BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gardu Induk (GI ) adalah salah satu komponen yang penting dalam
distribusi.
tegangan menengah..
double busbar. Gardu induk dengan double busbar adalah gardu induk
yang mempunyai dua busbar . Sistem double busbar jauh lebih handal
karena system double busbar mendapat suplai dari busbar (line) yang
8
berbeda. Sistem ini sangat umum dan hampir semua gardu induk
sistem) (PLN,2009). 7
line, dan bay couple. Bay line adalah bay yang menghubungkan istem
transmisi dari satu gardu induk ke gardu induk yang lainnya. Bay
bay couple adalah bay yang menghubungkan antara rel I dan rel II yang
Rel I
Rel II
PMS Rel
PMT KOPPEL
PMS PHT
CT CT CT
PT
LA
PMS Line PT PT
LA LA
TRANSFORMATOR
REL TRANSMISI
GARDU INDUK LAIN
BEBAN PENYULANG
2.2 Transformator
9
(Fadil,2005).
sekunder 20 kV.
10
sekunder. Gandengan magnet ini berupa inti besi tempat melakukan fluks
pengukuran arus yang besarnya ratusan amper dari arus yang mengalir
ampere.
biasanya 0.05 s/d 1.2 kali arus yang diukur, sedang transformator arus
untuk proteksi harus mampu bekerja lebih dari 10 kali arus pengenalnya.
open circuit adalah proses yang bertahap pada material inti. Transisi ini
yang melampaui titik tersebut. Transisi ini disebut dengan tegangan knee-
arus (CT). Hal ini berarti kenaikan tegangan sebesar 10% pada sisi CT
transformator arus (CT) sudah tidak linier lagi setelah melewati knee-point
tegangan system yang lebih tinggi ke suatu tegangan system yang lebih
E1 E2
N1 N2
E1 N 1
= =a
E2 N 2
(2.1)
Dimana :
alat ukur, relai dan peralatan indikasi yangt konsumsi dayanya kecil.
2. Memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.
3. Salah satu ujung terminal tegangan tingginya selalu ditanahkan.
(PLN, 2010) :
puncak di Indonesia secara umum sangat tajam. Bila ditinjau dari segi
didasarkan pada beban puncak maka dari segi ekonomi kurang efisien
disekitar tidak melebihi suhu sekitar yang diijinkan dan lama waktu
dimana daya input adalah daya yang output transformator ditambah rugi-
16
DayaOutput (watt)
% Effisiensi = Daya Output ( watt ) +rugi(watt ) x 100%
(2.2)
jika dibebani dengan beban yang mempunyai rugi-rugi inti sama dengan
berputar, sehingga effisiensi berada pada kisaran 96% - 99%. Rugi-rugi ini
disebabkan oleh :
Rugi konstan, hal ini disebabkan oleh rugi besi atau rugi inti yang
tergantung pada bahan inti dan sirkuit magnetic pada alur flux.
ini :
17
dikarenakan nilai rugi inti sama dengan rugi tembaga. Selain itu sesuai
mengurus atau mengelola. Banyak definisi yang telah diberikan para ahli
lebih optimal baik dari segi ekonomis, teknis, non teknis. Pengaturan
beban dari segi ekonomis yaitu perhitungan biaya- biaya yang dikeluarkan
19
untuk daya yang hilang selama masa pakai transformator. Dari teknis yaitu
transformator agar seimbang yaitu agar tidak ada salah transformator yang
pada suatu gardu induk maka telah dibuat sebuah kesepakatan yang
mencapai 80% untuk sistem Jawa Bali dan 70% untuk sistem Indonesia
pada pelat pengenal. Nilai pengenal ini besarnya sedemikian rupa, hingga
oleh SPLN 8-2 : 1991 , dengan asumsi bahwa tegangan yang diberikan
minyak yang memenuhi standar ini, dapat dibebani lebih dan pedoman
untuk beban lebih diberikan oleh SPLN 17 A tentang Loading Guide for
daya pengenal transformator itu sendiri dalam kurun waktu tertentu. Telah
21
S=VxI (2.3)
S = 3 x V x I (2.4)
menggunakan rumus :
(2.5)
Tabel 2.1 Acceptable Load Faktor for Continuos Duty K24 at Different
Ambient Temperatures
untuk transformator dengan pendingin udara maka suhu udara tidak boleh
Selain itu suhu udaranya tidak melebihi 40C dan lebih rendah dari dari
Indonesia, suhu rata-rata harian tidak melebihi 30C tetapi suhu rata-rata
tahunan, bila dihitung dari suhu rata-rata bulanan (antara 24C sampai
dengan kata lain akan mengalami umur yang lebih pendek dari
pusat beban yang terdiri dari perumahan, beban puncak malam biasanya
beban yang terdiri dari industri, beban puncak siang hari jauh lebih tinggi
pembebanan harian dimana parameter suhu sekitar diambil 24C dan 27C
hujan dan musim kemarau. Di Kota Malang sendiri, suhu rata-rata harian
mencapai 25.1 C.
atau beberapa hal yang harus dipertimbangkan agar tidak menambah susut
transformator tersebut.
SPLN 17 : 1979.
Catatan : dalam tugas siklis normal nilai k2 tidak lebih dari 1.5. nilai k2
yang lebih dari 1.5 terlukis dengan garis putus-putus, dipakai untuk tugas
oleh adanya fluktuasi konsumsi energi elektrik yang cukup besar. Hal ini
pada sektor industri fluktuasi konsumsi energi sepanjang hari hampir sama
Berdasarkan jenis konsumen energi listrik, secara garis besar, ragam beban
kipas angin, penyejuk udara dan alat-alat listrik lainya yang diperlukan
naik di siang hari untuk beban perkantoran dan pertokoan dan menurun
di waktu sore.
3. Beban industri dibedakan dalam skala kecil dan skala besar. Untuk
yang paling prinsip dari empat jenis beban diatas, selain dari daya yang
beban rumah tangga akan lebih dominan pada pagi dan malam hari,
sedangkan pada beban komersil lebih dominan pada siang dan sore hari.
Pemakaian daya pada industri akan lebih merata, karena banyak industri
yang bekerja siang-malam. Maka dilihat dari sini, jelas pemakaian daya
tersedia dan suatu gardu. Karakteristik beban listrik suatu gardu sangat
tergantung pada jenis beban yang dilayaninya. Hal ini akan terlihat dan
hasil pencatatan kurva beban suatu interval waktu. Berikut ini beberapa
beban puncak yang diukur dalam suatu periode tertentu. Beban rata-
ampere, ampere dsb, tetapi satuan keduanya harus sama. Faktor beban
atau tahunan. Beban puncak yang dimaksud disini adalah beban puncak
persamaan berkut :
untuk perkiraan besaran faktor beban di masa yang akan datang dapat
2. Beban Harian
beban penyulang
Daya ( MVA)
nilai rata-rata selama selang waktu tertentu, biasanya 15 atau 30 menit atau
1 jam.
1. Kurva Beban
gardu yang diukur dengan KW, ampere atau KVA sebagai fungsi waktu.
industri beroperasi. Hal seperti itu akan konstan sampai menjelang habis
waktu kerja.
Akan berkurang pada jam 12 siang dan akan naik lagi sampai kira-kira jam
5 sore. Beban untuk penerangan kota akan konstan dari jam 6 sore sampai
jam 6 pagi.Beban rumah tangga akan maksimum pada jam 6 sore sampai
2. Beban Puncak
yakni antara pukul 19.00-20.00 atau bisa disebut dari titik A hingga
antara dua variabel atau lebih. metode regresi dipakai untuk mengukur
yang tegas antara variabel bebas yang sering diberi simbol X dan
variabel tak bebas dengan simbul Y. Pada regresi harus ada variable
yang ditentukan dan variabel yang menentukan atau dengan kata lain
dan sebaliknya.
yang disebut dengan regresi linier sederhana atau sering disebut regresi
Y = a + b (X) (2.7)
Dimana : a = konstanta
B = Koefisien regresi
34
Y b X
a= n (2.8)
nXY X . Y
b= nX ( X )
(2.9)
disebut dengan uji F garis regresi atau lebih terkenal dengan sidik
ragam regresi.
Jika uji F atau uji ragam regresi menunjukkan bahwa Fhit > F(tabel
maka dapat dilakukan dengan uji t atau uji koefisien regresi apabila
uji F signifikan.
Pada uji-uji sebelum ini, seperti uji Ragam Regresi (uji F), uji
sebuah metode bernama model DKL 3.01. Metode ini disusun dengan
industri
c) Prakiraan konsumsi energi untuk pelanggan rumah tangga,
puncak
Tahapan Prakiraan
(2.13)
ERt = Pel.Rt x UKR (2.14)
(Fitrianto K., 2005)
Dengan :
UKRt : Rata rata konsumsi pelanggan pada tahun ke t
ERt : Konsumsi energi rumah tangga total tahun ke t
Pel.Rt : Penambahan pelanggan rumah tangga tahun ke t
2. Sektor Bisnis
a) Pelanggan Bisnis
Secara matematis untuk menentukan prakiraan jumlah pelanggan bisnis
(2.15)
(Fitrianto K., 2005)
Dengan :
Pel . K t1 = Pelanggan bisnis tahun ke t-1
Pel . R t1 = Pelanggan bisnis tahun t-1
RPK = Rasio Pelanggan Komersil
b) Konsumsi Energi Bisnis
Secara matematis sektor bisnis ditentuksn dengan rumus sebagai
berikut :
EK t = [ EK t1 (1 + G t1 )]
(2.16)
EK t1
G t1 = EK t2
38
sebagai berikut :
Pel . Pt = Pel . R t x RPP
(2.17)
Pel . P t1
RPP = Pel . R t1
(2.18)
(Fitrianto K., 2005)
Dengan :
Pel . Pt1 = Pelanggan publik tahun ke t-1
Pel . R t1 = Pelanggan rumah tangga tahun t-1
RPP = Rasio Pelanggan Publik
b) Konsumsi Energi Umum
Secara matematis untuk menentukan prakiraan konsumsi energi sektor
(2.19)
(Fitrianto K., 2005)
Dengan :
EP t = Konsumsi energi publik tahun ke t
EP t1 = Konsumsi energi umum tahun ke t-1
G t = Pertumbuhan PDRB sektor umum tahun ke t
3. Sektor Industri
a) Pelanggan Industri
Secara matematis untuk menentukan prakiraan pelanggan industri
Pel . I t = Pel t1 (1 + G t -1 )
(2.20)
(Fitrianto K., 2005)
Dengan :
Pel . Pt1 = Pelanggan publik tahun ke t-1
Pel . R t1 = Pelanggan rumah tangga tahun t-1
RPP = Rasio Pelanggan Publik
b) Konsumsi Energi Industri
Secara matematis untuk menentukan prakiraan konsumsi energi
(2.21)
(Fitrianto K., 2005)
Dengan :
EI t = Konsumsi energi industri tahun ke t
EI t1 = Konsumsi energi industri tahun ke t-1
el = Elastisitas pelanggan industri
G t = Pertumbuhan PDRB sektor industri tahun ke t
c) Konsumsi Energi Listrik Total
Perhitungan perkiraan kebutuhan energi listrik pada pelanggan sektor
konsumsi energi sektor rumah tangga, bisnis, umum dan sektor industri
(2.22)
(Fitrianto K., 2005)
Dengan :
ETS t = Total konsumsi energi listrik tahun ke t
ERT t = Konsumsi energi sektor rumah tangga tahun ke t
40
sektor rumah tangga, bisnis, umum dan sektor industri dengan rumus
sebagai berikut :
ETS t = ERT t + EK t + EI t + EP t
(2.23)
(Fitrianto K., 2005)
Dengan :
ETS t = Total konsumsi energi listrik tahun ke t
ERT t = Konsumsi energi sektor rumah tangga tahun ke t
EK t = Konsumsi energi sektor bisnis tahun t
EI t = Konsumsi energi sektor industri tahun ke t
EP t = Konsumsi energi sektor publik tahun ke t
2.6 Gangguan Transformator
transformator dan dapat terjadi kapan saja dengan waktu yang tidak dapat
ditentukan.
41
dimulai oleh suatu gangguan kecil dan tidak berarti namun secara lambat
a. Gangguan Internal
1. Terjadinya busur api (arc) yang kecil dan pemanasan local yang
disebabkan oleh :
a) Cara penyambungan konduktor yang tidak baik.
b) Kontak-kontak listrik yang tidak baik.
c) Kerusakan isolasi antara inti baut baut.
2. Gangguan pada sistem pendingin
Pada umumnya banyak transformator menggunakan minysk
sejumlah gas.
3. Arus sirkulasi pada transformator yang bekerja parallel.
b. Gangguan Eksternal
transformator sendiri.
42
beban yang dilayani lebih besar dari 100%, maka transformator tersebut
lebih. Pada beban lebih, besar arus hanya kira-kira 10% di atas nominal
Sedangkan pada arus lebih, besar arus mencapai beberapa kali arus
3. Gelombang surja
transmisi.
adalah istilah istilah yang sudah biasa dipakai. Tetapi, kuantitas tersebut
43
diatas bersam sama dengan ampere dan ohm sering juga dinyatakan
sebagai suatu persentase atau per-unit dari suatu nilai dasar atau referensi
dasar dipilih 120 kV, maka tegangan sebesar 108, 120, dan 126 kV
berturut turut menjadi 0.90, 1.00, 1.05 per unit atau 90, 100, 105 %.
Definisi nilai per unit untuk suatu kuantitas adalah perbandingan nilai
decimal. Perbandingan dalam persentase adalah 100 kali nilai dasar per-
ampere, ohm dan volt yang sebenarnya. Metode per unit mempunyai
sedikit kelebihan dari metode persentase, karena hasil perkalian dari dua
dalam per unit juga, sedangkan hasil kali perkalian dua kuantitas yang
hubungan sedemikian ruoa sehingga pemilihan nilai dasar untuk dua saja
nilai dasar untuk kedua kuantitas yang lainnya. Jika nilai dasar dar arus
dan tegangan sudah dapat dipilih, maka nilai dasar dari impedansi dan
sebesar tegangan dasar jika arus yang mengalirinya sama dengan arus
44
perkalian dari tegangan dasar dari kilovolt dan arus dasar dalam ampere.
dasar kVA 1
Arus dasar = tegangan dasar , kV ln (2.24)
(2.25)
(2.26)
Kadang kadang impedansi per unit untuk suatu komponen dari suatu
system dinyatakan menurut dasar yang berbeda dari dasar yang dipilih
semua impedansi dari bagian manapun dari suatu system harus dinyatakan
dengan dasar impedansi yang sama, maka dalam perhitungannya kita perlu
mempunyai cara untuk dapat mengubah impedansi per unit dari suatu
( impedansi sebenarnya , ) x ( kVA dasar)
Impedansi per unit rangkaian = 2
( tegangan dasar , kV ) x 1000
(2.27)
45
dasar yang diberikan menjadi impedansi per unit menurut suatu dasar yang
(2.28)
dari urutan dapat berbeda dengan impedansi terhadap arus urutan yang
Ea Xt1 Va1
-
+
Vb1
(a)
Rangkaian Pengganti Urutan Positif Komponen Urutan Positif
Xt0
+
Va2 Vb2
-
Vc2
(a) (b)
Rangkaian Pengganti Urutan Negatif Komponen Urutan Negatif
Z2 = Z1 = R1 + j X1/km (2.30)
Ia0
Xt0
Va0
Vb0
Vc0
47
Va0
(a) (b)
Rangkaian Pengganti Urutan Nol Komponen Urutan Nol
karena arus urutan nol selalu sama dalam besar dan fasanya di setiap
titik pada semua fasa system tersebut. Oleh Karena itu, arus urutan nol
tanah pada titik dalam system itu dimana setiap tegangan tertentu
ditetapkan. Karena arus urutan nol dapat mengalir dalam tanah, tanah
tidak harus berpotensial sama pada semua titik. Impedansi tanah dan
bagian yang bertegangan kerja, sebagai akibat dari tidak adanya suatu
[] [ ] [ ]
Ia 111 Ia
Ib = 1aa x Ia
Ic 1aa Ia
(2.35)
[] [ ] [ ]
Va 111 Va
Vb = 1aa x Va
Vc 1aa Va
(2.36)
Dimana :
49
Za a
+
Ea
-
- -
+ Ec Eb +
Zc Zb
Ib
c b
Ib
Ib = 0 (2.37)
Ic = 0 (2.38)
Vb = 0 (2.39)
Ia
50
Ea
Ia = Ia =Ia =
Z 1+ Z 2+ Z 0
(2.40)
Za a
+
Ea
-
- -
+ Ec Eb +
Zc Zb
Ib
c b
Ib
Vb = Vc = 0 (2.41)
Ia = 0 (2.42)
Va = Va = Va
(2.43)
Sehingga,
Ia
51
Ea
Ia = (Z 2. Z 0)
Z 1+
Z 2+Z 1
(2.44)
Za
+
Ea
-
- -
+ Ec Eb +
Zc Zb
Ib
c b
Ib
Vb = Vc (2.45)
Ia = 0 (2.46)
Ib = -Ic (2.47)
Maka,
Va = Va
(2.48)
Ia
52
Sehingga,
Ia = 0
(2.49)
Ia = Ia
(2.50
Ea
Ia =
Z 1+ Z 2
(2.51)
Za
+
Ea
-
- -
+ Ec Eb +
Zc Zb
Ib
c b
Ib
Fasa yang mengalami gangguan adalah fasa a, b dan c, maka untuk arus
urutan nol, urutan positif dan urutan negative adalah :
53
Ia = 0
(2.52)
Ia = 0
(2.54)
Untuk tegangan urutan nol, urutan positif, dan urutan negative adalah :
Va = 0 (2.55)
Va = Vf Ia dengan Zf = 0
(2.56)
Va = 0 (2.57)
REL II
REL II
dan keluar dari transformator arus. Relai Diferensial bekerja dengan fungsi
55
(Fadil, 2005)
arus CT1 dan arus CT2 berturut-turut adalah I1 dan I2 maka keadaan
normal :
56
Ir = I1 - I2 = 0 (A) (2.58)
a1
If = I CT1 - a2 I CT1 (A) (2.61)
Dimana :
Diferensial(A)
Setting slope
pada beban maksimum atau adanya konstribusi arus yang besar akibat
berikut :
sekunder transformator.
4. Pengaruh adanya OLTC (On Load Tap Changer) pada transformator
a. Slope 1 = (25-35)%
b. Slope 2 = (50-80)%
Changer :
a. Slope 1 = (15-20)%
b. Slope 2 = (50-80)%
Arus momen
Setting arus moment / instantaneous trip untuk megamankan
transformator rusak.
59
Atau
Im batas = 0.8 x [0.5 x In transformator x (1/Xt) ] (A) (2.64)
Nilai 0.8 adalah pertimbangan untuk faktor kesalahan relay,
CT dan wiring sebesar 20%. Sedangkan nilai 0.5 adalah nilai arus
gangguan tertinggi yang dapat terjadi, yang dipakai sebagai batas atas
jika terjadi insrush current yang besar atau harmonsa ke-5 (over
fluks). Oleh karena itu nilai settingnya harus dibedakan sesuai dengan
Harmonisa
Pada relai-relai jenis digital biasanya dilengkapi dengan fasilitas
restrain)
2. Relai harus trip bila terjadi gangguan iinternal dan relai harus blok
60
R
khususnya untuk gangguan didekat titik netral yang tidak dapat dirasakan
Tegangan kerja
61
RL2 Vr
RL1
R
CT20
Arus kerja
Setting arus harus sensitif untuk gangguan dipilih. Dimana, In adalah
arus nominal relai. Iset = (0.1-0.3) x In. Arus kerja minimum relai juga
dipengaruhi oleh jumlah inti CT (n) dan arus magnetisasi CT (Imag)
itu sendiri sehingga arus operasi minimum menjadi :
Stabilitas resistor
1 VA
Rs = I set [ Vs - I set ]
(2.74)
arus yang melewatinya dan juga dapat berdasarkan setting waktu yang
ditentukan pengukuran waktu. Relai jenis ini adalah relai yang paling
pengaman hubung singkat dan pengaman arus lebih. Berikut adalah tiga
Berikut ini adalah daerah kerja proteksi OCR pada bay transformator :
gangguan yang besar (gangguan di busbar TM) atau dekat sekali dengan
PMT)
Is = [ Is 1 x ( Is 1 Is 2 ) + Is 2 x ( Is 2 Is 1 ) ] (A) (2.77)
Iset = [ Is x CT 20 (A)
(2.78)
I set
Tap = (A)
(2.79)
TM.
dan GH, maka dipilih karakteristik waktu kerja jenis Normal / Standar
Inverse, maka setting time dial dapat dipilih sesuai kurva yang dipilih :
I hs 0.02
1
Untuk kurva Standar Inverse (SI) ; Td = Is xt (2.80)
0.14
Dimana :
maka pada kondisi seperti itu gangguan harus segera dieliminir seketika
atau lebih cepat yaitu dengan highest di incoming dapat diaktifkan bila
setelan waktunya dapat diatur, tetapi bila setelan waktu highest tersebut
Iset [ Is x CT 150 = (A) (2.84)
Iset
Tap = (A)
(2.85)
maka waktu kerja dipilih antara 1.2 1.5 detik untuk gangguan fasa
I hs 0.02
1
Untuk kurva Standar Inverse (SI) ; Td = Is xt (2.86)
0.14
Dimana :
1.2-1.5 detik
Dimana :
K1 : konstanta waktu untuk periode 1/12 cycle KI = 1.5
Xt : impedansi hubung singkat transformator ()
In 150 : arus nominal transformator sisi 150 kV (A)
Tipilal setting momen transformator sisi 150 kV adalah Im 8x dan Iset
(CT,PMT,NGR,kabel) adalah
Igs = {Isg 1 x (Isg 1 < Isg 2 ) + Isg 2 x (Isg 2 < Isg 2)}(A) (2.90)
Iset g = [Isg x CT 20 ] (A)
(2.91)
Sedangkan tap value setting sesuai range yang ada pada relai :
I set g
Tap g = (A)
(2.92)
besaran arus gangguan yang akan terjadi. Untuk menjamin NGR dengan
tahanan 40 , dalam waktu 5 detik, maka waktu kerja dipilih antara 1-4
berikut :
I hs 0.02
1
Tdg = I sg x tg
0.14
(2.93)
Dimana ,
blok) karena arus hubung singkat 1 fasa relative lebih kecil dan aman
arus urutan nol pada saat terjadi hubung singkat 1 fasa di sisi 150 kV
transformator.
Oleh karena itu, dalam penentuan waktu kerja GFR sisi primer
I set = [ Is x CT 150 ] (2.96)
Sedangkan tap value setting sesuai range yang ada pada relai :
72
I set g
Tap g = (A)
(2.97)
terhadap besaran arus gangguan yang akan terjadi dan juga harus
berikut :
I hs 0.02
1
Tdg = I sg x tg (2.98)
0.14
Dimana ,
Fungsi SBEF (stand by earth fault) sisi netral 20 kV, pada dasarnya
SUTM.
I SEF
Iset SEF = [ I SEF x (A)
(2.101)
I SEF
Tapg = (A)
(2.102)
dapat mendeteksi gangguan, tetapi waktu kerjanya lama. Untuk itu maka
Setelan waktu : 8 detik (LTI) trip sisi incoming dan 10 detik untuk sisi
definite, t1 = 10 detik (trip sisi 20 kV) dan t2 = 13 detik (trip sisi 150 kV)
I hs
1
Tdg = I sg x tg
120
(2.103)
Dimana ,
arus hubung singkat 1 fasa relative lebih kecil dan aman terhadap
ketahanan transformator
gangguan minimum.
1. Berdasarkan perbedaan waktu atau tingkatan atau derajat arus. Relai yang
itu relai harus disetting dengan cara relai terdekat yang dekat