PENDAHULUAN
Hibridisasi dan kloning merupakan dua teknik dalam biologi yang sangat
HIBRIDISASI
Teknik hibridisasi atau pembastaran merupakan perkawinan silang untuk
memperoleh bibit yang unggul. Umumnya dilakukan pada hewan sapi. Pada
prinsipnya, caranya dilakukan dengan mengambil sperma atau semen dari hewan
yang memiliki bibit unggul untuk disuntikkan ke dalam alat kelamin hewan
betina. Tujuannya untuk mendapatkan keturunan dengan perpaduan sifat-sifat dari
induknya yang lebih baik.
Teknik inseminasi ini harus mengetahui masa kawin hewan. Pada saat sapi
jantan akan mengawini sapi betina, terlebih dahulu spermanya ditampung,
kemudian dimasukkan ke dalam alat inseminasi buatan untuk disuntikkan ke
dalam alat kelamin betina yang akan dikawinkan. Sebelum alat tersebut
dimasukkan anus dan usus besar, sapi dibersihkan dari kotoran, dan orang yang
akan melakukannya mencuci tangannya dan menggunakan sarung tangan,
selanjutnya tangan dimasukkan ke dalam anus untuk meraba kedudukan rahim
agar posisi alat tersebut dapat dimasukkan dengan tepat. Setelah itu alat
inseminasi dimasukkan lewat vagina sapi betina sampai alat tersebut jika dilepas
1
tidak jatuh, apabila jatuh berarti posisinya tidak benar dan harus diulang. Setelah
posisinya tepat perlahan-lahan sperma disuntikkan.
2.1
bahan
radioisotop
walaupun
sensitifitasnya
lebih
rendah
umum untuk
penggunaan
terpisah dengan
probehibridisasi melengkapi
target. 'Blot Utara' istilah sebenarnya
elektroforesis
ukuran dan
sebagian
deteksi dengan
atau seluruh urutan
mengacu
khusus
untuk
blotting
Utara
kesamaannya dengan. Teknik blotting pertama, Southern blot, nama untuk biologi
Edwin Southern perbedaan utama adalah bahwa RNA, bukan DNA, dianalisis
di blot utara.
2.2
Proses Hibridisasi
1. Southern Blotting
Tahap awal dari metode Blot Southern adalah pendigestian DNA dengan
tradisionalsebagai
denaturan,
beberapa
tertentu
sehingga
tidak
Strategi Hibridisasi
Prinsip dari strategi hibridisasi adalah terjadinya pasangan secara tepat
antara dua untai DNA yang komplemen. Komponen utama dari strategi hibridisasi
ada tiga, diantaranya DNA pelacak, DNA target, dan deteksi sinyal. Tahapan dari
strategi hibridisasi, diantaranya :
1. Terjadinya pasangan secara tepat antara dua untai DNA yang komplemen
2. Penambahan DNA pelacak untai tunggal yang telah berlabel pada kondisi
tertentu (suhu dan konsentrasi ion) supaya terjadi pasangan antara DNA
target dan pelacak.
3. Pencucian untuk menghilangkan kelebihan pelacak yang tidak menempel
pada DNA target yang spesifik.
4. Deteksi adanya hibrid antara DNA target dan pelacak
2.4
Aplikasi Hibridisasi
Teknik Blot Southern telah digunakan dalam berbagai
KLONING
Kloning adalah suatu upaya untuk memproduksi sejumlah individu yang
secara genetic sama persis (identik) (Alberts et al., 1994). Sedangkan istilah klon
adalah sekelompok organisme hewan maupun tumbuh-tumbuhan yang dihasilkan
melalui reproduksi aseksual dan berasal dari satu induk yang sama. Setiap anggota
8
dari klon tersebut mempunyai susunan dan jumlah gen yang sama dan
kemungkinan besar fenotipnya juga sama. Cloning didasarkan pada prinsip bahwa
setiap makhluk hidup mempunyai kemampuan totipotensi yang artinya setiap sel
mempunyai kemampuan untuk menjadi individu.
Kloning adalah tindakan menggandakan atau mendapatkan keturunan tanpa
fertilisasi, berasal dari induk yang sama, mempunyai susunan (jumlah dan gen)
yang sama dan kemungkinan besar mempunyai fenotip yang sama.
3.1
bakteri. DNA yang dimasukkan ini akan bereplikasi (memperbanyak diri) dan
diturunkan pada sel anak pada waktu sel tersebut membelah. Gen asing ini tetap
melakukan fungsi seperti sel asalnya, walaupun berada dalam sel bakteri.
Pembentukan DNA rekombinan ini disebut juga rekayasa genetika. Perekayasaan
genetika terhadap satu sel dapat dilakukan dengan hanya menghilangkan,
menyisipkan atau menularkan satu atau beberapa pasang basa nukleotida
penyusun molekul DNA tersebut. Untuk kloning ini diperlukan plasmid dan
enzim untuk memotong DNA, serta enzim untuk menyambungkan gen yang
disisipkan itu ke plasmid.
Dalam melakukan pengklonan suatu DNA asing atau DNA yang
diinginkan atau DNA sasaran harus memenuhi hal-hal sebagai berikut. DNA
plasmid vektor harus dimurnikan dan dipotong dengan enzim yang sesuai
sehingga terbuka. DNA yang akan disisipkan ke molekul vektor untuk
membentuk rekombinan buatan harus dipotong dengan enzim yang sama. Reaksi
pemotongan
dan
penggabungan
harus
dipantau
dengan
menggunakan
Mengektraksi plasmid dari sel bakteri. Plasmid dipisahkan dari sel dengan
cara memecah dinding sel bakteri. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan deterjen atau dengan enzim lisozim, kemudian dilisis
dengan natrium hidroksida (NaOH) dan larutan dedosil sulfat. DNA
kromosom akan menggumpal dan dinetralisir dengan natrium asetat. DNA
plasmid ini akan menggumpal membentuk jaring-jaring dan dengan mudah
mengendap. Untuk memisahkan DNA ini dilakukan sentrifugasi.
dengan
menggunakan
enzim
ligase
yang
fungsinya
10
yang digunakan untuk memotong DNA sel pankreas dan plasmid sama
jenisnya, akan menghasilkan ujung-ujung yang lengket yang sama
strukturnya, sehingga penyambungannya akan menyatu sempurna. Suhu
optimum untuk ligasi adalah 37 oC, tetapi ikatannya tidak stabil. Ligasi
akan berhasil jika dilakukan pada suhu 4o-150oC.
Plasmid yang telah disisipi gen pengkode yang diinginkan itu dimasukkan
ke dalam sel bakteri coli dengan cara tranformasi. Transformasi dilakukan
dengan memasukkan bakteri E. coli ke dalam larutan CaCl2 sehingga
terbentuk lubang-lubang sementara, sehingga plasmid dapat masuk ke
dalam sel bakteri. Diharapkan bakteri yang telah disisipi gen tersebut
mewarisi sifat gen baru, sehingga bakteri yang telah disisipi dengan gen
pengkode insulin dapatm memproduksi insulin.
Langkah selanjutnya adalah mengembangbiakkan bakteri hasil rekayasa
dalam tabung fermentasi yang berisi medium untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan bakteri E. coli untuk memproduksi insulin dalam
jumlah yang banyak. Insulin yang terbentuk kemudian dipisahkan dari
senyawa yang lain.
3.2
Manfaat Kloning
Secara garis besar kloning bermanfaat:
yangberujung
pada
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat.
11
donornya diambil dari bibit unggul, maka anggota klonnya pun akan
mempunyai sifat-sifat unggul tersebut. Sifat unggul tersebut dapat lebih
meningkat lagi, jika dikombinasikan dengan teknik transgenik. Dalam hal
ini ke dalam nukleus zigot dimasukkan gen yang dikehendaki, sehingga
anggota klonnya akan mempunyai gen tambahan yang lebih unggul.
12
3.3
memiliki sifat-sifat identik dengan induknya maka kloning pada tanaman akan
menghasilkan individu baru yang sama dengan sifat induknya. Hal ini hal ini akan
menurunkan keanekaragaman tanaman baru yang dihasilkan. Akibatnya,
keanekaragaman tumbuhan yang merupakan sumber daya alam hayati pun akan
semakin menurun. Demikian juga kloning pada hewan, akan menurunkan
keanekaragaman hewan. Keanekaragaman genetik memainkan peran yang sangat
penting dalam sintasan dan adaptabilitas suatu spesies, karena ketika lingkungan
suatu spesies berubah, variasi gen yang kecil diperlukan agar spesies dapat
bertahan hidup dan beradaptasi. Spesies yang memiliki derajat keanekaragaman
genetik yang tinggi pada populasinya akan memiliki lebih banyak variasi alel
yang dapat diseleksi. Seleksi yang memiliki sangat sedikit variasi cendering
memiliki risiko lebih besar. Dengan sedikitnya variasi gen dalam spesies,
13
reproduksi yang sehat akan semakin sulit, dan keturunannya akan menghadapi
permasalahan yang ditemui
Kloning pada hewan dan manusia masih dipertentangkan karena akibat
yang ditimbulkan seperti contohnya: resiko kesehatan terhadap individu hasil
kloning.
Terjadi kekecauan kekerabatan dan identitas diri dari klon maupun
induknya. Klon atau individu hasil cloning akan diangggap sebagai kopian dari
individu lain yang dianggap sebagai induknya karena memiliki sifat yang sama
dengan induknya. Sehinggga terjadi kekacauan apakah status klon tersebut adalah
anak atau merupakan kembaran dari individu aslinya.Transformasi adalah proses
pemasukkan molekul DNA rekombinan ke dalam sel inang dengan vektor yang
digunakan berupa plasmid. Plasmid dapat mengubah sifat sel inang. Keberhasilan
plasmid masuk dan bertahan di dalam sel umumnya dideteksi berdasarkan
ekspresi gen marka yang dibawa oleh plasmid tersebut. Ekspresi materi genetik
asing masuk melalui dinding sel. Pada dasarnya dinding sel berfungsi melindungi
sel dari masuknya benda-benda asing termasuk DNA, tapi dalam kondisi tertentu,
dinding sel ini bisa memiliki semacam celah atau lubang yang bisa dimasuki
DNA. Ada lebih dari 1% spesies bakteri mampu melakukan transformasi secara
alami. Dimana mereka memproduksi protein-protein tertentu yang dapat
membawa DNA menyeberangi dinding sel.
DAFTAR PUSTAKA
14
1. Akberts, B., et al. (1994). Molecular Biology of The Cel. Ed. Ke-3.
Garland Publishing, New York
2. Brookes, Martin. (2005). Genetika. Jakarta : Erlangga
3. Lodish. Berk. Matsudaira. Kaiser. Krieger. Scott. Zipursky. Darnell. 2000.
Molecular Cell Biology fifth Edition. Freeman and Company. New York.
4. Primrose SB, Twyman RM. 2006. Principles of Gene Manipulation and
Genomics. Ed. Ke-7. Oxford: Blackwell Publishing.
5. Sarkar S, Chaudhuri S, Basu T. 2002. Mechanism of arttificial
transformation of E.coli with plasmid DNA-clues from the influence of
ethanol. Current Science 83:1376-1380.
6. Tsen et al. 2002. Natural plasmid transformation in Escherichia coli.
Journal of Biomedical Science 9:246-252.
7. Tu et al. 2005. An improved system for competent cell preparation and
high efficency plasmid transformation using different Escherichia coli
strains. Electronic Journal of Biotechnology 8.
8. Williams HG, Day MJ, Fry JC. 1996. Use of EDTA to prevent
spontaneous cell-to-cell transformation provides a more accurate
estimation of gene transfer frequencies. Biology Techniques 10:941-946.
9. Zhang et al. 2007. Effects of Mg2+ on supported bilayer membrane on a
glassy carbon electrode during membrane formation. International
Journal of Electrochemical Science 2:788-796.
10. Suharsono, Widyastuti U. 2006. Pelatihan Singkat Teknik
Dasar Pengklonan Gen. Pusat Penelitian Sumberdaya
Hayati dan Bioteknologi Lembaga Penelitian dan
Pemberdayaan Masyarakat IPB dengan DIKTI DIKNAS,
Bogor.
11. Sudjadi.
2008.
Bioteknologi
Kesehatan.
Yogyakarta
Kanisius
15