BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Sistem PT PLN Persero APP Malang Gardu Induk
Kebonagung.
Kondisi yang terjadi pada Gardu Induk Kebonagung saat ini adalah :
bertambah panas sesuai dengan kenaikan bebannya atau sebesar IR. panas
yang timbul pada kumparan akan diteruskan secara konduksi pada minyak
Isolasi kumparan yang terdiri dari kertas kraft mempunyai batas panas yang
transformator.
93
batas pemburukan isolasi yang disebabkan oleh efek thermis. Tujuan dari
pubilkasi IEC 354 ini adalah untuk memberikan pedoman yang diijinkan
penjabaran dari nilai efektif suhu sekitar sepanjang tahun. Dalam publikasi
sekitar yang tidak melebihi 40C dan juga tidak melebihi nilai-nilai berikut
tidak besar, yaitu suhu rata-rata bulanan 24C pada musim hujan, dan 27C
pada musim kemarau, maka suhu rata-rata tahunan dapat diketahui dengan
6 x 27+6 x 24
a= 12 = 25.5C
94
dirancang untuk dibebani 100% selama 24 jam pada suhu sekitar 20 C ini
desain),hanya akan bernilai efektif 57.9 MVA pada 24 C dan 56.4 pada
pengenal.
dibebani 80% daya pengenal selama 24 jam dapat dibebani 96.5% daya
yang dibebani 80% daya pengenal selama 24 jam dapat dibebani 94% daya
Selama 31 hari pada bulan Oktober dari tahun 2011 hingga 2014,
dipilih arus yang tertinggi pada tiap penyulang untuk dijadikan data
tahun 2014:
1. Penyulang Klayatan
waktu
waktu
3. Penyulang Pakisaji
waktu
4. Penyulang Janti
97
2011 Janti
2012 Janti
beban (ampere) 2013 Janti
2014 Janti
waktu
waktu
6. Penyulang Bumiayu
98
waktu
7. Penyulang MOG
2011 MOG
2012 MOG
beban (ampere) 2013 MOG
2014 MOG
0 2 4 6 8 1012141618192022
waktu
8. Penyulang Wagir
99
2011 Wagir
2012 Wagir
beban (ampere) 2013 Wagir
2014 Wagir
waktu
9. Penyulang Matos
waktu
100
waktu
waktu
setiap harinya selama bulan Oktober tahun 2011 2014 maka dapat
sebagai berikut :
101
transformator minyak.
mendatang.
IEC 60354) tentang pembebanan Transformator tenaga yaitu dalam tabel 2.3
lain bahwa untuk transformator dengan pendingin udara maka suhu udara
tidak boleh melampaui 27C rata-rata tahunan. Selain itu suhu udaranya
tidak boleh melebihi 40C dan lebih rendah dari -25C (pasang luar) atau
suhu rata-rata harian tidak melebihi 30C tetapi suhu rata-rata tahunan, bila
dihitung dari suhu rata-rata bulanan (antara 24C sampai 27C), mencapai
104
sekitar 25.5C. di kota Malang sendiri, suhu rata-rata harian mencapai 25.1
sesuai data beban pada bulan Oktober 2014 yaitu sebagai berikut :
Pembebanan Transformator 4
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
Pembebanan Trafo (%)
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 19 20 22
terjadi pada malam hari pada jam 19.00 WIB sebesar 79.16 % .
Pembebanan Transformator 5
80.00%
70.00%
60.00%
50.00% Pembebanan Trafo (%)
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 19 20 22
terjadi pada malam hari pada jam 19.00 WIB sebesar 79.16 % . Sesuai
Transformator yang dibebani kurang dari 80% pada suhu 27C secara
(Bulan Oktober)
2011 hingga 2014 terjadi pada waktu malam hari. Pada tahun 2011
beban puncak malam hari sebesar 39.77 MVA (66.3% dari kapasitas
Transformator 4). Pada tahun 2012 beban puncak malam hari sebesar
terdapat kenaikan sebesar 3.11 MVA pada beban puncak malam antara
tahun 2011-2012.
terdapat kenaikan sebesar 2.95 MVA pada beban puncak malam dari
tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 beban puncak malam hari sebesar
terdapat kenaikan sebesar 0.31 MVA pada beban puncak malam antara
tahun 2011 hingga tahun 2014 terdapat kenaikan beban puncak sebesar
6.37 MVA pada beban puncak malam. Dari data tersebut dapat
diketahui bahwa pada tahun 2014 beban puncak mencapai 76.9% dari
hari lebih tinggi dibandingkan beban puncak pada siang hari. Sesuai
dengan karakteristik beban energy listrik, jika beban puncak malam hari
2014
109
2011 hingga 2014 terjadi pada waktu malam hari. Pada tahun 2011
beban puncak malam hari sebesar 14.55 MVA (48.5% dari kapasitas
Transformator 4). Pada tahun 2012 beban puncak malam hari sebesar
terdapat kenaikan sebesar 6.13 MVA pada beban puncak malam antara
tahun 2011-2012.
terdapat penurunan sebesar 1.77 MVA pada beban puncak malam dari
tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 beban puncak malam hari sebesar
terdapat kenaikan sebesar 0.87 MVA pada beban puncak malam antara
tahun 2011 hingga tahun 2014 terdapat kenaikan beban puncak sebesar
5.23 MVA pada beban puncak malam. Dari data tersebut dapat
diketahui bahwa pada tahun 2014 beban puncak mencapai 65.9% dari
hari lebih tinggi dibandingkan beban puncak pada siang hari. Sesuai
dengan karakteristik beban energy listrik, jika beban puncak malam hari
bisa mengalami overload dan tidak bisa menyalurkan energi. Untuk itu,
pemindahan penyulang
111
sederhana. Nilai peramalan ini akan digunakan untuk tindak lanjut dari
Tabel 4.4 Beban Puncak Transformator 4 Bulan Oktober Tahun 2010 2014
50
40
MVA 30
20
10
0
2011 2012 2013 2014
Tabel 4.5 Nilai yang Diperlukan Untuk Persamaan Regresi Linier Sederhana
(2.9)
n. XY X . Y
b= n . X (X )
( 4 ) . ( 447.58 ) ( 10 ) .( 174.62)
b= ( 4 ) .(30)(10)
b = 2.2
Y X
b
a= N N
174.62 10
2.2
a= 4 4
a = 38.16
Y = a + bx
Y = 38.16 + 2.2 x
Keterangan :
Y = 38.16 + 2.2 x
Y = 38.16 + (2.2 x 5 )
Y = 49.16 MVA
MVA)
115
49.16
% Kapasitas = 60 x 100% = 81.93%
koefisien penentu
menunjukkan waktu atau tahun ke- dari nilai bebna puncak dan nilai
merupakan rata rata dari nilai Y. Berikut ini penentuan nilai untuk
data data yang digunakan pada tabel Uji Koefisien Determinasi yang
= 38.16 + 2.2 x
= 38.16 + (2.2x1)
= 40.36 MVA
X=-
= 40.36 43.66
118
= -3.30
y=Y-
x = (-3.30) = 10.89
y = (-3.89) = 15.13
Untuk tahun ke-2 sampai ke-4 dengan menggunakan rumus yang sama
Tabel 4.7 Data Data Untuk Uji Koefisien Determinasi R Beban Puncak
Transformator 4
Keterangan: x= -
119
Y=Y-
x = ( - )
y = (Y - )
( ) 24.20
R = (Y ) = 26.60 = 0.9097
X = 10 Y = 174.62
Y = 7649.64 X = 30
XY = 447.58
N XiYi ( Xi ) (Yi)
r=
N Xi ( Xi ) N Yi ( Yi )
2 2
4 (447.58)( 10 )(174.62)
r= 2 2
4 (30)( 10 ) 4(7649.64)( 174.62 )
r = 0.9564
120
menunjukkan waktu atau tahun ke- dari nilai beban puncak dan nilai
merupakan rata rata dari nilai Y. Menentukan nilai untuk data data
= 38.16 + 2.2 x
= 38.16 + (2.2x1)
= 40.36 MVA
X=-
= 40.36 43.66
= -3.30
z =Y
x = (-3.30) = 10.82
z = (-0.59) = 0.348
Untuk tahun ke-2 sampai ke-4 dengan menggunakan rumus yang sama
Tabel 4.8 Data Data Untuk Uji F Signifikan Menyeluruh Beban Puncak
Transformator 4
Keterangan:
x= -
z=Y
x = ( - )
z = (Y - )
k=2
122
( ) (Y )
F= :
(k 1) (nk)
= 21.32 F hitung
koefisien b adalah signifikan. Dengan kata lain, koefisien b tidak sama dengan nol
layak untuk dijadikan persamaan untuk menentukan nilai peramalan yang akan
ditentukan
sederhana. Nilai peramalan ini akan digunakan untuk tindak lanjut dari
Tabel 4.9 Beban Puncak Transformator 5 Bulan Oktober Tahun 2010 2014
20
M
S
MVA
10
0
2011 2012 2013 2014
Tabel 4.10 Nilai yang Diperlukan Untuk Persamaan Regresi Linier Sederhana
Beban
Periode
Puncak
Tahun Waktu X Y XY
(MVA)
X Y
2011 1 14.55 1 211.70 14.55
2012 2 20.68 4 427.66 41.36
2013 3 18.91 9 357.59 56.73
2014 4 19.78 16 391.25 79.12
10 73.92 30 1388.20 191.76
Puncak Transformator 5
dan (2.9).
n. XY X . Y
b= n . X (X )
( 4 ) . ( 191.76 )( 10 ) .(73.92)
b= ( 4 ) .(30)(10)
b = 1.39
Y X
b
a= N N
73.92 10
1.39
a= 4 4
a = 15
Y = a + bx
Y = 15 + 1.39 x
Keterangan :
MVA)
21.95
% Kapasitas = 30 x 100% = 73.17%
koefisien penentu
menunjukkan waktu atau tahun ke- dari nilai bebna puncak dan nilai
merupakan rata rata dari nilai Y. Berikut ini penentuan nilai untuk data
= 15 + 1.39 x
= 15 + (1.39x1)
= 16.39 MVA
X=-
= 16.39 18.48
= -2.09
y=Y-
= 14.55 18.48
= -3.93
x = (-2.09)
= 4.37
y = (-3.93)
= 15.44
129
Untuk tahun ke-2 sampai ke-4 dengan menggunakan rumus yang sama
Tabel 4.12 Data Data Untuk Uji Koefisien Determinasi R Beba Puncak
Transformator 5
Keterangan: x= -
Y=Y-
x = ( - )
y = (Y - )
( )
R = (Y )
9.66
R = 22.16
R = 0.4359
130
dari variabel periode waktu. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa jumlah
X = 10 Y = 73.92 XY = 191.76
X = 30 Y = 1388.20
N XiYi ( Xi ) (Yi)
r=
N Xi ( Xi ) N Yi ( Yi )
2 2
4 (191.76)( 10 ) (73.92)
r= 2 2
4 (30)( 10 ) 4(1388.20) (73.92 )
r = 0.6616
merupakan korelasi kurang kuat karena terdapat data yang tidak linier,
beban.
menunjukkan waktu atau tahun ke- dari nilai beban puncak dan nilai
131
merupakan rata rata dari nilai Y. Menentukan nilai untuk data data yang
= 15 + 1.39 x
= 15 + (1.39x1)
= 16.39 MVA
X=-
= 16.39 18.48
= -2.09
z=Y
= 14.55 16.39
= -1.84
x = (-2.09)
= 4.37
z = (-1.84)
= 3.39
Tabel 4.13 Data Data Untuk Uji F Signifikan Menyeluruh Beban Puncak
Transformator 5
Keterangan: x= -
z =Y
x = ( - )
z = (Y - )
k=2
( ) (Y )
F= :
( k1) (nk )
= 1.135 F hitung
TOTAL
DAYA
PEMBEB BEBAN PEMBEB
AR TERPA
TRAFO PENYULANG ANAN TRANSFOR ANAN
US SANG
(%) MATOR (%)
(KVA)
(KVA)
4 18 6408.5 47492.8 79.15%
Klayatan 10.68%
5 88
19 6685.7
Gadang 11.14%
3 16
Pakisaji 12 4156.9 6.93%
0 22
134
18 6512.5
Janti 10.85%
8 11
Kolonel 35
12159 20.26%
Sugiono 1
17 5888.9
Bumiayu 9.81%
0 73
2875.2
MOG 83 4.79%
04
2805.9
Wagir 81 4.68%
22
2598.0
MATOS 75 4.33%
76
29 10323.
5 Sitirejo 17.21% 20126.4 67.09%
8 02
Karang 20 7205.3
12.01%
Duren 8 31
Penyulang Klayatan dengan daya sekitar 6408.5 KVA atau 10.68% dari
Pakisaji dengan daya sekitar 4156.9 KVA atau 6.9 % dari kapasitas
Transformator, pada Penyulang Janti dengan daya sekitar 6512.5 KVA atau
dengan daya sekitar 12159 KVA atau 20.3 % dari kapasitas Transformator,
135
pada Penyulang Bumiayu dengan daya sekitar 5888.9 KVA atau 9.81 % dari
dengan daya sekitar 2805.9 KVA atau 4.68 % dari kapasitas Transformator.
79.15% dengan total beban Transformator sekitar 47,5 MVA dari kapasitas
Transformator.
konsumsi beban tiap penyulang yaitu pada Penyulang MATOS dengan daya
sekitar 2598 KVA atau 4.3 % dari kapasitas Transformator, pada Penyulang
Sitirejo dengan daya sekitar 10323 KVA atau 17.2 % dari kapasitas
atau tanpa batas waktu diusahakan pembebanan tidak lebih dari 80%. Hal
ini dilakukan untuk menjaga kontinuitas Transformator itu sendiri dan agar
beban pada bulan Oktober tahun 2011, 2012, 2013 memiliki rekap catatan
tiap 2 jam. Sedangkan pada bulan Oktober 2014 hanya padabeban puncak.
Akan tetapi, berdasarkan pola trending tiap 2 jam pada Oktober 2013 maka
kami bisa memperkirakan besar konsumsi beban trending yang terjadi pada
Bulan Oktober 2014. Berikut ini adalah tabel perkiraan nilai trending beban
0
16.0
788 359 45.51 41.44
0
18.0
985 476 56.88 55.01
0
19.0
1288 664 74.36 76.67
0
20.0
946 439 54.60 50.67
0
22.0
808 362 46.65 41.78
0
80
70
60
50
40 trafo 4
% Kapasitas Transformator
trafo 5
30
20
10
dalam gambar 4. Dan berdasarkan SPLN 17 tahun 1991 yaitu pada tabel
Penyulang
pada tahun 2020 dan semakin meningkat pada tahun 2021 mencapai 96%
kemudian pada tahun 2022 mencapai 99.1% hingga mencapai 102.3% pada
Transformator 5
%
Beban
Kapasita
Tah Puncak
a b x s
un Transfor
Transfor
mator 5
mator 5
1 1
20 6. .
15 4 7 5 24.9 83.00
1 1
20 6. .
16 4 7 6 26.6 88.67
1 1
20 6. .
17 4 7 7 28.3 94.33
1 1
20 6. .
18 4 7 8 30 100.00
1 1
20 6. .
19 4 7 9 31.7 105.67
143
1 1
20 6. . 1
20 4 7 0 33.4 111.33
1 1
20 6. . 1
21 4 7 1 35.1 117.00
1 1
20 6. . 1
22 4 7 2 36.8 122.67
1 1
20 6. . 1
23 4 7 3 38.5 128.33
1 1
20 6. . 1
24 4 7 4 40.2 134.00
2016 menjadi 88.6% dari kapasitas Transformator. Lalu pada tahun 2017
111.3% pada tahun 2020 dan semakin meningkat pada tahun 2021 mencapai
144
cukup signifikan. Kenaikan beban yang terjadi setiap tahun harus diimbangi
meningkat. Hal ini terlihat bahwa pada tahun 2015 Transformator 5 sudah
pada Transformator 4 beban melebihi 80% pada tahun 2017. Oleh karena
semakin meningkat.
DAY
TOTAL
T A
A BEBAN %
R PEN TER
R TRANS PEMB
A YUL PAS
U FORMA EBAN
F ANG ANG
S TOR AN
O (KV
(KVA)
A)
1
Klay 640
8
atan 8.6
5
1
Gad 668
9
ang 5.7
3
1
651
Janti 8
2.5 32527. 54.2
4 8
9 1%
1
Paki 415
2
saji 6.9
0
MO 8 287
G 3 5.2
1
Bum 588
7
iayu 9.0
0
MAT 7 259
OS 5 8.1
Kara
2
ng 720 12609. 42.0
5 0
Dur 5.3 3 3%
8
en
Wag 8 280
ir 1 5.9
Kol. 3
121
Sugi 5
59.0
ono 1 22482. 37.4
6
2 0 7%
Sitir 103
9
ejo 23.0
8
146
sebelumnya.
Transformator
Beban %
Puncak Kapasitas
Tahun a b x
Transform Transform
ator 4 ator 4
2015 25.7 0.3 5 27.2 45.33
2016 25.7 0.3 6 27.5 45.83
2017 25.7 0.3 7 27.8 46.33
2018 25.7 0.3 8 28.1 46.83
2019 25.7 0.3 9 28.4 47.33
2020 25.7 0.3 10 28.7 47.83
2021 25.7 0.3 11 29 48.33
2022 25.7 0.3 12 29.3 48.83
2023 25.7 0.3 13 29.6 49.33
2024 25.7 0.3 14 29.9 49.83
(Sumber : Hasil Perhitungan )
147
Transformator
Beban %
Puncak Kapasitas
Tahun a b x
Transforma Transforma
tor 5 tor 5
2015 7.8 0.5 5 10.3 34.33
2016 7.8 0.5 6 10.8 36.00
2017 7.8 0.5 7 11.3 37.67
2018 7.8 0.5 8 11.8 39.33
2019 7.8 0.5 9 12.3 41.00
2020 7.8 0.5 10 12.8 42.67
2021 7.8 0.5 11 13.3 44.33
2022 7.8 0.5 12 13.8 46.00
2023 7.8 0.5 13 14.3 47.67
2024 7.8 0.5 14 14.8 49.33
Beban %
Puncak Kapasitas
Tahun a b x
Transform Transforma
ator 5 tor 5
2015 16.4 1.3 5 22.9 38.17
2016 16.4 1.3 6 24.2 40.33
2017 16.4 1.3 7 25.5 42.50
2018 16.4 1.3 8 26.8 44.67
2019 16.4 1.3 9 28.1 46.83
2020 16.4 1.3 10 29.4 49.00
2021 16.4 1.3 11 30.7 51.17
2022 16.4 1.3 12 32 53.33
148
meningkat hingga pada tahun 2024 mencapai 14.8 MVA atau 49.33 %
Transformator 4 Transformator 5
Bulan % %
Arus Daya Arus Daya
Kapasita Kapasita
(A) (MVA) (A) (MVA)
s s
januari 1277 44.24 73.73% 534 18.50 61.66%
februari 1315 45.55 75.92% 567 19.64 65.47%
maret 1323 45.83 76.38% 619 21.44 71.48%
april 1300 45.03 75.06% 626 21.69 72.28%
mei 1346 46.63 77.71% 596 20.65 68.82%
juni 1307 45.28 75.46% 607 21.03 70.09%
juli 1272 44.06 73.44% 548 18.98 63.28%
agustus 1261 43.68 72.80% 509 17.63 58.77%
septemb
er 1304 45.17 75.29% 542 18.78 62.58%
oktober 1332 46.14 76.90% 571 19.78 65.93%
novemb
er 1318 45.66 76.09% 557 19.30 64.32%
desemb
er 1280 44.34 73.90% 621 21.51 71.71%
2015
151
pembebanan yang terjadi selama tahun 2014 bersumber pada data Area
ambil dari data tabel asumsi beban puncak 24.9 MVA tersebut dijadikan
pada tahun 2015 berdasarkan data trending beban tiap bulan di tahun
2014.
152
(Sumber : Perhitungan )
hingga Bulan Desember 2015 sebesar 44.40 MVA atau 73.99% dari
Gardu Induk (GI) Kebonagung merupakan gardu induk milik PT. PLN
(Persero) yang memiliki tiga buah IBT (Inter Bus Transformer) yang
( Transformator 4, 5 dan 6) yang bekerja pada tegangan 150/20 kV. Dua dari
tiga buah Transformator tenaga telah beroperasi dan terdapat satu buah
memiliki kerapatan beban yang tinggi. Pada Bulan Oktober 2014, beban
81.93% dari kapasitas Transformator dan sudah melebihi standar PLN yang
line dengan titik gangguan sebagai studi kasus dalam penyelesaian masalah.
LBS
kV, dimana kedua titik tersebut berada di luar zone relai diferensial. Titik
perhitungan dengan setting relai dari PLN. Kondisi kedua yaitu proteksi
X F1
157
X F2
X F3
X F4
X F5
X F4
X F5
X F1
159
X F2
X F3
X F5
Kebonagung
perhitungan. Data ini adalah data yang telah ditentukan oleh PT.PLN
hingga (2.28).
kV 2 202
Impedansi base 20 kV (Zb20) MVA b
100 =4
MVAb 100000
Arus base pada 20 kV (Ib20) 3 kV 3 20 = 2887 A
Data transmisi line (T/L) yang digunakan adalah T/L arah Lawang
R1 = R 2 : 0.0888 Ohm
X1 = X2 : j0.3860 Ohm
0.0888+ j 0.3860
225
R 2+ j X 2
- Impedansi urutan negatif : Zsutt2 = Z b 150 =
0.0888+ j 0.3860
225
R 0+ j X 0
- Impedansi urutan nol : Zsutt0 = Z b 150 =
0.2664+ j 1.158
225
transformator yaitu :
S MVA 60000
Arus Nominal Primer In 150 3(kV ) = 150 3 = 230.9A
(2.7)
S MVA 60000
Arus Nominal Sekunder In = = 1732.05
20 3(kV ) 20 3
12.39
Impedansi Transformator : Zt = 12.39 % = 0.1239
100
pu
MVA b
Impedansi urutan positive : Xt1 = Zt x S = 0.1239 x
100
60
= 0.2065 pu
Impedansi urutan negative : Xt2 = Xt1 = 0.2065 pu
Impedansi urutan zero : Xt0 = Xt1 = 0.2065 pu
Tabel 4.25 Faktor Pengali Untuk Setiap Jenis Belitan Transformator (PLN.2012)
Yyd 1 0.5
Shell Type 2 5000000
Core Type 3 10
(Sumber PT.PLN,2012)
Sehingga impedansi urutan transformator adalah sebagai berikut :
kV 20 kV
= =23.094 A
Arus nominal NGR (In NGR) : NGR 3 500 3
Kemampuan Arus Maksimum : 28 A
Waktu maksimum NGR : 30 detik
sebagai berikut :
GI : Kebonagung
AAAC 3 x 70 mm2
AAAC 3 x 50 mm2
AAAC 3 x 35 mm2
1985 adalah :
R = 0.075 /km
P = 0.2 km
Xl = x L=2 f L
=2 50 x 0.31 x 10-3
= 0.097 /km
bawah ini :
Dari data diatas. Maka dapat dihitung besar arus nominal yang
S MVA 30000
Arus Nominal Primer In 150 3(kV ) = 150 3 = 115.47 A
(2.7)
S MVA 30000
Arus Nominal Sekunder In = = 866.025
20 3(kV ) 20 3
A (2.7)
168
12.35
Impedansi Transformator : Zt = 12.35 % = 0.1235
100
pu (2.15)
MVA b 100
Impedansi urutan positive : Xt1 = Zt x S = 0.1235 x 30 =
0.4117 pu
Impedansi urutan negative : Xt2 = Xt1 = 0.4117 pu
Impedansi urutan zero : Xt0 = Xt1 = 0.4117 pu
Tabel 4.27 Faktor Pengali Untuk Setiap Jenis Belitan Transformator (PLN.2012)
Yyd 1 0.5
Shell Type 2 5000000
Core Type 3 10
kV 20 kV
= =23.094 A
Arus nominal NGR (In NGR) : NGR 3 500 3
Kemampuan Arus Maksimum : 28 A
Waktu maksimum NGR : 30 detik
Data Penghantar Incoming Kubikel Penyulang20 kV
GI : Kebonagung
Penyulang : Sitirejo
AAAC 3 x 95 mm2
AAAC 3 x 70 mm2
AAAC 3 x 50 mm2
AAAC 3 x 35 mm2
64 : 1985.
R = 0.075 /km
P = 0.2 km
Xl = x L=2 f L
=2 50 x 0.31 x 10-3
= 0.097 /km
bawah ini :
172
Gangguan
173
hingga 2.31.
Titik Gangguan F1
Perhitungan untuk besarnya impedansi di titik gangguan F1 yang terletak
0.005421 + 0.034457 0
j .000395 + 0.001716 j
+ Zs1 Zsutt1
Ea
Gambar- 4.27 Rangkaian Ekivalen Impedansi Urutan Positif di Titik F1
Z1 F1 = Zs1 + Zsutt1
Z1 F1 = 0.005816 + 0.036173 j pu
Zs2 Zsutt2
Z2 F1 = 0.005459 + 0.036175 j pu
174
Zs0 Zsutt0
Z0 F1 = Zs0 + Zsutt0
Z0 F1 = 0.012830 + 0.069878 j pu
Titik Gangguan F2
Perhitungan untuk besarnya impedansi di titik gangguan F2 yang terletak
pada jarak 100% dari SUTT (0.02 km) adalah sebagai berikut :
0.005421 + 0.034457 0
j .000395 + 0.001716 j
+ Zs1 Zsutt1
Ea
-
Gambar 4.30 Rangkaian Ekivalen Impedansi Urutan Positif di Titik F2
Z1 F2 = Zs1 + (Zsutt1 x p)
175
Z1 F2 = 0.005429 + 0.034491 j pu
Zs2 Zsutt2
Z2 F2 = 0.005072 + 0.034494 j pu
Zs0 Zsutt0
Z0 F2 = Zs0 + (Zsutt0 x p)
Z0 F2 = 0.011673 + 0.064831 j pu
Titik Gangguan F3
176
Z1 F3 = 0.005429 + 0.240991 j pu
Z2 F3 = 0.005072 + 0.240994 j pu
177
0.011673 + 0.064831 j
( Z 0 F 2+ Xtp 0 ) xZtt 0
Z0 F3 = ( ) + Zts0 + (3.RNGR)
Z 0 F 2+ Xtp 0+ Ztt 0
(3 x 125)
0.011673+0.01735 j
Z0 F3 = ( 0.011673+0.27133 j ) + 0.10325 j + (3 x 125)
Z0 F3 = 375 + 0.167190 j pu
Titik Gangguan F4
Perhitungan untuk besarnya impedansi di titik gangguan F4 yang terletak
pada jarak 0.2 km atau 100% dari titik gangguan adalah sebagai berikut :
a. Impedansi Urutan Positif
+ Z1F3 Zk
Ea
-
Gambar 4.36 Rangkaian Ekivalen Impedansi Urutan Positif di Titik F4
178
Z1 F4 = Z1F3 + Zk
Z1 F4 = 0.080429 + 0.337991 j pu
+ Z2F3 Zk
Ea
-
Gambar 4.37 Rangkaian Ekivalen Impedansi Urutan Negatif di Titik F4
Z2 F4 = Z2F3 + Zk
Z2 F4 = 0.080072+ 0.337994 j pu
+ Z0F3 Zk
Ea
-
Gambar 4.38 Rangkaian Ekivalen Impedansi Urutan Nol di Titik F4
Z0 F4 = Z0F3 + Zk
Z0 F4 = 375.075 + 0.264190 j pu
Titik Gangguan F5
Perhitungan untuk besarnya impedansi di titik gangguan F5 yang terletak
0.206
0.080429 + 0.337991 j + 0.104 0.2162
j + 0.3305 0.4608
j + 0.3572 j
Z SUTM AAAC 2 x p
Z b 20 )
( 0.206+0.104 J ) x 0.006407
Z1 F5 = (0.080429 + 0.337991 j) + [ +
4
180
Z1 F5 = 0.283466 + 0.496767 j pu
0.206
0.080072 + 0.337994 j + 0.104 0.2162
j + 0.3305 0.4608
j + 0.3572 j
Z SUTM AAAC 2 x p
Z b 20 )
181
( 0.206+0.104 J ) x 0.006407
Z2 F5 = (0.080072 + 0.337994 j) + [ +
4
Z2 F5 = 0.283109 + 0.496769 j pu
375.075 + 0.2641900.356
j + 0.312 0.3631+
j 1.618 j 0.6088+ 1.6447 j
Z SUTM AAAC 2 x p
Z b 20 )
( 0.356+0.312 j ) x 0.006407
Z0 F5 = (375.075 + 0.264190 j) + [ +
4
182
Z0 F5 = 375.344084+ 0.995864 j pu
Titik Gangguan F6
3 x 150 mm2, AAAC 3 x 150 mm2, AAAC 3 x 70 mm2, AAAC 3 x 50 mm2 dan
0.283466 + 0.4967670.2162
j + 0.33050.4608
j + 0.35720.5882
j + 0.3677
0.8430
j + 0.3791 j
Z1 F6 = 1.359804 + 1.303120 j pu
0.283109 + 0.4967690.2162
j + 0.33050.4608
j + 0.35720.5882
j + 0.3677
0.8430
j + 0.3791 j
-
184
Z2 F6 = 1.359446 + 1.303123 j pu
0.283109 + 0.4967690.3631+
j 1.618 j0.6088+ 1.6447 0.7932
j + 1.6553
1.0697
j + 1.6665 j
( 0.3631+1.618 j ) x 1.0721
Z0 F6 = (375.344084 + 0.995864 j) + [ +[
4
( 0.7932+1.6553 j ) x 0.0611
+[
4
( 0.276233145+0.4303473 j
Z0 F6 = 376.776674 + 4.713466 j pu
Titik Gangguan F7
Perhitungan untuk besarnya impedansi di titik gangguan F7 yang terletak
1.359804 + 1.3031200.2162
j + 0.33050.4608
j + 0.35720.5882
j + 0.3677
0.8430
j + 0.3791 j
-
Gambar 4.45 Rangkaian Ekivalen Impedansi Urutan Positif di Titik F7
Z1 F7 = 2.883546 + 2.849851 j pu
+ 0.33050.4608 + 0.35720.5882
j + 0.3677
0.8430
j + 0.3791 j
1.359446 + 1.3031230.2162 j
j
Z2 F7 = 2.883189 + 2.849853 j pu
376.776674 + 4.7134660.3631+
j 1.618 j0.6088+ 1.6447 0.7932
j + 1.6553
1.0697
j + 1.6665 j
( 0.3631+1.618 j ) x 9.8862
Z0 F7= (376.776674 + 4.713466 j) + [ +[
4
( 0.7932+1.6553 j ) x 1.3167
+[
4
( 0.031491938+0.0490617 j
Z0 F7 = 378.985363 + 12.058374 j pu
gangguan maka dapat ditentukan nilai arus hubung singkat yang ada pada
setiap titik gangguan. Arus hubung singkat dimisalkan terjadi pada titik
perhitungan adalah hubung singkat pada titik gangguan F1, yaitu titik
1 1<0o
= 0.005816+0.036173 j = 0.03664<80.87 o = 27.29 <
80.87o pu
I a2 I a0
= =0
IA I a0 I a1 I a2 o
= + + = 0 + 27.293 < 80.87 + 0
o
= 27.29 < 80.87 pu
2
IB I a0 a I a2 o o
= + a Ia 1 + = 0 + 27.293 < ( 80.87 +240
+0
o
= 27.29 < 159.13 pu
2
IC I a0 a I a1 o o
= + + a Ia 2 = 0 + 27.293 < ( 80.87 +120
+0
o
= 27.29 < 39.13 pu
Jadi Arus hubung singkat yang sebenarnya adalah
I Af I I o
= A x b150 kV = 27.29 < 80.87 x 384,9
192
o
= 10.505 < 80.87 kA
I Bf IB I b150 kV o
= x = 27.293 < 159.13 x 384,9
o
= 10.505 < 159.13 kA
I Cf IC I b150 kV o
= x = 27.293 < 39.13 x 384,9
o
= 10.505 < 39.13 kA
I a2 I a 1 I a0 IC I B IA
= =0 = =0
E E
I a1
= Z1F1+ Z2F1 = Ztot 1+ Ztot 2
1
= ( 0.005816+ 0.036173 j ) + ( 0.005459+0.036175 j )
1 1< 0o
= ( 0.01128+0.07235 j ) = 0.07322< 81.14o =
13.66<81.14 o pu
IA I a0 I a1 I a2 I a1 I a1
= + + =0+ - =0
2 2
IB I a0 a I a2 a I a1
= + a Ia 1 + = 0 + a Ia 1 -
o o o o
= (13.66< (81.14 +240 ) ) - (13.66< (81.14 +120 ) )
o o
= (13.66<158.86 ) ( 13.66<38.86
10.64+8.57 j
= (12.74+4.93 j) - )
= (23.383.64 j)
193
o
= 23.66 171.15 pu
IC o
= 23.38+3.64 j= 23.66 8.85 pu
I B
=
I Bf IB I b150 kV o
= x = 23.66 171.15 x 384.9 = 9.107
171.15 o kA
I Cf IC I b150 kV o o
= x = 23.66 8.85 x 384.9 = 9.107 8.85
kA
c. Arus Hubung Singkat 2 Fasa Ke Tanah (150kV)
E E
I a1 Z2F1 x Z0F1 Ztot 2 x Ztot 0
= Z 1 F 1 +( ) = Ztot 1+( )
Z 2 F 1+ Z 0 F 1 Ztot 2+ Ztot 0
1
( 0.005459+0.036175 j ) x ( 0.01283+0.069878 j )
( 0.005816+ 0.036173 j ) +{ }
( 0.005459+ 0.036175 j )+ ( 0.01283+0.069878 j )
1
( 0.03658<81.42o ) x ( 0.07105<79.6o )
= ( 0.005816+ 0.036173 j ) +{ }
( 0.10762< 80.21o )
194
1
( 0.0026<161.02o)
= ( 0.005816+ 0.036173 j ) +( )
( 0.10762< 80.21o )
1
= ( 0.005816+ 0.036173 j ) + ( 0.02416< 80.81o )
1
= ( 0.005816+ 0.036173 j ) + ( 0.00386+0.02385 j )
1
= 0.00968+ 0.06 j
1
= 0.06078< 80.84o
o
= 16.45<80.84 pu = 2.6187-16.24 j pu
Ztot 0
I a2 I a 1
= x Ztot 2+ Ztot 0
= (-2.6187+16.24 j) x
( 0.01283+0.069878 j )
( 0.005459+ 0.036175 j )+ ( 0.01283+0.069878 j )
o ( 0.07105 79.6 o )
= (16.45<99.16 ) x (0.10762 80.22o)
o o
= (16.45<99.16 ) x (0,6602 0.62 )
o
= 10.86<98.54 pu
195
Ztot 2
I a0 I a 1
= x Ztot 2+ Ztot 0
( 0.005459+0.036175 j )
=
( 16.45<99.16 o ) x
( 0.005459+ 0.036175 j ) + ( 0.01283+0.069878 j )
o
( 0.03658 81.42o )
= ( 16.45<99.16 ) x (0.10762 80.22o)
o o
= ( 16.45<99.16 ) x (0.3399 1.2 )
o
= 5.593 100.36 pu
IA I a0 I a1 I a2
= + + =0
2
IB I a0 a I a2
= + a Ia 1 +
o o o
= (5.593<100.36 ) + (16.45<159.16 ) + (10.86<218.54 )
= (24.87+4.58 j ) pu
o
= 25.29 169.57 pu
2
IC I a0 a I a1
= + + a Ia 2
o o o
= (5.593<100.36 ) + (16.45<39.16 ) + (10.86<338.54 )
= ( 21.856+11.92 j ) pu
o
= 24.9<28.6 pu
196
I Bf IB I b150 kV o
= x = 25.29 169.57 x 384.9 = 9.734
169.57o kA
I Cf IC I b150 kV o o
= x = 24.9<28.6 x 384.9 = 9.584< 28.6
kA
I a2 I a1 I a0 IB IC
= = = =0
E E
I a1 =
= Z 1 F 1 + Z 2 F 1 + Z 0 F 1 Ztot 1 +Ztot 2 + Ztot 0
1< 0o
( 0.005816+ 0.036173 j ) + ( 0.005459+0.036175 j ) + ( 0.01283+0.069878 j )
o
1<0
= ( 0.02411+0.14223 j )
1< 0o
= 0.144<80.38o
o
= 6.94<80.38 pu
IA I a0 I a1 I a2 I a1 o
= + + =3 = 20.82<80.38 pu
I Af IA I b150 kV o
= x = 20.82<80.38 x 384,9
o
= 8.014 80.38 kA
lainnya (F2 F7) untuk Transformator 4 Penyulang Kol. Sugiono dan ( F2 F8)
untuk Transformator 5 - Penyulang Sitirejo, dapat dilihat pada tabel 4.52 dan tabel
(Transformator 4)
(Transformator 5)
198
Transformator 5
dan arus keluar pada daerah yang diproteksi. Relai ini mendeteksi
gangguan dengan cepat dan tidak dipengaruhi oleh beban lebih atau
memonitoring arus yang masuk pada sisi primer Transformator dan arus
pemilihan ratio tap ACT diperlukan karena tegangan sisi primer berbeda
S : 60 MVA
V : 150/20 kV
Vektor : YNyn0(d)
3
60 x 10
Arus nominal sisi primer : Inp = 150 x 3 = 230.9 A
3
60 x 10
Arus nominal sisi sekunder : Inp = 20 x 3 = 1732 A
Sehingga besar untuk setiap rating CT pada sisi primer dan sekunder
adalah :
5
Arus yang mengalir pada relai : Irp = 400 x 254 = 3.175 A
5
Arus yang mengalir pada relai : Irs = 2000 x 1905.2 = 4.763 A
Sedangkan arus yang mengalir pada sisi sekunder dari CT baik yang
IsCTp = 5 A IsCTs = 5 A
I sCTp 5
TAPACTp = I ACTsp = 3.175 = 1.575 A
I sCTp 5
TAPACTs = I ACTsp = 4.763 = 1.05 A
Untuk setting relai diferensial ini diambil 30% karena diperoleh dari
kesalahan tap ACT 4%, arus eksitasi 1%, dan faktor keamanan 5%. Maka
Gangguan Internal
Apabila gangguan berasal dari dalam zona diferensial dan dari setting
gangguan F3).
201
I1 I2
i1 i2
id i1 + i2 0
I(pu) = 4.15 pu
I ggn 11981.05
ICT20 = ratioCT x TAPACTs = 2000/5 x 1.05 = 31.45 A
I ggn 1597.335
ICT150 = ratioCT x TAPACTp = 400/5 x 1.575 = 31.448 A
Maka gerbang logika yang menunjukkan kerja dari relai diferensial adalah
Iset = 1.5 A
sebagai berikut :
Diferensial
bekerja
(lebih besar dari nilai setting) atau masuk di daerah karakteristik kerja relai
Relai diferensial akan bekerja jika nilai Iop > Iset. Dari gambar 4.49
di atas besar Iop adalah 18.87 A dan lebih besar dari Iset yaitu 1.5 A. Oleh
karena nilai Iop dipengaruhi oleh letak gangguan sehingga makin besar arus
gangguan maka nilai Iop akan semakin besar pula.Tidak seperti Iop, nilai Iset
Data CT :
Jumlah core CT :n=1
Arus magnetisasi : Imag = 0.030 A
Tahanan dalam CT :
- Sisi netral : RCTN = 0.3
203
- Ihs(150) = 8513 A
Setting Tegangan Kerja :
Tegangan jepit pada relai dari sisi CT Netral adalah :
I hs
VrN = (RCTN + (2 x RLN)) x CT N (150)
8513
VrN = (0.3 + (2 x 0.32)) x 400/ 5
8513
VrN = (0.3 + 0.64) x 80
8513
Vr = (0.3 + (2 x 0.32)) x 200 /5
8513
Vr = (0.3 + 0.64) x 40
Vr = 200 volt
Untuk mengetahui nilai tegangan lutut yang dipakai dalam perhitungan
setting, dipilih nilai Vr yang paling besar, sehingga nilai tegangan lutut
nominal relai.
Iset = 0.1 x INr
Iset = 0.1 x 5
Iset = 0.5 A
Untuk arus kerja minimum relai juga dipengaruhi oleh jumlah inti CT (n)
minimum menjadi :
Iop = (Iset + n x Imag)
Iop = (0.5 + 1 x 0.030)
Iop = 0.530 A
Sehingga, dari arus kerja di atas data diketahui bahwa sensitifitas
Untuk setting stabilitas resistor (Rs) atau tahanan muka yang diberikan
adalah :
1 VA
Rs = Iset (Vset Iset )
1
Rs = 0.5 (300 0.51 ) Rs = 596
Data CT :
Jumlah core CT :n=1
Arus magnetisasi : Imag = 0.030 A
Tahanan dalam CT :
- Sisi netral : RCTN = 0.3
- Sisi fasa :R = 0.4
- Aux CT =1
Tahanan dalam CT :
- CT fasa dengan relai = 0.32
- CT netral dengan relai = 0.32
205
- Ihs(20) = 23.095 A
Setting Tegangan Kerja :
Tegangan jepit pada relai dari sisi CT Netral adalah :
I hs
VrN = (RCTN + (2 x RLN)) x CT N (20)
23.095
VrN = (0.3 + (2 x 0.32)) x 50/5
23.095
VrN = (0.3 + 0.64) x 10
23.095
Vr = (0.3 + (2 x 0.32)) x 2000 /5
23.0953
Vr = (0.3 + 0.64) x 400
Vr = 0.054 volt
Untuk mengetahui nilai tegangan lutut yang dipakai dalam perhitungan
setting, dipilih nilai Vr yang paling besar, sehingga nilai tegangan lutut
nominal relai.
Iset = 0.1 x INr
Iset = 0.1 x 5
Iset = 0.5 A
206
Untuk arus kerja minimum relai juga dipengaruhi oleh jumlah inti CT (n)
minimum menjadi :
Iop = (Iset + n x Imag)
Iop = (0.5 + 1 x 0.030)
Iop = 0.530 A
Sehingga, dari arus kerja di atas data diketahui bahwa sensitifitas ari relai
menjadi :
Iop
s= ( )
= 100%
Untuk setting stabilitas resistor (Rs) atau tahanan muka yang diberikan
adalah :
1 VA
Rs = Iset (Vset Iset )
1
Rs = 0.5 (3 0.51 )
Rs = 2
sekunder untuk REF sisi primer. Sedangkan untuk REF sisi sekunder
Transformator.
proteksi dari tegangan tinggi ini digunakan tahanan non linier (varistor).
menurun makin kecil bila terkena tegangan yang tinggi. Relai REF juga
Untuk besarnya tap pada CT yang terpasang pada sisi primer adalah :
Gangguam hubung singkat yang dapat dideteksi oleh relai OCR adalah
gangguan hubung singkat yang terjadi antar fasa yaitu dua fasa atau tiga
(2.87).
Merek : GEC
Type : MCGG 62
CT Penyulang 20 kV : 400/5 = 80 A
Setting Arus
Ip = 1.2 x In
Ip = 1.2 x 400 = 480 A
Ip
Is = CTp 20
480
Is = 80 =6A
Is 6
IR = INr = 5 = 1.2 A
6507.847 0.02
Td =
( 480 )
1
x 0.4 = 0.15292 SI
0.14
0.14
6507.847 0.02
T=
( 480 )
1 x 0.15292
T = 0.4 detik
Setting Arus Moment
Iset = 0.8 x 0.5 x Ihs p-p
Iset = 0.8 x 0.5 x 6507.847
Iset = 1743.75 A = 2603.138 A
Sehingga besar arus yang dipilih untuk setting arus moment : 2600 A
didapatkan adalah 480 A, atau arus setting relai 6 A, sehingga jika terjadi
jika arus gangguan yang datang melebihi dari 2600 A, maka yang bekerja
Merek : GEC
Type : MCGG 62
CT 20 kV : 2000/5 = 400 A
Setting Arus
Ip = 1.2 x In
Ip = 1.2 x 1732 = 2078.4 A
Ip
Is = CT 20
2078.4
Is = 400 = 5.196 A
Is 5.196
IR = INr = 5 = 1.0392 A
0.02
Ihsp p
td =
( Iset ) 1
x tset
0.14
7188.6 0.02
td =
( 2000 ) 1
x 0.8 = 0.15 SI
0.14
0.14
0.02
7188.6
T=
( 2000 ) 1 x 0.15
T = 0.8 detik
Sehingga besar arus yang dipilih untuk setting arus moment : 3.5 A
Iset m = IR mom x Iset
Iset m = 3.5 x 2000 = 7000 A
Setting Waktu Moment
Untuk waktu arus moment (I>>) yang ditetapkan P3B adalah 0.4
2000 A, atau arus setting relai 5 A, sehingga jika terjadi arus gangguan
untuk membuka dalam waktu 0.8 detik. Sedangkan jika arus gangguan
yang datang melebihi dari 7000 A, maka yang bekerja adalah setting
0.4 detik.
Merek : GEC
Type : MCGG 62
CT 150 kV : 400/5 = 80 A
Setting Arus
Ip = 1.2 x In
Ip = 1.2 x 230.9 = 277.08 A
Ip
Is = CT 150
277.08
Is = 80 = 3.462 A
Is 3.462
IR = INr = 5 = 0.69240 A
0.14
9553.8 0.02
T=
( 280 ) 1 x 0.627
T = 1.2 detik
212
K = 1.1925
Sehingga dipilih nilai untuk K = 1.2
150
Ismom=
Xt x CT 150 x K
230.9
Ismom= x 1.2
0.1239 x 80
Ismom=27.95 A
Is mom 27.95
Ir mom= = =5.59 A
INr 5
Ip m=Ir mom x INr x CT 150
Ip m=5.59 x 5 x 80=2236 A
Ip m
Ismom=
Iset
2236
Ismom= =7.996
280
=8 x 3.5 x 80
=2240 A
Untuk waktu arus moment (I>>) yang digunakan adalah waktu moment
setting yang didapatkan adalah 280 A, atau arus setting relai 3.5 A,
sehingga jika terjadi arus gangguan yang melebihi settingan tersebut maka
Sedangkan jika arus gangguan yang datang melebihi dari 2240 A atau 8
kali dari arus setting sebelumnya, maka yang bekerja adalah setting
waktu (instan). Nilai arus tersebut adalah nilai arus menggunakan referensi
Sedangkan GFR yang dipasang di sisi 150 kV adalah relai yang berfungsi
dan relai diferensial jika relai gagal bekerja dan gangguan belum teratasi.
(2.98).
Merek : GEC
Type : MCGG 62
CT 150 kV : 400/5 = 80 A
Setting Arus
Ip = 0.5 x In
Ip = 0.5 x 230.9 = 115.45 A
Ip
Is = ICTN
115.45
Is = 80 = 1.4 A
Is 1.4
IR = INr = 5 = 0.28 A
8513 0.02
td =
( 60 ) 1
x 1.5 = 1.116 SI
0.14
0.14
8513 0.02
T=
( 60 ) 1 x 1.116
T = 1.5 detik
215
atau arus setting relai 0.72A, sehingga jika terjadi arus gangguan fasa
Prinsip kerja relai ini hampir sama dengan relai arus lebih seperti yang
digunakan pada gangguan hubung singkat antar fasa, tetapi berbeda rangkaiannya
bila terjadi ketidakseimbangan arus atau terjadi gangguan hung singkat ke tanah,
maka akan timbul arus urutan nol pada pentanahan Transformator sehingga relai
di netral akan bekerja. Sesuai SPLN 52-3 1987 bahwa untuk pentanahan Pola I
yaitu pentanahan tinggi 500 untuk menangani gangguan hubung singkat 1 fasa
Merek : Micom
Type : P127
Setting Arus
Nilai ini untuk mengantisipasi jika penghantar tersentuh pohon, dimana
Ihs 23.04
IS = rasio ZCT = 80 = 0.288
23.04 0.02
Td =
( 1.84 ) 1
x 0.3 = 0.11
0.14
T = 0.3 detik
Merek : GEC
Type : MCGG 62
CT nNGR : 50/5
Setting Arus
Ip = 0.4 x InNGR
Ip = 0.4 x 23.094 = 9.2376 A
Ip
Is = CT nNGR
9.2376
Is = 10 = 0.92376 A
Iset = Is x CT NGR
Iset = 0.92376 x 10 = 9.2376 A
Ip = 0.4 x InNGR
Ip = 0.4 x 23.094 = 9.2376 A
Setting Waktu Kerja Yang Diinginkan
InNGR
td = Iset -1 x tset
23.09
td =
( 9.2376)1
x 8 = 0.1 detik
120
120
0.02
23.09
T=
( 9.2376 ) 1 x 0.1
T = 8 detik
Untuk setting T2 yang disetting untuk trip di sisi primer dapat
adalah 60 A, atau arus setting relai 0.72A, sehingga jika terjadi arus
gangguan fasa tanah yang melebihi settingan tersebut maka relai akan
Transformator.
S = 60 MVA
E = 150/20 Kv
I = 230.9/1732 A
X = 12.39 %
Vektor = YNyn0
3475.8
2404.1
5445.4
4924 5590.2 5358.5
1. Menghitung impedansi
Tegangan Base = 1 pu
kV 20 400
X base = MVA = 100 = 100 =4
A. Pada Transformator
Transformator 4
12.39
Impedansi Transformator : Zt = 12.39 % = 0.1239
100
pu
MVA b 100
Impedansi urutan positive : Xt1 = Zt x S = 0.1239 x 60 =
0.2065 pu
Impedansi urutan negative : Xt2 = Xt1 = 0.2065 pu
Impedansi urutan zero : Xt0 = Xt1 = 0.2065 pu
Transformator 5
220
12.35
Impedansi Transformator : Zt = 12.35 % = 0.1235
100
pu
MVA b 100
Impedansi urutan positive : Xt1 = Zt x S = 0.1235 x 30 =
0.4117 pu
Impedansi urutan negative : Xt2 = Xt1 = 0.4117 pu
Impedansi urutan zero : Xt0 = Xt1 = 0.4117 pu
Transformator 6
12.32
Impedansi Transformator : Zt = 12.32 % = 0.1232
100
pu
MVA b 100
Impedansi urutan positive : Xt1 = Zt x S = 0.1232 x 60 =
0.2053 pu
Impedansi urutan negative : Xt2 = Xt1 = 0.2053 pu
Impedansi urutan zero : Xt0 = Xt1 = 0.2053 pu
B. Pada Penyulang
100000
Xp 1 = 0.3305j x 5358.5 = 6.1678 pu
Dengan cara yang sama, didapatkan nilai impedansi tiap penyulang dan
Tabel 4.33 Impedansi Urutan Positif dan Negatif Transformator 4,5 dan 6
X X
Transform Penyulan penyulang penyulang
ator g urutan urutan X total
positif (pu) negatif (pu) (pu)
Klayatan 6.1678 6.1678
Gadang 5.9121 5.9121
Janti 6.0693 6.0693 1.215
4
Pakisaji 9.5086 9.5086 163
MOG 13.7473 13.7473
Bumiayu 6.7120 6.7120
MATOS 23.5903 0.0236
Karang 4.860
5 8.5062 0.0085
Duren 652
Wagir 21.8426 0.0218
Kol.
8.5062 0.0085 1.443
6 Sugiono
112
Sitirejo 21.8426 0.0218
Pengalihan Penyulamg
X
penyula
Transforma Penyulan X total
ng
tor g (pu)
urutan
nol (pu)
Klayatan 30.1950
Gadang 28.9435
Janti 29.7132 5.948966
4
Pakisaji 46.5504 836
MOG 67.3017
Bumiayu 32.8595
115.488
MATOS
9
Karang 23.79586
5 41.6431
Duren 734
106.932
Wagir
8
Kol.
13.0631 7.064916
6 Sugiono
011
Sitirejo 15.3862
2. Rangkaian Pengganti
2.1 Rangkaian Pengganti Urutan Positif ( Positive Sequence)
223
X Transformator 4 = j 0.2065 pu
+-
X p5 = j 13.74 pu
X p1 = j 6.16 pu X p3 = j 6.06 pu
X Transformator 4 = j 0.2065 pu
X p5 = j 13.74 pu
X p1 = j 6.16 pu X p3 = j 6.06 pu
3Rn = 375
X Transformator 4 = j 0.2065 pu
225
X p1 = j 1.215
1 1 1 1 1 1 1
X p'1 = xp 1 + xp 2 + xp 3 + xp 4 + xp 5 + xp 6
RG
1 1
X p'1 = 6.16 +5.91+ 6.06+9.5+13.74 +6.71
1 31482.9+32844.2+31933.4 +20421.4+14124.8+28930
X p'1 = 194179.36
Dengan cara yang sama maka akan didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.35 Impedansi Urutan Positif, Negatif dan Nol Tiap Penyulang
X X X
penyulan penyulan penyula
Traf Penyulan
g urutan g urutan ng
o g
positif negatif X total urutan X total
(pu) (pu) (pu) nol(pu) (pu)
4 Klayatan 6.1678 6.1678 1.2151 30.195 5.948966
Gadang 5.9121 5.9121 63 28.944 836
Janti 6.0693 6.0693 29.713
226
1 1
X Tot 1 = X Trafo +X X Total Penyulang
1 1 1.215+ 0.2065
=
j 0.2065 + j1.215 = 0.2508
1.4215
0.2508 = j 0.177 pu
X Tot = j 0.177 pu
227
Gambar 4.55 Rangkaian Pengganti Impedansi Total Urutan Positif dan Negatif
Penyulang
1 1
X Tot 1 = X Trafo +X X Total Penyulang
1 1 1.215+5.94 7.155
=
j 0.2065 + j5.94 = 1.2266 1.2266
= j 0.200 pu
X Tot = j 0.17143 pu
Impedansi Impedansi
Urutan Urutan Impedansi
Transforma Positif ( j Negatif ( j Urutan Nol ( j
tor pu) pu) pu)
4 0.177 0.177 0.200
5 0.380 0.380 0.405
6 0.180 0.180 0.200
4 Menghitung Impedansi
228
Pada perhitungan arus hubung singkat kali ini akan dibuktikan adakah perbedaan
arus hubung singkat yang terjadi pada setiap transformator. Oleh karena itu,
gangguan yang terjadi pada titik F4 saja. Perhitungan impedansi didasarkan pada
+ Z1F3 Zk
Ea
-
Gambar 4.57 Rangkaian Ekivalen Impedansi Urutan Positif di Titik F4
Z1 F4 = Z1F3 + Zk
Z1 F4 = 0.01262 + 0.417991 j pu
+ Z2F3 Zk
Ea
-
229
Z2 F4 = Z2F3 + Zk
Z2 F4 = 0.01262 + 1.6624 j pu
+ Z0F3 Zk
Ea
-
Gambar 4.59 Rangkaian Ekivalen Impedansi Urutan Nol di Titik F4
Z0 F4 = Z0F3 + Zk
Z0 F4 = 375.0072 + 6.307 j pu
Untuk contoh perhitungan pada arus hubung singkat di bawah ini kami
E E E
I a1
= Z 1 F 4 = Z tot = Z 1 F 3 + Z 1Total Penyulang
231
0.0126+0.8258 j
1< 0o
1 = 0.82600< 89.259
o = 1.21065 < -
89.259 pu
I a2 I a0
= =0
IA I a0 I a1 I a2
= + + = 0 + 1.21065 < - 89.259 +0
pu
= 1.21065 < - 89.259
2
IB I a I a2
= a 0 + a Ia 1 + = 0 + 1.21065 < (- 89.259
o
+240 + 0
o
= 1.21065 < 150.741 pu
2
IC I a0 a I a1
= + + a Ia 2 = 0 + 1.21065 < (
89.259 +120 o + 0
o
= 1.21065 < 30.741 pu
Jadi Arus hubung singkat yang sebenarnya adalah
I Af I I
= A x b20 kV = 1.21065 < 89.259 x 2887
E
I a1
= Z 1 Tot Peny + Z 2Tot Peny
232
1
= ( 0.0126+0.8258 j ) + ( 0.0123+0.8258 j )
1 1< 0o
= ( 0.0249+ 1.6516 j ) = 1.65179< 89.1436o =
0.6054<89.1436 pu
IA I a0 I a1 I a2 I a1 I a1
= + + =0+ - =0
2 2
IB I a0 a I a2 a I a1
= + a Ia 1 + = 0 + a Ia 1 -
o o o
= (0.6054< (89.1436 +240 ) ) - (0.6054< (89.1436 +120 ) )
o o
= (0.6054<150.85 ) ( 0.6054<30.856
0.51971+0.3105 j
= (0.52872+ 0.29489 j) - )
= (1.04840.01561 j)
o
= 1.0485 179.14 pu
IC I B o
= = (1.0484+0.01561 j)= 1.0485 0.86 pu
I Bf IB I b20 kV o
= x = 1.0485 179.14 x 2887 = 3.027
179.14 o kA
I Cf IC I b20 kV o o
= x = 1.0485 0.86 x 2887 = 3.027 0.86
kA
233
E
I a1 Z 2Tot Peny x Z0 Tot Peny
= Z 1 Tot Peny +( )
Z 2 Tot Peny + Z 0 Tot Peny
1
( 0.0123+0.8258 j ) x ( 375.0072+0.8246 j )
= ( 0.0126+0.8258 j ) +{
( 0.0123+ 0.8258 j ) + ( 375.0072+ 0.8246 j )
}
1
( 0.82589<81.1466 o ) x ( 375.0081<0.12599o )
= ( 0.0126+0.8258 j ) +{ }
( 375.02313< 0.25215o )
1
(309.7154< 81.2726o )
= ( 0.0126+0.8258 j ) +( )
( 375.02313<0.25215 o )
1
= ( 0.0126+0.8258 j ) + ( 0.8258< 81.02o )
1
= ( 0.005816+ 0.036173 j ) + ( 0.12890+0.81568 j )
1
= 0.1415+ 1.64148 j
1
= 1.64757< 85.07313o
o
= 0.60695<85.073 pu = 0.5213-0.60471 j pu
234
Z 0 Tot Peny
I a2 I a 1
= x Z 2 Tot Peny + Z 0 Tot Peny
( 375.0072+0.8246 j )
= (0.5213-0.60471 j pu) x ( 0.0123+ 0.8258 j ) + ( 375.0072+ 0.8246 j )
o ( 375.00811 0.12599o )
= (0.60695<85.073 ) x (375.02313 0.25215o )
o
= (0.60695<85.073 ) x (0,9995 0.1261o )
o
= 0.60664<85.19 pu
Z 2 Tot Peny
I a0 I a 1
= x Z 2 Tot Peny + Z 0 Tot Peny
( 0.0123+0.8258 j )
=
( 0.60695<85.073 o ) x
( 0.0123+ 0.8258 j ) + ( 375.0072+ 0.8246 j )
o
( 0.82589< 89.1466 )
= ( 0.60695<85.073 ) x (375.02313 0.25215o )
o o
= ( 0.60695<85.073 ) x (0.0022 88.894 )
o
= 0.00133 173.96 pu
IA I a0 I a1 I a2
= + + =0
2
IB I a0 a I a2
= + a Ia 1 +
o o
= (0.00133 173.96 )+ ( 0.60695<145.073 )+(
o
0.60664<38.41
235
j)
= (- 0.0236 + 0.72454 j) pu
o o
= (0.00133 173.96 )+ ( 0.60695<25.073 ) + (
0.60664<155.19 o
(0.55065+0.25455 j)
= (0.0022+ 0.5119 j ) pu
o
= 0.5119< 90.24 pu
I Bf IB I b20 kV
= x = (0.7249 < 91.865)x 2887 = 2.092 91.865 kA
I Cf IC I b20 kV o
1.477<90.24 o
= x = (0.5119< 90.24 ) x 2887= kA
I a2 I a1 I a0 IB IC
= = = =0
236
E
I a1
= Z 1 Tot Peny + Z 2Tot Peny +Z 0 Tot Peny
1< 0o
= ( 0.0126+0.8258 j ) + ( 0.0123+0.8258 j ) + ( 375.0072+0.8246 j )
1<0o
= ( 375.0321+2.4762 j )
1< 0o
= 375< 0.3783o
o
= 0.0026<0.3783 pu
IA I a0 I a1 I a2 I a1 o
= + + =3 = 0.0078< 0.3783
pu
o
= 22.51 0.3783 A
Dengan cara yang sama maka didapatkan besar arus hubung singkat pada
Penyulang
237
Penyulang
dan arus keluar pada daerah yang diproteksi. Relai ini mendeteksi
gangguan dengan cepat dan tidak dipengaruhi oleh beban lebih atau
memonitoring arus yang masuk pada sisi primer Transformator dan arus
pemilihan ratio tap ACT diperlukan karena tegangan sisi primer berbeda
(2.58) hingga ( 2.65). Berikut ini adalah perhitungan pemilihan ratio Tap
S : 60 MVA
V : 150/20 kV
Vektor : YNyn0(d)
60 x 103
Arus nominal sisi primer : Inp = 150 x 3 = 230.94 A
3
60 x 10
Arus nominal sisi sekunder : Inp = 20 x 3 = 1732.05 A
238
Sehingga besar untuk setiap rating CT pada sisi primer dan sekunder
adalah :
5
Arus yang mengalir pada relai : Irp = 400 x 254.034 = 3.175 A
5
Arus yang mengalir pada relai : Irp = 2000 x 952.628 = 2.3815
Sedangkan arus yang mengalir pada sisi sekunder dari CT baik yang
IsCTp = 5 A IsCTs = 5 A
perbedaan angka jam sebesar 180 dari angka jam Transformator 4 sendiri,
I sCTp 5
TAPACTp = I ACTsp = 3.175 = 1.575 A
239
I sCTp 5
TAPACTs = I ACTsp = 2.3815 = 2.099 A
sebesar 10%, kesalahan tap ACT 4%, arus eksitasi 1%, dan faktor
Gangguan Internal
Apabila gangguan berasal dari dalam zona diferensial dan dari
kerja relai diferensial diberikan 3.58 pu (arus hubung singkat 2 fasa pada
I(pu) = 3.58 pu
sebesar :
I ggn 10364
ICT20 = ratioCT x TAPACTs = 2000 /5 x 2.099 =
54.385 A
240
I ggn 1377.94
ICT150 = ratioCT x TAPACTp = 400 /5 x 1.575 =
27.128 A
(lebih besar dari nilai setting) atau masuk di daerah karakteristik kerja relai
Relai diferensial akan bekerja jika nilai Iop > Iset. Dari gambar 4.49
di atas besar Iop adalah 24.45 A dan lebih besar dari Iset yaitu 1.5 A. Oleh
karena nilai Iop dipengaruhi oleh letak gangguan sehingga makin besar
arus gangguan maka nilai Iop akan semakin besar pula. Tidak seperti I op,
nilai Iset dipengaruhi oleh besar nilai slope dan arus nominal relai.
REF bekerja menangani gangguan hubung singkat fasa tanah pada belitan
Transformator dan dipasang pada sisi netral Transformator. Pada kasus ini,
hingga ( 2.74)
Data Relai :
Merk : TOSHIBA GRT 101D-30
Arus nominal : 5A
Jenis karakteristik : High impedance
Burden relai : VA = 1
Data CT :
Jumlah core CT :n=1
Arus magnetisasi : Imag = 0.030 A
Tahanan dalam CT :
- Sisi netral : RCTN = 0.3
- Sisi fasa :R = 0.4
- Aux CT =1
Tahanan dalam CT :
- CT fasa dengan relai = 0.32
- CT netral dengan relai = 0.32
- Ihs(150) = 8513 A
Setting Tegangan Kerja :
Tegangan jepit pada relai dari sisi CT Netral adalah :
I hs
VrN = (RCTN + (2 x RLN)) x CT N (150)
8513
VrN = (0.3 + (2 x 0.32)) x 400/ 5
8513
VrN = (0.3 + 0.64) x 80
8513
Vr = (0.3 + (2 x 0.32)) x 200 /5
8513
Vr = (0.3 + 0.64) x 40
Vr = 200 volt
Untuk mengetahui nilai tegangan lutut yang dipakai dalam perhitungan s
nominal relai.
Iset = 0.1 x INr
Iset = 0.1 x 5
Iset = 0.5 A
Untuk arus kerja minimum relai juga dipengaruhi oleh jumlah inti
CT (n) d :
Iop = (Iset + n x Imag)
Iop = (0.5 + 1 x 0.030)
Iop = 0.530 A
Sehingga, dari arus kerja di atas data diketahui bahwa sensitifitas
Untuk setting stabilitas resistor (Rs) atau tahanan muka yang diberikan
adalah :
243
1 VA
Rs = Iset (Vset Iset )
1
Rs = 0.5 (300 0.51 )
Rs = 596
Data Relai :
Merk : GEC Alshtom
Arus nominal : 5A
Jenis karakteristik : High impedance
Burden relai : VA = 1
Data CT :
Jumlah core CT :n=1
Arus magnetisasi : Imag = 0.030 A
Tahanan dalam CT :
- Sisi netral : RCTN = 0.3
- Sisi fasa :R = 0.4
- Aux CT =1
Tahanan dalam CT :
- CT fasa dengan relai = 0.32
- CT netral dengan relai = 0.32
- Ihs(20) = 23.095 A
Setting Tegangan Kerja :
Tegangan jepit pada relai dari sisi CT Netral adalah :
I hs
VrN = (RCTN + (2 x RLN)) x CT N (20)
23.095
VrN = (0.3 + (2 x 0.32)) x 50/5
23.095
VrN = (0.3 + 0.64) x 10
I hs
VrN = (RCT20 + (2 x RL )) x CT (20)
23.095
Vr = (0.3 + (2 x 0.32)) x 2000 /5
23.0953
Vr = (0.3 + 0.64) x 400
Vr = 0.054 volt
Untuk mengetahui nilai tegangan lutut yang dipakai dalam
nominal relai.
Iset = 0.1 x INr
Iset = 0.1 x 5
Iset = 0.5 A
Untuk arus kerja minimum relai juga dipengaruhi oleh jumlah inti CT (n)
minimum menjadi :
Iop = (Iset + n x Imag)
Iop = (0.5 + 1 x 0.030)
Iop = 0.530 A
Sehingga, dari arus kerja di atas data diketahui bahwa sensitifitas
Untuk setting stabilitas resistor (Rs) atau tahanan muka yang diberikan
adalah :
1 VA
Rs = Iset (Vset Iset )
1
Rs = 0.5 (3 0.51 )
Rs = 2
sekunder untuk REF sisi primer. Sedangkan untuk REF sisi sekunder
Transformator.
proteksi dari tegangan tinggi ini digunakan tahanan non linier (varistor).
menurun makin kecil bila terkena tegangan yang tinggi. Relai REF juga
Untuk besarnya tap pada CT yang terpasang pada sisi primer adalah :
OCR bekerja apabila terjadia arus yang melebihi ssettingnya. Relai ini
bekerja untuk melindungi peralatan listrik lainnya apabila terjadiarus lebih akibat
singkat di jaringan maupun instalasi listrik. Gangguam hubung singkat yang dapat
dideteksi oleh relai OCR adalah gangguan hubung singkat yang terjadi antar fasa
yaitu dua fasa atau tiga fasa. Perhitungan setting Relai OCR didasarkan pada
Merek : GEC
Type : MCGG 62
CT Penyulang 20 kV : 400/5 = 80 A
Setting Arus
Ip = 1.2 x In
Ip = 1.2 x 400 = 480 A
Ip
Is = CTp 20
480
Is = 80 =6A
Is 6
IR = INr = 5 = 1.2 A
0.02
2953
Td =
( 480 )1
x 0.4 = 0.1057 SI
0.14
T = 0.4 detik
Setting Arus Moment
Iset = 0.8 x 0.5 x Ihs p-p
Iset = 0.8 x 0.5 x 2953
Iset = 1181.2 A
Sehingga besar arus yang dipilih untuk setting arus moment : 1180 A
Setting Waktu Moment
Untuk waktu arus moment (I>>) adalah instan atauu tanpa tunda
didapatkan adalah 480 A, atau arus setting relai 1.2 A, sehingga jika terjadi
jika arus gangguan yang datang melebihi dari 1180 A, maka yang bekerja
Merek : GEC
Type : MCGG 62
CT 20 kV : 2000/5 = 400 A
Setting Arus
Ip = 1.2 x In
Ip = 1.2 x 1732 = 2078.4 A
Ip
Is = CT 20
2078.4
Is = 400 = 5.196A
Is 5.196 A
IR = INr = 5 = 1.0392 A
5985 0.02
td =
( 1100 ) 1
x 0.8 = 0.1957 SI
0.14
0.14
0.02
5925
T=
( 1100 ) 1 x 0.1957
T = 0.76 detik
Setting Arus Moment
Ip = 4 x In
Ip = 4 x 1732 = 6928 A
Ip 6928
IR mom = Iset = 2000 = 3.464 A
Sehingga besar arus yang dipilih untuk setting arus moment : 3.5 A
Iset m = IR mom x Iset
249
2000 A, atau arus setting relai 5 A, sehingga jika terjadi arus gangguan
untuk membuka dalam waktu 0.79 detik. Sedangkan jika arus gangguan
yang datang melebihi dari 7000 A, maka yang bekerja adalah setting
0.4 detik.
Merek : GEC
Type : MCGG 62
CT 150 kV : 400/5 = 80 A
Setting Arus
Ip = 1.2 x In
Ip = 1.2 x 230.9 = 277.08 A
Ip
Is = CT 150
277.08
Is = 80 = 3.462 A
Is 3.462
IR = INr = 5 = 0.69240 A
10364 0.02
td =
( 140 ) 1
x 1.2 = 0.77 SI
0.14
0.14
0.02
10364
T=
( 140 ) 1 x 0.75
T = 1.2 detik
K = 1.183
Sehingga dipilih nilai untuk K = 1.2
150
Ismom=
Xt x CT 150 x K
115.4
Ismom= x 1.2
0.1235 x 40
Ismom=28.032 A
251
Is mom 28.032
Ir mom= = =5.606 A
INr 5
=8 x 3.462 x 80
=2215.7 A
arus setting yang didapatkan adalah 280 A, atau arus setting relai 3.5 A,
sehingga jika terjadi arus gangguan yang melebihi settingan tersebut maka
Sedangkan jika arus gangguan yang datang melebihi dari 2215 A atau 8
kali dari arus setting sebelumnya, maka yang bekerja adalah setting
waktu (instan). Nilai arus tersebut adalah nilai arus menggunakan referensi
Sedangkan GFR yang dipasang di sisi 150 kV adalah relai yang berfungsi
dan relai diferensial jika relai gagal bekerja dan gangguan belum teratasi.
hingga ( 2.98)
Merek : GEC
Type : MCGG 62
CT 150 kV : 400/5 = 80 A
Setting Arus
Ip = 0.5 x In
Ip = 0.5 x 230.9 = 115.45 A
Ip
Is = ICTN
115.45
Is = 80 = 1.4 A
Is 1.4
IR = INr = 5 = 0.28 A
0.02
Ihsp p
td =
( Iset ) 1
x tset
0.14
8513 0.02
td =
( 60 ) 1
x 1.5 = 1.116 SI
0.14
0.14
0.02
8513
T=
( 60 ) 1 x 1.116
T = 1.5 detik
Berdasarkan perhitungan di atas, arus setting yang didapatkan adalah 60 A,
atau arus setting relai 0.72A, sehingga jika terjadi arus gangguan fasa
Merek : GEC
Type : MCGG 62
254
CT nNGR : 50/5
Setting Arus
Ip = 0.4 x InNGR
Ip = 0.4 x 23.094 = 9.2376 A
Ip
Is = CT nNGR
9.2376
Is = 10 = 0.92376 A
Iset = Is x CT NGR
Iset = 0.92376 x 10 = 9.2376 A
23.09
td =
( 9.2376 )
1
x 8 = 0.1 Sdetik
120
120
23.09 0.02
T=
( 9.2376) 1 x 0.1
T = 8 detik
Untuk setting T2 yang disetting untuk trip di sisi primer dapat
adalah 60 A, atau arus setting relai 0.72A, sehingga jika terjadi arus
255
gangguan fasa tanah yang melebihi settingan tersebut maka relai akan
Pada tabel di atas dapat dilihat setting relai hasil perhitungan dan
hasil setting PLN dimana tidak terjadi perbedaan yang signifikan antara
256
setting PLN dengan hasil perhitungan. Pada relai OCR, GFR, dan SBEF
Tabel 4.44 Perbandingan Setting PLN dan Perhitungan Pada Relai Transformator
Pada tabel di atas dapat dilihat setting relai hasil perhitungan dan
hasil setting PLN tidak terjadi perbedaan yang signifikan antara setting
PLN dengan hasil perhitungan. Pada relai OCR, GFR, dan SBEF tidak
terjadi perbedaan, kecuali pada time dial. Untuk OCR Penyulang, pada
257
hasil perhitungan didapatkan arus setting sebesar 480 A baik sebelum dan
ini :
masuk dan arus keluar pada daerah yang diproteksi. Relai ini
memonitoring arus yang masuk pada sisi primer Transformator dan arus
S : 60 MVA
V : 150/20 kV
Vektor : YNyn0(d)
60 x 103
Arus nominal sisi primer : Inp = 150 x 3 = 230.94 A
3
60 x 10
Arus nominal sisi sekunder : Inp = 20 x 3 = 1732.05 A
sekunder adalah :
5
Arus yang mengalir pada relai : Irp = 400 x 254.034 = 3.175 A
5
Arus yang mengalir pada relai : Irp = 2000 x 952.628 = 2.3815
A
259
Sedangkan arus yang mengalir pada sisi sekunder dari CT baik yang
IsCTp = 5 A IsCTs = 5 A
angka jam sebesar 180 dari angka jam Transformator 4 sendiri, maka tap
I sCTp 5
TAPACTp = I ACTsp = 3.175 = 1.575 A
I sCTp 5
TAPACTs = I ACTsp = 2.3815 = 2.099 A
kesalahan tap ACT 4%, arus eksitasi 1%, dan faktor keamanan 5%. Maka
Gangguan Internal
Apabila gangguan berasal dari dalam zona diferensial dan dari setting
gangguan F3).
I(pu) = 4.14 pu
I ggn 11964
ICT20 = ratioCT x TAPACTs = 2000 /5 x 2.099 =
62.781 A
I ggn 1593.486
ICT150 = ratioCT x TAPACTp = 400/5 x 1.575 =
31.371 A
(lebih besar dari nilai setting) atau masuk di daerah karakteristik kerja
Relai diferensial akan bekerja jika nilai I op > Iset. Dari gambar
4.49 di atas besar Iop adalah 28.25 A dan lebih besar dari Iset yaitu 1.5 A.
trip karena nilai Iop dipengaruhi oleh letak gangguan sehingga makin
261
besar arus gangguan maka nilai Iop akan semakin besar pula. Tidak seperti
Iop, nilai Iset dipengaruhi oleh besar nilai slope dan arus nominal relai.
dari gangguan kumparan yang tidak bisa diproteksi oleh OCR ataupun
Data Relai :
Merk : ABB RET 670
Arus nominal : 5A
Jenis karakteristik : High impedance
Burden relai : VA = 1
Data CT :
Jumlah core CT :n=1
Arus magnetisasi : Imag = 0.030 A
Tahanan dalam CT :
- Sisi netral : RCTN = 0.3
262
- Ihs(150) = 7993.2 A
Setting Tegangan Kerja :
Tegangan jepit pada relai dari sisi CT Netral adalah :
7993.2
VrN = (RCTN + (2 x RLN)) x CT N (150)
7993.2
VrN = (0.3 + (2 x 0.32)) x 400/5
7993.2
VrN = (0.3 + 0.64) x 80
7993.2
Vr = (0.3 + (2 x 0.32)) x 400/ 5
7993.2
Vr = (0.3 + 0.64) x 80
Vr = 93.92 volt
Untuk mengetahui nilai tegangan lutut yang dipakai dalam
Setting harus sensitif dalam mendeteksi gangguan. Dimana INr adalah arus
nominal relai.
Iset = 0.1 x INr
Iset = 0.1 x 5
Iset = 0.5 A
Untuk arus kerja minimum relai juga dipengaruhi oleh jumlah inti
CT (n) dan arus magnetisasi CT (Imag) itu sendiri, sehingga arus operasi
minimum menjadi :
Iop = (Iset + n x Imag)
Iop = (0.5 + 1 x 0.030)
Iop = 0.530 A
Sehingga, dari arus kerja di atas data diketahui bahwa sensitifitas
Untuk setting stabilitas resistor (Rs) atau tahanan muka yang diberikan
adalah :
1 VA
Rs = Iset (Vset Iset )
1
Rs = 0.5 (150 0.51 )
Rs = 296
Data Relai :
Merk : ABB RET 670
Arus nominal : 5A
Jenis karakteristik : High impedance
Burden relai : VA = 1
Data CT :
Jumlah core CT :n=1
Arus magnetisasi : Imag = 0.030 A
Tahanan dalam CT :
- Sisi netral : RCTN = 0.3
- Sisi fasa :R = 0.4
- Aux CT =1
264
Tahanan dalam CT :
- CT fasa dengan relai = 0.32
- CT netral dengan relai = 0.32
- Ihs(20) = 23.094 A
Setting Tegangan Kerja :
Tegangan jepit pada relai dari sisi CT Netral adalah :
23.094
VrN = (RCTN + (2 x RLN)) x CT N (20)
23.094
VrN = (0.3 + (2 x 0.32)) x 50/ 5
23.094
VrN = (0.3 + 0.64) x 10
23.094
Vr = (0.3 + (2 x 0.32)) x 2000 /5
23.094
Vr = (0.3 + 0.64) x 400
Vr = 0.0542 volt
Untuk mengetahui nilai tegangan lutut yang dipakai dalam perhitungan
setting, dipilih nilai Vr yang paling besar, sehingga nilai tegangan lutut
nominal relai.
265
CT (n) dan arus magnetisasi CT (Imag) itu sendiri, sehingga arus operasi
minimum menjadi :
Iop = (Iset + n x Imag)
Iop = (0.5 + 1 x 0.030)
Iop = 0.530 A
Sehingga, dari arus kerja di atas data diketahui bahwa sensitifitas
Untuk setting stabilitas resistor (Rs) atau tahanan muka yang diberikan
adalah :
1 VA
Rs = Iset (Vset Iset )
1
Rs = 0.5 (3 0.51 ) =2
netral Transformator.
proteksi dari tegangan tinggi ini digunakan tahanan non linier (varistor).
menurun makin kecil bila terkena tegangan yang tinggi. Relai REF juga
Untuk besarnya tap pada CT yang terpasang pada sisi primer adalah :
listrik. Gangguan hubung singkat yang dapat dideteksi oleh relai OCR
adalah gangguan hubung singkat yang terjadi antar fasa yaitu dua fasa
atau tiga fasa. Setting Relai OCR didasarkan pada persamaan (2.75)
hingga (2.87).
Merek : GEC
Type : MCGG 62
CT Penyulang 20 kV : 400/5 = 80 A
267
Setting Arus
Ip = 1.2 x In
Ip = 1.2 x 400 = 480 A
Ip
Is = CTp 20
480
Is = 80 =6A
Is 6
IR = INr = 5 = 1.2 A
3665 0.02
Td =
( 480 ) 1
x 0.4 = 0.119 SI
0.14
T = 0.4 detik
Setting Arus Moment
Iset = 0.8 x 0.5 x Ihs p-p
Iset = 0.8 x 0.5 x 3665
Iset = 1466 A
Sehingga besar arus yang dipilih untuk setting arus moment : 1460 A
Untuk waktu arus moment (I>>) adalah instan atauu tanpa tunda
didapatkan adalah 480 A, atau arus setting relai 1.2 A, sehingga jika terjadi
jika arus gangguan yang datang melebihi dari 1460 A, maka yang bekerja
Merek : ABB
CT 20 kV : 2000/5 = 400 A
Setting Arus
Ip = 1.2 x In
Ip = 1.2 x 1732 = 2078.4 A
Ip
Is = CT 20
2078.4
Is = 400 = 5.196 A
Is 5.196
IR = INr = 5 = 1.0392 A
0.02
Ihsp p
td =
( Iset ) 1
x tset
0.14
10362 0.02
td =
( 2000 ) 1
x 0.8 = 0.1911 SI
0.14
0.14
0.02
10362
T=
( 2000 ) 1 x 0.1911
T = 0.79 detik
Sehingga besar arus yang dipilih untuk setting arus moment : 3.3 A
Iset m = IR mom x Iset
Iset m = 3.3 x 2080 = 6864 A
Setting Waktu Moment
Untuk waktu arus moment (I>>) yang ditetapkan P3B adalah 0.4 sec.
A, atau arus setting relai 1 A, sehingga jika terjadi arus gangguan yang
membuka dalam waktu 0.8 detik. Sedangkan jika arus gangguan yang
datang melebihi dari 6864 A, maka yang bekerja adalah setting momen
detik.
Merek : ABB
CT 150 kV : 200/5 = 40 A
Setting Arus
Ip = 1.2 x In
Ip = 1.2 x 230.9 = 277.08 A
Ip
Is = CT 150
277.08
Is = 40 = 6.927 A
Is 6.9
IR = INr = 5 = 1.3854 A
0.14
9093 0.02
T=
( 280 ) 1 x 0.61
T = 1.2 detik
Setting Arus Moment
271
K = 1.183
Sehingga dipilih nilai untuk K = 1.2
150
Ismom=
Xt x CT 150 x K
230.9
Ismom= x 1.2
0.1232 x 40
Is mom=56.2 A
Is mom 56.2
Ir mom= = =11.2 A
INr 5
=7.8 x 6.9 x 40
=2152.8
arus setting yang didapatkan adalah 280 A, atau arus setting relai 1.4 A,
sehingga jika terjadi arus gangguan yang melebihi settingan tersebut maka
Sedangkan jika arus gangguan yang datang melebihi dari 2152 A atau 7.6
kali dari arus setting sebelumnya, maka yang bekerja adalah setting
waktu (instan). Nilai arus tersebut adalah nilai arus menggunakan referensi
Sedangkan GFR yang dipasang di sisi 150 kV adalah relai yang berfungsi
dipasang sebagai back up dari relai OCR dan SBEF/GFR di sisi 20 kV dan
relai diferensial jika relai gagal bekerja dan gangguan belum teratasi.
CT 150 kV : 400/5 = 80 A
Setting Arus
Ip = 0.5 x In
273
115.45
Is = 80 = 1.4 A
Is 1.4
IR = INr = 5 = 0.28 A
8513 0.02
td =
( 60 ) 1
x 1.5 = 1.116 SI
0.14
0.14
8513 0.02
T=
( 60 ) 1 x 1.116
T = 1.5 detik
Berdasarkan perhitungan di atas, arus setting yang didapatkan adalah 60 A,
atau arus setting relai 0.72A, sehingga jika terjadi arus gangguan fasa
Prinsip kerja relai ini hampir sama dengan relai arus lebih seperti yang
digunakan pada gangguan hubung singkat antar fasa, tetapi berbeda rangkaiannya
274
bila terjadi ketidakseimbangan arus atau terjadi gangguan hung singkat ke tanah,
maka akan timbul arus urutan nol pada pentanahan Transformator sehingga relai
di netral akan bekerja. Sesuai SPLN 52-3 1987 bahwa untuk pentanahan Pola I
yaitu pentanahan tinggi 500 untuk menangani gangguan hubung singkat 1 fasa
Merek : Micom
Type : P127
Setting Arus
Nilai ini untuk mengantisipasi jika penghantar tersentuh pohon, dimana
Ihsp n 0.02
Td =
( Iset ) 1
x tset
0.14
275
0.02
22.586
Td =
( 1.806 )1
x 0.3 = 0.11
0.14
0.14
22.586 0.02
T=
( 1.806 ) 1 x 0.11
T = 0.3 detik
Merek : ABB
CT nNGR : 25/1
Setting Arus
Ip = 0.4 x InNGR
Ip = 0.4 x 23.094 = 9.2376 A
Ip
Is = CT nNGR
9.2376
Is = 25 = 0.3695 A
Iset = Is x CT NGR
Iset = 0.3695 x 25 = 9.2376 A
23.094
td =
( 9.2376) 1
x 8 = 0.1 detik
120
120
23.094
T=
( )
9.2376
1 x 0.1
T = 8 detik
Untuk setting T2 yang disetting untuk trip di sisi primer dapat
adalah 9.23 A, atau arus setting relai 0.37 A, sehingga jika terjadi arus
gangguan fasa tanah yang melebihi settingan tersebut maka relai akan
Berikut ini akan dibahas antara setting relai proteksi PLN dan
Tabel 4.46 Perbandingan Antara Setting Relai Proteksi PLN dan Perhitungan pada
Transformator 6
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa setting relai proteksi Transformator
6 untuk relai Diferensial dan relai REF sama dengan setting relai dari PLN,
namun untuk setting relai OCR terdapat sedikit perbedaan dengan setting PLN.
Hal ini terlihat dari arus setting relai OCR primer PLN sebesar 276 A dan hasil
278
perhitungan sebesar 280 A, time dial perhitungan sebesar 0.617 SI dan setting
PLN sebesar 0.28 SI. Untuk Setting OCR sekunder perhitungan sebesar 2080 A
sedangkan setting PLN sebesar 2078 A. Untuk time dial perhitungan didapatkan
waktu 0.1911 detik, sedangkan setting PLN sebesar 0.0165 detik. Pada setting
tiga PMT, yaitu PMT sisi 150 kV, PMT sisi incoming 20 kV, and PMT
sisi penyulang 20 kV. Setiap relai memiliki perintah yang berbeda dalam
melokalisir gangguan, yaitu memilih PMT mana yang paling tepat untuk
Kesalahan trip atau PMT trip diwaktu yang tidak tepat dapat
penyulang saat incoming trip besar, maka dapat berakibat pada kerusakan
ikut padam. Oleh sebab itu mengatur posisi tripping untuk setiap relai
sangatlah penting.
279
150 kV 20 kV
CT penyPMT
3 6 4 2
86
dijelaskan bahwa :
gagal trip, maka relai OCR/GFR sisi incoming akan memerintahkan PMT
20 kV sisi incoming untuk trip. Selain itu juga terjadi gangguan di bus 20
merupakan Lock Out Relay atau relai pengunci untuk mengetripkan PMT
dideteksi oleh relai diferensial, maka relai REF sisi sekunder akan
mentripkan PMT 150 kV sisi primer dan PMT incoming sisi 20 kV.
6. Jika terjadi gangguan fasa tanah yang terjadi diantara CT sisi primer
dideteksi oleh relai diferensial, maka relai REF sisi primer akan
281
yang sama.
4.17.2 Simulasi
perhitungan dan analisa yang dibuat sudah benar, maka dibuat simulasi
Gambar 4.62 Koordinasi OCR P51, OCR S51, dan OCR Penyulang
singkatnya 13.315 kA. Relai yang bekerja pertamakali untuk melokalisir daerah
yang terganggua adalah relai OCR Penyulang 20 kV, pada kurva ditunjukkan oleh
Relai OCR Penyulang P-50 dengan waktu kerja relai 0 detik, karena arus hubung
singkatmya melebihi setting arus momen (I>>) maka pada waktu 0 detik tersebut
OCR Penyulang bekerja secara instant. Setelah itu, OCR Penyulang P-51 bekerja
dengan waktu 0.249 detik. Apabila OCR Penyulang gagal trip, maka relai yang
tunda 0.4 detik, lalu OCR sekunder P-51 bekerja dengan watu 0.703 detik.
Apabila OCR Sekunder 20 kV juga gagal trip, maka dalam waktu 15.9 detik Relai