Anda di halaman 1dari 11

Indonesia Chimica Acta, , Nasir, dkk.

ISSN 2085-014X
Vol.7. No. 2, Desember 2014

DESILIKASI KARBON AKTIF SEKAM PADI SEBAGAI ADSORBEN Hg PADA


LIMBAH PENGOLAHAN EMAS DI KABUPATEN BURU
PROPINSI MALUKU

Nasir La Hasan1, Muhammad Zakir2, Prastawa Budi2


1
Graduate Student of Chemistry, University of Hasanuddin
2
Department of Chemistry, Faculty of Sciences Hasanuddin University

Abstrak. Penelitian tentang desilikasi karbon aktif sekam padi sebagai adsorben Hg pada
limbah pengolahan emas di Kabupaten Buru Propinsi Maluku telah dilakukan. Penelitian
ini bertujuan untuk menentukan karakteristik karbon aktif sekam padi yang didesilikasi
dan tanpa desilikasi; menentukan pengaruh variasi waktu kontak dan konsentrasi terhadap
adsorpsi ion logam Hg; menentukan kapasitas adsorpsi karbon aktif sekam padi terhadap
ion logam Hg; serta menentukan parameter kinetika (orde reaksi dan nilai k) adsorpsi ion
logam Hg oleh karbon aktif sekam padi yang didesilikasi dan tanpa desilikasi. Metode
analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah X-ray fluorescence (XRF),
Spektrofotometer Infra Merah (FTIR), Scanning Electron Microscopy (SEM),
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA), persamaan analisis kinetika reaksi orde satu semu
dan orde dua semu dan persamaan analisis Langmuir dan Freundlich. Hasil penelitian
menunjukan bahwa karakteristik karbon aktif yang dihasilkan berupa kadar air, kadar abu,
zat yang mudah menguap serta daya serap larutan iodin sesuai dengan Standar Industri
Indonesia No.0258-79. Dalam proses desilikasi karbon sekam padi, konsentrasi tertinggi
diperoleh pada NaOH 10M dengan presentasi penurunan silika sebesar 68,24%. Kajian
pengaruh waktu kontak dan konsentrasi menunjukan bahwa adsorpsi terjadi secara fisika.
Adsorpsi logam Hg oleh karbon aktif sekam padi dan karbon aktif sekam padi yang
didesilikasi sesuai dengan model isoterm adsorpsi Freundlich dengan kapasitas adsorpsi
masing-masing adalah 16,8035 mg/g dan 14,4045 mg/g. Kinetika reaksi logam Hg sesuai
dengan orde kedua semu dengan nilai k masing-masing untuk interaksi dengan karbon
aktif sekam padi dan karbon aktif sekam padi yang didesilikasi adalah 0,0685, 0,0237
g.mg-1.menit-1.
Kata kunci: desilikasi, karbon aktif, adsorpsi, logam Hg.

Abstract. Research on desilikasi rice husk activated carbon as Hg adsorbent in gold


processing waste in Buru Maluku has been done. This study aims to: (1) determine the
characteristics of active carbon rice husk processed with desilication and without
desilication; (2) determine the effect of the variation of contact time and concentration on
Hg metal ion adsorption; (3) determine the adsorption capacity of active carbon rice husk
against Hg metal ions; and (4) determine the kinetic parameters (reaction order and k
value) of Hg metal ion adsorption by active carbon rice husk processed with desilication
and without desilication. The results indicate that the produced active carbon has moisture
and ash. It can be regarded as a volatile substance, and the absorption of iodine solution is
in accordance with the Standard Industrial Indonesia No. 0258-79. In the process of rice
husk carbon desilication, the highest concentration was obtained in NaOH 10M with a
silica reduction percentage of 68.24%. The analysis of the influence of contact time and
concentration shows that the adsorption happens as a physic reaction. Hg adsorption by the
rice husk active carbon and rice husk active carbon with desilication is in accordance with
the adsorption isotherm model of Freundlich, with adsorption capacity of 16.8035 mg/g,
and 14.4045 mg/g respectively. Reaction kinetics of Hg is in accordance with the pseudo
second order. The k values of interaction with rice husk active carbon and rice husk active
carbon with desilication are 0.0685, and 0.0237 g.mg-1.menit-1 respectively.
Keywords: desilication, active carbon, adsorption, Hg

1
Alamat korespondensi: achil321@yahoo.co.id
1
Indonesia Chimica Acta, , Nasir, dkk. ISSN 2085-014X
Vol.7. No. 2, Desember 2014

PENDAHULUAN (Widayanti, 2012). Metode adsorpsi


umumnya berdasarkan interaksi ion
Pencemaran lingkungan oleh logam logam dengan gugus fungsional yang ada
berat di indonesia dari tahun ke tahun pada permukaan adsorben melalui
semakin meningkat. Merkuri merupakan interaksi gaya van der waal, ikatan
salah satu logam berat yang paling hidrogen, pertukaran ion atau
berbahaya dan berada di lingkungan pembentukan kompleks dan biasanya
dalam berbagai bentuk. Sumber terjadi pada permukaan padatan yang
pencemaran merkuri dapat berasal dari kaya gugus fungsional (Yusuf, 2013).
proses geologi dan biologi, tapi tidak Bahan baku alami yang murah dan
sebanding dengan pencemaran merkuri berlimpah seperti limbah pertanian yang
yang disebabkan oleh aktifitas manusia dikenal sebagai biosorben telah banyak
seperti proses penambangan (Widowati, diteliti untuk menghilangkan polutan dari
2008). perairan. Penelitian ini termasuk gambut,
Kabupaten Buru Propinsi Maluku kulit kayu pinus, kulit pisang, dedak padi,
telah menjadi areal tambang emas kedelai dan biji kapas, kulit kacang,
tradisional terbesar di Maluku sejak akhir cangkang kemiri, sekam padi, serbuk
tahun 2011. Proses penambangan dilakukan gergaji, serat wol, kulit jeruk, umbi
secara amalgamasi menggunakan bahan kunyit, tempurung kelapa, cangkang
kimia yaitu merkuri (Hg). Kegiatan tersebut kakao (Milenkovic, 2009). Sebuah
membutuhkan aliran air untuk kelemahan dari biosorben adalah
memisahkan material emas dan amalgam kapasitasnya relatif rendah. Kapasitas
(campuran merkuri dan emas) yang adsorpsi dapat ditingkatkan dengan cara
dialirkan ke kolam penampungan desilikasi sebelum di aktivasi. Proses
limbah (tailling) (Kitong, 2012) desilikasi dilakukan dengan cara
Berbagai metode telah mengekstraksi silika pada karbon
dikembangkan sebagai upaya untuk sebelum proses aktivasi, hal ini dilakukan
mengurangi atau menghilangkan logam untuk memperluas permukaan karbon
berat (merkuri) yang melampaui ambang aktif, memperbaiki sifat permukaan dari
batas, diantaranya mentreatment tanah suatu bahan serta mengetahui kualitas
atau air yang tercemar secara fisik atau karbon aktif yang dihasilkan (Wei X.,
kimiawi (Raharjo, 2012), remediasi dkk, 2011)
secara biologis atau fitoremediasi Karbon aktif yang dihasilkan dari
menggunakan tumbuhan yang mampu proses desilikasi dan tanpa desilikasi
menyerap ion logam merkuri digunakan untuk mengadsorpsi ion logam
(Rohmawati, 2008) serta isolasi dan merkuri untuk meminimalisir terjadinya
identifikasi bakteri resisten merukuri pencemaran lingkungan. Tujuan
yang dapat digunakan untuk khususnya yaitu menentukan
mendetoksifikasi limbah merkuri karakteristik karbon aktif, menentukan
(Nofiani 2004. Fatimawali, 2011). pengaruh variasi waktu kontak dan
Metode adsorpsi merupakan salah konsentrasi, menentukan kapasitas
satu cara untuk mengurangi pencemaran adsorpsi serta menentukan parameter
oleh logam merkuri dari proses kinetika adsorpsi ion logam Hg oleh
penambangan emas secara tradisional karbon aktif sekam padi yang didesilikasi
dimana limbah ditritmen sebelum dan tanpa desilikasi pada limbah
dibuang ke perairan. Teknik ini lebih pengolahan emas di Kabupaten Buru
menguntungkan daripada teknik yang Propinsi Maluku.
lain dilihat dari segi biaya yang tidak
begitu besar serta tidak adanya efek
samping zat beracun serta mampu
menghilangkan bahan-bahan organik

2
Indonesia Chimica Acta, , Nasir, dkk. ISSN 2085-014X
Vol.7. No. 2, Desember 2014

BAHAN DAN METODE 24 jam, kemudian dicuci sampai netral


(pH=7), disaring dengan kertas wathman
Bahan penelitian 42 dan dipanaskan pada suhu 400°C
Bahan-bahan yang akan digunakan selama 1 jam.
pada penelitian ini adalah sekam padi
dari Kabupaten Buru Propinsi Maluku, 4. Karakterisasi Karbon Aktif
limbah pengolahan emas secara XRF digunakan untuk mengetahui
amalgamasi, larutan aktivator ZnCl2, presentasi kandungan silika pada karbon
Aquades, aquabides, NaOH, HCl, HNO3, baik sebelum dan sesudah diekstrasi,
Larutan Standar Hg(NO3)2.H2O. FTIR digunakan untuk mengetahui gugus
fungsi baik sebelum dan sesudah
Alat penelitian desilikasi maupun sebelum dan sesudah
Alat yang digunakan dalam diinteraksikan dengan logam Hg, AAS
penelitian ini antara lain; tanur, oven, digunakan untuk mengetahui jumlah
kerta saring whatmant, termometer, konsentrasi ion logam Hg yang
pengaduk magnetik, cawan porselin, labu teradsorpsi dan SEM digunakan untuk
semprot plastik, lumpung, pompa vakum, mengetahui bentuk permukaan dari
desikator, seperangkat alat gelas, kertas karbon aktif baik sebelum maupun
pH, ayakan ukuran 100 mesh, neraca sesudah diinteraksikan dengan logam Hg.
analitik, X-ray Fluorescence (XRF),
Spektrofotometer UV-Vis, Atomic 5. Pengujian Kualitas Karbon Aktif
Absorption Spectrofotometer (AAS), Pengujian kualitas karbon aktif
Fourier Transform Infrared Spectroscopy dilakukan sesuai standar industri
(FTIR) dan Scanning Electron indonesia No. 0258-79 dengan
Microscopy (SEM). menggunakan empat parameter yaitu:
Prosedur Penelitian Kadar air
1 gram karbon aktif ditimbang dan
1. Pembuatan Karbon aktif dimasukkan ke dalam cawan porselin,
Sekam padi dicuci dengan air sampai dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC
bersih dan dibilas dengan aquades, selama 4 jam. Kemudian didinginkan
kemudian dijemur sampai kering dan dalam eksikator dan ditimbang (sampai
dikarbonisasi dalam furnace dengan suhu berat tetap). Pengulangan 3 kali
4000C selama 2 jam. Karbon yang dilakukan.
dihasilkan selanjutnya digerus sampai
halus dan diayak dengan ayakan 100 Kadar abu
mesh. 1 gram karbon aktif diabukan
dalam tanur pada suhu 750oC selama 6
2. Proses Desilikasi jam. Kemudian didinginkan dalam
Karbon yang diperoleh diekstraksi eksikator dan ditimbang. Pengulangan 3
silikanya dengan larutan NaOH 2,5M, kali dilakukan.
5M dan 10M dengan perbandingan 1:5
selama 1 jam pada suhu 95oC, kemudian Zat yang mudah menguap
disaring, diambil endapannya dan 1 gram karbon aktif dimasukkan
dikeringkan pada suhu 1050C selama 1 dalam krus dan ditutup. Kemudian
jam. dipanaskan pada suhu 950oC dalam tanur
selama ± 10 menit. Setelah suhu dicapai,
3. Aktivasi Karbon krus dan isinya dibiarkan dingin dalam
Karbon dan karbon hasil ekstraksi tanur (tidak berhubungan dengan udara
silika dengan variasi konsentrasi di luar). Setelah dingin dimasukkan dalam
rendam dalam larutan ZnCl2 10% selama

3
Indonesia Chimica Acta, , Nasir, dkk. ISSN 2085-014X
Vol.7. No. 2, Desember 2014

eksikator dan ditimbang. Pengulangan 3 Mr = massa molekul relatif metilen biru


kali dilakukan. (320,5 g/mol)

Daya serap terhadap larutan I2 7. Penentuan Kondisi Optimum


1 gram karbon aktif dimasukkan ke Adsorpsi Ion Hg
dalam erlenmeyer, selanjutnya
ditambahkan 25 ml larutan iodin 0,1 N, Waktu Kontak
kemudian dikocok selama 15 menit pada Sebanyak masing-masing 1 g karbon
suhu kamar dan selanjutnya disaring. aktif diinteraksikan dengan 50 mL
Filtrat sebanyak 10 mL dititrasi dengan larutan Hg(NO3)2.H2O 100 ppm. Setelah
larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 N itu dilakukan pengadukan selama 5, 10,
sehingga berwarna kuning muda lalu 20, 40, 60, 80, 100, 120 menit. Larutan
diberikan beberapa tetes amilum 1% dan yang diperoleh disaring untuk
titrasi dilanjutkan sampai warna biru memisahkan filtrat dan endapan. Fitrat
tepat hilang. Untuk perbandingan yang diperoleh diukur absorbansinya
digunakan larutan blanko dengan cara menggunakan spektrofotometer serapan
yang sama. Pengulangan 3 kali atom metode VGA.
dilakukan.
Konsentrasi
Sebanyak masing-masing 1 g karbon
6. Penentuan Luas Permukaan
aktif sekam padi, karbon aktif sekam padi
dengan Metode Metilen Biru
diinteraksikan dengan 50 mL larutan
Langkah (i) ditentukan panjang Hg(NO3)2.H2O dengan konsentrasi 25,
gelombang maksimum metilen biru, 50, 75, 100, 125, 150 mg/L. setelah itu
absorbansi diukur pada panjang dilakukan pengadukan selama waktu
gelombang 660-669 nm. (ii) dibuat kurva optimum. Larutan yang diperoleh
standar berdasarkan absorbansi dari deret disaring untuk memisahkan filtrat dan
larutan standar yang ditentukan pada endapan. Fitrat yang diperoleh diukur
panjang gelombang maksimum. (iii) absorbansinya menggunakan AAS
dilakukan pengukuran pada sampel metode VGA.
karbon aktif sekam padi dengan variasi
konsentrasi NaOH 0M, 2.5M, 5M dan 8. Uji Perlakukan ke Sampel Limbah
10M dengan cara; 50 ml larutan metilen Pengolahan Emas
biru 300 ppm dimasukan ke dalam Sebanyak masing-masing 1 g karbon
erlenmeyer 100 ml, ditambahkan 1 gram aktif diinteraksikan dengan 50 mL
karbon aktif, ditutup dengan aluminium larutan sampel, setelah itu dilakukan
foil dan diaduk dengan magnetik stirer pengadukan selama waktu optimum.
selama 30 menit, kemudian disaring dan Larutan yang diperoleh disaring untuk
filtrat yang diperoleh diukur memisahkan filtrat dan endapan. Fitrat
absorbansinya dengan UV-Vis. yang diperoleh diukur absorbansinya
Pengukuran luas permukaan spesifik menggunakan spektrofotometer serapan
karbon sekam padi digunakan rumus: atom metode VGA.
𝑋𝑚. 𝑁. 𝑎
𝑠=
𝑀𝑟 9. Analisis Data Pengukuran
keterangan:
Data penelitian yang diperoleh
s = luas permukaan adsorben (m2/g)
dilakukan kajian kinetika dan isotermal
N = bilangan avogadro (6,022.1023
adsorpsi serta dihitung nilai energi bebas
mol-1)
Gibbs-nya.
Xm = berat adsorben teradsorpsi (mg/g)
a = luas penutupan oleh 1 molekul
metilen biru (197.10-20 m2)

4
Indonesia Chimica Acta, , Nasir, dkk. ISSN 2085-014X
Vol.7. No. 2, Desember 2014

HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Karakterisasi Karbon Aktif

1. Desilikasi Karbon Tabe l2. Data uji kualitas karbon aktif


Desilikasi dimaksudkan untuk sesuai SII No.0258-79
mengeluarkan kandungan silika yang No Jenis Uji Syarat CASP CASP.E
terdapat pada karbon. Proses ini 1 Kadar air <10% 5,33 4,66
dilakukan dengan cara mengekstraksi 2 Kadar abu <25% 22,66 19,67
silika dengan natrium hidroksida dengan Zat yang
memvariasikan konsentrasi NaOH 2,5M, 3 mudah hilang <15% 13,97 12,51
(9500C)
5M dan 10M. Karbon yang diperoleh Daya serap
4 Iodin >20% 20,73 21,65
setelah ekstraksi dikarakterisasi dengan
XRF dan FTIR. Hasil yang diperoleh
adalah Hasil uji kualitas karbon aktif
Tabel 1. Pengukuran silika pada karbon sekam padi dan karbon aktif sekam padi
sekam padi yang didesilikasi berupa kadar air, kadar
Kandungan % Penurunan abu, zat yang mudah menguap pada
No Perlakuan Silika (m/m kandungan pemanasan 9500C serta daya serap
%) silika
Ekstraksi terhadap larutan iodin menunjukan
1 95,69 0 bahwa karbon aktif yang dihasilkan
NaOH 0M
Ekstraksi memenuhi syarat kualitas sesuai SII
2 84,90 11,28
NaOH 2,5M No.0258-79.
Ekstraksi Penentuan kadar air dimaksudkan
3 34,97 63,45
NaOH 5M
untuk mengetahui sifat higroskopis dari
Ekstraksi
4 30,39 68,24 karbon aktif. Terikatnya molekul air pada
NaOH 10M
karbon aktif mengakibatkan penurununan
Data tersebut menunjukan bahwa kemampuan adsorpsi (Yusuf, 2013).
semakin tinggi konsentrasi NaOH maka Rendahnya kadar air ini menunjukan
silika yang terekstraksi semakin besar. bahwa kandungan air bebas dan air
Hal ini didungkung dengan data FTIR terikat yang terdapat pada bahan telah
pada Gambar 1 yang memperlihatkan menguap selama proses karbonisasi.
serapan gugus silika pada bilangan Pengukuran kadar abu pada karbon
gelombang 1100-750 cm-1 yang aktif sekam padi dan tempurung kelapa
mengalami penurunan yang signifikan bertujuan untuk mengetahui persentase
pada intensitas serapan. kandungan mineral. Makin tinggi
kandungan mineral, maka makin tinggi
kadar abu (Zakir dkk, 2012). Selain itu,
d abu dapat mengganggu proses adsorpsi
karena kandungan abu yang berlebihan
dapat menyebabkan terjadinya
c penyumbatan pori-pori karbon aktif
sehingga menurunkan kemampuan
b adsorpsi (Masitoh, 2013)
Daya serap terhadap larutan iodin
a
ditentukan dengan tujuan mengetahui
kemampuan adsorpsi yang dihasilkan
terhadap larutan berbau. Semakin tinggi
daya serap iodin maka semakin baik
Gambar 1. Perbandingan Spektrum FTIR dari (a)
karbon sekam padi tanpa ekstraksi, (b) kualitas karbon aktif (Suhendarwati,
ekstraksi NaOH 2,5 M, (c) ekstraksi 2014)
NaOH 5 M dan (d) ekstraksi NaOH 10
M

5
Indonesia Chimica Acta, , Nasir, dkk. ISSN 2085-014X
Vol.7. No. 2, Desember 2014

3. Penentuan Luas Permukan dengan pembentukan kompleks dan biasanya


Metode Metilen Biru terjadi pada permukaan padatan yang
kaya gugus fungsional.
Penentuan daya serap metilen biru
dapat digunakan untuk mengetahui luas
permukaan (Diantariani, 2010).
Banyaknya molekul metilen biru yang
dapat diadsorpsi sebanding dengan luas
permukaan biosorben (Widihati, 2010).
Luas permukaan menunjukan
kemampuan karbon aktif dalam
mengadsorpsi. Luas permukaan karbon
aktif yang semakin besar mampu Gambar 2. Data FTIR CASP sebelum dan sesudah
mengadsorpsi larutan metilen biru adsorpsi logam Hg(II)
Tabel 4. Perbandingan spektra infra merah
semakin banyak, hal ini diakibatkan
CASP
karena semakin besarnya bidang kontak Frekwensi (cm-1) Gugus
yang menyerap adsorbat. CASP CASP - Hg fungsi
3444,87 3442,94 -OH
Tabel 3. Luas permukaan spesifik karbon 2926,01 2926,01 -CH
aktif 2306,86 2360,87 -CΞN
Luas 1645,28 1618,28 -C=C
MB
permukaan 1099,43 1095,57 -Si-O
No Sampel teradsorpsi
adsorben 800,46 798,53 -Si-C
(mg/g)
(m2/g)
1 CASP 0,01496 55,3953
2 CASP.E 0,00456 16,8719
Hasil tersebut menunjukan bahwa
karbon aktif sekam padi memiliki daya
serap terhadap larutan metilen biru yang
jauh lebih besar. Daya serap metilen biru
yang tinggi oleh karbon aktif sekam padi
diprediksi oleh adanya peran gugus
Gambar 3. Data FTIR CASP-E sebelum dan
silanol (Alzaydien, 2009) sesudah adsorpsi logam Hg(II)
Tabel 5. Perbandingan spektra infra merah
4. Karakterisasi Karbon Aktif CASP-E
Frekwensi (cm-1) Gugus
Karakterisasi dengan FTIR CASP.E CASP.E-Hg fungsi
Karbon aktif setelah kontak dengan 3442,94 3419,79 -OH
ion Hg2+, daerah serapan pada masing- 2376,30 2362,80 -CΞN
masing gugus fungsi mengalami 1541,12 1612,49 -C=C
1394,53 1382,96 -C-H
pergeseran dengan perbedaan intensitas
1184,29 1263,37 -OH
serapan. Pergeseran pita serapan yang 1018,41 1051,20 -C-O
tidak terlalu besar diprediksi bahwa 750,31 754,17 -C-C
proses interaksi yang terjadi secara fisika
yang disebabkan oleh adanya gaya van Karakterisasi dengan SEM
der waals maupun ikatan hidrogen. Hal SEM merupakan salah satu metode
ini sesuai dengan apa yang disampaikan surface analysis untuk mengetahui bentuk
oleh Yusuf (2013) bahwa interaksi ion permukaan dari suatu bahan. Bentuk
logam dengan gugus fungsional yang ada permukaan merupakan salah satu faktor
pada permukaan adsorben dapat terjadi yang berperan didalam kemampuan suatu
melalui interaksi gaya van der waal, adsorben untuk mengadsorpsi adsorbat.
ikatan hidrogen, pertukaran ion atau Hasil karakterisasi menggunakan SEM

6
Indonesia Chimica Acta, , Nasir, dkk. ISSN 2085-014X
Vol.7. No. 2, Desember 2014

memperlihatkan bahwa struktur


permukaan karbon aktif sebelum adsorpsi
dan setelah adsorpsi logam Hg yang
diperoleh berbeda satu sama lain.

Gambar 7. CASP.E setelah interaksi Hg

CASP.E memiliki ukuran pori yang


lebih besar dari CASP. Besarnya ukuran
pori ini karena terekstraknya silika. Hal
Gambar 4. CASP sebelum interaksi Hg ini sesuai dengan apa yang disampaikan
Wei X., (2011) bahwa proses
penghilangan silika dapat memperbaiki
sifat permukaan dari suatu bahan serta
meningkatkan kualitas karbon aktif yang
dihasilkan. Pori-pori yang terdapat pada
karbon aktif dapat meningkatkan
kemampuan karbon aktif untuk
mengadsorpsi adsorbat karena pori
tersebut merupakan celah yang
memperluas permukaan karbon aktif.
Oleh karena itu diprediksi bahwa terjadi
penyerapan logam Hg pada permukaan
yang berlapis maupun pori dari karbon
aktif baik yang didesilikasi maupun yang
Gambar 5. CASP setelah interaksi Hg tidak didesilikasi.

5. Kondisi Optimum Adsorpsi

Waktu kontak
Salah satu faktor yang
mempengaruhi adsorpsi adalah waktu
interaksi adsorben dengan adsorbat.
Gambar 8 terlihat dengan meningkatnya
waktu maka logam Hg yang teradsorpsi
juga semakin meningkat. Adsorpsi
optimum karbon aktif sekam padi terjadi
pada waktu 100 menit dengan jumlah
logam Hg yang teradsorpsi sebesar 2,525
mg/g serta karbon aktif sekam padi yang
didesilikasi terjadi pada waktu 80 menit
Gambar 6. CASP.E sebelum interaksi Hg
dengan jumlah logam Hg yang diadsorpsi

7
Indonesia Chimica Acta, , Nasir, dkk. ISSN 2085-014X
Vol.7. No. 2, Desember 2014

sebesar 2,25 mg/g. Karbon aktif sekam masing karbon aktif. Jumlah logam Hg
padi memiliki kemampuan adsorpsi yang yang diadsorpsi sebagai fungsi
besar bila dibandingkan dengan karbon konsentrasi ditentukan untuk menghitung
aktif sekam padi yang didesilikasi dan kapasitas adsorpsi. Menurut teori
karbon aktif tempurung kelapa. Hal ini adsorpsi Langmuir, pada permukaan
diprediksi peran silika dalam proses adsorben terdapat sejumlah tertentu situs-
adsorpsi melalui interaksi ion logam Hg situs aktif yang sebanding dengan luas
dengan gugus siloksan maupun silanol. permukaan. Selama situs-situs aktif
selain peran silika, luas permukaan serta adsorben belum jenuh oleh adsorbat,
bentuk permukaan memberikan pengaruh maka penambahan konsentrasi adsorbat
terhadap daya adsorpsi karbon aktif. yang diinteraksikan akan meningkatkan
Hasil analisis permukaan dengan metode secara linier jumlah adsorbat yang
metilen biru menunjukan bahwa karbon teradsorpsi. Apabila situs-situs aktif
aktif sekam padi memiliki luas adsorben telah jenuh, maka penambahan
permukaan yang besar, hal ini berkorelasi konsentrasi selanjutnya tidak akan
dengan kemampuannya dalam menyerap meningkatkan jumlah adsorbat yang
ion logam Hg. Data hasil citra SEM teradsorpsi (Oscik, 1982).
menunjukan susunan yang berlapis
dengan pori-pori yang terdistribusi secara
heterogen memungkinkan kemampuan
karbon aktif sekam padi dalam menjerap
logam Hg.

Gambar 9. Hubungan konsentrasi dengan


logam Hg yang teradsorpsi

6. Interaksi Karbon Aktif dengan


Limbah Pengolahan Emas
Limbah pengolahan emas di
Gambar 8. Hubungan waktu kontak dengan
Kabupaten Buru Propinsi Maluku dengan
logam Hg yang teradsorpsi
konsentrasi 2,485 ppm yang telah
dianalisis diinteraksikan dengan karbon
Konsentrasi
aktif sekam padi dan karbon aktif sekam
Daya serap karbon aktif sekam padi
padi yang didesilikasi. Hasil yang
dan karbon aktif sekam padi yang
diperoleh pada Gambar 10.
didesilikasi pada berbagai variasi
konsentrasi menunjukan peningkatan. 0.12385
Jumlah peningkatan Hg yang teradsorpsi 0.1238
berbanding lurus dengan konsentrasi 0.12375
dimana konsentrasi Hg yang tinggi akan q
0.1237
menyebabkan makin banyak Hg yang
berinteraksi dengan pori maupun 0.12365
CASP CASP.E
permukaan dari karbon aktif sehingga
jumlah Hg yang teradsorpsi semakin Gambar 10. Grafik perbedaan adsorpsi
banyak. Selain itu, hal ini juga ditentukan logam Hg oleh CASP dan
oleh kapasitas adsorpsi dari masing- CASP.E.

8
Indonesia Chimica Acta, , Nasir, dkk. ISSN 2085-014X
Vol.7. No. 2, Desember 2014

Hasil analisis menunjukan bahwa Energi Bebas Gibbs (ΔG)


jumlah logam Hg yang teradsorpsi oleh Penentuan jenis adsorpsi logam Hg
karbon aktif sekam padi 0,1238 mg/g oleh karbon aktif sekam padi dan karbon
sedikit lebih besar bila dibandingkan
aktif sekam padi yang didesilikasi
dengan karbon aktif sekam padi yang
didesilikasi dengan nilai q 0,1237 mg/g. berdasarkan pada energi bebas Gibbs
dengan penurunan konsentrasi Hg pada (ΔG) (Tabel 9) dapat dikategorikan
limbah pengolahan emas sebesar 99,5%. sebagai adsorpsi fisika. Hal ini didukung
dengan demikian dapat disimpulkan oleh Lynam (1995) yang menyatakan
bahwa dengan pemanfaatan sekam padi bahwa energi adsorpsi kimia berada
yang dijadikan sebagai karbon aktif dapat dalam kisaran 42-420 KJ/Mol dan lebih
mengurangi pencemaran logam berat Hg
kecil dari 42 KJ/Mol adalah adsorpsi
pada daerah pengolahan emas tradisional
sebelum limbah tersebut di buang ke fisika. Nilai negatif dari energi bebas
perairan. Gibbs menunjukan bahwa adsorpsi
berlangsung secara spontan.
7. Kajian Isotermal dan Kinetika Tabel 9. Energi bebas Gibbs
Adsorpsi No Sampel ΔG (KJ/Mol
Isotermal Adsorpsi 1 CASP-Hg -8,04
Tabel 6. Model isotermal Langmuir 2 CASP.E-Hg -8,71
Model Langmuir
Sampel R2
Qo (mg/g) b
CASP-Hg 3,9184 0,083 0,9363
KESIMPULAN
CASP.E-Hg 3,8417 0,0647 0,9284 1. Konsentrasi tertinggi dalam proses
desilikasi karbon sekam padi,
Tabel 7. Model isotermal Freundlich diperoleh pada konsentrasi NaOH
Model Freundlich 10M dengan presentasi penurunan
Sampel R2
k (mg/g) N
CASP-Hg 16,8035 3,045 0,9683
silika sebesar 68,24%.
CASP.E-Hg 14,4045 2,886 0,9628 2. Data karakteristik karbon aktif yang
Berdasarkan harga R2 yang dihasilkan berupa kadar air, kadar
diperoleh pada Tabel 22 menunjukkan abu, zat yang mudah menguap serta
kecocokan model isoterm adsorpsi daya serap larutan iodin sesuai
Freundlich Hal ini menunjukkan proses dengan standar Industri Indonesia
adsorpsi terjadi pada banyak lapisan. No.0258-79.
Model isotherm ini mengasumsikan 3. Waktu kontak optimum adsorpsi ion
bahwa adsorpsi terjadi secara fisika logam Hg oleh karbon aktif sekam
(Sembodo, 2005). padi dan karbon aktif sekam padi
yang didesilikasi adalah 100 menit
Kinetika Adsorpsi dan 80 menit sedangkan pada variasi
Data pada Tabel 8 diperoleh nilai konsentrasi, jumlah ion logam Hg
R2 yang terbesar dan mendekati 1 pada yang teradsorpsi terus mengalami
peningkatan dengan bertambahnya
reaksi orde dua semu. Hal ini
jumlah konsentrasi.
menunjukan bahwa adsorpsi logam Hg 4. Adsorpsi logam Hg oleh karbon aktif
oleh karbon aktif sekam padi mengikuti sekam padi dan karbon aktif sekam
model kinetika orde dua semu. padi yang didesilikasi sesuai dengan
Tabel 8. Kinetika reaksi model isoterm adsorpsi Freundlich
Orde satu semu Orde dua semu dengan kapasitas adsorpsi masing-
Sampel
R2 k1 R2 k2 masing adalah 16,8035 mg/g dan
CASP-Hg 0,2724 0,0174 0,9975 0,0685 14,4045 mg/g.
CASP.E-Hg 0,7702 0,0209 0,9841 0,0237

9
Indonesia Chimica Acta, , Nasir, dkk. ISSN 2085-014X
Vol.7. No. 2, Desember 2014

5. Kinetika reaksi logam Hg sesuai Lumpur Lapindo Menggunakan


dengan orde kedua semu dengan nilai Metode Kontinyu. Kimia Student
k masing-masing untuk interaksi Journal, 1(2): 182-187.
dengan karbon aktif sekam padi dan Fatimawali, Badaruddin F., Yusuf I.
karbon aktif sekam padi yang (2011). Isolasi dan Identifikasi
didesilikasi adalah 0,0685 dan 0,0237 Bakteri Resisten Merkuri dari
g.mg-1.menit-1. Muara Sungai Sario Yang Dapat
6. Logam Hg yang teradsorpsi oleh Digunakan Untuk Detoksifikasi
karbon aktif sekam padi pada limbah Limbah Merkuri. Jurnal Ilmiah
pengolahan emas di Kabupaten Buru Sains, 11(2): 282-288.
Propinsi Maluku rata-rata 0,12 mg/g
adsorben dengan penurunan Hsu H.W. & Luh B.S. (1980). Rice Hull.
konsentrasi Hg pada limbah sebesar Dalam Rice Produck And
99,5%. Utilization. Editor: Bor Shiun Luh.
New York: Avi Publishing
DAFTAR PUSTAKA Company Inc. Hal. 736-740.
Iller R.K. (1991). Silika Chemistry in
Alzaydien S.A. (2009). Adsorption of
Natural and Industry. J.Physical
Methylene Blue from Aqueous
Chemistry. 95: 4063-4069.
Solution onto a Low-Cost Natural
JordanianTripoli. American Journal Jin X., Bailey G.W., Yu Y.S. & Lynch
of Environmental Sciences, 5 (3): A.T. (1996). Kinetics of Single and
197-208. Multiple Metal Ion Sorption
Processes on Humic Subtances. J.
Arafah M., Zakir M., Raya I. (2014).
Soil Sci., 161: 509-519.
Kinetics and Thermodynamics
Study Adsorption Eosin On Rice Kitong T.M., Abidjulu J. & Koleangan
Husk Based Activated Carbon J.S.H. (2012). Analisis Merkuri
Under Sonication. Indo.Chim.Acta, (Hg) dan Arsen (As) di Sedimen
7(1): 9-18. Sungai Ranoyapo Kecamatan
Amurang Sulawesi Utara. Jurnal
Atkins P. W. (1994). Physical Chemistry
MIPA UNSRAT Online, 1 (1): 16-
Fifth Edition. Oxford: Oxford
19.
University Press.
Kolasinski K.W. (2008). Surface
Diantariani N. P. (2010). Peningkatan
Science: Foundation of Catalysis
Potensi Batu Padas Ladgestone
and Nanoscience. Edisi ke-2.
Sebagai Adsorben Ion Logam Berat
London: John Wiley & Sons Ltd.
Cr(III) dalam Air Melalui Aktivitas
Hal. 22-23, 27.
Asam dan Basa. Jurnal Kimia,
4(1): 91-100. LaGrega M.D., Buckingham P.L. &
Evans J.C. (2001). Hazardous
Fan T., Liu Y., Feng B., Zeng G., Yang
Waste Mangement. Edisi ke-2. New
C., Zhou M., Zhou H., Tan Z.,
York: McGraw Hill. Hal. 117, 196,
Wang X. (2008). Biosorption of
202, 478-479.
cadmium(II), zinc(II), and lead(II)
by penicillium simplicissium: Lynam M.M., Kliduff J.E. & Weber Jr.
Isoteherm, kinetics and W. J. (1995). Adsorption of p-
thermodynamics. Journal of Nitrophenol from Dilute Solution.
Hazardous Materials, 160: 655- J. Chem. Educ. 72: 80-84.
661. Liou T.H. (2004). Evalution of Chemistry
Farid A.F., Triandi R.T. & Darjito. and Morphology During the
(2013). Ekstraksi Silika dalam

10
Indonesia Chimica Acta, , Nasir, dkk. ISSN 2085-014X
Vol.7. No. 2, Desember 2014

Carbonization and Cambustion of Teraktivasi. Jurnal Sumber Daya


Rice Husk. Elsevier, 42: 785-794. Alam dan lingkungan, 1(1): 19-25.
Masitoh F.Y. & Sianita B.M.M. (2013). Wei X., Xiau L., Jin Z., & Ping S.
Pemanfaatan Arang Aktif Kulit (2011). Nanoporous Carbon
Buah Coklat (Theobroma cacao L.) Derived From Rice Husk For
Sebagai Adsorben Logam Berat Cd Electrochemical Capacitor
(II) dalam Pelarut Air. Unesa Aplication. Advanced Materials
Journal of Chemistry, 2(2): 23-27. Research, 242: 2101-2106.
Milenkovic D.D., Dasic P.V. & Widayanti, Isa I. & Aman L. (2012).
Veljkovic V.B. (2009). Ultrasound- Studi Daya Aktivasi Arang Sekam
assisted adsorption of copper(II) Padi pada Proses Adsorpsi Logam
ions on hazelnut shell activated Cd. Jurnal Sainstek, 6(5): 1-7.
carbon, Ultrason. Sonochem., 16:
Widihati I.A.G., Ratnayani O., &
557-563.
Angelina Y. (2010). Karakterisasi
Nofiani R. & Gusrizal. (2004). Bakteri Keasaman dan Luas Permukaan
Resisten Merkuri Spektrum Sempit Tempurung Kelapa Hijau (Cocos
dari Daerah Bekas Penambangan nucifera) dan Pemanfaatannya
Emas Tanpa Izin (PETI) Mandor, Sebagai Biosorben Ion Cd2+. Jurnal
Kalimantan Barat. Jurnal Natur Kimia, 4(1): 7-14.
Indonesia, 6(2): 67-74.
Widowati W., Sastiono A. & Jusuf R.
Oscik J. (1982). Adsorption. John Wiley (2008). Efek Toksit Logam:
and Sons Inc, West Sussex. Pencegahan dan Penanggulangan
Raharjo D., Mustamir E. & Suryadi E. U. Pencemaran. Yogyakarta: C.V
(2012). Uji Efektifitas Beberapa Andi Offset.
Jenis Arang Aktif dan Tanaman Widwiastuti H., Mulyasuryani A. &
Akumulator Logam pada Lahan Sabarudin A. (2013). Extraction of
Bekas Penambangan Emas. Jurnal Pb2+ Using Silica From Rice Husk
Perkebunan & Lahan Tropika, Ash (RHA) - Chitosan As Solid
2(2): 15-22. Phase. J. Pure App. Chem. Res.
Rohmawati L. (2008). Studi Kinetika 2(1): 42-47.
Adsorpsi Merkuri (II) Pada Wilson I. D., Michael C., Colin F. P.,
Biomassa Daun Enceng Gondok Edward R. A. (2000). Encyclopedia
(Eichhornia crassipes) (Skripsi). of Separation Science. Academic
Malang: Universitas Islam Negeri Press. 118-119.
Malang.
Yusuf A.M. & Tjahjani S. (2013).
Sembodo B.S.T. (2005). Isoterm Adsorpsi Ion Cr (IV) oleh Arang
Kesetimbangan Adsorsi Timbal Aktif Sekam Padi. Unesa Journal
Abu Sekam Padi. Ekuilibrium. of Chemistry, 2(1): 84-88.
4(2): 100-105.
Zakir M., Maming, Raya I., Karim A. &
Shukla S.P. (2011). Investigation In to Santi. (2012). Pemanfaatan Energi
Tribo Potential of Rice Husk (RH) Gelombang Ultrasonik dalam
Char Reinforced Epoxy Composite Adsorpsi Ion Logam Berat Cu(II)
(Thesis). Rourkela: National pada Biosorben Karbon Aktif dari
Institute of Technology Rourkela. Sekam Padi. Indo.Chim.Acta, 5(2):
Suhendarwati L., Suharto B., & Dewi 1-9.
L.S. (2014). Pengaruh Konsentrasi
Larutan Kalium Hidroksida pada
Abu Dasar Ampas Tebu

11

Anda mungkin juga menyukai