Anda di halaman 1dari 4

PASIR

1. Keadaan Umum

Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran
antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi
di beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur. Hanya
beberapa tanaman yang dapat tumbuh di atas pasir, karena rongga-rongganya yang besar.
Pasir memiliki warna sesuai dengan asal pembentukannya. Pasir juga penting untuk
bahan bangunan bila dicampur Semen. Tumbuhan yang dapat tumbuh di pasir antara
lain: Cemara Udang, Ketapang, Waru, Kelapa

Salah satu material penting dalam membangun rumah adalah pasir, pasir adalah
satu-satu material bangunan yang betul-betul dari alam tanpa melalui proses olahan
terlebih dahulu, pasir berasal dari letusan gunung berapi, sungai, pantai, dan dalam tanah
maka pasir digolongkan menjadi tiga yaitu Pasir sungai, pasir galian dan pasir laut.
Dalam kontruksi bangunan pasir digunakan sebagai agregat halus dalam
campuran beton, bahan spesi perekat untuk pasangan bata dan keramik, juga sebagai
screed lantai atau juga sebagai bahan uruk.

2. Cara Penambangan

Proses penambangan pasir yang dilakukan di Desa Cikeusik Kecamatan Sukahaji


Kabupaten Majalengka yaitu dilakukan dengan cara tradisional. Penambangan pasir yang
dilakukan hanya dengan menggunakan alat-alat yang sederhana seperti: cangkul,
pengeruk pasir, dan karung sebagai tempat penyimpanan pasir. Namun, apabila
penggalian dengan jumlah pasir yang cukup besar, biasanya kendaraan pengangkut pasir
ini langsung dimasukan ke lokasi penambangan, guna mempermudah proses
penggaliannya. Beberapa tahapan yang dilakukan dalam penambangan pasir diantaranya
adalah:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan biasanya didahului dengan kegiatan pengangkutan
berbagai jenis peralatan tambang, dan selanjutnya adalah pembuatan/pembukaan
jalan untuk proses pengangkutan. Dalam hal pengangkutan peralatan tambang
yang perlu diperhatikan adalah jalan yang akan dilalui. Hal ini perlu
diperhitungkan secara matang agar tidak terjadi dampak negatif terhadap
lingkungan di sepanjang jalan yang akan dilalui, baik terhadap manusia maupun
fisik alam itu sendiri.
Pada tahap ini dilakukan pengamatan, dimana saja biasanya pasir akan terkumpul
banyak, maka setelah diketahui lokasinya, maka masyarakat akan langsung
melakukan penggalian.

2. Tahap Eksploitasi/Penggalian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini utamanya berupa
penambangan/penggalian pasir. Bahan tambang yang terdapat di daerah
perbukitan, walaupun jenisnya sama, misalnya pasir, teknik penambangannya
akan berbeda dengan deposit pasir yang terdapat di daerah pedataran, apalagi
yang terdapat di dalam alur sungai. pada tahap eksploitasi dalam kaitannya
dengan pengelolaan pertambangan yang berwawasan lingkungan.
Penggalian biasanya dilakukan dengan alat pengeruk yang sederhana, namun,
sekali-kali apabila kedaan sungai kering biasanya alat berat seperti beko bisa
langsung masuk ke lokasi penambangan.

3. Pengangkutan
Pada tahap ini yang perlu diperhatikan adalah ketika alat-alat berat mulai
masuk ke lokasi penambangan untuk mengangkut pasir. Pengangkutan pasir ini
biasanya dilakukan dengan menggunakan truk, untuk mencapai kawasan
penambangan secara mudah, maka dilakukan pembukaan jalan dengan menebang
pohon-pohon disekitar kawasan penambangan, sehingga lingkungan menjadi
gersang dan berdebu.

3. Kriteria Pemasaran

1. Agregat halus harus terdiri dari butiran yang tajam dan keras dengan indeks
kekerasan < 2,2.
2. Sifat kekal apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut:
3. jika dipakai natriun sufat bagian hancur maksimal 12%.
4. jika dipakai magnesium sulfat bagian halus maksimal 10%.
5. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dan apabila pasir mengandunglumpur
lebih dari 5% maka pasir harus dicuci.
6. Pasir tidak boleh mengadung bahan-bahan organik terlalu banyak, yang harus
dibuktikan dengan percobaan warna dari AbransHarder dengan larutan jenuh NaOH
3%.
7. Susunan besar butir pasir mempunyai modulus kehalusan antara 1,5 sampai 3,8 dan
terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam.
8. Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi reaksi pasir terhadap alkali harus
negatif.
9. Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat halus untuk semua mutu beton
kecuali dengan petunjuk dari lembaga pemerintahan bahan bangunan yang diakui.
10. Agreagat halus yang digunakan untuk plesteran dan spesi terapan harus memenuhi
persyaratan pasir pasangan

4. Jenis dan Kegunaan

1. Pasir Beton
Yaitu pasir yang warnanya hitam dan butirannya cukup halus, namun apabila dikepal
dengan tangan tidak menggumpal dan akan puyar kembali. Pasir ini baik sekali untuk
pengecoran, plesteran dinding, pondasi, pemasangan bata dan batu.

2. Pasir Pasang
Yaitu pasir yang lebih halus dari pasir beton. Ciri-cirinya apabila dikepal akan
menggumpal dan tidak akan kembali ke semula. Pasir pasang biasanya digunakan untuk
campuran pasir beton agar tidak terlalu kasar sehingga bisa dipakai untuk plesteran
dinding.

3. Pasir Elod
Yaitu pasir yang paling halus diantara pasir beton dan pasir pasang. Ciri-cirinya apabila
dikepal akan menggumpal dan tidak akan puyar kembali. Pasir jenis ini tidak bagus untuk
bangunan. Biasanya dipakai untuk campuran pembuatan batako.

4. Pasir Merah
Yaitu pasir yang ciri-cirinya hampir sama dengan pasir beton namun lebih kasar dan
batuannya agak lebih besar. Pasir ini bagus digunakan untuk bahan cor.

Anda mungkin juga menyukai