawat. Dipergunakan untuk menyimpan linen kotor, dan
untuk dekontaminasi peralatan yang akan digunakan untuk pasien dan
perawat.

Gudang
Terdapat 1 gudang penyimpanan barang- barang di lantai 3 unit 2.

c. Fasilitas Peralatan dan Bahan Kesehatan


3.7. Daftar Inventaris Alat Keperawatan Tahun 2015 Lantai 3 Unit II
Bulan November 2016 dengan Kapasitas 25 Tempat Tidur
Kondisi
No. Nama Barang Jumlah
Baik Rusak
1. Bengkok disposible 22 22
2. EKG 1 1
3 Syringe Pump 2 1
4 Nebulizer 2 2
5 Emergency Kit 1 1
6 Stetoskopdewasa 4 4
7 Stetoskop anak 1 1
8 Tensimeter air raksa berdiri 1 1
9 Tensi meter air raksa duduk 4 3
10 Termometer rektal 1 1
11 Termometer air raksa 12 12
12 Ambu bag 1 1
13 Suction 1 1
14 Pengaman tempat tidur (bedsaid 22 22
rail)
15 Hands rub 22 22

16
16 Pulse oxymetri 1 1
17 GDA stick 1 1
18 Oksigen central 25 18 7
19 Humidifier 25 18 7
20 Identitas kamar 15 15
21 Rambu rambu dilarang merokok 6 6
22 Kursi petuga jaga 4 4
23 Hydrant 2 2
24 APAR 1 1
25 Heat detector 8 8
26 Smoke detector 1 1
27 Sprinkler 30 30
28 Washtafel 2 2
29 Hands rub 3 3
30 Safety box 1 1
31 Tempat sampah infeksius 1 1
(sitostatis)
32 Tempat sampah infeksius 1 1
33 Tempat sampah non infeksius 9 9
34 Playboth 1 1
35 Sterilisasi obat kemoterapi 1 1
36 Gliserin spuit 1 1
37 Reflek hammer 1 1
38 Gunting verban 1 1
39 Alat Penumpuk Obat 1 1
40 Timbangan BB 2 1 1
41 Cangkir kapas alkhohol 2 0 2
42 Troli injeksi 2 1 1
43 Troli Instrumen 1 1
44 Troli emergency 1 0 1
45 Troli Obat 1 1
46 Lampu Baca Foto 1 1
47 Irigator 1 0 1
48 Urinal 25 25
49 Pispot 25 25
50 Standar Infus Stenlis Stelan Bed 25 25
51 Standar Infus Stenlist Beroda 8 8
52 Sputum Pot 24 24
53 Bengkok Sedang 25 25
54 Tourniket 2 2
55 Name holder 25 25
56 Pemotong ampul 1 1
57 Tempat Oplos Obat Kemo 1 1
58 Blood Warmer 1 1
59 Resusitator Dewasa 1 1
60 Resusitator Anak 1 1
61 Suction Lendir 1 1
62 Auto Klik 1 1
Jumlah 416 394 20

17
d. Daftar peralatan inventaris cleaning service
3.8. Daftar inventaris Alat Cleaning Service Tahun 2016 Lantai 3 Unit II
Bulan November 2016 dengan Kapasitas 25 Tempat Tidur
Kondisi
No. Nama Barang Jumlah
Baik Rusak
1 Troli double bucket 1 1
2 Troli variant 1 1
3 Duspen tertutup 1 1
4 Duspen 2 1
5 Ember 10 liter 0 0
6 Ember toilet 2 2
7 Kain mooping 2 2
8 Kapi 1 1
9 Karet dorong 1 1
10 Kuas 1 1
11 Revil lobby medium 2 2
12 Revil lobby biru 0 0
13 Revil lobby panjang 1 1
14 Roll kaca 1 1
15 Sapu ijuk 2 2
16 Sapu lidi 0 0
17 Sepatu boot 2 pasang 2 pasang
18 Sikat pendek 1 1
19 Sikat tangkai 1 1
20 Sikat toilet 1 1
21 Spayer 2 2
22 Stick dinding 2 2
23 Stick kaca 1 1
24 Stick lobby 2 2
25 Stick mooping 2 2
26 Stick sarang laba 1 1
27 Stick mopping bulat + ember 0 0
28 Tempat sampah induk 3 3
29 Gayung 1 1
30 White floor 2 2
31 Kunci gudang cleaning service 1 1
32 Kop westafle 1 1
Jumlah 41 41
Rata-rata 1,3 1,3

e. Daftar inventaris alat tenun


3.9. Daftar Inventaris Alat Tenun Tahun 2016 Lantai 3 Unit II Bulan
November 2016 dengan Kapasitas 25 Tempat Tidur
Jumlah Mutasi Jumlah
No. Nama Barang
Lama Hilang Kembali Tambah baru
Alas + tutup troli linen
1. 2 1 3
bersih
2. Alas piring 12 12
3 Baju infus besar 110 110
4 Baju infus kecil 10 10
5 Bantal besar 48 48

18
6 Bantal kecil 4 4
7 Bad cover 20 20
8 Celana pasien 20 20
9 Gorden jendela 34 34
10 Gorden jendela vitrage 18 18
11 Gorden pasien 38 38
Gorden pasien
12 35 35
cadangan
13 Guling dakron 10 10
14 Handuk 6 6
15 Kain kemoterapi 2 2
16 Keset handuk 48 48
17 Laken 88 88
18 Lap bongkar 49 49
19 Lap piring 40 40
20 Lap tangan handuk kecil 250 250
21 Masker kain 6 6
22 Skoret kain 30 30
23 Skoret kemoterapi 2 2
24 Skoret plastic 1 1
Skoret plastic lengan
25 2 2
panjang
26 Sel panjang 25 25
27 Sel pendek 30 30
28 Selimut 64 64
29 Sloop bantal besar 100 100
30 Sloop bantal kecil 4 4
31 Sloop guling 20 20
32 Steek laken 122 122
33 Tali pasien 10 10
34 Taplak 3 3
35 Tile 6 6
36 Topi karyawan 4 4
37 Tutup suction 2 2
38 Kantong keset 2 2
39 Kantong lap tangan 2 1
Jumlah 1279 1279
Rata rata 32,8 32,8

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa peralatan inventaris


alat tenun sudah sesuai standart.

f. Daftar lembar pendokumentasian


3.10. Fasilitas untuk pendokumentasian Tahun 2016 Lt.3 Unit II RSPN
Bulan November 2016 dengan Kapasitas 25 Tempat Tidur
No Lembar Pendokumentasian
1 Penilaian riwayat jatuh
2 Form informasi dan edukasi
3 Lembar pemberian cairan

19
4 Lembar persetujuan tindakan medis
5 Lembar persetujuan tindakan kedokteran
6 Lembar instruksi dan laporan perawatan
7 Lembar konsultasi dan lembar jawaban
8 Tindakan keperawatan
9 Lembar perencanaan pasien pulang
10 Persetujuan pembayaran
11 Persetujuan tindakan invasif
12 Lembar assessment kebutuhan edukasi
13 Lembar cacatan perkembangan pasien
14 Lembar penempelan lembar umum
15 Lembar penempelan resep
16 Lembar hasil lab, X-Ray,EKG, EEG
17 Lembar TTV

3. Method
Metode yang diterapkan di Lantai 3 Unit II Rumah Sakit Panti
Nirmala adalah model TIM

Kepala Ruangan

PJ 1 PJ 2 PJ 3

Ketua Tim 1 Ketua Tim 2 Ketua Tim 3

Lantai 3 Unit II saat ini menggunakan model asuhan keperawatan yang


jelas dan struktural, model yang diterapkan adalah metode tim yang terdiri atas
anggotanya yang berbeda beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien. Perawat Lantai 3 Unit II dibagi menjadi 3 tim, yaitu
tim 1 bertanggung jawab atas R. 301-304, tim 2 bertanggung jawab atas R.305-
308, dan tim 3 bertanggung jawab atas R. 310-317.
Dalam proses pendelegasian tugas, wewenang dan tanggung jawab
apabila ada perawat yang tidak masuk maupun cuti sepenuhnya ditentukan oleh
kepala ruangan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan ketersediaan tenaga
keperawatan

Tindakan Keperawatan di Lantai 3 Unit 2 RS Panti Nirmala


a. Operan
No. Aspek yang Dinilai Tanggal
07/11//16 08/11/16

20
1. Kedua kelompok dinas sudah siap
2. Shift yang mau menyerahkan/
mengoperkan mempersiapkan hal
hal yang akan disampaikan
3. Ketua tim/ kepala jaga yang mau
menyerahkan/ mengoperkan
menyampaikan :
a. Kondisi/ keadaan umum klien
b. Tindak lanjut untuk dinas yang
menerima operan
c. Rencana kerja untuk dinas yang
menerima operan
4. Penyampaian nomor 3 dilakukan
dengan jelas, singkat, akurat dan
tidak terburu-buru
5. Ketua tim dan semua anggota tim
bersama-sama langsung melihat
keadaan klien
6. Tim yang mengoperkan tugas
memberi kesempatan kepada tim
yang akan menjalankan tugas untuk
bertanya
7. Tim yang mengoperkan tugas
menyerahkan semua berkas catatan
perawatan kepada tim yang akan
menjalankan tugas untuk menerima
operan alat
Total nilai 7 7
Prosentase 100 % 100 %

Keterangan :
: Dilakukan
: Tidak Dilakukan
P : Operan Malam ke Pagi
S : Operan Pagi ke Sore

KETERANGAN
Operan merupakan suatu timbang terima tugas dari shift satu ke shift
lain dengaan waktu, isi dan strategi yang telah ditentukan. Operan mampu

21
mengkomunikasikan secara tertulis dan lisan pada staf keperawatan dan tim
kesehatan lain yang memerlukan data klien perlu diperhatikan. Operan
dilakukan sebesar 100% pada tanggal 07 08 November 2016 sehingga
dapat disimpulkan bahwa operan yang dilakukan sesuai dengan juknis yang
berlaku. Adapaun beberapa hal yang perlu diperhatikan agar operan efektif
adalah operan dilaksanakan tepat waktu saat pergantian dinas sesuai yang
telah disepakati, operan dipimpin oleh katim, operan diikuti oleh semua
perawat yang akan dan telah berdinas.

b. Pre Conference
No Aspek yang Dinilai Tanggal
. 07/11/16 08/11/16
1. Semua anggota tim hadir dalam
diskusi awal (konferensi awal)
2. Memberi pengarahan kepada
anggota tim tentang rencana asuhan
pasien pada hari tersebut
berdasarkan hasil evaluasi kemarin
dan kondisi klien yang dilaporkan
oleh dinas malam. Hal hal yang
disampaikan oleh PP meliputi
- Keadaan umum klien
- Keluhan klien
- Tanda-tanda vital dan kesadaran
- Hasil pemeriksaan laboratorium/
diagnostik terbaru
- Masalah keperawatan
- Rencana keperawatan hari ini
- Perubahan terapi medis
- Rencana medis
3. Memberi penugasan kepada anggota
tim bila ada pasien baru
4. Memberi kesempatan kepada
anggota tim untuk bertanya
5. Memberi penekanan pada hal hal
yang perlu diperhatikan
6. Memberi kesempatan pada
pendidikan pasien
7. Membahas pasien-pasien yang
menjadi prioritas pada shift tersebut

22
8. Menanyakan kesiapan fisik, mental - -
anggota dalam melakukan asuhan
9. Semua anggota tim menyepakati - -
pertemuan diskusi akhir
10. Mengucapkan selamat bekerja - -
kepada anggota tim
Total nilai 7 7
Prosentase 70 % 70 %

Keterangan :
: Dilakukan
: Tidak Dilakukan
P : Operan Malam ke Pagi
S : Operan Pagi ke Sore

KETERANGAN
Pre conference adalah komunikasi antara ketua tim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan untuk merencanakan kegiatan pada shift tersebut yang
dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Pre conference mendiskusikan
tentang aspek klinik sebelum melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien.
dalam pre conference para instruktur klinis harus sudah menyiapkan apa yang akan
dibahas dalam conference sehingga tidak banyak waktu yang terbuang (Sitorus,
2005; Huber, 2006).
Di ruang Lantai 3 unit II RS Panti Nirmala pre conference tidak dilakukan secara
formal akan tetapi disampaikan bersamaan dengan operan. Hal ini dilakukan karena
keterbatasan waktu. Dapat disimpulkan bahwa dari 10 aspek yang harus dilakukan
pada Pre Conference terdapat 8 (80%) aspek yang dilakukan pada saat proses Pre
Conference.

c. Post Conference
No. Aspek yang Dinilai Tanggal
07/11/16 08/11/16
1. Semua anggota tim hadir dalam
konferensi akhir
2. Menanyakan hasil dan kegiatan yang - -
sudah dilaksanakan anggota tim terkait
dengan asuhan keperawatan
3. Mengevaluasi tentang kelengkapan - -

23
dokumentasi ASKEP, pelaksanaan
program dan administrasi pasien
4. Memberikan pujian akan apa yang telah - -
dilaksanakan dengan baik
5. Mengevaluasi hambatan yang dialami
setiap anggota tim
6. Memberi umpan balik kepada anggota
tentang pelaksanaan yang telah
dilakukan
7. Mengucap terimakasih atas kerjasama - -
anggota tim
8. Semua anggota tim menyepakati
pertemuan konferensi selanjutnya
Total nilai 4 4
Prosentase 50% 50%

Keterangan :
: Dilakukan
: Tidak Dilakukan
P : Operan Malam ke Pagi
S : Operan Pagi ke Sore

KETERANGAN
Post conference adalah komunikasi antara ketua tim dan perawat
pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan
kepada shift berikutnya. Isi post conference adalah hasil asuhan
keperawatan tiap perawatan dan hal-hal penting untuk operan selanjutnya
agar bisa ditindaklanjuti. Post conference dipimpin oleh ketua tim atau
pennggung jawab tim (Keliat dan Akemat, 2006).
Di ruang Lantai 3 unit II RS Panti Nirmala Post conference tidak
dilakukan secara formal akan tetapi disampaikan bersamaan dengan
operan. Hal ini dilakukan karena keterbatasan waktu.

24
d. Orientasi Pasien Baru

2.11. Tabel jumlah pasien baru pada shift pagi tanggal 7-8 November 2016 di
Lantai 3 Unit 2
Jumlah pasien baru
Tanggal : 07/11/2016 Tanggal : 08/11/2016
1 3

Orientasi pasien baru merupakan kontrak antara perawat dan


pasien/keluarga dimana terdapat kesepakatan antara perawat dengan
pasien/keluarganya dalam memberikan Asuhan keperawatan. Kontrak ini
diperlukan agar hubungan saling percaya antara perawat dan pasien/
keluarga dapat terbina (Nining, 2008). Praktik orientasi dilakukan saat
pertama kali pasien datang (24 jam pertama) dan kondisi pasien sudah
tenang. Orientasi diberikan pada pasien dan didampingi anggota keluarga
yang dilakukan di kamar pasien dengan menggunakan format orientasi.
Selanjutnya pasien diinformasikan untuk membaca lebih lengkap format
orientasi yang ditempelkan di kamar pasien.
Data tabel jumlah pasien baru pada shift pagi tanggal 7-8 November
2016 didapatkan bahwa ada 1 pasien baru dalam kurun waktu 2 hari pada
shift pagi.

3.12. Tabel orientasi pasien baru tanggal 07 - 08 November 2016


Dilakukan
No Aspek yang dinilai
7 8

1 Mengucapkan salam

25
2 Memperkenalkan diri

3 Menjelaskan tujuan pertemuan dan


kontrak waktu

4 Menjelaskan nama perawat


penanggung jawab

5 Menjelaskan tentang nama ruangan,


fasilitas dan cara penggunaannya
serta lingkungan (kamar mandi, tempat
tidur, musholla, ruang perawat,
farmasi)

6 Menjelaskan kegiatan rutin yang ada di - -


ruangan, meliputi :
a. Menghidangkan makan
b. Pemberian obat
c. Observasi keluhan dan
pengukuran tanda-tanda vital
7 Menjelaskan nama dokter dan waktu -
visite

8 Menjelaskan pergantian shift - -


keperawatan

9 Menjelaskan waktu kunjungan pasien -

10 Menjelaskan jumlah penunggu - -

11 Menjelaskan untuk tidak - -


memperkenankan masuk pada anak
dibawah usia 14 tahun

12 Menjelaskan tempat pengurusan


administrasi bila keluarga pasien perlu
mengurus administrasi

13 Menjelaskan sistem sentralisasi obat - -

14 Menjelaskan 6 langkah cuci tangan - -


sebagai program pengendalian infeksi

15 Memberi kesempatan kepada keluarga


pasien untuk menanyakan hal-hal yang
belum jelas

16 Menjawab/menanggapi pertanyaan
dari pasien/keluarga

17 Mengakhiri pertemuan dengan


mengucapkan salam dan semoga

26
lekas sembuh.

11 8

% 64,7 47,1

Rata-rata 56%

Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa saat


melakukan orientasi pasien baru 100% perawat mengucapkan salam,
memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan pertemuan dan kontrak waktu,
menjelaskan nama perawat, menjelaskan tempat pengurusan administrasi
bila keluarga pasien perlu mengurus administrasi, memberi kesempatan
kepada keluarga pasien untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas,
menjawab/menanggapi pertanyaan dari pasien/keluarga, dan mengakhiri
pertemuan dengan mengucapkan salam dan semoga lekas sembuh.
Sedangkan sebanyak 0% perawat tidak menjelaskan, menjelaskan
kegiatan rutin yang ada di ruangan, menjelaskan pergantian shift
keperawatan, menjelaskan jumlah penunggu, menjelaskan untuk tidak
memperkenankan masuk pada anak dibawah usia 14 tahun, menjelaskan
sistem sentralisasi obat, dan menjelaskan 6 langkah cuci tangan sebagai
program pengendalian infeksi.
Hasil presentasi akhir terhadap pelaksanaan orientasi pasien baru
menunjukkan bahwa sebanyak 56 % aspek sudah dilakukan sesuai dengan
SOP, denagn demikian dapat disimpulkan bahwa kepatuhan perawat dalam
melaksanakan SOP orientasi pasien baru cukup selama kurun waktu 3 hari.

e. Ronde Keperawatan
Tanggal
No Aspek yang Dinilai 07/11/2016 08/11/2016
P S P S
A Persiapan
1 Membuat satuan acara ronde - - - -
untuk kegiatan bimbingan
(dalam bentuk tertulis)
2 Mempersiapakan tempat yang - - - -
cukup sesuai jumlah peserta
ronde
3 Mendapatkan data mengenai - - - -

27
kondisi pasien yang akan
dilakukan ronde keperawatan
serta meminta ijin pasien
4 Menyiapkan alat yang - - - -
diperlukan
5 Mengatur lingkungan fisik untuk - - - -
ronde keperawatan sehingga
mudah dilihat dan didengar oleh
peserta
B Pelaksanaan
Ruang Perawat
6 Membuka kegiatan ronde - - - -
dengan mengucapkan salam
7 Menjelaskan tentang kegiatan, - - - -
waktu, tujuan ronde
keperawatan
8 Menjelaskan tentang hasil yang - - - -
diharapkan dari hasil ronde
9 Menjelaskan secara umum - - - -
pasiennya (data fokus,
diagnosa keperawatan, rencana
tindakan, catatan
perkembangan, masalah yang
belum dipecahkan)
10 Mengajak peserta menuju ruang - - - -
pasien
Ruang Pasien
11 Mengucapkan salam, validasi - - - -
kontrak untuk ronde
keperawatan dan menanyakan
kondisi kepada pasien
12 Mereview masalah yang - - - -
dikeluhkan pasien, tindakan
keperawatan dan medis yang
sudah dilakukan serta
perkembangan kondisi pasien
13 Memberi kesempatan untuk - - - -
bertanya dan berdiskusi pada
peserta yang lain, keluarga/

28
pasien
14 Memberikan pujian pada - - - -
pasien/ keluarga atas
kerjasamanya dalam
melaksanakan kegiatan ronde
keperawatan
C Evaluasi
Ruang Perawat
15 Mereview hasil diskusi di - - - -
ruangan pasien
16 Menyimpulkan kegiatan ronde - - - -
keperawatan
17 Memnberikan pujian pada - - - -
peserta
18 Rencana tindak lanjut setelah - - - -
kegiatan ronde keperawatan
19 Menutup kegiatan ronde - - - -
keperawatan
Total Nilai 0 0 0 0
Prosentase 0 0 0 0

Keterangan :
: Dilakukan
: Tidak Dilakukan
P : Operan Malam ke Pagi
S : Operan Pagi ke Sore

KETERANGAN
Dari hasil observasi selama 3 hari di Lantai 3 Unit 2 RS Panti Nirmala
perawat di lantai 3 unit 2 tidak pernah melakukan ronde keperawatan. Saat
melakukan wawancara kepada perawat, perawat mengatakan bahwa ronde
keperawatan tidak pernah dilakukan karena keterbatasan waktu dan
kesibukan perawat.

f. Ronde Ruangan
Tanggal
No Aspek yang Dinilai 07/11/2016 08/11/2016
P S P S
A Persiapan
1 Membuat satuan acara ronde - - - -

29
untuk kegiatan bimbingan (dalam
bentuk tertulis)
2 Mempersiapakan tempat yang - - - -
cukup sesuai jumlah peserta ronde
3 Mendapatkan data mengenai - - - -
kondisi pasien yang akan dilakukan
ronde keperawatan serta meminta
ijin pasien
4 Menyiapkan alat yang diperlukan - - - -
5 Mengatur lingkungan fisik untuk - - - -
ronde keperawatan sehingga
mudah dilihat dan didengar oleh
peserta
B Pelaksanaan
Ruang Perawat
6 Membuka kegiatan ronde dengan - - - -
mengucapkan salam
7 Menjelaskan tentang kegiatan, - - - -
waktu, tujuan ronde keperawatan
8 Menjelaskan tentang hasil yang - - - -
diharapkan dari hasil ronde
9 Menjelaskan secara umum - - - -
pasiennya (data fokus, diagnosa
keperawatan, rencana tindakan,
catatan perkembangan, masalah
yang belum dipecahkan)
10 Mengajak peserta menuju ruang - - - -
pasien
Ruang Pasien
11 Mengucapkan salam, validasi - - - -
kontrak untuk ronde keperawatan
dan menanyakan kondisi kepada
pasien
12 Mereview masalah yang - - - -
dikeluhkan pasien, tindakan
keperawatan dan medis yang
sudah dilakukan serta
perkembangan kondisi pasien
13 Memberi kesempatan untuk - - - -
bertanya dan berdiskusi pada

30
peserta yang lain, keluarga/ pasien
14 Memberikan pujian pada pasien/ - - - -
keluarga atas kerjasamanya dalam
melaksanakan kegiatan ronde
keperawatan
C Evaluasi
Ruang Perawat
15 Mereview hasil diskusi di ruangan - - - -
pasien
16 Menyimpulkan kegiatan ronde - - - -
keperawatan
17 Memberikan pujian pada peserta - - - -
18 Rencana tindak lanjut setelah - - - -
kegiatan ronde keperawatan
19 Menutup kegiatan ronde - - - -
keperawatan
Total Nilai 0 0 0 0
Prosentase 0 0 0 0

Keterangan :
: Dilakukan
: Tidak Dilakukan
P : Operan Malam ke Pagi
S : Operan Pagi ke Sore

KETERANGAN
Dari hasil observasi selama 3 hari di Lantai 3 Unit 2 RS Panti
Nirmala perawat tidak pernah melakukan ronde ruangan. Saat
melakukan wawancara kepada perawat, perawat mengatakan bahwa
ronde ruangan tidak pernah dilakukan karena keterbatasan waktu dan
kesibukan perawat.

g. Pendidikan Kesehatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan lantai
3 unit 2 didapatkan informasi bahwa pendidikan kesehatan
dilakukan sesuai kebutuhan pasien.

h. Sentralisasi obat

31
Sentralisasi obat oral maupun injeksi berada di apotik. Obat
diantar oleh apoteker ke lantai 3 Unit 2, lalu dilakukan serah terima
obat oleh apoteker dengan perawat di Lantai 3 Unit 2. PJ obat
bertanggung jawab untuk menjaga keberadaan obat. Obat peroral
dan injeksi sudah ditempatkan tersendiri pada kotak obat masing
masing pasien, diberi identitas nama pasien dan nomor bed agar
tidak tertukar antar pasien satu dengan yang lain.

3. Money
a. Sistem Gaji dan Remunerisasi SDM
Berdasarkan hasil wawancara dengan perwakilan pihak
PSDM keperawatan RSPN Sumber dana gaji pegawai Rumah
Sakit Panti Nirmala berasal dari intern rumah sakit.

b. Sumber Pendapatan Ruangan


Sumber pendapatan Ruang Lantai 3 Unit 2 di Rumah Sakit
Panti Nirmala berasal dari rumah sakit dan diatur oleh rumah sakit
untuk dibagikan ke setiap ruangan di rumah sakit sesuai
kebutuhan. Alumni dan donator berperan penting sebagai sumber
pendapatan rumah sakit.

c. Tarif Rawat Inap


Ruang Lantai 3 unit II merupakan ruang rawat inap kelas utama,
kelas I B dan II B. Semua tarif rawat inap di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi
Waluyo terlampir di bawah ini :

3.12. Tarif Ruangan di Lantai 3 Unit 2 RS Panti Nirmala


KELAS TARIF
UTAMA Rp 700.000, 00
IB Rp 600.000, 00
II B Rp 290.000, 00

3.12. Tarif Tindakan di Lantai 3 Unit 2 RS Panti Nirmala


NO TINDAKAN KELAS
UTAMA I II
1 Infus Rp 78.000, 00 RP 75.000, 00 Rp 65.000, 00
2 NGT / NSV Rp 83.000, 00 Rp 80.000, 00 Rp 70.000, 00
3 Syringe pump Rp 125.000, 00 Rp 110.000,00 Rp 90.000, 00
4 Nebulizer setiap Rp 38.000, 00 Rp 35.000, 00 Rp 25.000, 00
kali pemakaian
5 Suction setiap Rp 38.000, 00 Rp 35.000, 00 Rp 25.000, 00

32
kali pemakaian
6 Injection plug Rp 78.000, 00 Rp 75.000, 00 Rp 65.000, 00
7 Kateter Rp 83.000, 00 Rp 80.000, 00 Rp 70.000, 00
8 Angkat jahitan Rp 83.000, 00 Rp 80.000, 00 Rp 65.000, 00
9 Rawat luka kecil Rp 88.000, 00 Rp 85.000, 00 Rp 70.000, 00
10 Rawat luka Rp 95.000, 00 Rp 93.000, 00 Rp 90.000, 00
sedang
11 Rawat luka besar Rp 113.000, 00 Rp 110.000, 00 Rp 105.000,
00
12 Kumbah lambung Rp 113.000, 00 Rp 110.000, 00 Rp 110.000,
00
13 Lavement untuk Rp 93.000, 00 Rp 90.000, 00 Rp 85.000, 00
konstipasi
14 Lavement untuk Rp 170.000, 00 Rp 165.000, 00 Rp 155.000,
melena 00
15 Pleura punksi Rp 110.000, 00 Rp 105.000, 00 Rp 100.000,
00
16 ECG Rp 75.000, 00 Rp 70.000, 00 Rp 65.000, 00
17 Kasur deubitus Rp 53.000, 00 Rp 50.000, 00 Rp 45.000, 00
18 WSD Rp 165.000, 00
19 Pulse oxymetri Rp 40.000, 00
20 Blood warmer Rp 20.000, 00

Kajian Data:
Dari hasil wawancara, RS Panti NIrmala adalah rumah sakit
dengan sumber dana berasal dari intern rumah sakit, jadi apabila
terdapat kekurangan alat/sarana, ruangan dapat mengajukan
proposal ke Rumah Sakit.

4. Market
a. Efisiensi Ruang Rawat Inap
Indikator Efisiensi Ruangan (Standar yang digunakan di Ruang
Lantai 3 Unit II Rumah Sakit Panti Nirmala )

Tabel 3.13. Indikator Efisiensi Ruangan di Ruangan Ruang Lantai 3


Unit II Rumah Sakit Panti Nirmala

No. Indikator Standar

1. BOR 60-85%

2. ALOS 6-9 hari

3. TOI 1-3 harian

4. BTO 40.50 x/tahun

Sumber: Depkes, 2005

33
1) BOR (Bed Occupancy Rate)
BOR adalah persentase pemakaian tempat tidur pada
satuan waktu tertentu. Jumlah tempat tidur di Lantai 3 Unit 2 di
Rumah Sakit Panti Nirmala berjumlah 25 tempat tidur.

Tabel 3.14. Hasil Pengkajian Analisis Selama Tanggal 7


November - 8 November 2016 di Lantai 3 Unit 2

Jumlah BOR
Tanggal
Bed Px (Px/Bed x 100%)

7/11/2016 25 18
78 %
8//11/2016 25 21

Berdasarkan data diatas didapatkan rata-rata BOR pada tanggal 7-


8 November 2016 adalah 78 % dengan demikian jumlah BOR sesuai
dengan standar yaitu 60-85%.

b. Jenis Pembayaran
Sistem Pembayaran
Pada Lantai 3 Unit 2 RS Panti Nirmala sistem pembayaran yang
digunakan adalah umum dan BPJS.

c. Asal Daerah Pasien


Asal daerah pasien di Lantai 3 Unit 2 pada tanggal 7 8 November 2016
adalah mayoritas Kabupaten Malang.

3.1.2. Fungsi-fungsi Manajemen


a. Kebijakan dan produser organisasi
Kebijakan dan prosedur Lantai 3 Unit 2
Kebijakan berdasarkan atas kesepakatan bersama dengan
tenaga kesehatan lain yang ada di ruangan dan berpedoman pada
kebijakan rumah sakit

Kebijakan prosedur terkait dengan keperawatan


Kebijakan langsung dibuat atau ditentukan oleh badan
diklit.

b. Peraturan organisasi
Peraturan Lantai 3 Unit 2
Peraturan dibuat oleh kepala bidang keperawatan dan dijalankan
oleh seluruh tenaga keperawatan di lantai 3 unit 2 RS Panti Nirmala.

34
Jadwal jaga perawat di lantai 3 unit 2 dibuat berdasarkan otoritas kepala
ruangan dan dijalankan oleh seluruh staf perawat. Penyusunan jadwal
tersebut dibuat berdasarkan pertimbangan seluruh staf (contoh: hari cuti
dan hari libur bisa diajukan pada awal bulan oleh perawat yang
berkepentingan kepada kepala ruangan)

Peraturan yang terkait dengan keperawatan


Peraturan langsung dibuat atau ditentukan oleh badan
diklit.

c. Perencanaan strategis
Rencana strategis
- Identifikasi Pasien
Identifikasi pasien dilakukan dengan menggunakan gelang
- Cara Pencegahan INOS
- Data Phlebitis
- Penerapan komunikasi SBAR
- Pasien safety

Rencana operasional : rencana jangka pendek rumah sakit


dan terkait dengan keperawatan
Rencana Harian
Lantai 3 Unit 2 telah membuat rencana harian yang berisi
tentang penghitungan kebutuhan tenaga setiap hari pada setiap
shitft dengan menghitung tingkat ketergantungan pasien, dan
membuat rencana tindakan harian untuk pasien.

Keterlibatan staf keperawatan dalam perencanaan


Perawat ikut terlibat dalam penentuan rencana harian,
bulanan dan tahunan yang terbagi dalam jobdesk tersendiri.

35
36
1. Pengorganisasian
a. Struktur Organisasi

Ketua

b.
Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota
c.

Pengawas

Pengurus Pengurus Pengurus


Pengurus

37
d. Uraian Tugas
Kepala Ruangan
Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
dilakukan
Kepala Ruang
1. Melaksanakan fungsi perencanaan (p1)
meliputi:
a. Menyusun rencana kerja harian, mingguan,
bulanan, dan tahunan.
b. Menunjuk perawat primer dan tugasnya
masing-masing.
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan
klien dibantu perawat primer.
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang
dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan
tingkat ketergantungan pasien dibantu oleh
perawat primer.
e. Merencanakan strategi pelaksanaan
perawatan.
f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui
kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang
dilakukan terhadap klien.
g. Menjaga terwujudnya visi dan misi
keperawatan dan rumah sakit.
h. Menyusun rencana kebutuhan tenaga
keperawatan dari segi jumlah maupun
kualifikasi untuk ruang rawat, koordinasi
dengan kepala perawatan/ kepala
instalasi.
i. Menyusun rencana kebutuhan fasilitas,
alat, dan dana keperawatan.
j. Menyusun jadwal dinas.
k. Menyusun jadwal cuti.
l. Menyusun rencana pengembangan staf.
m. Menyusun rencana kegiatan pengendalian
mutu.
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan

43
pelaksanaan (p2) meliputi:
a. Merumuskan metode penugasan yang
digunakan.
b. Merumuskan tujuan metode penugasan.
c. Membuat rincian tugas ketua tim dan
perawat pelaksana secara jelas.
d. Membuat rentang kendali.
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga
keperawatan.
f. Mengatur dan mengendalikan sistem
ruangan.
g. Menyelenggarakan konferen.
h. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh
kegiatan pelayanan di ruang rawat, melalui
kerjasama dengan petugas lain yang
bertugas diruang rawatnya.
i. Melaksanakan orientasi kepada tenaga
keperawatan baru/ tenaga lain yang akan
kerja di ruang rawat.
j. Memberikan orientasi kepada
siswa/mahasiswa keperawatan yang
menggunakan ruang rawatnya sebagai
lahan praktik.
k. Memberi orientasi kepada
pasien/keluarganya meliputi: penjelasan
tentang peraturan rumah sakit, tata tertib
ruang rawat, fasilitas yang ada dan cara
penggunaanya serta kegiatan rutin sehari-
hari.
l. Membimbing tenaga keperawatan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan.
m. Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu-
waktu dengan staf keperawatan dan
petugas lain yang bertugas diruang
rawatnya.

44
n. Memberi kesempatan/ijin kepada staf
keperawatan untuk mengikuti kegiatan
ilmiah/penataran dengan koordinasi kepala
instalasi/kasi perawatan.
o. Mengupayakan pengadaan peralatan dan
obat-obatan sesuai kebutuhan
berdasarkan ketentuan/kebijakan rumah
sakit.
p. Mengatur dan mengkoordinasikan
pemeliharaan alat agar selalu dalam
keadaan siap pakai.
q. Mengelompokkan pasien dan mengatur
penempatannya di ruang rawat menurut
tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi,
untuk kelancaran pemberian asuhan
keperawatan.
r. Meneliti pengisian formulir sensus harian
pasien di ruang rawat.
s. Meneliti/memeriksa ulang pada saat
penyajian makanan pasien sesuai dengan
program dietnya.
t. Menyimpan berkas catatan pasien dalam
masa perawatan diruang rawatnya dan
selanjutnya mengembalikan berkas
tersebut ke bagian medical record bila
pasien keluar/pulang dari rumah sakit
tersebut.
u. Membimbing mahasiswa keperawatan
yang menggunkan ruang rawatnya sebagai
lahan praktik.
v. Memberikan penyuluhan kesehatan pada
pasien/keluarga sesuai kebutuhan dasar
dalam batas wewenangnya.
w. Melakukan serah terima pasien pergantian
dinas.

45
x. Mengatur dan mengendalikan tenaga
keperawatan, membuat daftar dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap dari dan
lain-lain.
y. Mengatur dan mengendalikan sistem
ruangan.
3. Melaksanakan fungsi pengawasan,
pengendalian dan penilaian (p3) meliputi:
a. Mengawasi dan menilai mahasiswa
keperawatan untuk memperoleh
pengalaman belajar sesuai tujuan program
bimbingan yang telah ditentukan.
b. Melakukan penilaian kinerja tenaga
keperawatan yang berada dibawah
tanggungjawabnya dan mutu pelayanan.
c. Memberikan pengarahan tentang
penugasan kepada ketua tim dan perawat
pelaksana.
d. Memberikan pujian kepada perawat yang
mengerjakan tugas dengan baik.
e. Memberikan motivasi dalam peningkatan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
f. Menginformasikan hal-hal yang dianggap
penting dan berhubungan dengan askep
klien.
g. Membimbing bawahan yang mengalami
kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.
h. Meningkatkan kolaborasi.
i. Melalui komunikasi, mengawasi dan
berkomunikasi langsung dengan perawat
primer mengenai asuhan keperawatan
yang diberikan kepada klien.
j. Mengobservasi pasien baru dan mengaudit
dokumentasi asuhan keperawatan.
k. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan rencana

46
keperawatan yang telah disusun bersama.
Total 40 9
Prosentase 81,6% 18,4%

Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa fungsi


manajemen keperawatan dilakukan oleh kepala ruang sebesar 81,6%,
dapat dikatakan bahwa fungsi tersebut dijalankan dengan baik. Sehingga
peran fungsi ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi sesuai dengan
uraian tugasnya.

Ketua TIM
Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
dilakukan
Ketua Tim
a. Bersama penanggung jawab ruangan/kepala
ruangan/perawat associate/anggota tim
mengadakan serah terima tugas setiap
penggantian dinas.
b. Melakukan pembagian tugas kepada perawat
associate dengan mempertimbangkan
kemampuan masing-masing anggota.
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan
mulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi.
d. Mengikuti visite dokter.
e. Menciptakan suasana harmonis.
f. Membuat laporan pasien.
g. Mengorientasikan pasien baru.
h. Membina hubungan saling percaya antara
perawat, pasien, dan keluarga.
i. Memberikan pertolongan segera pada pasien
dengan kedaruratan.
j. Membuat laporan pasien dan mencatat kasus
dari pasien, kejadian diluar dugaan yang tidak
diinginkan.
k. Mengatur waktu istirahat.
l. Melakukan ronde keperawatan bersama

47
Kepala Ruang dan melaporkan tentang
kondisi pasien, asuhan keperawatan yang
dilakukan, kesulitan yang dialami.
m. Bersama perawat pagi, sore, dan malam
melaksanakan, mengawasi, dan
mengevaluasi pelayanan keperawatan pasien
yang sudah diprogramkan dan membuat
pembaharuan sesuai dengan kebutuhan
pasien.
n. Mendelegasikan pelaksanaan asuhan
keperawatan pada anggota tim.
o. Membuat perincian tugas anggota tim.
p. Menerima konsultasi dari anggota tim dan
memberikan instruksi keperawatan.
q. Memimpin pertemuan tim keperawatan untuk
menerima laporan, sistem pengarahan
tentang tugas anggota tim, pelaksanaan
asuhan keperawatan, serta masalah yang
dihadapi.
r. Memelihara komunikasi efektif baik secara
vertikal maupun horizontal.
s. Melakukan penyuluhan kepada
pasien/keluarga atau kepada anggota tim.
t. Memberi teguran dan pujian.
u. Melengkapi catatan yang telah dibuat oleh
anggota tim.
v. Mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan perawat pelaksana.
w. Mengawasi proses asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh anggota tim.
x. Membantu kepala ruangan membimbing
peserta didik.
Total 20 3
Prosentase 87% 13%

48
Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan Ketua TIM dalam
menjalankan fungsi manajemen keperawatan sudah dilakukan 87%.
Sehingga peran fungsi Ketua TIM perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan
uraian tugasnya terhadap hal berikut :
a. Melakukan ronde keperawatan bersama Kepala Ruang dan melaporkan
tentang kondisi pasien, asuhan keperawatan yang dilakukan, kesulitan yang
dialami.
b. Memberi teguran dan pujian.
c. Melengkapi catatan yang telah dibuat oleh anggota tim.

Perawat Pelaksana
Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
dilakukan
Anggota Tim
a. Memberikan pelayanan keperawatan secara
langsung berdasarkan proses keperawatan
dengan sentuhan kasih yaitu:
1) Menyusun rencana perawatan sesuai
dengan masalah klien.
2) Melaksanakan tindakan perawatan sesuai
dengan rencana.
3) Mengevaluasi tindakan keperawatan yang
telah diberikan.
4) Mencatat atau melaporkan semua
tindakan perawatan dan respon klien pada
catatan perawatan.
b. Melaksanakan program berikut dengan penuh
tanggung jawab:
1) Pemberian obat, yaitu:
a. Obat oral
b. Obat injeksi
2) Pemeriksaan laboratorium.
3) Persiapan klien yang akan operasi.
c. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan
fisik, mental, sosial, dan spiritual klien:

49
1) Memelihara kebersihan klien dan
lingkungan.
2) Mengurangi penderitaan klien dengan
memberikan rasa aman, nyaman.
3) Pendekatan dan komunikasi terapeutik.
d. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental
untuk menghadapi tindakan perawatan dan
pengobatan atau diagnosis.
e. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri
sesuai dengan kemampuannya.
f. Memberikan pertolongan segera pada pasien
kritis.
g. Membantu kepala ruangan dalam
ketatalaksanaan ruang secara efektif:
1) Menyiapkan data klien baru, rujukan,
pulang, atau meninggal.
2) Penyuluhan PKMRS.
h. Mengatur dan menyiapkan alat-alat diruangan
menurut fungsinya supaya siap pakai.
i. Menciptakan dan memelihara kebersihan,
keamanan, kenyamanan, dan keindahan
ruangan.
j. Melaksanakan tugas dinas pagi/sore/malam
atau hari libur secara bergantian sesuai
dengan jadwal dinas.
k. Memberikan penyuluhan kesehatan
sehubungan dengan penyakitnya.
l. Melaporkan segala sesuatu mengenai
keadaan klien baik secara lisan maupun
tulisan.
m. Membuat laporan harian klien.
n. Operan dengan dinas berikutnya.
o. Menerima bantuan bimbingan katim/ ka shift
dan melaksanakan pendelegasian dari kepala
ruangan.
Total 15 0

50
Prosentase 100% 0%

Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan perawat pelaksana


dalammenjalankan fungsi manajemen keperawatan dilakukan 100%
sehingga dapat dikatakan fungsi tersebut dijalankan dengan baik.
Sehingga peran fungsi perlu dipertahankan sesuai dengan uraian
tugasnya.

51
52
e. Pendokumentasian proses keperawatan

Kode Berkas Rata-


No Aspek Yang Dinilai %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 rata

A Pengkajian

Mencatat data yang dikaji dengan


1 100
pedoman pengkajian
Data dikaji sejak pasien masuk sampai
2 100
pulang 89,6
Masalah dirumuskan berdasarkan
3 kesenjangan antara status kesehatan - - - - 69
dengan norma dan pola fungsi kehidupan
B Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan berdasarkan


1 - - - - 69
masalah yang telah dirumuskan
69
Merumuskan diagnosa keperawatan
2 - - - - 69
actual/potensial
C Rencana tindakan

Dilaksanakan berdasarkan diagnosa


1 - 92
keperawatan
2 Disusun menurut urutan prioritas - 92

53
Rumusan tujuan mengandung komponen
3 pasien/subjek perubahan, perilaku, kondisi - 92
pasien dan atau criteria
Rencana tindakan mengacu pada tujuan
4 - - 84
dengan kalimat perintah, terinci dan jelas 81,7
Rencana tindakan menggambarkan
5 - - - - - - - 46
keterlibatan pasien atau keluarga
Rencana tindakan menggambarkan
6 - - 84
kerjasama tim kesehatan lain
D Tindakan

1 Tindakan dilaksanakan sesuai rencana - 92


Perawat mengobservasi respon pasien
2 100
terhadap tindakan keperawatan
88,2
3 Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi - - 84
Semua tindakan yang telah dilaksanakan
4 - - - 77
dicatat ringkas dan jelas
E Evaluasi

Perawat mengevaluasi respon pasien


1 sesuai dengan kriteria hasil yang sudah 100
ditentukan
2 Perawat mengevaluasi respon pasien, 100
66,7
analisa masalah keperawatan dan rencana

54
tindak lanjut.
Evaluasi tindakan keperawatan
3 didokumentasikan sesuai dengan - - - - - - - - - - - - - 0
sistematika penulisan evaluasi yang benar
F Catatan asuhan keperawatan

1 Menulis pada format yang baku - - - - - - - - 38


Pencatatan dilakukan sesuai dengan
2 - - - - 69
tindakan yang dilaksanakan
Setiap melakukan tindakan perawat
65
3 mancantumkan paraf/nama jelas dan - - - - 69
tanggal jam dilakukan tindakan
Berkas catatan keperawatan disimpan
4 - - 84
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
RATA-RATA TOTAL 76,7

55
Berdasarkanan hasil observasi tanggal 7 November 2016,
didapatkan data pendokumentasian asuhan keperawatan di Lantai 3 Unit
2 memiliki persentase rata-rata 76,7 % sudah sesuai dengan standar.
Aspek yang menjadi poin utama adalah bagaimana perawat ruangan
mendokumentasikan evaluasi keberhasilan asuhan keperawatan yang
belum sesuai dengan sistematika penulisan evaluasi yang benar.

a) Sistem penghitungan tenaga keperawatan


Sistem penghitungan tenaga keperawatan dan non-keperawatan, dilakukan
setiap hari oleh kepala ruang dengan menggunakan Rumus Gillies.

b) Jadwal/shift dinas
Penanggung jawab shift
Penanggung jawab setiap shift adalah kepala ruangan. Namun pada shift
sore maupun shift malam penanggung jawab shift didelegasikan kepada
ketua tim yang telah dijelaskan lebih lanjut pada fungsi pengarahan dan
pengawasan.

Pendistribusian tenaga setiap shift


Pembagian shift dilakukan berdasarkan penghitungan kebutuhan
pasien. Sehingga pendistribusian perawat jaga tiap shift dengan
jumlah total 23 perawat didapatkan:
- Jaga pagi : 6 orang
- Jaga sore : 4-5 orang
- Jaga malam : 4 orang.

Keterlibatan perawat pelaksana dalam pembuatan keperawatan


Pembuatan jadwal shift/dinas dilakukan sepenuhnya oleh
kepala ruang tanpa melibatkan perawat asosiate atau ketua tim. Hal
ini dilakukan untuk meningkatkan kerjasama antar pegawai. Akan
tetapi kepala ruangan tetap memberikan kesempatan pada staf
untuk mendiskusikan hari cuti yang diinginkan.

c) Ketenagaan
a. Rencana kebutuhan tenaga
Menggunakan metode penghitungan Gillies, yang dijelaskan
lebih lanjut pada kebutuhan perawat. Kepala Ruangan Lantai 3 Unit 2
menghitung tingkat kebutuhan pasien setiap hari, sedangkan tingkat
kebutuhan tenaga dihitung setiap tahun dengan metode perhitungan

56
Gillies. Hasil perhitungan yang telah dilakukan dimasukkan kedalam
laporan tahunan ruangan.

b. Penerimaan pegawai baru (rekruitment)


Kepala ruangan Lantai 3 Unit 2 menyerahkan sepenuhnya
penerimaan pegawai baru baik itu medis maupun non medis kepada
Bagian Personalia rumah sakit.

c. Sistem seleksi
Lantai 3 Unit 2 tidak memiliki persyaratan untuk pegawai
(perawat). Kepala Ruang Lantai 3 Unit 2 mengatakan bahwa sistem
seleksi pegawai baru sepenuhnya dilakukan oleh Bagian Personalia
RS.

d. Penempatan
Lantai 3 Unit 2 masih belum bisa melakukan penempatan
tenaga kerja (perawat) sesuai dengan keahlian masing-masing di
bidangnya. Karena perawat Lantai 3 Unit 2 memiliki keahlian yang
hampir sama dan bersifat umum dan menyeluruh, dalam arti perawat
tidak menekuni hanya satu bidang khusus untuk dikuasai.

e. Orientasi ruangan
Kepala ruangan dan perawat-perawat yang bertugas di Lantai
3 Unit 2selalu mengorientasikan setiap karyawan baru selama 2 bulan.
Orientasi biasanya berisi prosedur ruangan.

f. Pengembangan staf: pendidikan dan pelatihan


Tiap tenaga keperawatan di Unit II Lantai 3 mengikuti pelatihan
tindakan kesehatan setiap bulan. Pelatihan diikuti baik dari luar RS
maupun dari internal RS. Pelatihan yang biasa diadakan adalah K3,
BLS, patient safety,mutu, keperawatan, dan farmasi.

g. Jenjang karir
Peningkatan jenjang karir di Unit II Lantai 3 berdasarkan
golongan kontrak dan lama kerja. Jenjang karir mengalami
peningkatan pada pegawai yang telah mencapai kredit poin tertentu.
Kredit poin didapatkan dari hasil penilaian yang dilakukan oleh Kepala
Ruangan dan lama kerja 5 tahun. Terdapat 3 Jenjang karir untuk
perawat D3 yaitu PK1, PK2, dan PK3. Serta PK4 untuk S1.

3. Pengarahan Dan Pengawasan


a. Komunikasi
Arah komunikasi

57
Jenis komunikasi yang berhubungan dengan instruksi penugasan
dilakukan secara vertikal dari atasan ke bawahan, yaitu dari kepala ruang
kepada ketua tim kemudian ketua tim menyampaikan kepada perawat
penanggung jawab di masing-masing tim. Sedangkan untuk komunikasi
terkait informasi yang berkaitan dengan keadaan di ruangan, dapat
dilakukan baik dari atasan ke bawahan atau sebaliknya. Komunikasi
secara horizontal juga sering dilakukan antar perawat, antar tim dan antar
ketua tim dengan sifat komunikasi yang terbuka.

Jadwal pertemuan/rapat
Jadwal rapat rutin ditetapkan 1 bulan sekali, namun pada
pelaksanaannya terkadang tidak dapat berjalan sesuai jadwal
dikarenakan beberapa hambatan seperti jadwal shift yang berbeda-
beda dan tempat tinggal perawat yang cukup jauh sehingga untuk
menentukan jadwal rapat tidak bisa dilaksanakan dengan rutin atau
mundur.

Faktor penghambat dan pendukung komunikasi


Faktor penghambat komunikasi adalah adanya perbedaan
jadwal shift dari masing-masing perawat namun hal ini dapat cukup
diatasi dengan membicarakan masalah-masalah yang ada pada
saat pre conference dan operan dinas serta memanfaatkan media
komunikasi berupa grup di BBM atau whatsapp.

b. Motivasi
Cara memotivasi individu / kelompok
Kepala ruang Lantai 3 Unit 2 memotivasi perawat dengan cara
lisan biasanya dilakukan saat jam dinas yaitu pada saat pre conference
atau dilakukan pada saat rapat rutin dengan memberikan saran-saran
untuk mentaati ketentuan sesuai SOP agar perawat dapat bekerja
secara aman dan dapat meningkatkan kepuasan pasien.

Sistem reward atau punishment


Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan tidak ada
sistem reward yang ditentukan tetapi reward diberikan melalui ucapan
terima kasih yang disampaikan pada saat pre conference untuk
mengapresiasi kinerja perawat, sedangkan apabila terdapat pelanggaran
akan diberikan punishment berupa peringatan secara personal atas
pelanggaran yang dilakukan untuk bisa dievaluasi.

58
c. Supervisi
Mekanisme
Pelaksanaan supervise dilakukan oleh kepala ruangan dan
petugas rawat inap seperti katim. Hal-hal yang disupervisi seperti
bagaimana perawat melakukan tindakan keperawatan,
pendokumentasian askep, identifikasi pasien, sistem pembuangan
limbah, atau standar-standar prosedur dan kebijakan yang telah
ditetapkan ruangan. Selain dilakukan ke perawat ruangan, supervise
juga dilakukan ke pasien dengan mengevaluasi apa yang dilakukan
perawat pada pasien apakah sudah dilakukan dengan benar atau tidak.
Tidak ada jadwal tetap untuk supervise, tetapi dilakukan ketika
memungkinkan baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk
supervise tidak langsung, dilakukan setiap hari dengan memperhatikan
kinerja perawat serta lingkungan ruangan, sedangkan untuk supervise
secara langsung dilakukan sebagai rangkaian tahapan penilaian kinerja
perawat selama beberapa kali dalam setahun. Dari hasil supervise tidak
langsung, apabila terdapat ketidaksesuaian terhadap SOP, maka akan
dibahas saat pre conference dengan membacakan SOP yang benar-
benar perlu diperhatikan dan dipatuhi perawat atau memperingatkan
secara personal. Pendokumentasian hasil supervisi dimasukkan dalam
penilaian kinerja perawat. Supervisi juga dilakukan oleh tim komite
keperawatan dari rumah sakit ke ruangan.

Faktor penghambat
Dalam pelaksanaan supervise terdapat penghambat seperti
keterbatasan waktu dan kegiatan kepala ruangan yang banyak sehingga
tidak dapat dilaksanakan secara optimal.

d. Pendelegasian
Dalam proses pendelegasian tugas, wewenang dan tanggung
jawab ditentukan oleh kepala ruangan, misalnya mendelegasikan tugas
kepala ruangan kepada penanggung jawab tim apabila kepala ruangan
berhalangan serta mendelegasikan tugas-tugas kepada ketua tim. Alur
pendelegasian dilakukan dari atasan ke bawahan.

Mekanisme Penyelesaian Masalah : Manajemen Konflik


Konflik yang terjadi di Lantai 3 Unit 2 diselesaikan secara
kekeluargaan. Apabila terdapat konflik atau permasalahan akan
diselesaikan secara internal bersama kepala ruangan. Serta
diupayakan sistem rollingtim keperawatan untuk mengurangi

59
konflik akibat kejenuhan dan ada variasi susunan tim
keperawatan.
Penampilan kerja perawat dinilai secara langsung oleh
kepala ruangan dengan menggunakan form atau lembar Daftar
Penilaian Pelaksanaan Kinerja yang dilakukan setiap 6 bulan, 2
tahun, dan 4 tahun.
Hasil dari penilaian berupa skor-skor dan penilaian
dilaksanakan berdasarkan posisi atau jabatan masing-masing
perawat. Penilaian kinerja ini nantinya dilaporkan kepada
Ka.Bidang keperawatan.

4. Pengendalian
a. Penampilan Kerja
Penilaian penampilan kinerja
Pada Lantai 3 Unit 2 setiap 6 bulan, 2tahun, dan 4 tahun mengikuti tes
penampilan kerja untuk mengukur seberapa berkompetensinya perawat di
RS Panti Nirmala terutama di Lantai 3 Unit 2. Tes ini biasanya dilakukan
serentak.

b. Pengendalian Mutu
Kegiatan pengendalian mutu
1) Tersedinya tempat sampah medis dan nonmedis
2) Tersedianya bed pasien dan mempunyai side rail
3) Tersedianya SOP pada masing-masing ruangan
4) Tersedianya format dokumentasi yang lengkap
5) Tersedianya fasilitas perawatan seperti nurse station, ruang
administrasi, ruang depo farmasi, ruang administrasi, ruang depo
farmasi, ruang perawatan, kamar mandi, wastafel pada sebagian besar
ruangan

Indikator pengendalian mutu


1) Keselamatan pasien, meliputi :
Kejadian jatuh
Dekubitus
2) Kesalahan pemberian obat pasien, meliputi :
tangibility (bukti fisik yaitu ruangan dan fasilitasnya),
reliability (terkait kehandalan dari tenaga kesehatan),
responsiveness (tanggap),
assurance (jaminan),
empathy (perhatian).

Kejadian Dekubitus

60
Angka kejadian dekubitus Lantai 3 Unit 2 berjumlah 0 (0%).
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan
wawancara pada setiap pasien di ruangan selama 2 hari (7-8
November 2016). Angka kejadian dekubitus dinilai berdasarkan
jumlah pasien yang mengalami dekubitus dibagi dengan jumlah
pasien beresiko mengalami dekubitus. Poin berikut adalah untuk
menentukan pasien yang beresiko mengalami dekubitus:
Usia lanjut (> 60 tahun)
Ketidakmampuan bergerak pada bagian tertentu
Status gizi malnutrisi
Berbaring lama, penekanan pada satu arah
Mengalami kondisi kronik
Inkontinensia urin dan feses
Kejadian dekubitus
Pasien dengan resiko tinggi dekubitus
Apabila pasien memenuhi salah satu atau lebih dari poin di atas

dengan skor 14 maka pasien tersebut dimasukkan kriteria resiko

mengalami dekubitus.
TANGGAL
NO VARIABEL
07 08
1 Jumlah Kejadian Dekubitus 0 (0%) 0
(0%)
2 Jumlah Pasien Beresiko terjadi Dekubitus 3 3
(16,6%) (14,2%)

Persentase kejadian dekubitus klien di Lt.3 Unit.II

x 100%

x 100% = 0%

Kejadian Kesalahan Pada Pemberian Obat oleh Perawat


Variabel Tanggal

61
07 08
Salah pasien 0 0
Salah nama dan tidak sesuai dengan identitas 0 0

Salah waktu 0 0
1.1 Terhambat pemberiam obat 0 0
1.2 Pemberian obat yang terlalu cepat
0 0
1.3 Obat stop tetap dilanjutkan
0 0
2.1 Cara oral 0 0
2.2 Intra vena
0 0
2.3 Intra muskuler
2.4 Lain-lain 0 0
0 0
Salah dosis 0 0
Dosis kurang 0 0
Dosis berlebih 0 0
Salah obat 0 0
Salah dokumentasi 0 0
Jumlah kesalahan 0 0
Jumlah pasien/hari 13 13

Angka KTD dalam pemberian obat (dosis kurang)


Angka KTD

x 100%

=0x 100% = 0%

Angka KNC dalam pemberian obat (salah dokumentasi)


Angka KNC

x 100

=0 x 100% = 0%

Kejadian Jatuh
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan
observasi pasien dan keluarga yang menemani pasien selama 2 hari (7-
8 November 2016). Angka kejadian pasien jatuh dinilai berdasarkan

62
jumlah pasien yang mengalami jatuh dibagi dengan jumlah pasien
beresiko mengalami jatuh.
Poin berikut adalah untuk menentukan pasien yang beresiko
mengalami jatuh:
1. Riwayat jatuh (baru-baru ini atau dalam 3 bulan terakhir)
2. Penyakit penyerta
3. Alat bantu jalan
4. Pemakaian infus intravena/heparin
5. Cara berjalan
6. Status mental
Apabila pasien memenuhi salah satu atau lebih dari poin di atas dengan
skor >51 risiko tinggi untuk jatuh, skor 25-50 risiko rendah untuk jatuh,
skor 0-24 tidak berisiko

Tanggal
No Variabel
7 8
1 Jumlah pasien jatuh 0 0
(0%) (0%)
2 Jumlah pasien beresiko jatuh adalah 0 0
pasien baru (0%) (0%)

Persentase kejadian klien jatuh di Lt.3 Unit 2

x 100%

x 100% = 0 %

a. Tingkat Kepuasan Perawat


Perasaan Kelelahan Kerja Perawat di Ruang Lantai 3 Unit II RS Panti
Nirmala

Berdasarkan hasil survey di Ruang Lantai 3 Unit II RS Panti Nirmala, dari


7 perawat yang diberikan Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2)
didapatkan hasil bahwa 7 (100%) perawat tidak mengalami kelelahan kerja di Ruang
Lantai 3 Unit II RS Panti Nirmala.

Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Lantai 3 Unit II RS Panti Nirmala

63
Berdasarkan hasil survey di Ruang Lantai 3 Unit II RS Panti Nirmala, dari
10 perawat yang diberikan Kuesioner Kepuasan Kerja Perawat didapatkan hasil bahwa 7
orang perawat (70%) puas dalam bekerja, 3 orang perawat (30%) merasakan tingkat
kepuasan sedang dalam bekerja dan tidak ada yang merasa tidak puas dalam bekerja di
Ruang Lantai 3 Unit II RS Panti Nirmala.

b. Tingkat Kepuasan Klien


Tingkat Kepuasan Klien Terhadap Kinerja Perawat RS Panti Nirmala
Malang

64
Berdasarkan hasil survey di lantai 3 unit II RS Panti Nirmala dari 13 pasien yang
diberikan kuEsioner tingkat kepuasan klien. Sebanyak 12 responden (92 %)
sangat puas , 1 responden (8 %) menyatakan puas.

Tingkat KecemasanYang Dirawat RS Panti Nirmala Malang

Berdasarkan hasil survey di lantai 3 unit II RS Panti Nirmala dari 13 pasien yang
diberikan kuisioner tingkat kecemasan klien. Sebanyak 3 responden (23%) tidak
ada kecemasan dan sebanyak 10 responden (77 %) merasakan kecemasan
ringan..

Tingkat Pengetahuan Klien Yang Dirawat di RS Panti Nirmala Malang

65
Berdasarkan hasil survey di lantai 3 unit II RS Panti Nirmala dari 13 klien yang
diberikan kuisioner tingkat pengetahuan klien. Sebanyak 1 responden (8 %)
berpengetahuan rendah, 4 responden (31 %) berpengetahuan sedang, dan 8
responden (62 %) berpengetahuan kurang.

a. Pengendalian Infeksi Nosokomial


Pengendalian dari infeksi Rumah Sakit di Unit II lantai III dilakukan dengan
melakukan observasi pada 10 perawat dan kelayakan alat untuk melakukan
mencegahan infeksi nosokomial dengan menggunakan beberapa indikator
sebagai berikut:
Tipe hand hygiene

Tipe hand hygiene


Cuci Menggosok Tidak
No Variabel
tangan dengan sama
alkohol sekali
1 Tipe hand hygiene sebelum ke 0 4 6
pasien dalam tindakan invasif
2 Tipe hand hygiene sebelum ke 0 0 10
pasien dalam tindakan non invasif
3 Tipe hand hygiene sesudah ke 5 3 2
pasien dalam tindakan invasif
4 Tipe hand hygiene sesudah ke 3 3 4
pasien dalam tindakan non invasif

Observasi Cuci Tangan

No Variabel Ya Tidak
1 Pemakaian perhiasan dan aksesoris saat 3 7
cuci tangan
2 Tangan dibilas dengan air yang mencukupi 10 0
3 Lengan baju diatas siku saat cuci tangan 10 0
4 Mengeringkan tangan dengan tissue toilet, 10 0
handuk pribadi atau pengering tangan listrik
otomatis
5 Penggunaan sabun saat cuci tangan 10 0
6 Menggosok-gosokan tangan, telapak tangan 7 3
bagian punggung tangan, sela-sela jari, dan
pergelangan tangan
7 Menghindari kontaminasi tangan ketika 10 0
menutup kran
8 Mencuci tangan tidak lebih dari 30 detik 10 0

66
Fasilitas Suplai Tempat Cuci Tangan

No. Variabel Tersedia Tidak tersedia


1 Jumlah wastafel untuk 2 0
perawat
Mengalir Tidak mengalir
2 0
2 Kondisi air Tersedia Tidak tersedia
2 0
3 Ketersediaan sabun cair 2 0

4 Pencucian tempat sabun Dicuci Tidak dicuci


sebelum pengisian ulang 0 2
5 Ketersediaan handuk / Tersedia Tidak tersedia
pengering tangan elektrik 2 0

Observasi Pemberian Injeksi

Observasi
No Variabel Pemberian Injeksi
ya Tidak
1 Mencuci tangan sebelum ijeksi 3 7
2 Kesterilan jarum dalam tindakan injeksi 10 0
3 Pendesinfeksian vial dengan alkohol saat 0 10
tindakan injeksi
4 Penggunaan kapas atau kassa steril saat 0 10
mematahkan ampul obat
5 Tempat khusus untuk menyimpan vial 10 0
multidosis yang telah digunakan
6 Pengguaan handscoen disposable untuk 10 0
injeksi IV
7 Pendesinfeksian kulit menggunakan alkohol 10 0
ketika injeksi
8 Pendisposibelan jarum dalam safety box 10 0
9 Mencuci tangan setelah injeksi 7 3

Observasi Kontrol Infeksi

Kontrol Infeksi
NO Variabel
ya Tidak
1 Pemberian Injeksi
Peletakan tempat steril pada tempatnya 10 0
Pembuangan benda tajam pada 10 0
safetybox
Pembuangan hanscoen dalam tempat 10 0
sampah medis

67
Pembuangan barang terkontaminasi 10 0
dalam tempat sampah medis
Pembuangan sampah non medis 10 0
dibuang pada kontainer yang digabung
dengan sampah biasa
2 Pemasangan infus
Peletakan tempat steril pada tempatnya 10 0
Pembuangan benda tajam pada safety 10 0
box
Pembuangan hanscoen dalam tempat 10 0
sampah medis
Pembuangan barang terkontaminasi di 10 0
tempat sampah medis
Pembuangan sampah non medis 10 0
dibuang pada kontainer yang digabung
dengan sampah biasa

3 Pengambilan darah
Peletakan tempat steril pada tempatnya 10 0
Pembuangan benda tajam pada safety 10 0
box
Pembuangan handscoen dalam tempat 10 0
sampah
Pembuangan barang terkontaminasi 10 0
dalam sampah medis
Pembuangan sampah non medis 10 0
dibuang pada kontainer yang digabung
dengan sampah biassa

Keberhasilan pengendalian mutu


tidak ditemukan adanya kejadian jatuh, dengan prosentase 0%
tidak ditemukan adanya pasien dengan dekubitus, dengan prosentase 0%
tidak ditemukan kejadian tidak diinginkan dalam pemberian obat sebanyak
0%
tidak ditemukan kejadian nyaris cidera sebanyak 0%

c.Pengembangan Standar
Standar askep

68
Lantai 3 Unit 2 sudah memiliki standar asuhan keperawatan secara
spesifik dengan panduan NIC NOC yang masih diujicobakan selama 3 bulan.
Setelah 3 bulan nanti akan dievaluasi hasil pengaplikasiannya apakah lebih
efektif dan efisien.
Standar kinerja
Perawat-perawat di Unit 2 lantai 3 sudah memiliki pengalaman
pelatihan. Pelatihan yang diikuti dibagi menjadi dua jenis. Pelatihan
keluar RS dan in house training.

Analisa Tindakan Berdasarkan SOP


SPO Memberikan Obat Melalui Suntikan

1 Pengertian Memberikan obat melalui suntikan baik secara IV, IM,


IK, SC, IC sesuai dengan program pengobatan

2 Tujuan Agar dapat membantu mempercepat proses


penyembuhan

3 Prosedur 1. 2. Kriteria Persiapan


a. Spuit disposible sesuai kebutuhan
b. Kapas alkohol
c. Kikir ampul
d. Obat yang akan diberikan
e. Penjelasan kepada pasien

Dilakukan Tidak
Dilakukan

Kriteria a. Identifikasi 5 benar V


Pelaksanaan pemberian obat
b. Memperhatikan
prinsip aseptik
c. Membaca etiket obat V
d. Membaca dosis obat
e. Memasukkan obat ke
dalam spuit kemudian
V
udara dalam spuit
dikeluarkan V
f. Mengatur posisi
pasien V
g. Menentukan daerah
yang akan disuntik
h. Mendesinfeksi kulit

69
yang akan disuntik
sesuai dengan jenis
suntikan (secara
sirkuler dari dalam ke V
luar)
i. Memasukkan jarum
dengan posisi 90
V
derajat
j. Aspirasi untuk
menentukan tidak
mengenai pembuluh V

darah
k. Memasukkan obat
dengan perlahan-
lahan
l. Memperhatikan reaksi
pasien
m. Mencabut jarum
perlahan-lahan
n. Menghapus kulit V

dengan kapas alkohol


o. Mencatat dalam
formulir pemberian V
obat

70
V

Keterangan
Dalam melakukan tindakan prosedur injeksi, perawat sudah
melakukannya sesuai dengan SPO yang ada. Hal ini terbukti dengan
skor 93, 3 % yang diperoleh perawat saat melakukan prosedur injeksi
SPO Pengambilan Darah Untuk Pemeriksaan

Kebijakan No Dok : 26/KKP/2010 No Revisi


:00 Halaman : 2/2 Tanggal Terbit
1 Nopember 2010

Kriteria Pelaksanaan Dilakukan Tidak


Dilakukan

a. Cuci tangan dan menggunakan V


sarung tangan
b. Menentukan pembuluh darah yang
akan ditusuk untuk pengambilan
V
darah
c. Mendesinfeksi permukaan kulit
pembuluh darah yang akan
ditusuk dengan menggunakan
kapas alkohol
V
d. Memasang torniquet
e. Mengambil darah pemeriksaan
dengan cara menusukkan jarum
pada pembuluh darah, sesuai
kebutuhan
f. Memasukkan darah pada tempat V
yang sudah disediakan
g. Memasang label pada tempat V

darah dengan
- Mencantumkan nama
- Nomor Rekam Medik
- Tanggal dan jam pengambilan

71
h. Mengirim darah dan menyertakan
formulir pemeriksaan yang sudah
diisi dan ditandatangani oleh
dokter V

Keterangan :
Dalam melakukan tindakan prosedur pengambilan darah, perawat
sudah melakukannya sesuai dengan SPO yang ada. Hal ini terbukti
dengan skor 93.3% yang diperoleh perawat saat melakukan prosedur
pengambilan darah.
Dari kedua tindakan keperawatan yang dilakukan perawat
ruangan, hasil observasi menunjukkan angka 93%. Hal ini menunjukkan
kategori bahwa tindakan yang dilakukan oleh perawat ruangan sudah
baik dan sesuai dengan protap yang ada di ruangan
ANALISA SWOT
Faktor Internal Ranking Konstanta RxK Bobot Rating BxR
STRENGTH
a. Kebutuhan perawat tiap hari 4 4 16 0,07 4 0,28
sesuai dengan jumlah
perhitungan Gillies.

72
b. Setiap bulan tenaga 5 4 20 0,09 4 0,36
kesehatan diikutkan
pelatihan yang diadakan
pihak rumah sakit

c. Memiliki form 6 4 24 0,11 4 0,44


pendokumentasian dan
informed consent yang
dibutuhkan untuk kegiatan
keperawatan dan tindakan
kedokteran

d. Operan diruangan 3 4 12 0,05 4 0,2


menggunakan metode
tradisional

e. Kepala ruangan sudah 7 4 28 0,18 4 0,72


menjalankan fungsi
manajemen keperawatan
dengan baik

f. Obat peroral dan injeksi 8 4 32 0,15 4 0,6


sudah ditempatkan tersendiri
pada kotak obat masing
masing pasien, diberi
identitas nama pasien agar
tidak tertukar antar pasien.
g. Sistem pembayaran 9 4 36 0,16 4 0,64
menggunakan BPJS dan
umum

h. BOR pada tanggal 7-8 10 4 40 0,18 4 0,72


November 2016 adalah 78%
i. Perawat ruangan lt.3 unit 2 1 4 4 0,02 4 0,08
terbuka dengan adanya ilmu
baru

j. Pasien berhak mengetahui 2 4 8 0.04 4 0,16


nama dokter, perawat dan
4tindakan yang akan
diberikan

TOTAL 220 1 4,2

73
Faktor Internal Ranking Konstanta RxK Bobot Rating BxR
WEAKNESS
a. Perawat lantai 3 unit 2 yaitu 7 4 28 0,14 4 0,56
96% berpendidikan DIII
Keperawatan dan hanya 4%
yang berpendidikan S1,
sehingga perlu ditingkatkan
untuk bisa melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang
lebih tinggi
b. Pre dan post conference 3 4 12 0,06 4 0,24
tidak dilakukan secara formal
akan tetapi disampaikan
bersamaan dengan operan.
Hal ini dilakukan karena
keterbatasan waktu.
c. Ronde keperawatan tidak 8 4 32 0,16 4 0,64
pernah dilakukan karena
keterbatasan waktu dan
kesibukan perawat.
d. 95% pasien tidak mengenal 4 4 16 0,08 4 0,32
nama perawat yang
merawatnya pada shift
tersebut, mereka hanya
mengenal nama dokter
e. Pendidikan kesehatan pada 6 4 24 0,12 4 0,48
pasien dilakukan secara
kondisional jika dibutuhkan
f. Sebagian besar pasien 9 4 36 0,18 4 0,72
berasal dari daerah malang
dibandingkan dengan daerah
lainnya
g. Cuci tangan tidak dilakukan 5 4 20 0,1 4 0,4
sesuai dengan standar WHO
yaitu 5 moments,
kebanyakan perawat cuci
tangan setelah melakukan
tindakan keperawatan

74
h. Saat timbang terima perawat 1 4 4 0,02 4 0,08
shift sebelumnya tidak
memperkenalkan nama
perawat yang berjaga pada
shift berikutnya
i. Sebelum melakukan tindakan 2 4 8 0,04 4 0,16
keperawatan perawat tidak
menyebutkan namanya
TOTAL S - W= 4,2 3,6 = 0,6 200 3.6

Faktor Eksternal Ranking Konstanta RxK Bobot Rating BxR


OPPORTUNITY
a. Dari pihak luar rumah 1 4 4 0,05 4 0,2
sakit diperbolehkan untuk
memberikan pelatihan
bagi tenaga kesehatan di
RS Panti Nirmala.
b. Adanya kesempatan bagi 6 4 24 0,3 4 0,12
Ruang Lantai 3 Unit II
untuk mengajukan
pengadaan ulang atau
pengadaan tambahan
peralatan yang dibutuhkan
di ruangan
c. Rumah sakit di Malang 2 4 8 0,1 4 0,4
lainnya belum
terakreditasi paripurna
d. Rumah sakit menjalin 3 4 12 0,14 4 0,56
kerja sama dengan BPJS

e. Rumah sakit menjalin 4 4 16 0,19 4 0,76


kerja sama yang baik
dengan alumni dan
donatur
f. 92% pasien yang di rawat 5 4 20 0,24 4 0,96
mengatakan puas dengan
pelayanan yang diberikan
TOTAL 84 1 3

Faktor Eksternal Ranking Konstanta RxK Bobot Rating BxR


THREAT
a. Banyak RS lain yang 3 4 12 0,2 4 0,8
sudah menerapkan

75
metode tim-primer.
b. Beberapa RS setipe di 5 4 20 0,3 4 0,12
daerah Malang menjalin
kerja sama dengan
banyak perusahaan/
asuransi jaminan
kesehatan lainnya.

c. Posisi rumah sakit berada 4 4 16 0,27 4 1,08


di wilayah padat
penduduk dan lalu lintas
d. Keterbatasan waktu untuk 1 4 4 0,07 4 0,28
melakukan proses
timbang terima secara
bedside handover
e. Tenaga perawat kelelahan 2 4 8 0,13 4 0,52
karena sudah bekerja
selama satu shift
TOTAL O-T= 3-2.08 = 0.92 60 1 2.08

76

Anda mungkin juga menyukai