Anda di halaman 1dari 16

TEORI AKUNTANSI

RESUME

Dosen Pengampu: Dr. Zuhrotun, S.E., M.Si., Ak., CA.

Nama : RIZKA NURMALA


NIM : 142140168
Kelas : EA-B
Asal Kelompok : 4

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2017
BAB 2 THEORY AND METHOD

Pembukuan berkaitan dengan pencatatan transaksi dan kejadian menurut


seperangkat aturan dengan sedikit pertimbangan pada pembukuan. Bidang
Akuntansi membutuhkan seorang Akuntan untuk melakukan penilaian mengenai
apa yang harus dicatat dan kapan pencatatan dilakukan, serta bagaimana transaksi-
transaksi dan saldo sebaiknya diklasifikasikan dan disajikan dalam akun. Seorang
akuntan juga melakukan analisis laporan keuangan dan memberikan saran kepada
manajer, direktur, client, dan para pemangku kepentingan lainnya mengenai
masalah keuangan. Akuntansi dapat mempengaruhi kehidupan banyak orang. Teori
akuntansi dapat mencakup berbagai pertanyaan, dari masalah bersifat teknis dan
pengukuran terhadap isu-isu politik dan sosial.

1. Berbagai Teori Akuntansi

Akuntansi Sebagai Catatan Historis


Akuntansi menitikberatkan pada penyediaan catatan yang tepat atas
transaksi dari suatu entitas. Teori ini tidak melihat peran akuntansi sebagai
pemberi penilaian perusahaan pada titik waktu tertentu. Teori ini hanya
melihat peran akuntansi sebagai penyedia catatan tetap dari transaksi yang
melibatkan perusahaan.

Akuntansi Sebagai Bahasa


Akuntansi digunakan sebagai bahasa untuk komunikasi dari
manajemen kepada pihak lain, seperti pemegang saham. Apapun
kegunaannya, laporan akuntansi dipandang sebagai bahasa yang digunakan
untuk menerjemahkan peristiwa ekonomi dan transaksi-transaksi agar dapat
dipahami oleh users.

Akuntansi Sebagai Politik Intra-perusahaan


Akuntansi digunakan sebagai dasar dalam membuat kebijakan
perusahaan seperti pembuatan keputusan dan menentukan tujuan
manajemen.

Penetapan Standar Akuntansi sebagai Politik


Manajemen melakukan lobi politik agar standar akuntansi yang
berlaku menguntungkan dirinya, dan memilih teknik akuntansi untuk
memaksimalkan utilitas mereka. Maka dapat dikatakan bahwa standar
akuntansi merupakan hasil dari proses politik bukan produk kebenaran
teknis.

Akuntansi Sebagai Mitologi


Teori ini menjelaskan bahwa system akuntansi menyediakan
sumberdaya masyarakat untuk digunakan dalam rangka mempertahankan
rasionalitas dan suatu cara pembenaran, rasionalisasi atas keputusan-
keputusan.

Akuntansi Sebagai Sihir


Akuntansi digunakan oleh akuntan sebagai alat untuk membuat
tipuan-tipuan.

Akuntansi Sebagai Komunikasi-Informasi Keputusan


Laporan akuntansi disusun dengan cara sesuai kebutuhan pengguna
dan akan berdampak pada pembuatan keputusan.

Akuntansi Sebagai Barang Ekonomi


Akuntansi merupakan bagian dari rangkaian informasi yang luas,
mencakup makroekonomi, politik, perpajakan, dan informasi spesifik
lainnya yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Produksi informasi
akuntansi tidaklah gratis, dan standar akuntansi membebankan pemenuhan
biaya.
Akuntansi Sebagai Komoditas Sosial
Akuntansi dapat mempengaruhi kesejahteraan sosial banyak pihak.

Akuntansi Sebagai Ideologi dan Eksploitasi


Menurut teori ini, Akuntansi merupakan bagian dari ideologi
masyarakat kapitalis; akuntansi menopang dan memperkuat struktur
masyarakat dan memberikan teknik untuk mengeksploitasi dan menggali
kekayaan dalam mendukung kelompok kepentingan elit dengan
mengorbankan karyawan dan masyarakat pada umumnya.

Akuntansi Sebagai Kelompok Sosial


Teori ini menegaskan bahwa prinsip akuntansi, standard dan
masyarakat ada untuk:
- Mempromosikan kepentingan kelompok dan tujuan dari akuntan
- Menghasilkan suatu budaya yang professional dan meningkatkan
monopoli dalam pengetahuan yang professional.
- Meningkatkan citra atas kompetensi professional akuntan di hadapan
publik.

2. Rumusan Teori

Apa itu Teori?


Salah satu definisi dari teori adalah pernyataan dari Braithwaite:
Teori ilmiah adalah suatu system yang deduktif dimana konsekuensi
diamati secara logis mengikuti dari gabungan dari fakta-fakta yang diamati
dengan hipotesa fundamental dari sebuah system. Sebuah studi tentang sifat
teori ilmiah adalah studi yang mempelajari tentang sifat system deduktif
yang digunakan dalam teori.

Bagaimana Teori Dirumuskan?


Jika teori merupakan argumentasi yang logis, atau sebuah pernyataan
sistem, bagaimana mereka mengembangkannya? Sebagai contoh, terdapat
dua demonstrasi yang berbeda tentang pendekatan pengembangan teori:
alasan dedukrif dari premis umum untuk prediksi membangun, beberapa
rekomendasi atau penjelasan dari materi tertentu, dan alasan induktif dari
observasi yang spesifik untuk observasi dari implikasi umum pengembangan
tersebut.

Merumuskan Teori
Ilmu alam telah menunjukkan bahwa metode mereka mampu
memberikan jawaban, ahli teori akuntansi telah melihat bahwa mereka dapat
mengembangkan teori akuntansi. Ini tidak bermaksud bahwa ilmu
mempunyai semua jawaban atau dapat menemukan semua jawaban, tetapi
ilmu alam sukses menghasilkan hasil yang nyata di suatu area tertentu.
Karena itu, berharga bagi kita untuk memeriksa pendekatan mereka.

3. Bagian-bagian Dari Teori

Teori merupakan sebuah pernyataan yang dikemukakan dengan


bahasa, dapat berupa verbal maupun matematis. Perkembangan teori
bermula di abstrak dunia yang tidak nyata, apa yang dipikirkan oleh
manusia. Namun, agar lebih bermanfaat akhirnya teori terealisasi menjadi
nyata. Terdapat tiga jenis hubungan dalam struktur teoritis:
a) Hubungan Sintaksis,
b) Hubungan Semantik, dan
c) Hubungan Pragmatik.

Teori umum yang terdiri dari tiga hubungan yang jelas: Sintaksis,
Semantik, dan Pragmatik. Hubungan sintaksis merupakan proses yang
formal yang memastikan bahwa setiap bagian dari teori mengikuti bagian
sebelumnya, hubungan sintaksis berarti aturan struktur teori berhubungan
dengan bahasa yang digunakan. Rumus matematika itu dirumuskan
memakai hubungan sintaksis. Hubungan semantik berarti menghubungkan
suatu konsep dasar dari teori ke objek di dunia nyata. Hubungan pragmatis
itu melibatkan suatu hubungan, atau kepentingan, atas teori perilaku dan
reaksi manusia.

4. Pengujian Sebuah Teori

Kriteria dari Kebenaran


Ada berbagai cara agar seseorang percaya bahwa pernyataan tersebut
benar atau salah. Tiga jenis perbedaan dari criteria yang digunakan oleh
orang-orang:
a. Dogmatic basis
b. Self-evident basis
c. Scientific basis

Beberapa kriteria dapat digunakan untuk menilai apakah teori itu sah
dan benar. Ini meliputii dogmatic, self-evident, dan scientific bases.
Pada Dogmatic basis kita percaya terhadap suatu pernyataan/teori
karena pernyataan tersebut dibuat oleh yang berwenang, berarti kita
menggunakan basis dogma dalam menilai kebenaran. Contoh dari dogmatic
yang mencapai evaluasi teori merupakan penerimaan teori yang hanya
karena kekuasaan, seperti pemimpin agama, pengajar atau politisi berkata
bahwa teori ini sangat bagus. Pencapaian ini tidak hanya bergantung kepada
bukti objektif; sebagai gantinya teori ini bergantung kepada opini masing-
masing individu tentang kekuasaan yang dapat dipercaya yang opininya
diterima secara faktual.
Pendekatan self-evident itu didasarkan kepada penilaian individu.
Pada basis ini berarti kita percaya terhadap suatu pernyataan berdasar dari
pengetahuan umum , pengalaman dan pengamatan kita tanpa perlu ada studi
empirik.
Pendekatan scientific meliputi evaluasi, apakah peraturan sintaktis
itu masuk akal. basis ini memerlukan studi empirik untuk memberikan
kepercayaan mengenai kebenaran/kesalahan suatu teori.

- Syntactic rules and induction

Agar berarti, teori atau pernyataan harus diformulasikan


kemudian dapat diuji dengan salah satu dari dua metode, yaitu aturan
sintaksis atau induksi. Dapat diuji dengan aturan sintaksis berarti
teori atau pernyataan tersebut dapat dipastikan valid atau tidaknya
cukup dari logika atau penalaran saja. Dapat diuji secara induksi
berarti pernyataan tersebut kebenaran atau kesalahannya dapat
diketahui dengan mendapatkan bukti empirisnya.

Karl Popper falsification

Studi ilmiah popper terdiri dari prinsip, yaitu testability dan


falsifiability. Dengan prinsip yang pertama, Popper menyatakan bahwa
sebuah pernyataan ilmiah harus bisa diuji kebenarannya (testable) melalui
suatu metode empiris. Pengujian ini dilakukan untuk melihat kemungkinan
apakah pernyataan tersebut bisa dibuktikan kesalahannya atau tidak
(falsifiable). Popper mensyaratkan testability dan falsifiability sebagai tolok
ukur apakah sebuah pernyataan bisa disebut ilmiah atau tidak. Dua syarat ini
dijadikan sebagai prinsip dari sebuah prosedur ilmiah yang dilakukan secara
empiris. Dengan kata lain, pengalaman empiris tetap menjadi menjadi syarat
keilmiahan suatu pernyataan.
Imre Lakatos Research program

Dalam Program Riset ini terdapat aturan-aturan metodologi yang


disebut "Heuristik", yaitu kerangka kerja konseptual sebagai kosekuensi dari
bahasa. Heuristik adalah suatu keharusan untuk melakukan penemuan-
penemuan lewat penalaran induktif dan percobaan-percobaan sekaligus
menghadirkan kesalahan dalam memecahkikan masalah.
Kuhnian paradigm

Khun menjelaskan bahwa Paradigma merupakan suatu cara pandang,


nilai-nilai, metode-metode,prinsip dasar atau memecahkan sesuatu masalah
yang dianut oleh suatu masyarakat ilmiah pada suatu tertentu. Apabila suatu
cara pandang tertentu mendapat tantangan dari luar atau mengalami krisis,
kepercayaan terhadap cara pandang tersebut menjadi luntur, dan cara
pandang yang demikian menjadi kurang berwibawa, pada saat itulah
menjadi pertanda telah terjadi pergeseran paradigma. Kuhn menyampaikan
gagasan bahwa sains tidak "berkembang secara bertahap menuju
kebenaran", tapi malah mengalami revolusi periodik yang dia sebut
pergeseran paradigma.

Analisis Kuhn tentang sejarah ilmu pengetahuan menunjukkan


kepadanya bahwa praktek ilmu datang dalam tiga Tahapan; yaitu:
a) Tahap Pra-ilmiah
Yang mengalami hanya sekali dimana tidak ada konsensus
tentang teori apapun. penjelasan Fase ini umumnya ditandai oleh
beberapa teori yang tidak sesuai dan tidak lengkap. Akhirnya
salah satu dari teori ini "menang".
b) Normal Science
Seorang ilmuwan yang bekerja dalam fase ini memiliki teori
override (kumpulan teori) yang oleh Kuhn disebut sebagai
paradigma. Dalam ilmu pengetahuan normal, tugas ilmuwan
adalah rumit, memperluas, dan lebih membenarkan paradigma.
Akhirnya, bagaimanapun, masalah muncul, dan teori ini diubah
dalam ad hoc(khusus) cara untuk mengakomodasi bukti
eksperimental yang mungkin tampaknya bertentangan dengan
teori asli. Akhirnya, teori penjelasan saat ini gagal untuk
menjelaskan beberapa fenomena atau kelompok daripadanya,
dan seseorang mengusulkan penggantian atau redefinisi dari teori
ini.
c) Pergeseran Paradigma
Mengantar pada periode baru ilmu pengetahuan revolusioner.
Kuhn percaya bahwa semua bidang ilmiah melalui pergeseran
paradigma ini berkali-kali, seperti teori-teori baru menggantikan
yang lama

Feyerabend approach
Feyerabend berpendapat bahwa untuk menemukan teori yang benar,
suatu teori tidaklah harus dicari kesalahannya (falsifikasi) melainkan
mengembangkan teori-teori baru. Menurut Feyerabend, dalam bukunya
Against Method, tidak ada satu metode rasional yang dapat diklaim sebagai
metode ilmiah yang sempurna. Metode ilmiah yang selama ini diagung-
agungkan oleh para ilmuwan hanyalah ilusi semata. Dia mengatakan
'anything goes' yang berarti hipotesa apa pun boleh dipergunakan, bahkan
yang tidak dapat diterima secara rasional atau berbeda dengan teori yang
berlaku atau hasil eksperimen. Sehingga ilmu pengetahuan bisa maju tidak
hanya dengan proses induktif sebagaimana halnya sains normal, melainkan
juga secara kontrainduktif

Pertanyaan:
1. Bagaiman seorang akuntan mengetahui bahwa informasi akuntansi
yang telah ia sediakan bermanfaat bagi user yang dituju?
2. Di dalam struktur teoritis, terdapat tiga jenis hubungan. Bagaimana
jika salah satu bagian dari hubungan (sintaksis, semantik, atau
pragmatik) tidak mengikuti/berkaitan dengan bagian sebelumnya?
Apakah hal ini akan merubah struktur teori?
BAB 3 ACCOUNTING THEORY CONSTRUCTION

Salah satu cara untuk mempelajari dan menilai teori akuntansi adalah
menggolongkan mereka berdasarkan asumsi, bagaimana mereka dirumuskan, dan
pendekatan untuk menjelaskan dan meramalkan peristiwa yang sebenarnya.
Beberapa klasifikasi yang telah terbukti sangat berguna adalah pragmatic, syntactic,
semantic, normative, positive, dan naturalistic.

1. Pragmatic Theories
Descriptive Pragmatic Approach
Dengan metode ini, terus mengamati perilaku akuntan untuk
menyalin prosedur akuntansi dan prinsip-prinsip. Dengan demikian, itu
adalah pendekatan induktif untuk pengembangan teori akuntansi adalah cara
yang populer untuk belajar keterampilan akuntansi sampai cukup akhir-akhir
ini, seorang akuntan yang telah dilatih dengan magang atau diberi artikel
untuk berlatih akuntan selama beberapa tahun.
Pendekatan pragmatic ini mungkin adalah pendekatan yang paling
tua dan paling universal digunakan dalam teori akuntansi. Bagaimanapun,
ada beberapa kritikan dari pendekatan ini untuk teori akuntansi, yaitu:

a. Pendekatan pragmatic tidak termasuk analisis penilaian kualitas


tindakan seorang akuntan.
b. Pendekatan pragmatic ini tidak menyediakan teknik akuntansi
yang menantang, karena itu tidak memungkinkan untuk berubah.
c. Pendekatan pragmatic memfokuskan perhatian pada perilaku
akuntan, bukan dalam mengukur atribut perusahaan, seperti aset,
kewajiban dan keuntungan.

Sterling menyimpulkan bahwa pendekatan pragmatis yang pantas


untuk teori konstruksi akuntansi. Kesimpulannya adalah, tentu saja dalam
kaitannya dengan teori normatif tentang bagaimana akuntansi harus
menjadidilakukan daripada teori pragmatis yang menggambarkan praktek
dunia nyata.

Psychological Pragmatic Approach


Psychological Pragmatic Approach memerlukan ahli teori untuk
mengamati pengguna dari hasil pekerjaan akuntan seperti laporan keuangan.
Reaksi pengguna diambil sebagai bukti bahwa laporan keuangan berguna
dan berisi informasi yang relevan. Masalah dari Psychological Pragmatic
Approach adalah bahwa beberapa orang mungkin bereaksi secara logis,
namun beberapa mungkin memiliki sebuah respon yang sudah dipersiapkan,
dan yang lain mungkin tidak bereaksi ketika mereka harus bereaksi. Sebuah
perbaikan dari pendekatan ini menyesuaikan untuk alasan ini dengan
berkonsentrasi pada teori keputusan dan bukan tanggapan dari pengambil
keputusan individu.

2. Syntatic And Semantic Theories


Salah satu interpretasi teoritis dari sejarah Akuntansi biaya
tradisional adalah bahwa hal itu hampir sepenuhnya merupakan sintaksis.
Interpretasi teori akuntansi dapat digambarkan sebagai berikut masukan
semantik untuk sistem ini adalah transaksi dan pertukaran yang dicatat
dalam voucher, jurnal dan buku besar dari bisnis. Hal ini kemudian
dimanipulasi (dipartisi dan dijumlahkan) atas dasar tempat dan asumsi dari
akuntansi biaya historis. Sebagai contoh, kita mengasumsikan bahwa inflasi
tidak akan dicatat dan nilai pasar dari aset dan liabilitas diabaikan. Kami
kemudian menggunakan akuntansi double entry dan prinsip-prinsip
akuntansi biaya historis untuk menghitung laba rugi dan neraca sisa.
Proposisi individu diverifikasi setiap kali laporan yang diaudit dengan
memeriksa perhitungan dan manipulasi.
Dengan cara ini teori biaya historis telah dikonfirmasi berkali-kali.
Jika kita asumsikan program penelitian prinsip akuntansi Biaya Historis
Lakatosian membentuk heuristik negatif dan, dalam sudut pandang
paradigma Khunian yang dominan.
Beberapa teori akuntansi sangat penting dari pendekatan ini. Mereka
berpendapat bahwa teori tersebut memiliki konten semantik hanya atas dasar
inputnya. Tidak ada operasi empiris bebas untuk memverifikasi perhitungan
keluaran, sebagaicontoh penghasilan atau total aset. Angka-angka ini
tidak diamati, mereka adalah penjumlahan sederhana saldo rekening dan
proses audit ini, yang pada dasarnya, hanya sebuah kalkukasi kembali.
Proses audit memverifikasi masukan dengan memeriksa dokumen yang
digaris bawahi dan mengecek perhitungan matematika tetapi tidak
memverifikasi output akhir. Ini berarti bahwa akan ada sejumlah besar
teknik akuntansi yang berbeda namun masih dapat diterima

3. Normative Theories
Perumusan teori normative ini mencapai masa keemasan pada tahun
1950 dan 1960. Selama periode ini perumus akuntansi lebih tertarik pada
rekomendasi kebijakan dan apa yang seharusnya dilakukan. Dalam
pendekatan ini, akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus
diikuti, tidak peduli apakah berlaku atau dipraktekkan sekarang atau tidak.
Teori ini berusaha untuk membenarkan tentang apa yang seharusnya
dipraktekkan. Teori normative hanya menyebutkan hipotesis tentang
bagaimana akuntansi seharusnya dipraktekkan tanpa menguji hipotesis
tersebut. Teori normatif ini berfokus pada dua hal, yaitu true
income dan decision usefulness.

a. True Income
True income berfokus pada suatu pengukuran tunggal untuk aset dan
suatu bentuk sifat laba yang unik. Namun, tidak ada kesepakatan tentang
apa yang benar atau pengukuran yang benar dari nilai dan keuntungan.
Banyak literatur selama periode ini diisi oleh perdebatan mengenai
manfaat dari sistem pengukuran alternatif.

b. Decision Usefulness
Pendekatan ini berasumsi bahwa tujuan dasar dari akuntansi adalah
membantu dalam proses pembuatan keputusan terhadap pengguna
laporan keuangan tertentu dengan menyediakan data akuntansi yang
relevan dan bermanfaat. Teori decision-usefulness bersifat normatif
karena didasarkan pada beberapa asumsi berikut:
1) Akuntansi merupakan suatu sistem pengukuran
2) Laba dan rantai nilai dapat terukur dengan tepat
3) Akuntansi keuangan bermanfaat dalam membuat keputusan
ekonomi
4) Pasar yang tidak efisien
5) Akuntansi konvensional adalah tidak efisien
6) Terdapat satu pengukuran laba yang unik

Karena teori normative dianggap merupakan pendapat pribadi yang


subjektif, maka tidak bisa diterima begitu saja, akan tetapi harus diuji secara
empiris agar memiliki dasar teori yang kuat. Pendukung teori ini biasanya
menggambarkan system akuntansi yang dihasilkan sebagai sesuatu yang
ideal, dan merekomendasikan penggantian system historis cost dan
peamakaian teori normative oleh semua pihak.

4. Positive Theories
Selama tahun 1970-an, teori akuntansi melihat langkah kembali ke
metodologi empiris atau positif. Positivisme atau empirisme berarti menguji
hipotesis yang berkaitan atau akuntansi atau teori kembali ke pengalaman
atau fakta dari dunia nyata. Penelitian akuntansi positif pertama difokuskan
pada pengujian empiris dari beberapa asumsi yang dibuat oleh teori
akuntansi normatif. Misalnya, dengan menggunakan kuesioner dan teknik
survey lainnya, sikap untuk kegunaan teknik akuntansi yang berbeda
ditentukan.
Pendekatan yang khas adalah untuk survey pendapat dari
menganalisis keuangan, petugas bank atau akuntan pada kegunaan metode
akuntansi inflasi yang berbeda dalam pengambilan keputusan mereka tugas
(seperti memprediksikebangkrutan atau memutuskan apakah akan membeli
atau menjual saham). Pendekatan lain adalah untuk menguji pentingnya
diasumsikan dari output akuntansi di pasar. Pengujian dilakukan untuk
mencoba menentukan apakah akuntansi inflasi meningkatkan efisiensi
informasi pasar saham, apakah pendapatan merupakan faktor penentu
penting dalam penilaian saham, apakah biaya data akuntansi halus
pertemuan keluar menimbang manfaat, atau apakah penggunaan yang
berbeda teknik akuntansi mempengaruhi nilai (hipotesis mekanistik).
Sekarang ini yang lebih penting dari teori akuntansi adalah berfokus
pada menjelaskan alasan dari praktek yang sekarang terjadi dan
memprediksikan peran akuntansi serta informasi terkait keputusan ekonomi
dari perusahaan perseorangan, firma, dan pihak lain yang berkontribusi pada
operasi pasar dan ekonomi. Penelitian ini menguji teori-teori yang
menganggap bahwa informasi akuntansi merupakan komoditas ekonomi dan
komoditas politik dan orang-orang akan bertindak untuk kepentingan diri
sendiri.
Perbedaan antara Teori Normative dan Positive adalah pada:
Normative merupakan teori yang berdasarkan perspektif, dan teori positive
adalah deskriptif, atau prediksi. Faktanya, teori normative dan teori positif
dapat saling berdampingan dan saling melengkapi. Teori positif dapat
membantu memberikan pemahaman tentang peran akuntansi yang pada
gilirannya dapat membentuk dasar untuk mengembangkan teori normatif
untuk meningkatkan praktek akuntansi.

5. Different Perspectives
Dalam pandangan ini kita lebih berfokus pada pendekatan yang
sangat terstruktur dengan perumusan teori- pendekatan ilmiah. Kita mulai
dengan teori yang didasarkan pengetahuan sebelumnya atau diterima secara
ilmiah konstruksi teorinya. Langkah selanjutnya adalah dengan
menggunakan teori untuk membangun masalah penelitian ketika kita
mengamati dunia nyata perilaku yang tidak setuju dengan teori. Pada tahap
ini, kami mengembangkan teori untuk menjelaskan perilaku yang diamati
dan menggunakan teori untuk menghasilkan hipotesis diuji yang akan
dikuatkan hanya jika teori memegang. Kami kemudian mengikuti prosedur
yang tepat dan sangat terstruktur atau ditentukan untuk pengumpulan data
dan setelah menundukkan data (biasanya) dengan teknik matematika atau
statistik, kita memvalidasi atau menolak hipotesis diuji.
Pendekatan ini memiliki asumsi yang melekat lebih lanjut bahwa
melihat dunia untuk diteliti sebagai realitas obyektif yang mampu
memeriksa dalam hal skala besar atau statistik rata-rata. Jenis penelitian ini
dilakukan oleh hipotesis tambahan yang kemudian dikumpulkan. Asumsi
tersirat adalah bahwa variabel diteliti memiliki beberapa stabilitas di
perusahaan, industri dan waktu.
Pendekatan penelitian umumnya digambarkan sebagai pendekatan
ilmiah dan merupakan pendekatan yang dominan saat ini digunakan oleh
para peneliti di bidang akuntansi, khususnya diAmerika Serikat. Penting
untuk dicatat bahwa itu didasarkan pada asumsi ontologis tertentu (cara kita
memandang dunia), yang menyiratkan epistemologi yang berbeda (cara kita
mengumpulkan pengetahuan) dan metodologi penelitian dan metode yang
berbeda.
Hal ini, pada gilirannya, mempengaruhi jenis masalah penelitian
yang diajukan dan hipotesis yang diuji. Hal ini penting bagi para peneliti
akuntansi dengan jelas mengenai asumsi yang mendasari penelitian mereka
dan untuk mempertimbangkan apakah pendekatan penelitian alternatif yang
lebih tepat. Ada tubuh tumbuh sastra, longgar dicap sebagai penelitian
naturalistik, yang sangat penting dari pendekatan yang sangat terstruktur
diadopsi oleh ilmiah peneliti. Kami meninjau secara singkat beberapa
kritik mereka dibagian ini.
Pendekatan naturalistik menganggap akuntansi dibangun sebagai
realitas daripada realita objektif dan penelitian naturalistik memungkinkan
untuk menggunakan study kasus dan pengalaman individu dibandingkan
dengan pendekatan ilmiah dari formulasi model sintaktis.
Tomkins dan Groves tidak setuju dengan pandangan ini. Mereka
melihat pendekatan penelitian naturalistik sebagai lebih tepat untuk asumsi
ontologis yang berbeda. Perbedaan asumsi ontologis menyiratkan gaya
penelitian yang berbeda dan mempengaruhi pertanyaan penelitian diajukan
dan diselidiki. Sebagai contoh, kita dapat melihat akuntansi sebagai
konstruksi sosial. Kita mungkin ingin memahami apa diri gambar orang
memegang, atau apa yang mendasari asumsi mempertahankan pandangan
bahwa, atau apa bagian persepsi ini bermain dalam mengendalikan cara
mereka melakukan peran mereka sehari-hari. Ini adalah jenis pertanyaan
yang mungkin akan diteliti menggunakan ontology subjektif.

6. Scientific Approach Applied To Accounting


Misconceptions of purpose
Banyak kesalahpahaman tentang ada upaya untuk menerapkan
pendekatan ilmiah untuk akuntansi. Beberapa percaya bahwa upaya ini
adalah untuk membuat para ilmuwan dari praktisi akuntansi. Pandangan ini,
tentu saja, adalah konyol. Seorang ilmuwan adalah salah satu yang
menggunakan metode ilmiah dan, oleh karena itu, terutama peneliti. Profesi
medis memberikan analogi yang baik dari perbedaan antara peneliti dan
praktisi dan penggunaan dan efek dari metode ilmiah.
Para peneliti medis adalah seorang ilmuwan, tetapi praktisi medis
(dokter) bukan. Yang terakhir adalah seorang teknisi, orang yang
menerapkan alat-alat kedokteran. Dia adalah orang yang professional yang
diharapkan untuk menggunakan penilaian untuk mendiagnosis penyakit dan
merekomendasikan pengobatan. Alat kedokteran yang berlaku terutama
terdiri, dari pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian ilmiah oleh
peneliti medis. Namun, seperti di beberapa bidang lain, penelitian ilmiah
tidak menemukan semua jawaban atas pertanyaan medis dan beberapa
kesimpulan yang lain tidak persuasif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
generalisasi, tapi praktisi dihadapkan dengan kasus-kasus tertentu yang
mungkin tidak sesuai persis dengan kesimpulan umum.
Kesalahpahaman umum lain tentang penerapan pandangan ilmiah
dalam akuntansi adalah bahwa kebenaran mutlak yang diinginkan, yang
tentu saja tidak mungkin. Oleh karena itu berpendapat bahwa itu adalah sia-
sia untuk mencari apa yang tidak mungkin. Argumen seperti itu didasarkan
pada kesalahpahaman bahwa ilmu pengetahuan mengetahui kebenaran
mutlak. Metode ilmiah yang tidak sempurna.Ini adalah penemuan manusia
untuk membantu kami memastikan apakah pernyataan harus dianggap benar
atau tidak. Struktur dari proses di mana penentuan ini dibuat sedemikian
rupa sehingga tidak ada yang dapat mengklaim kebenaran mutlak dalam
ilmu pengetahuan.
Dengan demikian, kebenaran ilmiah bersifat sementara. Sebuah
pernyataan atau teori keuntungan status `kebenaran hanya setelah para
ilmuwan di daerah dari mana teori berkembang memutuskan bahwa bukti
cukup persuasif. Sejarah ilmu pengetahuan mengungkapkan bahwa
substitusi, penyesuaian dan modifikasi dari teori yang dibuat terang dalam
bukti baru. Misalnya, teori Newton memberi jalan untuk teori relativitas
Einstein. Dalam pandangan dari apa yang kita katakan, kita harus memiliki
konsepsi yang kurang idealis dari syarat kebenaran dan fakta, dalam ilmu
pengetahuan.
Pertanyaan:
1.
2. 3c

Anda mungkin juga menyukai