Anda di halaman 1dari 5

CAMPURAN BINER II

I. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiwa diharapkan :
1. Mengetahui dan dapat membuktikan bahwa campuran dua buah
(atau lebih) azeotropik atau zeotropik.
Dapat membuat diagram fase dua komponen.
3. Dapat menentukan indeks bias suatu zat atau campuran dengan
menggunakan reflaktometer.
4. Mengikuti penerapannya pengetahuan ini di beberapa industri kimia
(pabrik arak dan spiritus).

II. ALAT DAN BAHAN KIMIA YANG DIGUNAKAN :


1. Alat-alat yang digunakan :
- Reflaktometer 1 buah
- Erlenmeyer 100 ml 6 buah
- Gelas Ukur (Gelas piala) 100 ml
- Termometer 10 100 oC
- Seperangkat alat distilasi
- Aluminium Foil
- Pipet Ukur 10 ml, 25 ml
- Bola karet

2. Bahan Kimia yang digunakan :


- Larutan Etanol
- Larutan benzene

III. DASAR TEORI


3.1 ETANOL
Etanol (C2H5OH) (memiliki nama trivial etil alkohol) adalah turunan
senyawa organik yang memiliki dua atom karbon, dengan rantai lurus
(alifatik). Alkohol mempunyai sifat fisik tidak berwarna dan memiliki bau
khas. Dan dapat menyala bila tersulut api. Karena hal inilah etanol dapat
dijadikan sebagai bahan bakar alternatif dan diminati saat ini.
(dikutip dari : http://www.ucc.ie/academic/chem/)
3.2 DISTILASI
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan Bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volalitas
bahan). Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap,
dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang
memiliki Titik didih lebih rendah akan menguap lebih dahulu
3.3 AZEOTROP
Azeotrop merupakan campuran 2 atau lebih komponen pada komposisi
tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa berubah hanya melalui
distilasi biasa. Ketika campuran azeotrop dididihkan, fasa uap yang
dihasilkan memiliki komposisi yang sama dengan fasa cairnya. Campuran
azeotrop ini sering disebut juga titil didih konstan campuran (constant boiling
mixture) karena komposisinya yang senantiasa tetap jika campuran tersebut
dididihkan.
(dikutip dari : http://majarimagazine.com/2007/11/proses-distilasi-campuran-
biner/)

Sebenarnya ada banyak cara untuk melewati titik azeotrop, beberapa


cara yang dapat kita gunakan adalah :
1. Menggunakan membran
2. Proses sorpsi (dehidrasi), dengan menyerap kadar air sisa dari
campuran etanol, setelah dilakukan distilasi
3. Distilasi, pada distilasipun terdapat tiga teknik yang dapat
digunakan, yaitu :
a. Menggunakan dua kolom dengan perbedaan tekanan
(kondisi operasi), yang biasa disebut pressure swing
b. Sama halnya dengan pressure swing, namun disini tidak
dilakukan perubahan kondisi operasi. Namun, pada kolom kedua
ditambahkan entrainer (solven), untuk memecah titik
azeotropnya.
c. Menggunakan distilasi ekstraktif, yaitu dengan
menambahkan pelarut (pelarut) sebelum proses distilasi dimulai.
(Dikutip dari : http://en.wikipedia.org/wiki/Azeotropic_distillation)

Hubungan antara titik didih campuran pada komposisi tertentu dari


campuran zat cair dengan komposisi uapnya adalah sebagai berikut :
1. Campuran Zeotropik
Bila garis kurva itu tidak menunjukkan titik maksimum ataupun
minimum pada titik didih campuran zat cair itu, maka titik didih
campuran zat cair terletak antara titik didih zat zat cair murninya.
Campuran ini disebut camouran zeotrpik. Pada penyulingan zat cair
semacam ini. Komposisi destilatnya lebih banyak mengandung zat
cair yang bertekanan uap lebih besar dibandingkan dengan
campuran. Zat cair yang sedang disuling itu. Oleh karena itu
campuran zat cair ini dapat dipisahkan menjadi zat-zat cair murninya
melalui penyulingan berkali-kali.
2. Campuran Azeotropik
a. Bila titik titik didih campuran dua zat cair yang saling melarut
menunjukkan adanya titik maksimum, maka campuran ini disebut
campuran azeotropik . pada titik dimana garis titik titik didih
mencampai maksimum, garis titik-titik tekanan uapnya pun
mencapai titik itu. Pada titik ini campuran zat cair ini akan
mendidih secara konstan. Dengan demikian campuran zat cair
semacam ini tidak dapat dipisahkan ke dalam zat murninya secara
menyulingnya. Titik azeotropik campuran ini terletak lebih tinggi
dari pada titik-titik didih zat murninya.
b. Dalam hal dimana titik-titik didih campuran dua zat cair yang
saling melarut menunjukkan adanya titik minimum, terjadi gejala
yang sebaliknya dengan apa yang terjadi pada campuran zat cair
yang menunjukkan adanyatitik maksimum. Campuran zait cair
semacam ini yang juga disebut campuran azeotropik, tidak dapat
dipisahkan kedalam zat murninya secara penyulingan.
c. Campuran Zeotropik biner
1. Benzena (titik didih 80,2 oC) dan toluena (titik didih 110,6 oC).
2. Benzena (t.d 80,2 oC) dan heksana (t.d 69,0 oC).
d. Campuran azeotropik biner dengan titik didih maksimum.
o o
1. Kloroform (t.d 61,2 C) dan aseton (t.d 56,4 C) titik didih
azeotropik
64,5 oC pada 65,5 mol % khloroform.
o o
2. Air (t.d.100 C) dan asam format (t.d.99,9 C) titik didih
azeotropik
107.1 oC pada 43,5 mol % air.
e. Campuran azeotropik biner dengan titik didih minimum.
1. Isopropil akhohol (t.d 82,5 oC) dan benzina dengan titik didih
80,2 oC, titik didih azeotropik 71,9 oC pada 39,3 mol % isopropil
alcohol.
2. Karbon tetra khlorida t.d 76,8 oC dan metanol t.d nya 64,7 oC
titik didih azeotropik 55,7 oC pada 44,5 mol % karbon tetra
khlorida.
3. Metanol t.d 64,7 oC dan benzena t.d 80,2 oC titik didi azeotropik
58,3 oC pada 61,4 mol % metanol.

IV. KESELAMATAN KERJA


Dalam percobaan ini gunakan jas praktikum dan kaca pelindung, dan
jangan menghirup zat yang digunakan. Dan pada destilasi dilakukan
dalam lemari asam.

V. CARA KERJA
1. Menentukan masing-masing indeks bias dari Benzene dan Etanol
dengan refaktometer pada suhu tertentu.
2. Buatlah campuran cairan benzene/etanol dengan komposisi 10-20-
40-60-80 dan 90 mol %, masing-masing sebanyak 80 ml.
3. Menetukan masing-masing indeks bias dari campuran-campuran
cairan itu dengan reflaktometer pada suhu tertentu.
4. Membuat grafik (dengan skala agak besar) hubungan antara
komposisi cairan dengan indeks biasnya.
5. Menentukan masing-masing titik didih dari benzene dan Etanol
(sebagai koreksinya).
6. Menentukan masing-masing titik didih dari campuran-campuran pada
point 2 dengan menggunakan modifikasi labu didih Claisen seperti
pada gambar (III).
7. Bila suhu campuran cairan yang di didihkan itu mulai tetap (kostan),
ambil lah, destilatnya sebanyak 0,5 1 ml diambil dengan
mengalirkannya ke dalam botol timbang yang dingin
8. Menentukan indeks bias cuplikan pada kondisi yang sama seperti
pengamatan pada point 3.
9. Membandingkan hasil pengamatan pada point 8 dengan grafik yang
dibuat pada point 4.
10. Membuat grafik titik didih dan titik uap campuran benzene dan
Etanol.

Anda mungkin juga menyukai