Anda di halaman 1dari 2

Proses Pencernaan makanan di lambung usus anus

Proses pencernaan makanan di lambung :


Makanan bergerak dari kerongkongan menuju lambung, yaitu bagian saluran pencernaan yang melebar. Makanan
yang masuk ke dalam lambung tersimpan selama 2-5 jam. Selama makanan berada di dalam labung, makanan di
cerna secara kimiawi dengan bercampurnya dengan getah lambung yang dihasilkan dari dinding lambung. Dalam
getah lambung itu sendiri terdapat campuran zat-zat kimia yang sebagian besar terdiri dari air dan sekresi asam
lambung. Asam lambung mengandung HCl yang berfungsi untuk mematikan bakteri atau membunuh kuman yang
masuk ke lambung dan berfungsi untuk menghasilkan pepsinogen menjadi pepsin. Lambung juga mengandung
enzim renin yang berfungsi untuk menggumpalkan kasein dalam susu. Mukosa (lendir) pada lambung berfungsi
melindungi dinding lambung dari abrasi asam lambung

Proses pencampuran tersebut dipengaruhi oleh gerak mengaduk yang bergerak di sepanjang

lambung setiap 15-25 detik akibat adanya kontraksi dinding


lambung yang menyebabkan ketiga otot lambung bergerak secara peristaltik mengaduk dan mencampur makan
dengan getah lambung. Sesudah kira-kira tiga jam, makanan menjadi berbentuk bubur yang disebut kim. Gerakan
mengaduk dimulai dari kardiak sampai di daerah pylorus yang terjadi terus-menerus baik pada saat lambung berisi
makanan maupun pada saat lambung kosong. Akibat gerakan peristaltik, kim terdorong ke bagian pilorus. Di
pilorus terdapat sfingter yang merupakan jalan masuknya kim dari lambung ke usus halus. Gerakan peristaltik
tersebut menyebabkan sfingter pilorus mengendur dalam waktu yang sangat singkat sehingga kim masuk ke usus
halus sedikit demi sedikit.

Jadi, di dalam lambung terjadi pencernaan secaea mekanis


dengan bantuan peristaltik dan pencernaan kimiawi dengan
bantuan asam lambung dan enzim pepsin serta renin.

Proses pencernaan makanan di usus halus :


Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja,
dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus
serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke
usus halus.

Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah 1. Disakaridase


(Menguraikan disakarida menjadi monosakarida) 2. Erepsinogen
(Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin.
Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino) 3. Hormon
Sekretin (Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa kimia yang dihasilkan ke usus halus) 4. Hormon
CCK (Kolesistokinin) untk merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus halus.

Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah :1. Bikarbonat (Menetralkan suasana asam dari
makanan yang berasal dari lambung) 2. Enterokinase( Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta
mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino.) 3. Amilase (Mengubah
amilum menjadi disakarida) 4. Lipase (Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol) 5. Tripsinogen (Tripsin
yang belum aktif) 5. Kimotripsin (Mengubah peptone menjadi asam amino) 6. Nuklease (Menguraikan nukleotida
menjadi nukleosida dan gugus pospat) 7. Hormon Insulin (Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi
kadar normal) 8. Hormon Glukagon (Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar normal). Di dalam
jejunum, makanan mengalami pencernaan secara kimiawi oleh enzim yang dihasilkan dinding usus, sehingga
makanan semakin halus dan cenderung encer. Pada ileum terdapat banyak lipatan atau lekukan yang disebut vili
atau jonjot usus. Vili berfungsi memperluas permukaan usus sehingga proses terjadinya penyerapan zat makanan
akan lebih sempurna. Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh bikarbonat
dari pancreas melalui proses kimiawi. Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan
zatnya.

a. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida
kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian
diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.

b. Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh
enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke
seluruh tubuh oleh peredaran darah.

c. Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang
dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim
lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju
jantung oleh pembuluh limfe.

Zat makanan berupa glukosa, asam amino, vitamin, mineral, dan air akan diserap oleh kapiler darah dalam vili,
kemudian diangkut menuju hati melalui pembuluh darah (vena porta). Sedangkan zat makanan yang berupa asam
lemak dan gliserol yang terdiri dari molekul berukuran lebih besar, akan diangkut melalui pembuluh kil, yaitu
pembuluh getah bening atau pembuluh limfe. Di dalam usus halus selain terjadi penyerapan kimiawi juga terjadi
penyerapan sari-sari makanan. Beberapa materi yang tidak dapat diserap di usus halus didorong menuju usus besar
(kolon).

Proses pencernaan makanan di usus besar dan


anus :
Pada pertemuan usus besar dan usus halus terdapat suatu penyempitan yang disebut klep
ileosekum yang berfungsi untuk menjaga makanan yang sudah masuk ke dalam usus besar,
tidak dapat kembali ke usus halus. Perjalanan makanan agar sampai di usus besar dapat
mencapai antara empat sampai lima jam. Namun, di usus besar makanan dapat disimpan
sampai 24 jam. Makanan yang masuk ke usus besar sebetulnya merupakan sisa penyerapan
dari usus halus. Namun demikian, kandungan airnya masih cukup tinggi. Jika sisa makanan
masih mengandung kadar air yang tinggi, usus besar akan menyerapnya. Akan tetapi, jika
sisa makanan mengandung sedikit air, usus besar akan menambahkan air. Penyerapan dan
penambahan air bertujuan agar feses dalam keadaan tidak cair dan juga tidak padat.

Di dalam usus besar, feses didorong secara teratur dan lambat oleh gerakan peristalsis
menuju ke rectum (poros usus). Gerakan peristalsis dikendalikan oleh otot polos (otot tak
sadar). Akan tetapi, pada saat buang air besar otot sfingter di anus dipengaruhi oleh otot lurik
(otot sadar).

Jadi proses defekasi dilakukan dengan sadar, yaitu dengan adanya kontraksi otot dinding
perut yang diikuti dengan mengendurnya otot sfingter anus dan kontraksi kolon serta rectum.
Akibatnya, feses dapat terdorong ke luar anus.

Anda mungkin juga menyukai