TINJAUAN PUSTAKA
iskemik retina maupun okular, atau inflamasi (tabel 3.1). Penyebab tersering
adalah retinopati diabetik (65%), oklusi vena retina sentralis (30%), dan diikuti
dengan oklusi arteri karotis (13%). Tanda khas dari penyakit ini adanya
penjalaran pembuluh darah baru pada permukaan iris, tepi pupil, dan
13
Tabel 3.1. Kondisi predisposisi neovaskularasasi di iris dan sudut bilik mata
2014)
fibroblast growth factor (FGF), dan faktor lainnya. VEGF juga terlibat dalam
umunya penyebab utama adalah hipoksia retina. Pada kasus yang jarang,
retina. Selain itu, transforming growth factors (TGF) yang meningkat pada
neovaskular. 4
1) Retinopati diabetik
bermanifestasi serupa dengan oklusi vena retina sentralis, maka dari itu
awal mulanya OIS ini disebut dengan retinopati vena statis. 4,5
Gejala khas adalah hilangnya penglihatan yang terjadi pada
periode minggu bulan, nyeri yang terlokalisir pada area orbita mata
massa tumor dan oklusi pembuluh darah retina akibat invasi langsung
dari penekanan massa tumor, inflamasi dan radiasi. Laporan lain yang
maligna.1,2,4
5) Penyebab lain
Glaukoma neovaskular telah dilaporkan pada beberapa kasus
terjadi pada uveitis anterior, posterior atau panuveitis dan dapat terjadi
karena inflamasi itu sendiri, iskemik segmen anterior, atau penyakit dasar
3.1.3. Diagnosis
penyebabnya.2,4,6,7
dibagi jadi 2 tahap: fase awal dan fase lanjut. Fase ini saling mengikuti satu
sama lain dalam perkembangannya, fase awal terbagi menjadi rubeosis iridis
Tanda awal yang tampak dari fase ini adalah neovaskularisasi kecil
pada tepi pupil (gambar 3.1). Jika pemeriksaan ini tidak dilakukan dengan
teliti fase rubeosis iridis akan terabaikan, terutama pada iris yang berwarna
pembuluh darah lain yang berdilatasi. Pada fase ini, TIO masih normal dan
di daerah sudut bilik mata dapat terjadi dengan atau tanpa neovaskularisasi
iris, sehingga gonioskopi yang teliti diharuskan pada semua mata yang
permukaan iris (gambar 3.2) dan bergabung melingkar dengan arteri di badan
siliar dan menyebabkan terjadinya fibrosis di bilik mata (gambar 3.3). Ketika
pembuluh darah ini mencapat sudut bilik mata, melewati badan siliar dan
skleral spur diatas trabecular meshwork. Neovaskularisasi pada sudut yang
terbuka.1,2,4,6,7
Fase lanjut
Membran fibrovaskular cenderung mengalami kontraksi yang
sudut yang menyatu ini akan menyebabkan penutupan sudut (gambar 3.4).
Gambaran klinis dari fase ini pasien mengalami nyeri, kabur, peningkatan
tekanan intraokular yang sangat tinggi, edema kornea, rubeosis iridis yang
berat, distorsi pupil dan ektropion uvea kontraksi dari jaringan fibrovaskular.
yang sama.1,2,4,6,7
2014)
3.1.4. Tatalaksana
mungkin saja tidak meiliki harapan untuk penglihatan dan menjadi buta serta
nyeri. Rencana terapi juga berbeda pada pasien dengan kesehatan baik dan
penyakit.4,6,10
adalah apakah segmen posterior dapat divisualisasikan. Jika jernih dan bisa
neovaskular fase lanjut, yang paling penting cari penyakit penyebabnya. Pada
walaupun radiasi, kemoterapi atau plak radioaktif bisa menjadi pilihan. 4,6,7,10
1. Panretinal fotokoagulasi1,2,6,7
Mekanismenya belum jelas, tetapi diduga menurunkan kebutuhan
3. Gonioskopi fotokoagulasi1,2,4,7
Teknik ini menggunakan pemakaian langsung terapi laser terhadap
pembuluh darah di sudut bilik mata, cara ini efektif bila digunakan pada
opertaif.
4. Medikamentosa1,2,6,10
a. Obat-obat yang efektif diberikan pada pasien dengan neovaskular
glaucoma.
c. Golongan hiperosmotik seperti manitol dapat digunakan untuk terapi
penampungan bagi akuous yang terbendung agar TIO yang tinggi akan
pilihan terapi lainnya adalah insersi implan drainase. Pada terapi ini,
jenis ini tidak disarankan untuk jangka waktu oanjang karena dapat
Oklusi vena retina adalah blokade dari vena kecil yang membawa darah
mana obstruksi terjadi. Obstruksi vena retina pada saraf optik diklasifikasikan
sebagai oklusi vena retina sentral, dan obstruksi pada cabang vena retina
diklasifikasikan sebagai oklusi vena retina cabang. Dua klasifikasi ini memiliki
Sementara itu, oklusi vena retina secara umum dibagi lagi menjadi tipe
gambaran funduskopi pada mata dan termasuk ke dalam tiga grup utama
tergantung letak lokasi oklusi vena, yakni: oklusi vena retina cabang (BRVO),
oklusi vena retina sentral (CRVO), dan oklusi vena hemiretinal (HRVO).
BRVO terjadi ketika vena pada bagian distal sistem vena retina mengalami
pembuluh darah kecil pada retina. CRVO terjadi akibat adanya trombus di
dalam vena retina sentral pada bagian lamina cribrosa pada saraf optik, yang
vena yang mengalirkan darah dari hemiretina superior maupun inferior, yang
laki, sementara pada oklusi vena retina cabang tidak ada perbedaan yang
3.2.2 Etiologi
Penyebab lokal dari oklusi vena retina adalah trauma, glaukoma, dan
lesi struktur orbita. Akan tetap sangat penyebab lokal ini sangat jarang terjadi
Behet syndrome, sarcoidosis okuli, dan macroaneurysm jika hal ini tampak
3.2.3 Patogenesis
Patogenesis dari oklusi vena retina dipercaya mengikuti prinsip dari trias
Oklusi vena retina sentral terjadi akibat adanya bekuan darah pada vena
utama yang menyalurkan darah dari mata. Ketika vena mengalami hambatan,
aliran balik menyebabkan darah tersebut bocor ke retina, yang akhirnya
Atherosclerosis
Diabetes Mellitus
Hipertensi
perdarahan vitreous
Faktor risiko terkuat dari oklusi vena retina cabang adalah hipertensi,
oklusi vena retina sentral, faktor risiko tambahan adalah glaukoma atau
- Penyakit kardiovaskuler
- Riwayat glaukoma
ke dalam rongga vitreous. Pasien biasanya berusia lebih dari 50 tahun, dan
komplikasi utama yang berkaitan dengan oklusi vena retina adalah penurunan
neovaskularisasi iris.16
adalah perdarahan superfisial, edema retina, dan sering kali terjadi gambaran
cotton-wool spot pada salah satu sektor di retina yang diinervasi oleh vena
yang rusak. Oklusi vena cabang umumnya terjadi pada persilangan arteri dan
vena. Kerusakan makula menentukan derajat penurunan penglihatan. Jika
oklusi tidak terjadi pada persilangan arteri dan vena, harus dipertimbangkan
menunjukkan adanya nonperfusi kapiler pada retina yang diinervasi oleh vena
menunjukkan adanya blokade dari area yang mendasari pada daerah yang
mengalami perdarahan: kemungkinan iskemia minimal. Catatan: zona
nasal jarang terdeteksi secara klinis. Variasi BRVO didasari oleh adanya
variasi kongenital pada anatomi vena sental yang dapat melibatkan baik
setengah bagian superior maupun setengah bagian inferior retina (oklusi vena
dan vena pada persilangan arteri dan vena. Penebalan dari dinding arteri
darah, kerusakan sel endotel, dan oklusi trombosis, trombus ini dapat meluas
mengalami oklusi.16
mekanisme yang paling sering, yakni: trombosis dari vena retina sentral dan
pembentukan trombus.16
CRVO ringan (non iskemia) dicirikan dengan baiknya ketajaman
terdapat perdarahan dot dan flame pada seluruh kuadran retina. Edema
discus opticus bisa saja muncul. Jika edema discus terlihat jelas pada pasien
ringan.16
buruk, afferent pupillary defect, dan central scotoma yang tebal. Dilatasi
retina, dan sejumlah cotton-wool spot dapat ditemukan pada kasus ini.
Perdarahan dapat saja terjadi pada vitreous hemorrhage, ablasio retina juga
Gambar. A. CRVO berat, iskemia pada mata dengan visus 1/300. Vena
3.2.6 Penatalaksanaan
normal. Tidak ada cara untuk membuka kembali atau membalik blokade.
yang tinggi perlu dilakukan. Beberapa pasien boleh diberikan aspirin maupun
penelitian.
penglihatan. Diseksi dari tunika adventitia dengan pemisahan arteri dari vena
pada persimpangan tersebut di mana oklusi vena retina cabang terjadi dapat
aliran darah retina dan cukup efektif dalam menurunkan edema makula.
Pembuluh kolateral pada oklusi vena retina cabang memiliki efek yang positif
laser. Dua hingga empat miligram (0.05 atau 0.1 ml) dari triamcinolone
di bawah kondisi steril pada pasien rawat jalan. Terapi trombolitik yang
diberikan secara terbatas penggunaannya sehubungan dengan adanya efek
samping yang serius, akan tetapi dapat membantu bila dilakukan injeksi
intraokuler.17
3.2.7 Komplikasi
lainnya, yakni:13
3.2.8 Prognosis
dengan trias Virchow. Oklusi vena retina sentral telah disamakan dengan
akhir dari ujung vena retina yang terletak pada saraf optik. CRVO tipe
3.3.2 Etiologi
endotel pembuluh darah. Hal ini didukung oleh hasil pengamatan bahwa tidak
terjadi retinopati pada orang muda dengan diabetes tipe 1 paling sedikit 3-5
tahun setelah awitan penyakit ini. Hasil serupa telah diperoleh pada diabetes
tipe 2, tetapi pada pasien ini onset dan lama penyakit lebih sulit ditentukan
secara tepat.
dibagi menjadi :
Merupakan penyulit mata yang paling parah pada Diabetes Melitus. Pada
korpus vitreum mulai berkontraksi menjauhi retina dan darah keluar dari
pembuluh tersebut maka akan terjadi perdarahan massif dan dapat timbul
fibrosis dan membentuk pita-pita fibrovaskular rapat yang menarik retina dan
3.3.4 Penatalaksanaan
retina dengan cara menimbulkan regresi dan pada sebagian kasus dapat
tersebar berjarak teratur diseluruh retina, tidak mengenai bagian sentral yang
3.4.2 Siklokrioterapi
organ bagian dalam di belakang bilik mata depan. hasil pembekuan yang
kapiler pada badan siliar dengan terbentuknya scar dan kerusakan sawar
darah akuos. Pada awalnya terjadi kerusakan pada epitel nonpigmentasi lalu
akuos dan dengan regenerasi epitel silia mengurangi beberapa efek dalam
pada kornea sehingga beberapa pasien dengan mata yang nyeri menjadi
Pasang blefarostat
yang akan dilakukan krioterapi yaitu 2-4 kuadran bola mata ( 180-
Prosedur selesai
tindakan siklokrioterapi.20-21
Gambar 3 ; A. pertama kali kelopak mata pasien ditarik dengan blefarostat.
treatment.
Gambaran siklokrioterapi
posterior mata, CCT dapat dilakukan dengan anestesi umum untuk dewasa
dan anak-anak yang memiliki tingkat kecemasan tinggi. Dalam melakukan
prosedur ahli bedah melokalisasi badan siliar dengan probe yang menyala
sklera mata. Probe diaplikasikan beberapa kali dengan cara searah jarum jam
bagian dari mata dalam upaya awal. Pasien yang lebih tua yang memiliki
respon baik terhadap pengobatan ini hanya di lakukan seperempat dari mata.
peradangan dan tetes mata atau salep seperti atropin diberikan untuk
bius kedalam mata sehingga mematikan seluruh fungsi mata termasuk otot
ekstraokuler. Injeksi ini memiliki resiko yang terkait dengan ptosis (dropy
Terapi postoperatif
Steroid topikal (prednisolon asetat tetes mata 1%) 4 kali sehari selama
mencapai TIO antara 5-21 mmhg dengan atau tanpa obat topikal dengan
terapi.
carbonic anhydrase inhibitor oral. Termasuk mata yang menjadi hipotoni (TIO
< 5 mmHg).
timbul hipotoni ( TIO <5mmHg ) atau pthisis atau mereka yang TIO < 30% dari
dari satu kali pengobatan untuk mengontrol tekanan yang adekuat dan
prosedur harus diulang. Pereda nyeri umumnya baik Setelah operasi tekanan
intra okuler dan jumlah obat anti glaukoma akan turun. Kriteria keberhasilan
operasi mungkin akan sangat nyeri sehingga pasien harus diberikan analgetik
Komplikasi serius yang jarang terjadi termasuk luka bakar konjungtiva, uveitis
kronis, hyphema, penipisan sklera dan ablasi retina atau koroid. Namun
karena tujuan dari prosedur ini menghilangkan rasa nyeri maka siklokrioterapi
tetap menjadi salah satu pilihan terapi pada glaukoma absolut. 7,8,18-21
3.4.3.1 Usia
usia relative muda. Tingkat keberhasilan secara signifikan lebih baik pada
tahun.17
jelas. Usia tergantung perubahan struktur dan fungsi badan siliar epitelium
rentan terhadap siklodestruktif pada orang tua. Selain itu, peningkatan TIO
yang berlangsung lama pada glaukoma kronis menyebabkan atrofi yang jelas
lanjut.16,17
dari sinekia anterior perifer merupakan faktor risiko khusus terhadap gagalnya
prosedur siklodestruktif, karena besarnya jumlah kerusakan subtotal dari
badan siliar epitelium yang harus dicapai untuk menurunkan TIO secara
efisien. Tingkat kegagalan dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi dari
3.4.4.1 Anestesia
Oxybuprocaine (atau anestesi tetes mata topikal lain), sekitar 4-6 tetes,
tidak ada sedasi oral atau intravena yang diperlukan. Anestesi umum mungkin
diperlukan pada anak-anak atau orang dewasa yang tidak patuh, atau mata
Glaukoma neovaskular
glaukoma inflamatori
Komplikasi umum
Atonic pupil
Hifem dan perdarahan vitreus lebih sering terlihat dengan mata NVG
Mengurangi akomodasi
Komplikasi yang sangat jarang terjadi
Malignan glaukoma
Oftalmia simpatis 7,8
komplikasi awal seperti iridosiklitis berat dan dekompensasi TIO dapat terjadi
dan menyebabkan nyeri. Oleh karena itu, sering tindak lanjut dari semua
pasien adalah wajib dalam tahap pasca operasi awal. peningkatan pasca
operasi awal TIO dapat diobati dengan penggunaan jangka pendek dari
3-5 kali sehari selama 1-2 minggu pasca operasi. Suatu iritis terkait dengan
reaksi fibrinous dan nyeri dapat terjadi, paling sering beberapa hari setelah
aplikasi pada pasien dengan penipisan scleral pra operasi. Jika perforasi
scleral terjadi, patch skleral diindikasikan untuk menghindari hypotonia dan
endophthalmitis.20,21
steroid intensif, penghentian semua obat yang mengurangi TIO, dan kadang-