Anda di halaman 1dari 6
22 PEMERIKSAAN ABDOMEN Marcellus Simadibrata K PENDAHULUAN Pemeriksaan fisik abdomen atau perut merupakan bagian dari pemeriksaan fisik umum secara keseluruhan, Secara umum tujuan pemeriksaan abdomen yaitu untuk mencari atau mengidentifikasi kelainan pada sistem gastrointestinal, atau sistem organ lain yang terdapat di abdomen seperti sister ginjal dan saluran kemih, atau genitalia/perineurn (jarang). Sebelum melakukan pemeriksan fis abdomen, sangat diperlukan anamnesis yang cermat untuk mendeteksi adanya kelainan sistem saluran cema atau sistem lainnya di abdomen, DEFINISI ‘Abdomen didefinisikan sebagai suatu rongga dalam badan di bawah diafragma sampai dasar pelvis. Sedangkan yang dimaksud dengan pemeriksaan fisik abdomen yaitu pemeriksaan daerah abdomen atau perut di bawah arkus kosta kanan-kiri sampai garis lipat paha atau daerah inguinal Pembagian regional abdomen ‘Ada beberapa cara untuk membagi permukaan dinding perut dalam beberapa regio 1. Dengan menarik garis tegak lurus tethadap garis median melalui umbilikus. Dengan cara ini dinding depan abdomen terbagi atas 4 kuadran atau lazim disebut sebagai berikut: a). Kuadran kanan atas, b).Kuadran kil atas, ¢.Kuadran kiri bawah d). Kuadran kanan bawah Kepentingan pembagian ini yaitu untuk menyederhanakan penulisan leporan misal untuk kepentingan konsultasi atau pemeriksaan kelainan yang mencakup daerah yang cukup lvas* 2. Pembagian yang lebih rinci atau lebih spesifik yaitu 191 Gambar 1. Pembagian daerah abdomen (4 kuadran) Gambar 2. Pembagian daerah abdomen (9 regio) dengan menarik dua garisseajar dengan garis median dan dua garis transversal yaitu yang menghubungkan ua titi paling bawah dari arkus kosta dan satu garis lagi yang menghubungkan kedua spinailiaka anterior superior(SIAS). Berdasarkan pembagian yang lebih ‘inci tersebut permukaan depan abdomen terbagiatas 9 regio: 1 Regio epigastrium 2. Regio hipakondrium xanan 3, Regio hipokondrium Kiri 4 Regio umbilius 5, Regio lumbal kanan 6. Regio lumbal kiri 7. Regio hipogastrium atau regio suprapubik 8, Regio iliaka kanan 9. Regio iliaka kiri Kepentingan pembagian ini yaitu bila kita meminta 192 ppasien untuk menunjukkan dengan tepat lokasi rasa nyer serta melakukan deskripsi penjalaran rasa nyeri tersebut. Dalam kondisi ini sangat penting untuk membuat peta lokasi rasa nyeri beserta penjalarannya, sebab sudah diketahui karakteristik dan lokasi nyeri akibat kelainan masing-masing organ intraabdominal berdasarkan hubungan persarafan viseral dan somatik Secara garis besar organ-organ di dalam abdomen dapat diproyeksikan pada permukaan abdomen walaupun, tidak setepat dada antara lain: {hati atau hepar berada di daerah epigastrium dan di daerah hipokondrium kanan b. lambung berada di daerah epigastrium .__limpa berada di daerah hipokondrium kiri d._kandung empedu atau vesika felea seringkali berada pada perbatasan daerah hipokondrium kenan dan epigastrium fe. _kandung kencing yang penuh dan uterus pada orang hamil dapat teraba di daerah hipogastrium f.apendiks berada di daerah antara daerah iliaka kanan, lumbal kanan dan bagian bawah daerah umbilkal [ver kareng] lopstursi keteribatan organ rero> NYERIBILIER INVER! KOLON ryan [Pajaianan rorean) ko bau Inierskapula [eaKaer nyer wal Kemadian menjalar [socara divs Wit NYERI ULKUS NYERI PANKREAS ‘Gambar 3. Proyeksi nyer organ pada dinding depan abdomen Selain peta regional tersebut terdapat beberapa titik dan garis yang sudah disepakati 1. Titik Me Burney. yaltu titk pada dinding perut kuadran kanan bawah yang terletak pada 1/3 lateral dari garis, yang menghubungkan SIAS dengan umbilicus. Titik Me Burney tersebut dianggap lokasi apendiks yang akan terasa nyeri tekan bila terdapat apendisitis. 2. Garis Schuffner: yaitu garis yang menghubungkan titi pada arkus Kosta kiri dengan umbilikus (dibagi 4) dan garis ini diteruskan sampai SIAS kanan yang MUMU DIAGNOSE Fisis merupakkan titik VIll. Garis ini digunakan untuk menyatakan pembesaran limpa. ee AP (Me Gambar 4. Penentuan titik Mc Burney(a) Penentuan gar Schuffner(b) PEMERIKSAAN ABDOMEN Pemeriksaan ini dilakukan dengen posisi pasien terlentang, kepala rata atau dengan satu bantal, dengan kedua tangan disisi kanan-kirinya, Usahakan semua bagian abdomen dapat diperiksa termasuk xiphisternum dan mulut hernia. Sebaiknya kandung kencing dikosongkan dulu sebelum pemeriksaan dilakukan, Pemeriksaan abdomen ini terdiri 4 tahap yaitu inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi Pemeriksaan Inspeksi Pemeriksaan ini dilakuken dengan melinat abdomen baik bagian depan ataupun belakang (pinggang). Inspeksi ini dilakukan dengan penerangan cahaya yang cukup sehingga dapat dicermati keadaan abdomen seperti simetris atau tidak, bentuk atau kontur, ukuran, kondis dinding perut (kulit, vena, umbilikus, striae alba) dan pergerakan dinding abdomen. Pada pemeriksaan tahap awal in diperhatikan secara visual kelainan-kelainan yang terlihat pada abdomen seperti jaringan parut karena pembedahan, asimetri abdomen yang menunjukkan adanya masa tumor, striae, vena yang berdilatasi, caput medusae atau obstruksi vena kava inferior, peristalsis usus, distensi dan hernia Pada keadaan normal terlentang, dinding abdomen terlihat simetris. Bila ada tumor atau abses atau pelebaran setempat lumen usus membuat abdomen terfihat tidak simetris. Pada keadaan normal dan fisiologis, pergerakan dinding usus akibat peristaltik usus tidak terlihat. Bila terihat gerakan perstaltik usus maka dapat dipastikan adanya hiperperistaltik dan dilatasi sebagai akibat obstruksi lumen usus. Obstruksi lumen usus ini dapat disebabkan macam-macam kelainan antara lain tumor, petiengketan, strangulasi dan skibala, Bentuk dan ukuran abdomen dalam keadaan normal PEMERIKSAAN ABDOMEN bervariasi tergantung habitus, jaringan lemak subkutan atau intraabdomen dan kondisi otot dinding abdomen. Pada keadaan starvasi bentuk dinding abdomen cekung dan tipis, disebut bentuk skopoid. Pada keadaan ini dapat terlihat gerakan peristaltik usus. Abdomen yang membuncit dalam keadaan normal dapat terjadi pada pasien gemuk. Pada keadaan patologis, abdomen ‘membuncit disebabkan oleh ileus paralitk ileus obstruktif, meteorismus, asites, kistoma ovarii, dan kehamilan ‘Tonjolan setempat menunjukkan adanya kelainan organ di bawahnya, misal tonjolan regio suprapubis terjadi karena pembesaran uterus pada wanita atau terjadi karena retensi urn pada pria tua dengan hipertrofi prostat atau wanita dengan kehamilan muda, Pada stenosis pilorus, lambung dapat menjadi besar sekali sehingga pada abdomen terlihat pembesaran setempat. Pada kulit abdomen perlu diperhatikan adanya sikatriks akibat ulserasi pada kulit atau akibat operasi atau luka tusuk. ‘Adanya garis-garis putih sering disebut striae alba yang dapat terjadi setelah kehamilan atau pada pasien yang mulanya gemuk atau bekas asites. Striae kemerahan dapat terlihat pada sindrom Cushing. Pulsasi arteri pada dinding abdomen terlihat pada pasien aneurisma aorta atau kadang-kadang pada pasien yang kurus, dan dapat terlihat pulsasi pada epigastrium pada pasien insufisiensi katup trikuspidalis. Kulit abdomen menjadi kuning pada berbagai macam ikterus. Adakah ditemukan garis-garis bekas garukan yang menandakan pruritus karena ikterus atau diabetes melitus. Pelebaran vena terjadi pada hipertensi portal Pelebaran disekitar umbilikus disebut kaput medusae yang terdapat pada sindrom Banti. Pelebaran vene akibat ‘obstruksi vena kava inferior terlihat sebagai pelebaran vena dari daerah inguinal ke umbilikus, sedang akibat ‘obstruksi vena kava superior aliran vena ke distal Pemeriksaan Auskultasi Pemeriksaan ini sekarang lebih banyak dilakukan para dokter setelah pemeriksaan inspeksi, sehingga gerakan dan bunyi usus tidak dipengaruhi pemeriksaan palpasi dan perkusi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa: + suara/bunyiusus:frekuensi dan pitch meningkat pada obstruksi, menghilang pada ileus paralitik + Succussion splash ~ untuk mendeteksi obstruksi lambung, + Bruit arterial + Venous hum pada kaput medusa, Dalam keadaan normal, suara peristatik usus kadang- kadang dapat didengar walaupun tanpa menggunakan 193 stetoskop, biasanya setelah makan atau dalam keadaan lapar. Dalam keadaan normal bising usus terdengar lebih kurang 3 kali permenit. Jka terdapat obstruksi usus, suara peristaltik usus ini akan meningkat, lebih lagi pada saat timbul rasa sakit yang bersifat kolik. Peningkatan suara usus ini disebut borborigmi. Pada keadaan kelumpuhan sus (paralisis) misal pada pasien pasca-operasi atau pada keadaan peritonitis umum, suara ini sangat melemah dan jarang bahkan kadang-kadang menghilang, Keadaan ini juga bisa terjadi pada tahap lanjut dari obstruksi usus dimana usus sangat melebar dan atoni, Pada ileus ‘obstruksi kadang terdengar suara peristaltik dengan nada yang tinggi dan suara logam (metallic sound) Suara sistolik atau diastolik atau murmur mungkin dapat didengar pada auskultasi abdomen. Bruit sistolik dapat didengar pada aneurisma aorta atau pada pem- besaran hati Karena hepatoma, Bising vena (venous hum) yang kadang-kadang disertai dengan terabanya getaran (thril), dapat didengar diantara umbilikus dan epigastrium. Pada keadaan fistula arteriovenosa intraabdominal kadang-kadang dapat didengar suara murmur. Gambar 5. Jaringan parut abdomen Pemeriksaan Palpasi Palpasi nding abdomen sangat penting untuk menentukan ada tidaknya kelainan dalam rongga abdomen. Palpasi dilakukan secara sistematis dengan seksama, pertama kali tanyakan apakah ada daerah-daerah yang nyeri tekan. Perhatikan ekspresi wajah pasien selama pemeriksaan palpasi. Sedapat mungkin seluruh dinding perut terpalpasi. Kemudian cari apakeh ada pembesaran massa tumor, apakah hati, limpa dan kandung empedu membesar atau teraba. Pada pemeriksaan ginjal, dllakukan pemeriksean ballotement (periksa apakah ginjal, boliottement posit atau negati).Palpasi ilakukan dalam 2 tahap yaitu palpasi permukaan (superficial) dan palpasi dalam (deep palpation). Palpasi dapat dilakukan dengan satu tangan dapat pula dua tangan (bimanual terutama pada pasien gemuk. Biasakan palpasi dengan seksama rmeskipun tidak ada keluhen yang bersangkutan dengan penyakit traktus gastrointestinal. Pasien diusahakan dalam 194 posisi terlentang dengan bantal secukupnya, kecuali bila ppasien sesak napas. Pemeriksa berditi di sebelah kanan pasien, kecuali pada dokter yang kidal. Palpasi permukaan Posisi tangan menempel pada dinding perut. Umumnya ppenekanan dilakukan oleh ruas terakir dan ruas tengah jati-jar, bukan dengan ujung jar. Sistematika palpasi dilakukan dengan hati-hati pada daerah nyeri yang dikeluhkan oleh pasien, Palpasi superfsial tersebut bisa juga disebut palpasi awal untuk orientasi sekaligus ‘memperkenalkan prosedur palpasi pada pasien. Palpasi dalam Palpasi dalam dipakai untuk identifkas! kelainan/rasa nyer yang tidak didapatkan pada palpasi permukan dan untuk lebih menegaskan kelainan yang didapat pada palpasi ppermukaan dan yang terpenting yaitu untuk palpasi organ secara spesifik misalnya palpasi hati, limpa, dan ginjal Palpasi dalam juga penting pada pasien yang gemuk atau pasien dengan otot dinding yang tebal. Perinci nyeri tekan abdomen antara lain, berat ringannyalokasi nyeri yang maksimal, apaksh ada tahanan (peritonitis, apakah ada nyeri “rebound” bila tak ada tahanan. Perinci massa tumor yang ditemukan antara lain, lokasi, dan ukuran (diukur dalam cm), bentuk, permukaan (cata atau ireguler) konsistensi (unak atau keras), pinggir {halus atau ireguler), nyeri tekan, melekat pada kulit atau tidak, melekat pada jaringan dasar atau tidak, dapat ditindent (inj “indentable')?, berpulsasi(misal aneurisma aorta), terdapatlesi-lesisateit yang berhubungan (misal metastasis), transiluminasi (misal kista berisi cairan) dan adanya bruit. Pada palpasi hati, mulai dari fosa iliaka kanan dan bergerak ke atas pada tiap respirasi,jai-jari hharus mengareh pada dada pasien, Pada palpasi kandung fempedu, kandung empedu yang teraba biasanya selalu abnormal. Pada keadaan ikterus, kandung empedu yang teraba berarti bahwa penyebabnya bukan hanya batu kandung empedu tapi juga harus dipikirken karsinoma pankreas. Pada palpasi limpa, mulai dekat umbilikus, aba limpa pada tiap inspirasi, bergerak secara bertahap ke atas dan kiri setelah tiap inspirasi dan jika tidak teraba, ulangi pemeriksaan pasien dengan posisi menyamping ke kit dengan pinggul kiri dan lutut kiri ditekuk. Pada palpasi ginjal,palpasi bimanual dan pastikan dengan pemeriksaan baltottement. Usahakan dapat membedakan limpa dengan ginjal. Bila limpa, tak dapat mencapai bagian atasnya, bergerak ‘dengan respirasi, redup-pekak pada perkusi, ada notch atau incisura limpa, negatif pada ballottement. Bila ginja, dapat mencapai bagian atasnya, tidek dapat digerekkan (atau bergerak lambat), beresonansi pada perkusi, tidak ada notch atau incisura dan positit pada ballottement. LMU DIAGNOSTIK FSIS: Pemeriksaan Perkusi Perkusi abdomen dilakukan dengan cara tidak langsung, sama seperti pada perkusi di rongga toraks tetapi dengan Penekanan yang lebih ringan dan ketokan yang lebih perlahan, Pemeriksaan ini digunakan untuk: + mendeteksi kandung empedu atau vesika urinaria, dimana suaranya redup/pekak + menentukan ukuran hati dan limpa secare kasar + menentukan penyebab distensi abdomen: penuh gas (timpani), massa tumor (redup-pekak) dan asites. Perkusi abdomen sangatrmembantudalam menentukan apakah rongga abdomen bersi lebih banyak cairan ateu uudara, Dalam keadaan normal suara perkusi abdomen adalah timpani, kecuali di daerah hati suara perkusinya adalah pelak. Hilangnya sama sekali daerah pekak hat dan bertambahnya bunyi timpani di seluruh abdomen hharus dipikirkan akan kemungkinan adanya udara bebas

Anda mungkin juga menyukai