Dari beberapa hal yang diperluas tersebut maka UU tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup mengalami perkembangan untuk mekonversikan berbagai maslah yang semakin kompleks
terkait dengan lingkungan yang mana nantinya perkembangan ini dapat menjamin suatu kepastian
hukum terhadap lingkungan hidup. Atas dasar tersebut, dapat dikatakan bahwa Indonesia telah
menerapkan asas-asas yang tercantum dalam Deklarasi Stockholm 1972.
Dalam Perpres itu disebutkan bahwa kewenangan gubernur untuk mengurus perizinan pulau di
wilayah pesisir telah dicabut karena area tersebut telah masuk menjadi kawasan strategis nasional di
mana menjadi kewenangan pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Sementara untuk urusan AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan) telah menjadi kewenangan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dari pada Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Daerah (BPLHD).
Setelah surat keputusan kelayakan lingkungan dan surat rekomendasi UKL-UPL-nya selesai diproses,
izin lingkungan akan diterbitkan oleh bupati, walikota, gubernur, dan menteri.
Masalah yang terjadi pada kasus tersebut adalah Gubernur DKI Jakarta yaitu, Ahok yang bersih keras
agar reklamasi agar dilanjutkan karena Ia berdasar pada Keputusan Presiden No.52 Tahun 1995
tentang Reklamasi Pantai Utara Jakarta. Peraturan yang seharusnya dipakai adalah Peraturan Presiden
Nomor 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil yang merupakan
turunan dari Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007. Dalam Perpres itu disebutkan bahwa
kewenangan gubernur untuk mengurus perizinan pulau di wilayah pesisir telah dicabut karena area
tersebut telah masuk menjadi kawasan strategis nasional.
Sebenarnya kasus tersebut bias saja diselesaikan dengan Undang-undang lingkungan, dengan
dokumen AMDAL sebagai acuannya. Jadi perlu adanya ketegasan sikap dari pemimpin negara,
seluruh politisi dan masyarakat sipil untuk melakukan konstitusionalisasi norma hukum lingkungan
ke kategori yang lebih tinggi (more greener) sehingga mampu mendorong adanya perubahan
paradigma dan perilaku penentu kebijakan dalam memandang pembangunan dan ekosistem sumber
daya alam.
C. Kelompok III: Dokumen Lingkungan yang Diperlukan untuk Kegiatan yang
Diduga Menimbulkan Dampak Lingkungan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan,
terdapat beberapa dokumen terkait pemenuhan kewajiban lingkungan yang diperlukan untuk
pelaksanaan kegiatan yang disinyalir berdampak lingkungan. Dokumen-dokumen tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Izin Lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan usaha
dan/atau kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan.
2. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut Amdal, adalah
kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
3. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yang
selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau
kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
4. Analisis Dampak Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut Andal, adalah telaahan secara
cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
5. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut RKL, adalah upaya
penanganan dampak terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha
dan/atau kegiatan.
6. Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup adalah keputusan yang menyatakan kelayakan
lingkungan hidup dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan
Amdal.
7. Rekomendasi UKL-UPL adalah surat persetujuan terhadap suatu usaha dan/atau kegiatan
yang wajib UKL-UPL.
Amdal dan UKL-UPL juga merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan Izin Lingkungan.
Pada dasarnya proses penilaian Amdal atau permeriksaan UKL-UPL merupakan satu kesatuan dengan
proses permohonan dan penerbitkan Izin Lingkungan. Dengan dimasukkannya Amdal dan UKL-UPL
dalam proses perencanaan usaha dan/atau kegiatan, Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya mendapatkan informasi yang luas dan mendalam terkait dengan dampak
lingkungan yang mungkin terjadi dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut dan langkah-
langkah pengendaliannya, baik dari aspek teknologi, sosial, dan kelembagaan.