Anda di halaman 1dari 3

Metode pengukuran

Metode petak (kuadrat)

a. Cara Petak Tunggal

Menurut cara ini digunakan satu petak (kuadrat) berupa tegakkan hutan
sebagai unit sampel. Besar unit sampel tidak boleh terlalu kecil sehingga tidak
dapat menggambarkan keadaan hutan yang dipelajari. Ukuran minimum dari
petak tunggal tergantung dari kerapatan vegetasi dan banyaknya jenis-jenis pohon.
Semakin jarang pepohonan yang ada atau semakin banyak jenis-jenis tumbuhan,
semakin besar ukuran kuadrat sebagai petak tunggal yang digunakan. Ukuran
minimum ditetapkan dengan menggunakan kurva lengkung spesies. Luas
minimum ditetapkan dengan dasar penambahan luas kuadrat yang tidak
menyebabkan kenaikan jumlah jenis lebih besar dari 10% atau 5%. Dengan
menggunakan kurva lengkung jenis untuk kebanyakan hutan hujan tropika
menurut Richard pada umumnya diperlukan petak tunggal seluas 1,5 Ha,
sebaliknya menurut vestal rata-rata luas petak tunggal yang diperlukan untuk
hutan hujan tropika adalah 3 Ha (Soerianegara dan Indrawan, 1998). Untuk itu
unit sampel berbentuk persegi panjang akan lebuh efektif dari pada kuadrat
berbentuk bujur sangkar.

b. Cara Petak Ganda

Menurut cara ini pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan


banyak kuadrat yang diletakkan tersebar merata dengan secara sistematis.
Penentuan besar atau luas unit sampel juga harus ditentukan kurva lengkung jenis.
Di Indonesia biasanya digunaka kuadrat berukuran 0,1 Ha untuk pohon, 0,01
untuk anakan pohon sampling dan semak atau 0,001 Ha untuk tumbuh-tumbuhan
bawah dan semai (seedling).

Metode Garis

Metode garis merupakan suatu metode yang menggunakan cuplikan


berupa garis. Penggunaan metode ini pada vegetasi hutan sangat bergantung pada
kompleksitas hutan tersebut. Dalam hal ini, apabila vegetasi sederhana maka garis
yang digunakan akan semakin pendek. Untuk hutan, biasanya panjang garis yang
digunakan sekitar 50 m-100 m. sedangkan untuk vegetasi semak belukar, garis
yang digunakan cukup 5 m-10 m. Apabila metode ini digunakan pada vegetasi
yang lebih sederhana, maka garis yang digunakan cukup 1 m (Syafei, 1990). Pada
metode garis ini, sistem analisis melalui variabel-variabel kerapatan, kerimbunan,
dan frekuensi yang selanjutnya menentukan INP (indeks nilai penting) yang akan
digunakan untuk memberi nama sebuah vegetasi.

Kerapatan dinyatakan sebagai jumlah individu sejenis yang terlewati oleh


garis. Kerimbunan ditentukan berdasar panjang garis yang tertutup oleh individu
tumbuhan, dan dapat merupakan prosentase perbandingan panjang penutupan
garis yang terlewat oleh individu tumbuhan terhadap garis yang dibuat (Syafei,
1990). Frekuensi diperoleh berdasarkan kekerapan suatu spesies yang ditemukan
pada setiap garis yang disebar (Rohman dan I Wayan, 2001).

Metode Intersepsi Titik

merupakan suatu metode analisis vegetasi dengan menggunakan cuplikan


berupa titik. Pada metode ini tumbuhan yang dapat dianalisis hanya satu
tumbuhan yang benar-benar terletak pada titik-titik yang disebar atau yang
diproyeksikan mengenai titik-titik tersebut. Dalam menggunakan metode ini
variable-variabel yang digunakan adalah kerapatan, dominansi, dan frekuensi
(Rohman dan I Wayan, 2001).

Kelimpahan setiap spesies individu atau jenis struktur biasanya dinyatakan


sebagai suatu persen jumlah total spesises yang ada dalam komunitas, dan dengan
demikian merupakan pengukuran yang relatife. Dari nilai relative ini, akan
diperoleh sebuah nilai yang merupak INP. Nilai ini digunakan sebagai dasar
pemberian nama suatu vegetasi yang diamati.Secara bersama-sama, kelimpahan
dan frekuensi adalah sangat penting dalam menentukan struktur komunitas
(Michael, 1994).

Daftar Pustaka
Michael, P. 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium.
UI Press: Jakarta.

Rohman, Fatchur dan I Wayan Sumberartha. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi


Tumbuhan. JICA: Malang.

Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. ITB: Bandung.

Soerianegara, I dan Indrawan A. 1998. Ekologi Hutan Indonesia. Institut


Pertanian Bogor. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover Portofolio
    Cover Portofolio
    Dokumen1 halaman
    Cover Portofolio
    Melati Indah Sari
    Belum ada peringkat
  • Jurnal KH Pak Umar (Christine)
    Jurnal KH Pak Umar (Christine)
    Dokumen2 halaman
    Jurnal KH Pak Umar (Christine)
    Melati Indah Sari
    Belum ada peringkat
  • Platinema
    Platinema
    Dokumen1 halaman
    Platinema
    Melati Indah Sari
    Belum ada peringkat
  • Refleksi Sayang
    Refleksi Sayang
    Dokumen16 halaman
    Refleksi Sayang
    Melati Indah Sari
    Belum ada peringkat
  • Cover Aves
    Cover Aves
    Dokumen1 halaman
    Cover Aves
    Melati Indah Sari
    Belum ada peringkat
  • Lapsem Itin
    Lapsem Itin
    Dokumen10 halaman
    Lapsem Itin
    Melati Indah Sari
    Belum ada peringkat
  • Lamp Iran
    Lamp Iran
    Dokumen2 halaman
    Lamp Iran
    Melati Indah Sari
    Belum ada peringkat
  • FILUM COELENTERATA
    FILUM COELENTERATA
    Dokumen8 halaman
    FILUM COELENTERATA
    Melati Indah Sari
    Belum ada peringkat
  • Prposal 1
    Prposal 1
    Dokumen10 halaman
    Prposal 1
    Melati Indah Sari
    Belum ada peringkat
  • Laporan Urinalis
    Laporan Urinalis
    Dokumen21 halaman
    Laporan Urinalis
    Melati Indah Sari
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Melati Indah Sari
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    Melati Indah Sari
    Belum ada peringkat
  • DATA Urinalis FHM
    DATA Urinalis FHM
    Dokumen1 halaman
    DATA Urinalis FHM
    Melati Indah Sari
    Belum ada peringkat