Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Sejarah dan Perkembangan Pabrik


PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) yang lebih dikenal sebagai PT. PUSRI
merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang
produksi dan pemasaran pupuk. PT. PUSRI resmi didirikan berdasarkan akte
nomor 177 tanggal 24 Desember 1959 dan diumumkan dalam Lembaran Berita
Negara Republik Indonesia No. 46 tanggal 7 Juni 1960.
PT. PUSRI yang memiliki Kantor Pusat dan Pusat Produksi yang
berkedudukan di Palembang Sumatera Selatan merupakan produsen pupuk urea
pertama di Indonesia. Sriwidjaja sebenarnya diambil dari nama sebuah kerajaan
Sriwidjaja yang dahulu sangat terkenal armada lautnya, kerajaan ini terletak di
Sumatera Selatan. Pemilihan Provinsi Sumatera Selatan khususnya
Palembangsebagai lokasi pabrik didasarkan pada ketersediaan bahan baku berupa
gas alam dan letak kota Palembang di tepian Sungai Musi yang debit airnyatinggi.
PT. PUSRI telah mengalami dua kali perubahan bentuk badan usaha.
Perubahan pertama berdasarkan Pengaturan Pemerintah (PP) No. 20 Tahun 1964
yang mengubah statusnya dari PerseroanTerbatas (PT) menjadi Perusahaan
Negara (PN). Perubahan kedua terjadi berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.
20 Tahun 1969 dan dengan akte Notaris Soeleman Ardjasasmita pada bulan
Januari 1970, statusnya dikembalikan ke Perseroan Terbatas (PT).
Dari aspek permodalan PT. PUSRI juga mengalami perubahan seiring
perkembangan industri pupuk di Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 28 tanggal 7 Agustus 1977 ditetapkan bahwa seluruh saham pemerintah pada
industri pupuk PT. Pupuk Kujang, PT. Pupuk Iskandar Muda, PT.
PupukKalimantan Timur Tbk,dan PT. Petrokimia Gresik sebesar Rp. 1.829.290
juta diahlikan kepemilikannya kepada PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero).

Struktur modal PT. PUSRI diperkuat lagi dengan adanya pengalihan


saham pemerintahdi PT. Mega Eltra kepada PT. PUSRI serta tambahan modal
disetor dari hasil rekapitulasi laba dari PT. Pupuk Kaltim Tbk

1
2

Pabrik pertama yang dibangun PT. PUSRI adalah PUSRI I yang


diresmikan pada tanggal 4 November 1960 dengan kapasitas sebesar 180
Ammonia/hari dan 300 ton urea/hari. Produksi perdana PUSRI I pada tanggal 16
Oktober 1963.
Perluasan pabrik PT. PUSRI mulai direncanakan pada tahun 1965 melalui
penandatanganan perjanjian kerjasama antara Departemen Perindustrian dan
Perusahaan Toyo Engineering Corp dari Jepang. Namun rencana tersebut
menemui kegagalan akibat terjadi pemberontakan G30S/PKI.Pada tahun 1968
kembali dilakukan perencanaan pembangunan dengan diadakannya studi
kelayakan bersama Jhon Van Der Volk & Associate dari Amerika Serikat. Pada
tahun 1972 mulai didirikan pabrik PUSRI-II dengan kapasitas terpasang 660 ton
ammonia/hari dan 1150 ton urea/hari dan pembangunan selesai pada tahun 1974.
Pendirian pabrik tersebut dikerjakan oleh kontraktor M. W Kellog Overseas Corp
dari Jepang. Pada tahun 1992 dilakukan optimalisasi terhadap kapasitas pabrik
PUSRI-II menjadi 570.000 ton urea/tahun karena kebutuhan akan pupuk di
Indonesia meningkat dengan pesat, maka pada waktu yang relatif bersamaan
dibangun pabrik PUSRI-III dan PUSRI-IV.
Pabrik PUSRI-III dibangun pada tanggal 21 Mei 1975 dengan kapasitas
1000ton ammonia/hari dengan menggunakan proses Kellog dan kapasitas
produksi urea 1725 ton/hari atau 570.000 ton/tahun dengan proses Mitsul Toatsu
Total Recycle (MTTR) C-Improved. Pembangunan pabrik PUSRI-III dikerjakan
oleh Kellog Oveseas dan Enginnering Corp.Lima bulan setelah pembangunan
pabrik PUSRI-III, pabrik PUSRI-IV mulai didirikan dengan kapasitas terpasang
dan proses yang sama.
Pada tahun 1985 pabrik PUSRI I dihentikan operasinya karena dinilai
tidak efisiensi lagi, sebagai penggantinya didirikan pabrik PUSRI-IB pada tahun
1990 dengan kapasitas terpasang 446.000 ammonia/tahun dengan menggunakan
proses Kellog dan 570.000 ton urea/hari dengan menggunakan proses Advenced
Process For Cost and Energy Saving (ACES) dari TEC. Konstruksi pabrik ini
dikerjakan oleh PT. Rekayasa Industri (Indonesia).
Adanya tuntutan efisien produksi dan penghematan bahan baku membuat
PT. PUSRI melakukan proyek optimalisasi proses yang diberi nama Ammonia
3

Optimization Project (AOP) pada tahun 1992 dan melakukan kerjasama dengan
Imperial Chemical Industry (ICI), melalui proyek ini kapasitas produksi dapat
ditingkatkan dengan penghematan pemakaian gas alam sebesar 10%. Proses
optimalisasi dan modifikasi telah membuat PT. PUSRI mampu memproduksi total
2.280.000 ton urea/tahun dan 1.149.000 ton ammonia/tahun.Berikut ini adalah
data pembangunan dan spesifikasi pabrik PUSRI I, PUSRI-II, PUSRI-III, PUSRI-
IV, dan PUSRI-IB.

Tabel 1. Data Pabrik PT PUSRI


Pabrik Tahun Mulai Licensor Proses Kapasitas Terpasang Pelaksanaan
Operasi Konstruksi
PUSRI-II 1974 Kellog MTC Total - 218.000 ton Kellog Overseas
Recycle C. Improved ammonia/tahun Corp. (AS)
- 570.000 ton
urea/tahun
PUSRI-III 1976 Kellog MTC Total - 330.000 ton Kellog Overseas
4

Recycle C. Improved ammonia/tahun Corp. (AS)


- 570.000 ton
urea/tahun
PUSRI- 1977 Kellog MTC Total - 330.000 ton Kellog Overseas
IV Recycle C. Improved ammonia/tahun Corp. (AS)
- 570.000 ton
urea/tahun
PUSRI-IB 1995 Kellog Advanced - 446.000 ton PT. Rekayasa
Process For Cost ammonia/tahun Industri
- 570.000 ton
and Energy Saving (Indonesia)
urea/tahun
(ACES) Toyo
Engineering Corp
Sumber : HUMAS PT. PUSRI, 2015

1.1.1. Pengertian dan Makna Lambang Perusahaan


5

Gambar 1. Logo PT PUSRI

1. Lambang PUSRI yang berbentuk huruf U melambangkan singkatan Urea.


Lambang ini telah terdaftar di Dirjen Haki Departemen Kehakiman dan HAM
nomor 021391.
2. Setangkai padi dengan jumlah butiran 24 melambangkan tanggal akte
pendirian PT. PUSRI.
3. Butiran-butiran urea berwarna putih sejumlah 12melambangkan bulan
Desember pendirian PT. PUSRI.
4. Setangkai kapas yang mekar dari kelopaknya, butir kapas yang mekar
berjumlah 5 buah kelopak yang pecah berbentuk 9 retakan ini melambangkan
angka 59 sebagai tahun pendirian PT. PUSRI.
5. Perahu Kajang merupakan ciri khas kota Palembang yang terletak di tepian
Sungai Musi.
6. Kuncup teratai yang akan mekar, merupakan imajinasi pencipta akan prospek
perusahaan di masa datang.
7. Komposisi warna lambang kuning dan biru Benhur dengan dibatasi garis-garis
hitam tipisyang melambangkan keagungan, kebebasan cita-cita, serta
kesuburan, ketenangan, dan ketabahan dalam mengejar dan mewujudkan cita-
cita itu.

1.1.2. Visi dan Misi Perusahaan


Berdasarkan SK Direktur PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
No.SK/DIR/207/2012 tanggal 11 Juni 2012.
A. Visi Perusahaan, Menjadi Perusahaan Pupuk Terkemuka Tingkat Regional.
B. Misi Perusahaan, "Memproduksi serta memasarkan pupuk dan produk
agribisnis secara efisien, berkualitas prima dan memuaskan pelanggan.

1.2. Lokasi dan Tata Letak Pabrik


PT. Pupuk Sriwijaya berlokasi sekitar 7 km dari pusat Kota Palembang, di
wilayah perkampungan Sungai Selayur, Kecamatan Ilir Timur II, Kotamadya
Palembang. Adapun faktor teknis dan faktor ekonomi yang menunjang studi
6

kelayakan untuk membangun Pabrik Pupuk Urea PUSRI Palembang seperti


berikut :
A. Keadaan geografis Sumatera Selatan yang memiliki gas alam sebagai bahan
baku utama dalam jumlah yang cukup banyak. Dekat dengan sumber bahan
baku gas alam yaitu Prabumulih dan Pendopo yang terletak sekitar 100-500 km
dari pabrik.
B. Dekat dengan Sungai Musi yang tidak pernah kering sepanjang tahun
merupakan salah satu sarana penting untuk sumber air, sarana pembuangan
limbah dan sebagai sarana transportasi.
C. Dekat dengan sarana pelabuhan dan kereta api.
D. Dekat dengan Tambang Bukit Asam yang tidak jauh dari kota Palembang, yang
banyak mengandung batubara dan dapat dijadikan sebagai cadangan bahan
baku yang sangat potensial seandainya persediaan gas bumi sudah menipis.
Luas tanah yang digunakan untuk lokasi pabrik 20,472 hektar ditambah
untuk lokasi perumahan karyawan seluas 26,7695 hektar. Disamping itu lokasi
sebagai cadangan disiapkan tanah seluas 41,7965 hektar yang dimaksudkan untuk
persediaan perluasan komplek pabrik dan perumahan karyawan dikemudian
hari.Gambar tata letak PT. PUSRI Palembang dapat dilihat pada Gambar 2.
7

Gambar 2. Tata Letak PT.PUSRI Palembang

1.3. Struktur Organisasi dan Sistem Manajemen Perusahaan

PT. Pupuk Sriwidjaja adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
menggunakan Sistem Line and Staff Organization dengan bentuk perseroan
terbatas (PT) dalam pengolahan pabrik berasal dari pemerintah. Proses
Manajemen PT. PUSRI berdasarkan Total Quality Control Management(TQM)
yang melibatkan seluruh pimpinan dan karyawan dalam rangka peningkatan mutu
secara kontinyu.
Organisasi PT. PUSRI dipimpin oleh Direktur Utama dan dibantu oleh empat
orang direksi. Dalam kegiatan operasionalnya direksi dibantu oleh staf kepala
departemen. Direksi bertanggung jawab kepada dewan komisaris yang terdiri dari
wakil-wakil pemegang saham yang bertugas menentukan kebijaksanaan umum
yang harus dilaksanakan oleh direksi, juga bertindak sebagai pengawas atas semua
pekerjaan yang telah dilakukan oleh dewan direksi. Dewan komisaris terdiri dari
wakil-wakil pemerintah sebagai berikut :

1. Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Moneter Dalam Negeri.


2. Departemen Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Kimia
Dasar.
3. Departemen Pertanian.
4. Departemen Pertambangan dan Energi

Adapun struktur organisasi PT. PUSRI berdasarkan Surat Keputusan


Direksi No. SK/DIR/109/1988 pada tanggal 1 September 1988 mengenai susunan
dewan direksi adalah sebagai berikut :

1. Direktur Produksi
2. Direktur Komersil
3. Direktur Teknik & Pengembangan
4. Direktur SDM & Umum
8

Di bawah direksi dibentuk sub-direktorat pada unit penunjang dan


kompartemen pada unit operasional dengan tugas sebagai koordinator aktivitas
kepala biro atau kepala departemen. Kepala kompartemen atau yang sekarang
disebut sebagai General Manager. Kompartemen membawahi departemen-
departemen yang dipimpin oleh seorang kepala departemen. Tetapi ada beberapa
departemen yang bertanggung jawab langsung kepada direksi. Departemen ini
membawahi dinas-dinas yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang langsung
dibawahi kompartemen.

Direktur produksi membawah Departemen produksi yang terbagi seperti berikut :


1. Divisi Operasi
Divisi ini dipimpin oleh seorang general manager dan bagian shift serta
Superintenden yang masing-masing bertugas mengkoordinir jalannya operasi.
Ass. Manager yang masing-masing membawahi tiga superintenden yaitu :

1. Superintenden Operasi Utilitas


2. Superintenden Operasi Amoniak
3. Superintenden Operasi Urea

Superintenden operasi dibantu oleh seorang Ass. Superintenden operasi


dan membawahi langsung foremen senior, foremen, koordinator operator,
operator senior, dan operator lapangan.

a. General Manager
General manager berkedudukan dibawah direktur yang membawahi
beberapa manager .General manager bertugas sebagai pimpinan disuatu
kompartemen yang meliputi kompartemen produksi, kompartemen
pemasaran, kompartemen jasa teknik dan pengembangan usaha,
kompartemen keuangan dan kompartemen SDM, dan umum. General
manager bertanggung jawab kepada direktur.
b. Manager
9

Manager berkedudukan dibawah seorang general manager dan


bertanggung jawab kepada general manager. Manager mempimpin suatu
departemen, misalnya Departemen Produksi.
c. Staff Manager
Seorang staff manager berkedudukan langsung dibawah seorang manager
dan bertanggung jawab kepada manager.
d. Superintendent
Superintendent bertanggung jawab langsung ke manager. Superintendent
memimpin suatu bagian didalam dinas tertentu. Misalnya bagian Utilitas
pada Departemen Operasi PUSRI IV
e. Assistant Superintendent
Assistant superintendent bertugas untuk membantu kinerja seorang
superintendent dan mewakili tugas superintendent apabila superintendent
tidak berada ditempat. Assistant superintendent bertanggung jawab kepada
satff manager.

f. Senior Foreman
Senior foreman bertanggung jawab kepada superintendent dan bertugas
untuk memimpin suatu seksi tertentu. Senior foreman membawahi
beberapa foreman.
g. Foreman
Foreman atau kepala regu bertugas untuk mengkoordinir regu yang sedang
bertugas pada shift kerja tertentu dan membantu kinerja seorang senior
foreman.
h. Koordinator Operator
Koordiantor operator bertugas untuk mengkoordinir operator yang
bertugas dilapangan. Koordinator operator bertanggung jawab kepada
senior foreman.
i. Operator Senior
Operator senior bertugas untuk melaksanakan suatu kontrol operasi pada
pabrik yang berada dikontrol panel dan bertanggung jawab kepada senior
foreman.
j. Operator Lapangan
Operator lapangan bertugas untuk mengoperasikan peralatan yang ada di
dilapangan pabrik sesuai instruksi dari operator kontrol panel dan
bertanggung jawab kepada senior foreman.
10

2. Divisi Pemeliharaan
Divisi pemeliharaan bertugas memelihara dalam memperbaiki alat-alat pabrik
yang berhubungan dengan operasi pabrik. Divisi pemeliharaan dipimpin oleh
seorang general manager pemeliharaan, yang membawahi manager pemeliharaan
mekanikal, manager pemeliharaan listrik dan instrument, manager perbengkelan,
manager jaminan dan pengendalian kualitas, dan manager perencanaan dan
pengendalian turn around.

3. Divisi Pengendalian Pabrik Keselamatan Kerja dan Lingkungan


Divisi pengendalian pabrik keselamatan kerja dan lingkungan bertugas
membantu divisi operasi dalam hal pengamatan operasi, persiapan dan
pengendalian mutu bahan baku serta bahan pendukung, perhitungan produksi,
evaluasi kondisi operasi serta studi untuk melakukan modifikasi pabrik dan
peningkatan efisiensi. Departemen pengendalian pabrik keselamatan kerja dan
lingkungan, membawahi 3 divisi yaitu:

a. Dinas Perencanaan dan Pengendalian Produksi


Dinas perencanaan dan pengendalian produksi dipimpin oleh seorang
manager perencanaan dan pengendalian produksi yang membawahi :

- Staf Teknik Proses 1 dan Teknik Proses 2


- Dinas Administrasi Teknik Proses, tugas utama sebagai berikut :

a. Memonitor dan mengevaluasi kondisi operasi pabrik sehingga dapat


dioperasikan pada kondisi yang optimum.
b. Mengendalikan dan mengevaluasi kualitas dan kuantitas hasilhasil
produksi.
c. Memberikan bantuan yang bersifat teknis kepada unitunit yang
terkait.
d. Merencanakan modifikasi peralatan produksi serta tambahan unit
produksi dalam rangka peningkatan efisiensi dan produktifitas.
11

e. Memberikan rekomendasi pengganti katalis, resin dan bahan


sejenis.

b. Divisi Laboratorium
Divisi laboratorium bertugas menganalisa, mengontrol, dan mengawasi
mutu bahan baku dan bahan penunjang, serta hasil produksi pabrik. Divisi
laboratorium ini terdiri dari tiga bagian laboratorium, yaitu :

a. Bagian Laboratorium Kimia Analisis, membawahi :


- Seksi Analisis Instrumen.
- Seksi Laboratorium Pengujian Mutu.
- Seksi Laboratorium Pengujian dan Standar.
b. Bagian Laboratorium Kontrol Produksi, membawahi :
- Seksi shift Laboratorium Kontrol Produksi I membawahi
Laboratorium Kontrol Pusri IB dan II.
- Laboratorium Pusri II membawahi Laboratorium Kontrol Pusri III
dan IV.
c. Bagian Laboratorium Penunjang Sarana, membawahi :
- Seksi Penyelidikan dan Distribusi Sarana.
- Seksi Laboratorium Kalibrasi.
- Seksi Laboratorium Harian Alat dan Instrumen.

c. Departemen Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup


Divisi ini berada di bawah departemen produksi yang dibagi menjadi tiga
dinas yaitu : Divisi Lingkungan Hidup, Divisi Pemeriksaan Teknik, dan
Divisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Divisi ini dipimpin oleh seorang
manajer yang dibantu oleh :
a. Bagian Pemeriksaan Teknik, terdiri atas :
- Bagian Pemeriksaan Teknik Lapangan I.
- Bagian Pemeriksaan Teknik Lapangan II.
- Kelompok Jaminan Teknik .
- Seksi Pemeriksaan Teknik Bengkel.
b. Dinas Keselamatan dan Lingkungan Hidup, terdiri atas :
- Bagian Pengendalian Pencemaran.
- Bagian Pengendalian Lingkungan Hidup.
c. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan Kerja
12

- Bagian Penanggulangan Kebakaran dan Kecelakaan Kerja.


- Kelompok Teknik Keselamatan Kerja.
- Bagian Hygiene dan Pemeriksaan Kesehatan.
d. Departemen Inspeksi Teknik

1.3.1. Struktur Organisasi Departemen Operasi PUSRI-II


Secara struktur organisasi perusahaan Dinas Operasi PUSRI-II (Gambar 3)
termasuk ke dalam Departemen Produksi-I, tugas departemen ini adalah
mengkoordinasikan jalannya PUSRI-II dan PUSRI-IB melalui Dinas Operasi
PUSRI-II dan Dinas Operasi PUSRI-IB, sedangkan untuk PUSRI-III dan IV
dikoordinasikan dibawah Departemen Operasi II.
Pabrik PUSRI-II dipimpin oleh seorang Asisten Manajer Dinas Operasi
PUSRI-II yang bertanggung jawab terhadap operasional pabrik PUSRI-II secara
keseluruhan. Asisten Manajer Dinas Operasi P-II dibantu oleh 3 orang
Superintenden, yaitu: Superintenden Utilitas, Superintenden Ammonia dan
Superintenden Urea.
Setiap Superintenden dibantu oleh asisten superintenden yang membawahi
langsung senior foreman, kepala regu/foreman, operator senior (panel), operator
lapangan.
Setiap unit pabrik terdapat senior foreman yang bertugas sebagai
koordinator antar unit pabrik dan sebagai penanggung jawab teknis pada sore dan
malam hari. Pembagian kerja terdiri dari empat grup shift dimana tiga grup
melakukan shift sedangkan satu grup libur (off). Setiap grup dikepalai oleh Senior
Foreman shift. Pengaturan jam kerja untuk tiap shift adalah :
1. Day shift : Pukul 07.00 15.00 WIB;
2. Swing shift : Pukul 15.00 23.00 WIB;
3. Night shift : Pukul 23.00 07.00 WIB.
Setiap operator dan karyawan lapangan yang dibutuhkan selama 24 jam
sehingga jadwal kerjanya dibagi per-shift, terdapat pula karyawan non-shift untuk
pegawai administrasi dan jabatan setingkat kepala bagian ke atas dengan jadwal
kerja :
13

1. Senin Kamis: Pukul 07.30-16.30 WIB danistirahat pada pukul 12.00-


13.30 WIB;
2. Jumat: Pukul 07.30-17.00 WIB dan istirahat pada pukul 11.30-13.30
WIB;
3. Sabtu Minggu: Libur.

Gambar 3. Struktur Organisasi PT PUSRI


14

Berikut ini struktur organisasi Departemen Operasi PUSRI-II.

Gambar 4. Struktur OrganisasiDepartemen Operasi PUSRI-II

1.4. Distribusi dan Pemasaran


15

Pada tahun 1979 PT. PUSRI ditunjuk sebagai penanggung jawab


pengadaan dan penyaluran seluruh jenis pupuk bersubsidi baik yang berasal dari
produksi dalam negeri maupun luar negeri untuk memenuhi kebutuhan program
intensifikasi pertanian melalui Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi
No.56/KP/II/1979.
Berdasarkan penunjukan tersebut PT. PUSRI bertanggung jawab dalam
memasarkan dan mendistribusikan berbagai jenis pupuk hingga sampai di tangan
petani (Pipe Line Distribution Pattern) dengan menekankan mekanisme distribusi
pada faktor biaya (Least Cost Distribution Pattern). Untuk dapat memenuhi
kewajibannya tersebut PT. PUSRI memiliki sistem distribusi sebagaimana dapat
dilihat pada gambar 5. dan gambar 6. berikut ini.

Gudang
Lini II
Produsen Pupuk
Gudang Koperasi/KUD Penyalur
PT PUSRI Lini III
PT Pupuk Kujang
PT Pupuk Iskandar Muda (PIM)
PT Petrokimia Gresik UPP (Unit Pengantongan Pupuk)
PT Pupuk Kalimantan Timur Pengecer

Petani

PupukKantong
Pupuk curah

Gambar 5. Jalur Pengadaan dan Distribusi Pupuk dalam Negeri


(Pipe Line Distribution Pattern)
16

Importir
pupuk yang Gudang Gudang KUD/Koperasi
Pengecer Petani
ditunjuk Lini II Lini III Penyalur
pemerintah

Gambar 6. Pengadaan dan Distribusi Pupuk Impor

Pada tanggal 1 Desember 1998 pemerintah menghapus tata niaga pupuk


baik produksi dalam negeri maupun impor. Keputusan pemerintah tersebut
membuat setiap pabrik pupuk berhak untuk memasarkan sendiri produknya di
Indonesia, meskipun begitu untuk mencegah persaingan yang tidak sehat
pemerintah menentukan daerah-daerah penyaluran untuk setiap pabrik pupuk
yang ada. Adanya keputusan pemerintah ini hanya berlaku pada tata niaga pupuk
nasional dan tidak mempengaruhi status PT.PUSRI sebagai sebuah holding
company. Pada tahun 2001, tata niaga pupuk kembali diatur oleh pemerintah
melalui Keputusan Menteri Perindag RI No.93/MPP/Kep/3/2001, dimana unit
niaga PUSRI dan atau produsen melaksanakan penjualan pupuk di lini III
(kabupaten) sedangkan dari kabupaten sampai ke tangan petani dilaksanakan oleh
distributor (BUMN, swasta, dan koperasi).
Pada tahun 2001 tata niaga pupuk kembali diatur oleh pemerintah melalui
Keputusan Menteri Perindag RI No.93/MPP/Kep/3/2001, dimana unit niaga
PUSRI dan atau produsen melaksanakan penjualan pupuk di daerah (kabupaten)
sedangkan dari kabupaten sampai ke tangan petani dilaksanakan oleh distributor
(BUMN, swasta, dan koperasi).
Kemudianpada tahun 2003, dikeluarkan kebijakan tambahan mengenai tata
niaga pupuk, yaitu keputusan Menteri Perindag RI No.70/MPP/2003 tanggal 11
Februari 2003 yang menyatakan tentang tata niaga pupuk yang bersifat rayonisasi.
PT.PUSRI tidak lagi bertanggung jawab untuk pengadaan dan penyediaan pupuk
secara nasional namun dibagi dalam beberapa rayon. Mulai Mei 2003, PT.PUSRI
mengatur distribusi untuk delapan propinsi, yaitu Sumatera Barat, Jambi,
17

Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka-Belitung, Jawa Tengah, dan


Banten.

Kemudian menyusul Surat Keputusan No. 306/MPP/Kep/4/2003yang


mengatur tentang perubahan atas Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan No. 70/MPP/Kep/2/2003 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk
Bersubsidi untuk Sektor Pertanian. SK ini mengatur tentang syarat-syarat bagi
importir, serta tatacara pengadaan pupuk bersubsidi dan non subsidi melalui
impor.

Terakhir, dalam rangka lebih meningkatkan kelancaran pengadaan dan


pendistribusian pupuk bersubsidi maka Pemerintah menerbitkan Surat Keputusan
No. 356/MPP/Kep/5/2004 tanggal 27 Mei 2004 yang menegaskan kembali
tanggung jawab masing-masing produsen,distributor, pengecer, serta pengawasan
terhadap pelaksanaannya dilapangan.

Sarana distribusi dan pemasaran yang dimiliki PT. PUSRI meliputi :


1. Satu buah kapal ammonia, yaitu MV Sultan Machmud Badaruddin II;
2. Tujuh buah kapal pengangkut pupuk curah dan satu unit kapal sewa
berdaya muat masing-masing 66500 ton, yaitu MV PUSRI Indonesia,
MV Abusamah, MV Sumantri Brojonegoro, MV Mochtar
Prabumangkunegara, MV Julianto Mulio Diharjo, MV Ibrahim Zahier,
dan MV Otong Kosasih;
3. Empat unit pengantongan pupuk di Belawan, Cilacap, Surabaya, dan
Banyuwangi, serta 1 UPP (Unit Pengantongan Pupuk) sewa di
Semarang;
4. Gerbong kereta api sebanyak 595 buah;
5. Gudang persediaan pupuk sebanyak 107 unit dan gudang sewa
sebanyak 261 unit;
6. Pemasaran PUSRI Daerah (PPD) sebanyak 25 unit di ibukota propinsi;
7. Pemasaran PUSRI Kabupaten (PPK) sebanyak 180 kantor di ibukota
kabupaten;
18

8. Empat unit Kantor Perwakilan PUSRI di produsen pupuk lain, yaitu


a. PT. Pupuk Kujang;
b. PT. Pupuk Iskandar Muda;
c. PT. Petrokimia Gresik;
d. PT. Pupuk Kalimantan Timur..

Anda mungkin juga menyukai