0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
30 tayangan12 halaman
Ekstraksi minyak kelapa parut dilakukan dengan menggunakan oven dan aluminium foil. Parutan kelapa seberat 200 gram di oven selama 30 menit pada suhu 80 derajat celcius, kemudian diekstraksi hingga mengeluarkan minyak. Hasilnya berat ampas 110 gram, minyak berwarna putih susu dengan volume 80 mL.
Ekstraksi minyak kelapa parut dilakukan dengan menggunakan oven dan aluminium foil. Parutan kelapa seberat 200 gram di oven selama 30 menit pada suhu 80 derajat celcius, kemudian diekstraksi hingga mengeluarkan minyak. Hasilnya berat ampas 110 gram, minyak berwarna putih susu dengan volume 80 mL.
Ekstraksi minyak kelapa parut dilakukan dengan menggunakan oven dan aluminium foil. Parutan kelapa seberat 200 gram di oven selama 30 menit pada suhu 80 derajat celcius, kemudian diekstraksi hingga mengeluarkan minyak. Hasilnya berat ampas 110 gram, minyak berwarna putih susu dengan volume 80 mL.
PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran.Untuk memperoleh materi murni dari suatu campuran, kita harus melakukan pemisahan.Berbagai teknik pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan campuran.Perusahaan air minum, memperoleh air jernih dari air sungai melalui penyaringan pasir dan arang. Diantara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik dan popular. Alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro ataupun mikro.Seseorang tidak memerlukan alat yang khusus atau canggih kecuali corong pemisah.Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur seperti benzene, karbon tetraklorida atau kloroform.Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase pelarut.Teknik ini dapat digunakan untuk preparative dan pemurnian. Mula-mula metode ini dikenal dalam kimia analisis. 1.2 Tujuan Tujuan melaksanakan praktikum ini adalah mempelajari ekstraksi dengan pelarut dan mempelajari ekstraksi secara mekanisme menggunapakan kempa hidrolik. 1.3 Manfaat Agar mahasiswa mampu melakukan ekstraksi dan mengetahui faktor apa saja yang dapat menghambat jalannya proses ekstraksi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekstraksi Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut atau dapat pula dikatakan ekstraksi merupakan proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu campuran homogeny menggunakan pelarut cair sebagai separating gen, pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponene- komponen dalam campuran. Ekstraksi pelarut cair-cair merupakan satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran yang dipisahkan dengan bantuan pelarut, ektraksi cair-cair tidak dapat digunakan apabila pemisahan campuran dengan cara destilasi karena kepekaannya terhadap panas atau tidak ekonomis. Seperti pada ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri dari pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fase cair sempurna (Wibawads, 2012). Ekstraksi memanfaatkan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat bercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut lain. Misalnya idion sebagai pencemar dalam air yang juga mengandung zat terlarut lain yang tidak larut dalam karbon tetraklorida. dalam kasus seperti ini, hampir semua iodion dapat diambil dengan mengaduk larutan air dengan tetraklorida yang memungkinkan kedua fasa terpisah kemudian mengurangi lapisan air dari lapisan karbon tetraklorida yang lebih besar. Makin besar tetapan keseimbangan untuk partisi zat terlarut dari pelarut awalnya dalam pelarut pemisah maka makin sempurna proses pemisahannya (Gillis, 2001). 2.2 Minyak kelapa Minyak kelapa merupakan bagian yang paling berharga dalam buah kelapa. Kandungan minyak dalam daging buah kelapa tua adalah 34,7%. Minyak kelapa digunakan sebagai bahan baku industri dan minyak goreng. Minyak kelapa dapat diekstrak dari daging buah segar ataupun dari daging kelapa yang telah dikeringkan (kopra). Santan kelapa merupakan cairan hasil ektraksi dari kelapa parut dengan menggunakan air. Bila santan didiamkan, secara pelan-pelan akan terjadi pemisahan antara bagina yang kaya akan minyak dan bagian yang miskin akan minyak. Bagian yang kaya akan minyak disebut krim dan bagian yang miskin akan minyak atau sedikit akan minyak disebut skim. Bagian yang kaya akan minyak akan berada diatas dan yang miskin akan minyak akan berada dibawah. Krim lebih ringan dibandingkan dengan skim, oleh karena itu krim berada pada bagian atas dan skim berada dibagian bawah (Anonimb, 2010). Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemaknya digolongkan ke dalam minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar jika dibandingkan asam lemak lainya. Minyak kelapa yang belum dimurnikan mengandung sejumlah kecil komponen bukan minyak, misalnya gum dan sterol serta asam lemak bebas. Sterol bersifat tidak bewarna, tidak berbau, stabil dan berfungsi sebagai penstabil dalam minyak. Zat warna alamiah yang terdapat pada minyak kelapa adalah karoten yang merupakan hidrokarbon tidak jenuh dan tidak stabil pada suhu tinggi. Pada pengolahan minyak menggunakan uap panas maka warna kuning yang disebabkan oleh karoten yang mengalami degradasi (Ketaren, 2008). 2.3 Oven Oven adalah sebuah peralatan berupa ruang termal terisolasi yang digunakan untuk pemanasan, pemanggangan (baking) atau pengeringan suatu bahan, dan umumnya digunakan untuk memasak. Tungku pembakaran dan tanur adalah oven-oven khusus, yang masing-masing digunakan untuk tembikar dan pengolahan logam. Perlu diketahui perbedaan antara oven dan microwave. Kadang banyak orang yang hampir susah membedakan antara micorwave dan oven. Oven menggunakan pemanasan isolasi termal dan microwave menggunakan pemanasan elektrik. Fungsinya pun berbeda, oven sebagai pengeringan, pemanasan dan pemanggang. Microwave fungsinya hanya untuk memanaskan makanan, jadi micorwave tidak dapat digunakan untuk memasak suatu makanan karena microwave tidak menghasilkan efek kuliner yang diinginkan (Anonimb, 2010). 2.4 Pengepresan hidrolik Sebelum mengetahui pengepresan hidrolik, perlu diketahui bahwa, ada dua cara proses ekstraksi yang biasa digunakan, yaitu pengepresan hidrolik (hydraulic pressing) dan pengepresan berulir (screw press). Pengepresan hidrolik (hydraulic pressing) merupakan proses ekstraksi dengan memanfaatkan tekanan. Pres hidrolik bekerja menggunakan Hukum Pascal. Banyaknya minyak yang terekstraksi tergantung dari besarnya tekanan, lama pengepresan, dan kandungan minyak dalam bahan asal. Tekanan umum yang digunakan pada hydraulic pressing adalah 140,6 kg/cm (136 atm). Pengepresan hidrolik biasa digunakan untuk bahan yang mengandung minyak lebih besar dari 20 % (Erliza, 2008). 2.5 Syarat mutu Penilaian mutu minyak kelapa dilakukan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI)- Minyak Kelapa 01-2902-1992 meliputi mutu kimia (kadar air, kadar kotoran, bilangan jod, bilangan peroxida, bilangan penyabunan, dan asam lemak bebas). Untuk pengujian mutu fisik dilakukan dengan uji organoleptik dengan parameter meliputi: warna, bau, rasa, dan ada tidaknya endapan. Pengujian sifat kimia minyak kelapa dilakukan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI)- Minyak Kelapa 01-2902-1992 meliputi kadar air, kadar kotoran, bilangan jod, bilangan peroxida, bilangan penyabunan, dan asam lemak bebas Kadar air pada minyak kelapa sangat mempengaruhi ketengikan minyak. Kadar air yang tinggi akan mempercepat terjadinya ketengikan minyak. Kadar air maksimum minyak kelapa yang ditetapkan oleh SNI yaitu 0.5% (Anonima, 2015). BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Tempat dan Tanggal praktikum Praktikum ini dilaksanakan Di Laboratorium Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian STIPER Yogyakarta dam dilaksanakan pada tanggal 2 Februari 2017. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan yaitu timbangan, oven, kertas saring, dan aluminium foil. Bahan yang digunakan yaitu parutan kelapa. 3.3 Cara kerja 3.3.1 Teoritis 1. Menimbang parutan kelapa sebanyak 200 gram. 2. Membungkus parutan kelapa dengan menggunakan aluminium foil. 3. Mengoven pada suhu 80 oC selama 30 menit. 4. Mengekstraksi parutan kelapa tersebut sampai mngeluarkan minyak. 5. Menghitung berat ampas, warna minyak, dan volume minyak. 3.3.2 Diagram Alir
Penimbangan parutan kelapa sebanyak 250
gram.
Pembungkusan bahan tersebut dengan
alumunium foil.
Pengovenan selama 30 menit.
Pengekstraksian parutan kelapa sampai
mengeluarkan minyak.
Penghitungan berat ampas, volume minyak,
dan melihat warna minyak
Diagram alir 1. Ekstraksi minyak kelapa parut
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil pengamatan Berikut ini merupakan hasil pengamatan praktikum ekstraksi minyak kelapa parut yang disajikan pada tabel 1. No. Parameter Kelapa 1. Berat awal 200 gram 2. Berat ampas 110 gram 3. Warna minyak Putih susu 4. Volume minyak 80 mL Tabel 1. Hasil pengamatan ekstraksi minyak kelapa parut. 4.2 Pembahasan Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut atau dapat pula dikatakan ekstraksi merupakan proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu campuran homogeni menggunakan pelarut cair sebagai separating gen, pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen- komponen dalam campuran. Pada praktikum kali ini sebelum diekstraksi, dipanaskan terlebih dahulu didalam oven pemanas selama 30 menit pada suhu 80 oC. Ada tiga proses pengolahan minyak kelapa yang umumnya dilakukan yaitu; metode ekstraksi, yaitu proses basah (wet process), proses kering dengan tekanan, dan proses dengsan pelarut (solvent). Proses basah ditandai dengan penambahan air, sedangkan proses kering tanpa penambahan air. Pada praktikum kali ini menggunakan pemanasan dengan oven sebagai proses basah yang tidak ditambahkan air. Proses ekstraksi minyak kelapa umumnya membutuhkan dua bentuk energi, yaitu energi mekanis dan energi panas (termal). Energi mekanis berfungsi untuk memecahkan dinding sel, sedangkan energi panas selain utnuk merusak dinding sel juga untuk menurunkan kekentalan (viskositas) minyak dan mengatur kadar airnya. Pada hasil pengamatan didapatkan berat awal parutan kelapa adalah 200 gram setelah dilakukan ekstraksi pada parutan kelapa berat ampasnya menjadi 110 gram dan volume minyak yang didapatkan yaitu 80 mL serta warna minyaknya putih susu. Seharusnya warna minyaknya kuning bening, tapi yang didapatkan putih susu hal ini disebabkan karena kurang lamanya pemanasan atau kurang tingginya suhu yang ada didalam oven. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Ada beberapa kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini, yaitu Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak, pada hasil pengamatan didapatkan volume minyak kelapa yaitu 60 mL, Minyak kelapa merupakan minyak yang diperoleh dari kopra (daging buah kelapa yang dikeringkan), Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua diperkirakan mencapai 30 % - 35 %, atau kandungan minyak dalam kopra mencapai 63 72 %. 5.2 Saran Adapun saran yang dapat saya ajukan dalam praktikum ini adalah sebaiknya alat dan bahan praktikum harus lengkap agar jalannya praktikum lebih baik dan hasil praktikum baik pula. DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2015. Identifikasi Dan Analisis Mutu Minyak Kelapa Di Tingkat
Petani Provinsi Jambi. http:MP-6-Nur-Asni-dan-Linda-Yanti.pdf.com. Diakses pada tanggal 16 Februari 2017 pukul 22:28 WIB. Anonimb. 2010. Pembuatan Minyak Kelapa dari Santan dengan Cara Elektrokimia. Https ://www.google.co.id.ekstraksiminyakkelapa. Diakses pada tanggal 8 Februari 2017 pukul 00:01 WIB. Erliza. 2008. Teknologi Bioenergi. Jakarta Selatan : Agromedia. Gillis. 2001. Ekstraksi Asam Sitrat Dan Asam Oksalat Pengaruh Konsentrasi Solut Terhadap Koefisien Distribusi. Erlangga: Jakarta Kateran. 2008. Minyak Kelapa. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta. Wibawads. 2012. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia (UI): Jakarta