PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada waktu yang hampir bersamaan dengan percobaan Thomson, empat ornag
fisikawan yaitu Henry Becquerel, Marie Curie, Pierre Curie, dan Ernest Rutherford
meneliti keradioaktifan. Ada tiga jenis partikel sinar radioaktif, yaitu partikel alfa
bermuatan posirif, partikel beta bermuatan negative dan gamma yang tidak
bermuatan. Pada tahun 1906, Ernest Rutherforrd bersama mahasiswanya Geiger dan
Marsden meneliti radiasi dari uranium, radium dan radioaktif lain yang
memancarkan sinar alpha, beta, dan gamma.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Memahami konsep radioaktivitas
2. Mempelajari sifat-sifat radioaktivitas
3. Mengetahui peluruhan radioaktivitas
4. Memahami wakto paro
BAB II
PEMBAHASAN
RADIOAKTIVITAS
A. SINAR-SINAR RADIOAKTIVITAS
Sifat-sifat sinar radioaktif yaitu dapat menghitamkan plat film (seperti ketika
Antoine Henry Becquerel menemukan garam uranium), selain itu sinar dapat
menembus logam yang tipis dan dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi tiga
berkas sinar, yaitu sinar alpha, beta dan gamma.2
1 Anis Hamidah. Buku Ajar Fisika. Solo: CV.Sindunata, 2012. Hal, 113.
2 Modul-1-karakteristik-inti-dan-radioaktivitas.pdf-Adobe Reader. Hal, 3
Gambar 1.1. Pembelokan Sinar-Sinar Radioaktif oleh Medan Magnet B
Sinar Alpha
Sinar alpha ialah sinar yang dapat dibelokkan oleh medan listik maupun
medan magnet, sinar alpha merupakan partikel-partikel yang bermuatan positif. Dari
hasil penelitian ternyata partikel alpha dengan inti Helium (He).
Sinar Beta
Sinar beta ialah sinar yang dapat dibelokkan oleh medan listrik dan medan
magnet, sinar beta merupakan partikel-partikel yang bermuatan negative. Dari hasil
penelitian ternyata partikel beta sama dengan partikel electron.
Sinar Gamma
Sinar gamma ialah sinar yang tidak dapat dibelokkan oleh medan listrik
maupun medan magnet. Berarti sinar gamma tidak bermuatan dan merupakan
gelombang electron magnet yang mempunyai panjang gelombang pendek.3
B. KESTABILAN INTI
Hingga kini telah ditemukan sekitar 1500 inti, namun hanya ada kira-kira 400
inti yang stabil.
Gambar: 1.1. Garfik Kestabilan Inti
Perhatikan bahwa inti ringan (kira-kira sampai dengan Z=20) sangat stabil,
jika intinya mengandung jumlah proton dan neutron yang sama (N=Z atau N/Z=1).
Sebagai contoh inti belum yang mengandung 2 proton dan 2 neutron adalah sangat
stabil.4
Inti berat lebih stabil jika jumlah neutron melebihi jumlah proton. Begitu
jumlah proton bertambah, gaya tolak Coulomb antara proto-proton bertamabh
sehingga cenderung untuk memisahkan nucleon di dalam inti. Untuk mengikat
nucleon-nukleon tetap di dalam inti, maka gaya tolak Coulomb oleh proton-proton
tambahan diimbangi oleh gaya tarik-menarik antara neutron-neutron tambahan.
Namun, karena satu proton menolak seluruh proton lainnya, sedang satu neutron
hanya menarik neutron-neutron tetangganya, maka jelas penambahan neutron
penambahan neutron harus lebih stabil jika jumlah neutron kira-kira sama dengan 1,6
kali jumlah proton (N=1,6 Z atau N/Z=1,6).
+
11
6C 115 B +e
Inti berat (Z > 83) yang terletak di atas garis kestabilan memiliki kelebihan
neutron dan proton. Untuk mencapai keadaan inti stabil, inti ini memancarkan
partikel alfa sehingga intinya kehilangan dua proton dan dua neutron.5 Misalnya
226
88 Ra mencapai stabil dengan memancarkan partikel alfa
226
Ra 222 4
88 86 Rn + 2 He
C. PELURUHAN RADIOAKTIF
Aktivitas adalah laju peluruhan inti radioaktif. Semakin besar aktivitas,
semakin banyak inti yang meluruh per satuan waktu. Aktivitas tidak berhubungan
dengan jenis radiasi dan energy radiasi, namun hanya berhubungan dengan jumlah
peluruhan per satuan waktu tertentu. Satuan aktivitas dalam SI adalah Becquerel
(Bq). Satu Bequerel sama dengan satu peluruhan per detik. Satuan ini terlalu kecil
A= N (C.1)
Ketika cuplikan inti meluruh, jumlah inti yang radioaktif berkurang, maka
aktivitas juga semakin kecil. Jadi, jumlah peluruhan per detik semakin lama semakin
sedikit. Dapat dikatakan bahwa aktivitas A, pada hakikatnya adalah perubahan jumlah
(pengurangan) inti radioaktif yang meluurh setiap satuan waktu.
dN
A= (C.2)
dt
ln N=t +c (C.5)
Di sini e c telah diganti dengan No. Pada saat t=0, maka N=N 0 . Jadi, N0
adalah jumlah inti radioaktif mula-mula. Persamaan C.7 dinamakan dengan hukum
peluruhan radioaltif eksponensial. Padda kenyataan kita dapat mengukur N, sehingga
diperlukan persamaan yang lebih bermanfaat, yaitu dengan mengalihkan kedua belah
ruas dengan , yang memberikan persamaan
A= A 0 et (C.8)
D. WAKTU PARO
Setiap zat radioajtif juga memiliki waktu paro ( t 1/ 2) , yaitu: waktu yang
diperlukan zat radioaktif untuk meluruh sehingga tinggal setengah dari jumlah
semula. Semakin pendek waktu paro zat radioaktif, maka semakin cepat zat tersebut
meluruh sehingga kemampuannya memancarkan radiasi berkurang dengan cepat. 6
2
0,693
0,693=t 1/ 2 t 1 /2 = (D.2)
Contoh :
A. KESIMPULAN
Radioaktivitas merupakan pemancaran spontan partikel-partikel radioaktif
oleh inti-inti atom yang tidak stabil menjadi inti-inti stabil. Radioaktivitas pertama
kali ditemukan oleh Henry Becquerel saat itu dia sedang mempelajari gejala
flourenses ddan fosforensens. Biasanya inti yang mengalami peluruhan adalah inti
yang nomor atomnya besar karena memiliki energy ikat per nucleon yang relative
kecil.
Sifat sinar radioaktivitas salah satunya dapat menembus logam yang tipis dan
dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi tiga berkas sinar, yaitu sinar alpha, beta
dan gamma. Hingga kini telah ditemukan sekitar 1500 inti, namun hanya ada kira-
kira 400 inti yang stabil.
Aktivitas adalah laju peluruhan inti radioaktif. Semakin besar aktivitas,
semakin banyak inti yang meluruh per satuan waktu. Aktivitas tidak berhubungan
dengan jenis radiasi dan energy radiasi, namun hanya berhubungan dengan jumlah
peluruhan per satuan waktu tertentu. Satuan aktivitas dalam SI adalah Becquerel
(Bq).
Waktu paro ( t 1/ 2) , yaitu: waktu yang diperlukan zat radioaktif untuk
meluruh sehingga tinggal setengah dari jumlah semula.
B. SARAN
Penulis sangat mengharapkan saran untuk makalah ini. Agar kedepannya
dapat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA