OLEH :
KELOMPOK A
Ketua : Wisnu Nugroho
Sekretaris : Yenawati
Anggota : Endang Muslimah
Lydia de Vega
Muh. Faris A. A.
Yoseph Adi Aditya
Yuliana Rian A. M
Zaid Rizal Ibrahim Nuur
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
Langkah 1: KLarifikasi terminologi yang tidak jelas maknanya
1. Advokat
2. Kepastian hukum
Kepastian hukum berarti semua masalah hukum pasti bisa diselesaikan, dalam hal ini
hukum itu jelas, tidak ambigu. Salah satu contoh nya adalah seorang tersangka dijatuhkan
hukuman.
3. Hakim senior
Dapat dikatakan sebagai hakim senior apabila sudah menangani banyak kasus dan juga
ada peraturan yang mengatur mengenai hal ini, yaitu telah menjabat sebagai hakim
selama 15 tahun.
4. Proses peradilan
Proses peradilan adalah proses pembuktian apakah seseorang bersalah atau tidak.
5. Penasihat hukum
Penasihat hukum sama dengan pengacara sama dengan pendamping dalam pengadilan.
6. Tindak pidana
1. Bertamunya Edo ke rumah Franky melanggar kode etik. Walaupun status Franky dalam
hal ini adalah sebagai ayah, namun sebagai seorang hakim senior yang berpengalaman
bisa saja ia memberikan masukan berupa celah-celah yang terdapat dalam kasus agar Edo
dapat memenangkan kasus tersebut sehingga Alfred dinyatakan tidak bersalah. Akan
lebih baik bila Edo berdiskusi secara langsung dengan Alfred yang merupakan tersangka
dari kasus tersebut yang sedang ditahan oleh polisi.
3. Boleh, karena hakim tersebut tidak menangani kasus yang sama dengan advokat.
1. Apakah Franky, ayah Alfred yang juga berprofesi sebagai hakim, melanggar etika dengan
menerima Edo, seorang advokat yang menangani kasus Alfred, bertamu dan membahas
perkara yang menimpa Alfred di kediamannya?
2. Apakah pemberian hadiah amplop berisi uang senilai Rp 400,000,00 (empat ratus ribu
rupiah) dari Edo kepada Franky termasuk gratifikasi?
Langkah 5: Penetapan tujuan pembelajaran
Dilampirkan
Pengecualian dari butir ini adalah pemberian atau hadiah yang ditinjau dari segala
keadaan (circumstances) tidak akan diartikan atau dimaksudkan untuk mempengaruhi
Hakim dalam pelaksanaan tugastugas peradilan, yaitu pemberian yang berasal dari
saudara atau teman dalam kesempatan tertentu seperti perkawinan, ulang tahun, hari
besar keagamaan, upacara adat, perpisahan atau peringatan lainnya sesuai adat istiadat
yang berlaku, yang nilainya tidak melebihi Rp. 500.000,- (Lima ratus ribu rupiah).
Pemberian tersebut termasuk dalam pengertian hadiah sebagaimana dimaksud dengan
gratifikasi yang diatur dalam Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi.