Anda di halaman 1dari 12

JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA

ISSN: 2355 – 7109


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Prabumulih KM 32 Indralaya Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan Indonesia 30662
jipf@fkip.unsri.ac.id http://fkip.unsri.ac.id/index.php/menu/1
04

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK


MEREMIDIASI MISKONSEPSI PADA MATERI GAYA DAN HUKUM
NEWTON TENTANG GERAK
Abidin Pasaribu1), Saparini1)
1)
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun dan mengembangkan bahan ajar
berbasis kontekstual untuk meremidiasi miskonsepsi pada materi gaya dan hukum newton
tentang gerak yang praktis. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang memiliki
tiga langkah utama yaitu tahap perencanaan, tahap pengembangan dan tahap evaluasi. Penelitian
dilaksanakan di program studi Pendidikan Fisika FKIP Unsri dengan subjek penelitian adalah
mahasiswa program studi Pendidikan Fisika yang mengambil mata kuliah fisika dasar 1 tahun
akademik 2016/2017. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan walktrough,
angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji validitas dan
kepraktisan. Hasil akhir bahan ajar yang dikembangkan yaitu bahan ajar berbasis kontekstual
materi gaya dan hukum Newton tentang gerak. Hasil analisis data walktrough dan angket
menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan valid dan sangat praktis. Berdasarkan hasil
analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian terpenuhi yaitu telah tersusun
dan berhasil dikembangkan bahan ajar berbasis kontekstual untuk meremidiasi miskonsepsi
pada materi gaya dan hukum newton tentang gerak yang praktis.

Kata Kunci : bahan ajar kontekstual, miskonsepsi, gaya, hukum newton.

PENDAHULUAN pemahaman ahli. Miskonsepsi yang terjadi


Fisika merupakan salah satu bagian pada diri siswa dapat berasal dari mana saja,
dari ilmu pengetahuan alam yang antara lain disebabkan oleh buku teks dan
mempelajari tentang gejala atau fenomena berasal dari guru yang mungkin juga
alam yang terjadi di sekitar. Konsep fisika mengalami miskonsepsi tanpa disadari oleh
yang diajarkan dalam kelas, selama ini lebih guru tersebut. Hal ini dapat terjadi
cenderung bersifat teoritis dan lebih terarah dikarenakan miskonsepsi fisika dapat terjadi
ke penyelesaian persoalan fisika khususnya pada siapa saja, tidak terkecuali pada guru
dalam penggunaan rumus. Hal ini atau mahasiswa sebagai calon guru fisika.
mendorong siswa berpendapat bahwa fisika Untuk mengatasi hal tersebut perlu
adalah ilmu yang sulit untuk dipelajari dilakukan identifikasi dan analisis awal
karena terlalu banyak rumus yang harus terhadap miskonsepsi pada berbagai konsep
dipelajari. Untuk mengatasi hal tersebut fisika.
guru dituntut untuk lebih kreatif dalam Penelitian mengenai miskonsepsi pada
menyiapkan pembelajaran fisika di kelas beberapa konsep fisika telah banyak
dan mampu memberikan gambaran aplikasi dilakukan. Hafizah, Haris, dan Eliwati
nyata ilmu tersebut di alam sekitar. (2014: 100) menyebutkan dalam hasil
Salah satu masalah lain yang timbul penelitiannya bahwa miskonsepsi pada
dalam pembelajaran fisika adalah adanya konsep fisika cukup tinggi, dimana
konsep alternatif atau miskonsepsi pada diri miskonsepsi terbesar terjadi pada materi
siswa. Miskonsepsi merupakan pemahaman pengaruh kalor terhadap perubahan wujud
dari siswa terhadap suatu konsep namun benda. Sahrul Saehana dan Sandra Kasim
pemahaman tersebut berbeda dengan (2011: 143) menyebutkan bahwa penelitian

36
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA

ISSN: 2355 – 7109


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Prabumulih KM 32 Indralaya Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan Indonesia 30662
jipf@fkip.unsri.ac.id http://fkip.unsri.ac.id/index.php/menu/1
04
yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui bahan ajar merupakan salah satu bagian
tingkat miskonsepsi pada guru fisika SMA dalam proses pembelajaran sehingga harus
di kota Palu dan mengidentifikasi disusun secara sistematis sesuai dengan
miskonsepsi konsep mekanika pada guru desain pembelajaran yang sesuai. Selain itu,
tersebut. Hasil penelitian diperoleh bahwa bahan ajar dapat juga diartikan sebagai
miskonsepsi yang dialami oleh guru-guru segala bentuk bahan yang disusun secara
tersebut sebesar 40% terutama pada konsep sistematis yang memungkinkan siswa dapat
gerak, perpaduan gerak dan hukum newton. belajar dengan dirancang sesuai kurikulum
Selain dua contoh penelitian tersebut masih yang berlaku (Lestari, 2013:1). Kemampuan
banyak lagi penelitian tentang identifikasi guru dalam menyusun bahan ajar sangat
miskonsepsi fisika yang mungkin terjadi. diperlukan agar diperoleh bahan ajar yang
Berdasarkan pembahasan mengenai dapat membantu dalam proses
miskonsepsi fisika, salah satu konsep fisika pembelajaran. Bahan ajar yang dibuat harus
yang sering mengalami miskonsepsi yaitu mengikuti sistematika tertentu dan sesuai
pada konsep gaya dan hukum newton dengan kurikulum yang berlaku.
tentang gerak. Sahrul Saehana dan Sandra Dirangkum dari berbagai sumber
Kasim (2011: 143) menyebutkan bahwa menyebutkan bahwa bahan ajar merupakan
miskonsepsi pada konsep gaya, perpaduan seperangkat atau kumpulan materi pelajaran
gaya, dan hukum newton paling banyak yang disusun secara runtut dan sistematis
dialami oleh guru-guru di kota Palu. Selain serta menggambarkan secara utuh
itu, Prescott and Mithcelmore (2004: 639) kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran. Bahan ajar harus
sebagian besar siswa mengalami disusun secara runtut sesuai dengan materi
miskonsepsi pada konsep gravitasi, dimana yang harus dikuasai oleh siswa. Penyusunan
terdapat tiga responden yang secara tidak bahan ajar juga harus memperhatikan
konsisten menyebutkan konsep Newtonian beberapa hal terkait pembuatan bahan ajar
dengan menganggap bahwa gaya gravitasi tersebut dan disesuaikan dengan bahan ajar
selalu mengarah ke bawah. Salah satu cara yang akan dikembangkan. Bahan ajar
yang dapat dilakukan adalah dengan diharapkan dapat menumbuhkan motivasi
menggunakan bahan ajar yang mampu belajar pada diri siswa. Bahan ajar yang baik
mengaitkan materi fisika dengan kehidupan dapat membantu siswa secara mandiri,
sehari-hari. dimana bahan ajar tersebut telah disusun
Bahan ajar merupakan seperangkat secara lengkap mulai dari tujuan sampai
sarana atau alat pembelajaran yang berisikan dengan evaluasi.
materi pembelajaran, metode, batasan- Terdapat berbagai macam bahan ajar
batasam, dan cara mengevaluasi yang antara lain modul ajar, buku praktikum,
didesain secara sistematis dan menarik buku referensi, lembar kerja siswa dan
dalam rangka mencapai tujuan yang sebagainya. Pada saat mengembangkan
diharapkan, yaitu mencapai kompetensi dan bahan ajar yang dibutuhkan dalam
sub kompetensi dengan segala pembelajaran perlu diperhatikan
kompleksitasnya (Widodo dan Jasmadi, karakteristik bahan ajar. Widodo dan
2008:40). Berdasarkan definisi tersebut

37
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA

ISSN: 2355 – 7109


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Prabumulih KM 32 Indralaya Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan Indonesia 30662
jipf@fkip.unsri.ac.id http://fkip.unsri.ac.id/index.php/menu/1
04
Jasmadi (2008:50), karakteristik bahan ajar sehari-hari. Penerapan pendekatan
tesebut antara lain: kontekstual diharapkan dapat membantu
a. Self instruksional. Bahan ajar yang siswa dalam memahami setiap konsep yang
dikembangkan diharapkan dapat dipelajari, sebab pembelajaran dengan
membantu siswa dalam belajar mandiri. menggunakan pendekatan ini dirancang
Adanya bahan ajar diharapkan dapat dengan menyesuaikan karakteristik siswa
membantu siswa belajar sendiri dan dan kondisi sekitar tempat pembelajaran
mempermudah siswa memahami materi berlangsung.
pembelajaran yang dipelajari. Mulyasa (2005: 37) menyebutkan
b. Self contained. Bahan ajar yang disusun bahwa pendekatan kontekstual lebih
harus mencakup seluruh kompetensi menekankan pada karakteristik siswa atau
yang akan dipelajari siswa secara utuh daerah tempat pembelajaran. Aplikasi dari
dan sistematis. pendekatan kontekstual yaitu membantu
c. Stand alone. Bahan ajar yang siswa dalam memahami konsep yang
dikembangkan harus berdiri sendiri yaitu dipelajari dengan mengaitkannya dengan
tidak tergantung pada bahan ajar yang lingkungan sekelilingnya. Sedangkan
lain atau tidak perlu digunakan bersama- Johnson (2007: 65) menyatakan bahwa
sama dengan bahan ajar lain. pembelajaran kontekstual merupakan sistem
d. Adaptive. Bahan ajar yang yang menyeluruh. Pendekatan ini terdiri dari
dikembangkan diharapkan bersifat bagian-bagian yang saling terhubung dimana
adaptive dan mampu selaras dengan jika membentuk satu kesatuan maka
perkembangang ilmu dan teknologi. pengaruhnya akan melebihi dari masing-
e. User friendly. Tampilan yang terdapat masing bagiannya. Riyanto (2010: 159)
pada bahan ajar diharapkan dapat menyatakan bahwa Pendekatan CTL
digunakan dengan mudah oleh siswa dan merupakan konsep belajar yang membantu
tidak membuat siswa menjadi bingung guru mengaitkan antara materi yang
terhadap materi yang diajarkan. diajarkannya dengan situasi dunia nyata
Karakteristik bajan ajar tersebut perlu siswa dan mendorong antara pengetahuan
diperhatikan sebelum mengembangkan yang dimilikinya dengan penerapannya
bahan ajar sendiri. Bahan ajar yang baik dalam kehidupan mereka sebagai anggota
harus mencakup: petunjuk belajar (petunjuk keluarga dan masyarakat.
guru dan petunjuk siswa), kompetensi yang Riyanto (2010: 169) menyebutkan
akan dicapai, informasi pendukung, latihan- bahwa terdapat tujuh komponen utama
latihan, petunjuk kerja, dan evaluasi dalam pembelajaran kontekstual. Tujuh
(Lestari, 2013:3). komponen tersebut yaitu kontruktivisme
Pendekatan kontekstual merupakan (constructivism), menemukan (inquiry-
konsep belajar yang membantu guru discovery), bertanya (questioning),
mengaitkan antara materi yang diajarkannya masyarakat belajar (learning community),
dengan situasi dunia nyata siswa dan permodelan (modeling), refleksi (reflection),
mendorong siswa membuat hubungan antara dan penilaian sebenarnya (autenthic
pengetahuan yang dimilikinya dengan assesmen). Komponen-komponen
penerapannya dalam kehidupan mereka pembelajaran kontekstual tersebut berawal

38
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA

ISSN: 2355 – 7109


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Prabumulih KM 32 Indralaya Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan Indonesia 30662
jipf@fkip.unsri.ac.id http://fkip.unsri.ac.id/index.php/menu/1
04
dari filosofi pembelajaran dimana belajar dengan mengadaptasi model pengembangan
dapat terjadi jika siswa mampu membangun Rowntree dan evaluasi formatif Tessmer.
sendiri konsep yang dipelajarinya. Dengan Model pengembangan Rowntree memiliki
demikian belajar akan lebih menarik dan tiga tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap
menyenangkan. Konsep tersebut dapat pengembangan dan thap evaluasi. Evaluasi
dibangun melalui suatu proses penemuan formatif Tessmer terdiri dari tahap self
yang selanjutnya ditanyakan kepada ahli evaluation, expert review, one to one
untuk memperoleh penguatan dan evaluation, small group dan field test.
pembimbingan. Proses bertanya dilakukan Namun pada penelitian ini hanya dilakukan
untuk memperoleh informasi secara sampai tahap small group.
mendalam dan dapat dilakukan dalam Prosedur penelitian ini
masyarakat belajar. Setelah informasi menggabungkan prosedur penelitian
dianggap cukup maka perlu dibuat model pengembangan Rowntree dan tahap evaluasi
terhadap hasil yang ditemukan untuk formatif Tessmer. Adapun penjelasan
selanjutnya dilakukan refleksi dan diberi mengenai langkah-langkah pelaksanaan
penilaian. Penilaian yang dilakukan tidak penelitian sebagai berikut.
sekedar menilai hasil belajarnya saja namun
juga menilai proses pembelajaran yang telah 1. Tahap Perencanaan
dilaksanakan. a. Analisis Kebutuhan
Berdasarkan pembahasan mengenai Analisis kebutuhan merupakan
bahan ajar dan pendekatan kontekstual dapat langkah awal pengembangan yang akan
disimpulkan bahwa bahan ajar berbasis dilakukan. Analisis kebutuhan dilakukan
kontekstual merupakan sekumpulan materi dengan melakukan identifikasi perkiraan
yang disusun secara runtut dan sistematis kebutuhan dengan mempelajari literatur
yang mampu menggambarkan kompetensi yang diperoleh melalui buku, penelitian
yang akan dicapai oleh siswa, dimana sebelumnya dan jurnal penelitian.
materi-materi tersebut disusun dengan Selanjutnya dilakukan analisis terhadap RPS
mengaitkan situasi dunia nyata dan fisika dasar 1, sehingga diperoleh gambaran
mendorong siswa membuat hubungan antara materi yang dikembangkan. Langkah
pengetahuan dengan penerapan yang terakhir yaitu melakukan analisis beberapa
dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari. konsep materi gaya dan hukum Newton
Berdasarkan uraian tersebut maka tentang gerak yang sering terjadi
perlu dilakukan penelitian untuk menyusun miskonsepsi dengan mempelajari hasil
dan mengembangkan instrumen autentik penelitian sebelumnya. Hasil yang diperoleh
assesmen dan bahan ajar berorientasi dari analisis kebutuhan selanjutnya dijadikan
kontektual untuk mereduksi miskonsepsi dasar untuk menghasilkan produk penelitian
mahasiswa pada konsep hukum newton berupa bahan ajar berbasis kontekstual
tentang gerak. untuk meremidiasi miskonsepsi materi gaya
dan hukum Newton tentang gerak.
METODE PENELITIAN b. Perumusan Tujuan Pembelajaran
Penelitian yang dilakukan Perumusan tujuan pembelajaran
menggunakan penelitian pengembangan dijabarkan dari deskripsi mata kuliah dan

39
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA

ISSN: 2355 – 7109


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Prabumulih KM 32 Indralaya Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan Indonesia 30662
jipf@fkip.unsri.ac.id http://fkip.unsri.ac.id/index.php/menu/1
04
capaian pembelajaran untuk selanjutnya a. Self Evaluation
dijabarkan menjadi capaian pembelajaran Self evaluation adalah penilaian oleh
pertemuan. Setelah dilakukan perumusan diri sendiri prototype yang telah
tujuan langkah selanjutnya yaitu draft bahan dikembangkan dalam hal ini berupa
ajar berbasis kontekstul untuk meremidiasi prototype bahan ajar berbasis kontektual
miskonsepsi pada materi gaya dan hukum untuk meremidiasi miskonsepsi materi gaya
Newton tentang gerak. dan hukum Newton tentang gerak. Setelah
dilakukan tahap self evaluation langkah
2. Tahap Pengembangan selanjutnya yaitu expert review dan one to
a. Pengembangan Topik one evaluation.
Pengembangan topik dilakukan b. Expert Review
dengan mengembangkan materi berdasarkan Setelah dilakukan self evaluation,
capaian pembelajaran pertemuan dan prototype 1 selanjutnya divalidasi oleh para
perumusan tujuan pembelajaran. Materi ahli. Validator melakukan telaah materi,
yang dikembangkan harus sesuai dengan konstruk, dan bahasa. Tanggapan dan saran
analisis kebutuhan dan perumusan tujuan yang diperoleh pada tahap ini selanjutnya
pembelajaran yang telah dilaksanakan digunakan sebagai bahan revisi dan
sebelumnya. memberikan pernyataan tentang kevalidan
prototype yang telah dibuat dan layak untuk
b. Penyusunan Draft diujicobakan.
Pada tahap ini, draft yang disusun
berupa draft bahan ajar berbasis kontektual c. One to One Evaluation
untuk meremidiasi miskonsepsi materi gaya Tahap one to one dilakukan dengan
dan hukum Newton tentang gerak. tiga orang mahasiswa prodi Pendidikan
c. Produksi Prototype Fisika semester 1 yang mengikuti
Pada tahap ini draft yang telah dibuat perkuliahan fisika dasar 1. Pemilihan
selanjutnya dilengkapi dan disunting untuk tersebut didasarkan pada tingkat
menghasilkan produk sesuai dengan pengetahuan tinggi, sedang dan rendah.
perencanaan. Hasil dari keseluruhan Pada pelaksanaan one to one peneliti dibantu
pelaksanaan tahap ini selanjuntnya disebut oleh dua orang observer. Evaluasi bertujuan
sebagai prototype 1. Produksi prototype 1 untuk melihat kejelasan bahasa dari
berupa bahan ajar berbasis kontektual untuk prototype yang telah dikembangkan ketika
meremidiasi miskonsepsi materi gaya dan digunakan oleh mahasiswa. Pada tahap ini,
hukum Newton tentang gerak. observer diberikan angket terkait protoype
3. Tahap Evaluasi yang dikembangkan. Hasil yang diperoleh
Tahap evaluasi merupakan tahap dari tahap expert review dan one to one
terakhir pada penelitian pengembangan dan selanjutnya digunakan untuk merevisi hasil
bertujuan untuk mengetahui apakah bahan prototype 1. Hasil revisi prototype 1
ajar yang dikembangkan layak digunakan. selanjutnya disebut sebagai prototype 2 yang
Tahap evaluasi dilakukan dengan mengikuti selanjutnya diujicobakan pada tahap small
prosedur evaluasi Tessmer, dengan tahapan group.
sebagai berikut. d. Small Group Evaluation

40
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA

ISSN: 2355 – 7109


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Prabumulih KM 32 Indralaya Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan Indonesia 30662
jipf@fkip.unsri.ac.id http://fkip.unsri.ac.id/index.php/menu/1
04
Pada tahap ini uji coba prototype 2 hukum Newton tentang gerak. Pengumpulan
dilakukan pada mahasiswa semester 1 prodi data juga dilengkapi dengan dokumentasi
Pendidikan Fisika kelas Palembang. Pada untuk memperoleh data atau hal-hal yang
tahap ini akan menguji coba penggunaan beruoa catatan, transkrip, buku dan
bahan ajar berbasis kontektual untuk sebagainya.
meremidiasi miskonsepsi materi gaya dan
hukum Newton tentang gerak. Hasil uji coba HASIL DAN PEMBAHASAN
selanjutnya diperoleh tanggapan untuk 1. Analisis Instrumen Autentik Asesmen
melihat kepraktisan terhadap bahan ajar dan Bahan Ajar Berbasis
yang dikembangkan. Kontekstual untuk Meremidiasi
Kriteria keberhasilan pengembangan Miskonsepsi Materi Gaya dan
meliputi validitas dan kepraktisan bahan ajar Hukum Newton tentang Gerak
yang telah dikembangkan. Djaali (2008:40) Judul penelitian ini adalah
menyebutkan bahwa validitas berasal dari “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis
kata validity yang berarti sejauh mana dan Kontekstual untuk Meremidiasi Miskonsepsi
kecermatan suatu alat ukur dalam pada Materi Gaya dan Hukum Newton
melakukan fungsi ukurnya. Validitas produk Tentang Gerak”. Pembahasan mengenai
yang dihasilkan pada penelitian ini diperoleh gaya dan hukum Newton tentang gerak
berdasarkan hasil validasi yang didapat dari memiliki beberapa capaian pembelajaran
saran, komentar dan masukan beberapa yang harus dicapai yaitu setelah
validator pada tahap expert review. mempelajari konsep gaya dan hukum
Kepraktisan merupakan hal yang bersifat Newton tentang gerak mahasiswa
praktis dimana penggunaannya tidak rumit. diharapkan mampu:
Hal ini berarti bahwa produk yang 1. memahami konsep gaya,
dikembangkan dapat digunakan oleh siapa 2. membedakan hukum-hukum Newton
saja meskipun bukan penyusun produk tentang gerak,
tersebut. 3. mengaplikasikan hukum Newton tentang
Adapun teknik pengumpulan data gerak pada berbagai permasalahan
pada penelitian ini antara lain walktrough, kehidupan sehari-hari,
angket, dan tes. Walktrough dilakukan untuk 4. memahami gaya gravitasi bumi dan gaya
mengetahui kevalidan produk yang gesekan,
dikembangkan. Angket diberikan untuk 5. menyelidiki gerak benda karena
mengetahui kepraktisan bahan ajar yang pengaruh gaya gravitasi bumi dan gaya
akan dikembangkan dan akan diberikan gesekan.
pada tahap uji coba. Sedangkan tes akan Untuk mencapai capaian
diberikan pada tahap evaluasi untuk pembelajaran tersebut perlu dikembangkan
mengetahui apakah bahan ajar yang bahan ajar yang mampu membantu
dikembangkan dapat meremidiasi mahasiswa untuk belajar mandiri baik di
miskonsepsi pada subjek penelitian. Tes perkuliahan maupun di rumah. Bahan ajar
yang digunakan merupakan tes diagnostik merupakan seperangkat atau kumpulan
miskonsepsi yang digunakan pada penelitian materi pelajaran yang disusun secara runtut
analisis miskonsepsi pada konsep gaya dan dan sistematis serta menggambarkan secara

41
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA

ISSN: 2355 – 7109


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Prabumulih KM 32 Indralaya Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan Indonesia 30662
jipf@fkip.unsri.ac.id http://fkip.unsri.ac.id/index.php/menu/1
04
utuh kompetensi yang akan dikuasai siswa terhadap pengalaman belajar yang lebih oleh
dalam kegiatan pembelajaran. Bahan ajar mahasiswa dimana setiap proses belajar
harus disusun secara runtut sesuai dengan yang dilakukan akan dinilai sesuai dengan
materi yang harus dikuasai oleh siswa. setiap tahapannya. Selanjutnya dengan
Bahan ajar berbasis kontekstual yang menggunakan penilaian diri, diharapkan
dikembangkan berupa bahan ajar cetak mahasiswa mampu mengukur sejauh mana
dengan memperhatikan konsepsi mahasiswa pemahaman yang diperolehnya setelah
tentang konsep gaya dan Hukum Newton belajar sehingga mampu mengevaluasi
tentang gerak, memberikan penjelasan dirinya sendiri untuk meningkatkan
konsep yang mudah dipahami, dan belajarnya.
merancang kegiatan penemuan yang mudah
dilakukan, mudah dipahami, dan alat dan 2. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis
bahan yang digunakan mudah diperoleh di Kontekstual untuk Meremidiasi
lingkungan sekitar mahasiswa. Miskonsepsi Materi Gaya dan Hukum
Komponen yang merupakan ciri Newton tentang Gerak
khusus dari pendekatan kontekstual adalah a. Analisis Miskonsepsi Materi Gaya dan
proses pengumpulan berbagai data yang bisa Hukum Newton tentang Gerak
memberikan gambaran atau informasi Penelitian ini termasuk penelitian
tentang perkembangan pengalaman belajar pengembangan yang bertujuan untuk
siswa. Gambaran perkembangan menghasilkan bahan ajar berbasis
pengalaman siswa ini perlu diketahui guru kontekstual untuk meremediasi miskonsepsi
setiap saat agar bisa memastikan benar pada materi gaya dan hukum newton tentang
tidaknya proses belajar siswa. Dengan gerak yang praktis. Sebelum memulai
demikian, penilaian autentik diarahkan pada membuat bahan ajar dan instrumen autentik
proses mengamati, menganalisis, dan assesmen, dilakukan pengambilan data
menafsirkan data yang telah terkumpul untuk mengetahui profil miskonsepsi yang
ketika atau dalam proses pembelajaran terjadi pada mahasiswa pendidikan fisika
berlangsung, bukan semata-mata pada hasil Universitas Sriwijaya. Instumen yang
pembelajaran. Terdapat berbagai macam digunakan berupa tes objektif beralasan
autentik asesmen yaitu penilaian kinerja, yang disertai dengan certainty of response
penilaian proyek, penilaian portofolio, dan indeks (CRI) yang telah dikembangkan pada
penilaian diri. Dalam penelitian autentik penelitian sebelumnya mengenai analisis
asesmen yang dikembangkan adalah miskonsepsi mahasiswa pada konsep gaya
penilaian proyek dan penilaian diri. Kedua dan Hukum Newton tentang gerak. Cara
penilaian ini dipilih karena dirasa sesuai analisis data dilakukan dengan menghitung
dengan tujuan lain dari pengembangan fraksi mahasiswa yang menjawab benar dan
bahan ajar berbasis kontekstual ini, yaitu fraksi mahasiswa yang menjawab salah
untuk meremidiasi miskonsepsi konsep gaya kemudian menentukan rata-rata CRI
dan hukum Newton tentang gerak. Hal jawaban benar dan rata-rata CRI jawaban
positif yang diharapkan dengan salah. Berdasarkan data yang telah
pengembangan penilaian proyek dan diperoleh, langkah selanjutnya membedakan
penilaian diri adalah adanya penghargaan antara mahasiswa yang tahu konsep, tidak

42
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA

ISSN: 2355 – 7109


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Prabumulih KM 32 Indralaya Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan Indonesia 30662
jipf@fkip.unsri.ac.id http://fkip.unsri.ac.id/index.php/menu/1
04
tahu konsep, dan miskonsepsi yang 11 0,579 0,421 2,909 2,750
Hukum II 1 0,053 0,947 4,000 4,000
dilakukan dengan membandingkan fraksi Newton 5 0,368 0,632 3,143 2,000
mahasiswa dengan rata-rata CRI mahasiswa 6 0,368 0,632 3,286 2,417
12 0,421 0,579 3,286 2,167
yang disajikan pada tabel 1. Hukum III 8 0,421 0,579 3,286 2,583
Tabel 1. Ketentuan untuk membedakan Newton 9 0,105 0,895 3,000 2,588
antara tahu konsep, miskonsepsi, 13 0,842 0,158 3,400 1,500
15 0,316 0,684 3,167 2,385
dan tidak tahu konsep untuk
kelompok responden
Kriteria CRI Rendah CRI Tinggi Langkah selanjutnya dilakukan
Jawaban (<2,5) (>2,5) analisis terhadap tiap butir yang mengalami
Jawaban Jawaban Jawaban miskonsepsi, sehingga diperoleh profil
benar benar tapi benar tapi konsepsi mahasiswa pada konsep gaya dan
rata-rata rata-rata Hukum Newton tentang gerak. Profil
CRI rendah CRI tinggi konspsi yang dieroleh selanjutnya digunakan
berarti tidak berarti
untuk menyusun bahan ajar berbasis
tahu konsep menguasai
(lucky konsep kontekstual tentang gerak untuk meremidiasi
guess) dengan baik miskonsepsi pada materi gaya dan Hukum
Jawaban Jawaban Jawaban Newton. Bahan ajar tesebut disusun dengan
salah salah tapi salah tapi memberikan penekanan konsep pada bagian-
rata-rata rata-rata bagian yang memiliki konsepsi yang
CRI rendah CRI rendah berbeda-beda. Tujuannya adalah agar
berarti tidak berarti
mahasiswa lebih memahami konsep gaya
tahu konsep terjadi
miskonsepsi dan Hukum Newton tentang gerak dengan
benar. Adapun profil konsepsi mahasiswa
Rekapitulasi fraksi mahasiswa dan tersebut sebagai berikut.
rata-rata CRI mahasiswa dapat dilihat pada 1. Pengertian gaya
tabel 2. Berdasarkan rekapitulasi fraksi  Gaya adalah massa dikalikan dengan
mahasiswa dan CRI mahasiswa diperoleh percepatan
bahwa miskonsepsi terjadi pada 8 soal dari  Gaya adalah m.a
15 soal. Butir soal yang mengalami  Gaya adalah dorongan atau tarikan
miskonsepsi yaitu soal nomor 1,2,3,4,8,9,10, yang diberikan pada suatu benda
dan 11, sedangkan butir soal yang  Gaya adalah segala sesuatu yang
menunjukkan mahasiswa tidak tahu konsep menyebabkan benda bergerak
yaitu nomor 5,6,7,12,13,14 dan 15. 2. Pengertian berat benda
 Berat benda adalah massa dikalikan
Tabel 2. Rekapitulasi Fraksi Mahasiswa dengan percepatan gravitasi
dan Rata-rata CRI Mahasiswa  Berat benda adalah gaya karena
Konsep Nomor 𝒇𝒃 𝒇𝒔 𝑹𝒃 𝑹𝒔
Soal pengaruh percepatan gravitasi bumi
Gaya berat 3 0,368 0,632 3,714 3,000  Berat benda adalah gaya yang
dan gaya 4 0,263 0,737 3,400 2,643
normal arahnya selalu ke bawah
Gaya 2 0,632 0,368 4,000 2,715
gesekan 14 0,211 0,789 4,000 2,467
Hukum I 7 0,211 0,789 3,250 2,267
Newton 10 0,474 0,526 4,000 3,1000

43
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA

ISSN: 2355 – 7109


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Prabumulih KM 32 Indralaya Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan Indonesia 30662
jipf@fkip.unsri.ac.id http://fkip.unsri.ac.id/index.php/menu/1
04

 Berat benda adalah gaya yang koordinat letak gaya normal sama
nilainya selalu sama dengan gaya dengan nol
normal.  Gaya normal nilainya sama dengan
3. Pengaruh berat benda pada waktu gaya berat namun arahnya
jatuhnya benda yang berukuran sama berlawanan.
yang dijatukan bersamaan dengan 6. Hubungan nilai dari gaya normal dan
ketinggian sama gaya berat pada bidang datar dan bidang
 Bola besi dan alumunium yang miring
ukuran sama dan dijatuhkan dari  Pada bidang yang miring gaya
ketinggian yang sama, maka bola normal nilainya selalu sama dengan
besi akan jatuh lebih dahulu karena gaya berat
berat besi lebih besar dari berat  Pada bidang yang miring gaya
alumunium. normal nilainya selalu sama dengan
 Kecepatan jatuhnya bola besi dan gaya berat selama resultan gaya yang
bola alumunium dipengaruhi oleh bekerja searah dengan koordinat
massa dan berat benda tersebut, letak gaya normal sama dengan nol
dimana jika hambatan udara  Pada bidang yang miring gaya
diabaikan maka bola besi akan jatuh normal nilainya sama dengan gaya
lebih dahulu daripada bola berat namun arahnya berlawanan
alumunium.  Pada bidang yang miring gaya
 Bola yang lebih ringan akan jatuh normal nilainya sama dengan
lebih cepat jika ada gesekan dengan 𝑚𝑔 cos 𝛼
udara 7. Gaya-gaya yang bekerja pada benda yang
4. Pengertian gaya normal diam di atas permukaan datar
 Gaya normal adalah gaya yang  Gaya normal dan gaya berat
nilainya selalu sama dengan gaya  Gaya normal saja
berat  Gaya berat dan gaya gesekan
 Gaya normal adalah gaya yang  Gaya normal, gaya gesekan dan gaya
arahnya ke atas berat
 Gaya normal adalah gaya yang 8. Gaya-gaya yang bekerja pada benda yang
arahnya tegak lurus permukaan diam di atas permukaan miring
benda.  Gaya normal dan gaya berat
 Gaya normal adalah gaya berat yang  Gaya normal saja
arahnya ke atas.  Gaya berat dan gaya gesekan
5. Hubungan nilai dari gaya normal dan  Gaya normal, gaya gesekan dan gaya
gaya berat pada bidang datar berat
 Gaya normal nilainya selalu sama 9. Resultan gaya yang bekerja pada benda
dengan gaya berat sama dengan nol (Hukum I Newton)
 Gaya normal nilainya selalu sama  Resultan gaya sama dengan nol
dengan gaya berat selama resultan berarti benda akan tetap diam
gaya yang bekerja searah dengan

44
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA

ISSN: 2355 – 7109


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Prabumulih KM 32 Indralaya Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan Indonesia 30662
jipf@fkip.unsri.ac.id http://fkip.unsri.ac.id/index.php/menu/1
04

 Resultan gaya sama dengan nol  Gaya aksi reaksi adalah pasangan
berartu benda akan diam atau gaya yang nilainya sama namun
bergerak dengan kecepatan konstan. arahnya berlawanan
 Resultan gaya sama dengan nol  Gaya aksi reaksi hanya terjadi jika
berarti tidak ada gaya yang bekerja dua buah gaya terjadi pada dua buah
pada benda tersebut. benda yang berbeda
 Resultan gaya sama dengan nol  F aksi = -F reaksi
berarti gaya total yang bekerja pada  Jika kita memberikan gaya ke benda
benda sama dengan nol, dan selama lain, maka benda lain akan
tidak ada gaya luar yang bekerja memberikan gaya balikan yang sama
pada benda tersebut maka benda besar tapi arah berlawanan
tersebut yang awalnya diam akan
tetap diam dan yang awalnya b. Hasil uji validitas bahan ajar berbasis
bergerak dengan kecepatan konstan kontekstual untuk meremidiasi
akan tetap bergerak dengan miskonsepsi materi gaya dan hukum
kecepatan konstan. Newton tentang Gerak
10. Pengertian gaya gesek (Hukum II Bahan ajar yang dikembangkan
Newton) selanjutnya dilakukan review oleh ahli untuk
 Gaya gesek adalah gaya hambat mengetahui kevalidannya terkait isi atau
 Gaya gesek adalah gaya yang konten, kebahasaan dan tampilan bahan ajar
menyebabkan benda yang awalnya yang dikembangkan. Review ahli untuk
bergerak menjadi berhenti mengetahui kevalidan isi atau materi bahan
 Gaya gesek adalah gaya yang ajar dilakukan oleh ahli di bidang
arahnya selalu berlawanan arah pendidikan fisika yang berpengalaman
dengan arah gerak benda. mengajar dan memahami konsep gaya dan
 Gaya gesek adalah koefisien gesekan Hukum Newton tentang gerak. Berdasarkan
dikali dengan gata normal review ahli tersebut diperoleh beberapa
11. Perbedaan gaya gesek statis dan gaya saran antara lain:
gesek kinetik (Hukum II Newton) 1. Masih terdapat beberapa konsep gaya
 Gaya gesek statis adalah gaya gesek yang masih kurang jelas, misal pada
pada benda yang diam, sedangkan pembahasan gaya berat dan gaya normal.
gaya gesek kinetic adalah gaya gesek 2. Beberapa contoh soal, soal latihan, dan
pada benda yang bergerak. tes formatif belum menunjukkan butir
 Gaya gesek statis nilainya selalu soal tes yang kontekstual.
berubah-ubah, sedangkan gaya gesek 3. Penggambaran diagram gaya masih
kinetic nilainya selalu sama kurang tepat yang mungkin bisa
 Gaya gesekan statis dan kinetic menyebabkan kesalahan pemahaman
nilainya selalu berubah-ubah konsep lainnya.
12. Pasangan gaya aksi reaksi (Hukum III Beberapa saran tersebut selanjutnya
Newton) digunakan untuk merevisi isi dari bahan ajar
yang telah dikembangkan. Selanjutnya
adalah review dari segi bahasa dan penulisan
45
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA

ISSN: 2355 – 7109


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Prabumulih KM 32 Indralaya Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan Indonesia 30662
jipf@fkip.unsri.ac.id http://fkip.unsri.ac.id/index.php/menu/1
04
yang menunjukkan beberapa kesalahan yang ini diperoleh kesimpulan bahwa bahan ajar
biasa terjadi yaitu masih terdapat penulisan berbasis kontekstual untuk meremidiasi
beberapa kata yang dianggap kurang tepat, miskonsepsi gaya dan hukum Newton
kesalahan tanda baca, beberapa kalimat tentang gerak yang telah dikembangkan
dianggap susah dimengerti dan beberapa termasuk kategori praktis sehingga mudah
gambar kurang terlihat jelas. Review dilaksanakan, mudah diperiksa dan
berikutnya tentang tampilan bahan ajar yang dilengkapi dengan petunjuk yang jelas.
telah dikembangkan menunjukkan bahwa Adapun hasil tahap one to one evaluation
tampilan bahan ajar yang dikembangkan dan small group evaluation ditampilkan
masih telalu sederhana, terdapat pemilihan pada tabel 4 dan 5 berikut.
huruf dan ukuran yang kurang tepat
sehingga mengurangi keindahan tampilan, Tabel 4. Rekapitulasi hasil angket pada
ukuran gambar tidak konsisten, dan tampilan tahap one-to-one evaluation
masih terkesan monoton. Untuk tampilan No. Indikator Persentase Kategori
direncanakan akan meminta ahli media 1 Penggunaan 87,85% Sangat
untuk merapikan tampilan setelah konsep bahan ajar praktis
yang terdapat bahan ajar sudah dianggap 2 Kejelasan isi 89,17% Sangat
bahan ajar praktis
layak untuk digunakan. Pendapat para ahli
3 Penggunaan 81,60% Praktis
tersebut selanjutnya digunakan untuk bahasa
merevisi bahan ajar yang telah 4 Format 80,00% Praktis
dikembangkan sebelum digunakan pada tampilan
tahap berikutnya yaitu uji kepraktisan bahan Rata-rata 84,66% Praktis
ajar melalui tahap one to one evaluation dan
small group evaluation. Hasil rekapitulasi Tabel 5. Rekapitulasi hasil angket pada
hasil penilaian validator ditampilkan pada tahap small group evaluation
tabel 3 berikut. No. Indikator Persentase Kategori
Tabel 3. Rekapitulasi hasil penilaian 1 Penggunaan 90,75% Sangat
validator bahan ajar praktis
No. Validasi Rekapitulasi Nilai 2 Kejelasan isi 89,57% Sangat
1 Isi 4,07 bahan ajar praktis
2 Bahasa 3,86 3 Penggunaan 87,50% Sangat
3 Format 3,75 bahasa praktis
Rata-rata 3,89 4 Format 87,23% Sangat
Kategori Valid tampilan praktis
Rata-rata 88,76% Sangat
c. Hasil uji kepraktisan bahan ajar praktis
berbasis kontekstual untuk
meremidiasi miskonsepsi materi gaya Hasil penelitian diperoleh bahan ajar
dan hukum Newton tentang Gerak berbasis kontekstual untuk meremidiasi
Kesimpulan terkait kepraktisan bahan miskonsepsi pada materi gaya dan hukum
ajar yang dikembangkan diperoleh dari hasil newton tentang gerak yang valid dan praktis
angket pada tahap one-to-one dan small sesuai dengan data yang telah disajikan.
group evaluation. Hasil akhir uji kepraktisan

46
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA

ISSN: 2355 – 7109


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Prabumulih KM 32 Indralaya Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan Indonesia 30662
jipf@fkip.unsri.ac.id http://fkip.unsri.ac.id/index.php/menu/1
04
PENUTUP Bermakna, Terj. Ibu Setiawan.
Kesimpulan Bandung : Mizan Learning Center.
Setelah dilakukan penelitian yang
Kunandar. 2013. Penilaian Autentik:
berjudul “Pengembangan Bahan Ajar
Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berbasis Kontekstual untuk Meremidiasi Berdasarkan Kurikulum 2013.
Miskonsepsi pada Materi Gaya dan Hukum Jakarta: PT Grafindo Persada.
Newton tentang Gerak”, dapat disimpulkan
bahwa telah tersusun bahan ajar berbasis Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru
kontekstual untuk meremidiasi miskonsepsi Profesional : Menciptakan
pada materi gaya dan hukum Newton Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung : Remaja
tentang gerak yang valid dan praktis.
Rosdakarya.

Saran Sahrul Saehana dan Sandra Kasim. 2011.


Adapun saran yang diberikan terkait Studi Awal Miskonsepsi Mekanika
penelitian yang telah dilaksanakan yaitu Pada Guru Fisika SMA di Kota Palu.
penelitian yang telah dilakukan hanya Prosiding Seminar Nasional
bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar Penelitian, Pendidikan dan Penerapan
MIPA, Fakultas MIPA, Universitas
berbasis kontektual untuk meremidiasi Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011.
miskonsepsi pada materi hukum Newton
tentang gerak, sehingga perlu dilakukan Sa’ud, Udin Saefudin. 2008. Inovasi
penelitian lanjutan untuk mengetahui Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
persentase pengurangan miskonsepsi yang
terjadi setelah diterapkan bahan ajar yang Suwarto. 2013. Pengembangan Tes
Diagnostik dalam Pembelajaran.
telah dikembangkan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

DAFTAR PUSTAKA Udin Saefudin Sa’ud. 2008. Inovasi


Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Hafizah, D., Haris, V., dan Eliwatis.2014.
Analisis Miskonsepsi Siswa Melalui Warseno, A. & Kumorojati, R. 2011. Super
Tes Multiple Choice Menggunakan Learning: Praktis Belajar-Mengajar
Certainty Response Index pada Mata yang Serba Efektif dan Mencerdaskan.
Pelajaran Fisika MAN 1 Bukittinggi. Yogyakarta: DIVA Press (Anggota
Edusainstika: Jurnal Pendidikan IKAPI).
MIPA Vol. 1. No. 1 Hal. 100-103.
Yatim Riyanto. 2010. Paradigma Baru
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana
Kontekstual dalam Pembelajaran Prenada Media Grup.
Abad 21. Bogor. Penerbit Ghalia
Indonesia.

Johnson, Elaine B. 2007. Contextual


Teaching and Learning :Menjadikan
Belajar Mengajar Mengasyikkan dan

47

Anda mungkin juga menyukai