Pendahuluan
Beras ketan hitam merupakan salah satu produk hasil pertanian di
Indonesia yang biasanya dikonsumsi dalam bentuk olahan atau jajanan/snack.
Bahan pangan olahan yang dapat ditemui pada beberapa daerah adalah tape ketan
hitam. Tape merupakan makanan hasil fermentasi alami dengan bahan baku dari
ketela (Manihot utilissima) atau dari beras ketan (hitam atau putih) dengan
menggunakan ragi tape. Komponen bioaktif yang terdapat dalam beras ketan
hitam adalah antosianin. Zat warna ungu yang juga dapat ditemui pada terong,
buah jamblang (duwet), beras hitam, buah delima, blueberry, dan lain-lain.
Antosianin merupakan komponen warna utama dalam bahan pangan yang
dapat menimbulkan warna ungu, biru, hingga merah kehitaman. Antosianin
merupakan turunan polihidroksil atau polimetoksi dari 2-phenyl-benzopyrylium.
Antosianin yang ada di dalam tanaman berada dalam bentuk glikosida, komponen
yang terikat pada gula. Antosianin yang sudah lepas dari gulanya disebut dengan
antosianidin. Jenis gula yang biasanya terikat dalam molekul antosianidin adalah
glukosa, galaktosa, ramnosa, arabinosa, dan xilosa (Avila et al., 2009).
Berdasarkan jenis gugus yang terikat pada posisi R1-R7, terdapat kurang lebih 10
spesiesantosianidin.
Konsumsi antosianin dalam diet terbukti mampu memberikan efek
perlindungan terhadap penyakit kardiovaskular (Oki et al., 2002; Wang dan
Stoner, 2009), diabetes mellitus (Matsui et al., 2002), anti inflammasi (Kano et
2al., 2005), dan antikanker (Bagchi et al., 2004). Antosianin merupakan
antioksidan yang berfungsi baik sebagai penangkap ion Fe dan Cu maupun
sebagai senyawa yang mampu menghambat oksidasi lipoprotein dan
penggumpalan platelet (Ghiselli et al., 1998). Melihat banyaknya manfaat yang
dapat diberikan oleh antosianin, maka antosianin layak untuk dikembangkan
sebagai pangan fungsional. Menurut Rice-Evans et al. (1997), glikosilasi dapat
mempengaruhi aktivitas biologis antosianin dan menyebabkan m olekul menjadi
lebih mudah larut air akan tetapi menurun reaktivitasnya sebagai antioksidan.
Kelarutan dalam air penting untuk menentukan apakah komponen bioaktif akan
terabsorb dengan baik ataukah tidak.
Alat dan bahan
Bahan yang digunakan :
1. Beras ketan hitam
2. Ragi
3. Air bersih
Alat yang digunakan :
1. Dandang
2. Panci
3. Pengaduk
4. Cobek + layah
5. Kompor
6. Daun pisang/plastik
Skema Kerja
Persiapan Bahan
penampian
Perendaman (6 jam)
Pembuatan Tape Ketan Hitam
Pencucian Pendidihan
Dandang
Penaburan ragi
Antosianin
Antosianin termasuk dalam golongan flavonoid, satu golongan
polifenol yang berperan dalam pangan karena efek biologisnya dan berada
dalam bentuk glikosida atau terikat dengan komponen gula (mono, di, atau
triglikosida dengan ikatan atau ). Komponen gula yang biasanya dijumpai
adalah glukosa, galaktosa, ramnosa, arabinosa, dan xilosa (Avila et al, 2009).
Antosianin merupakan pigmen alami yang terdapat dalam buah, sayuran, atau
serealia yang berwarna merah, biru, ungu hingga kehitaman. Senyawa ini
merupakan turunan dari polyhydroxy atau polymethoxy dari 2-phenyl-
benzopyrilum.
Salah satu sumber antosianin yang juga merupakan salah satu kekayaan
alam di Indonesia selain buah dan sayuran adalah beras (Oryza sativa). Saat ini
telah dikenal beberapa jenis beras yang kaya akan antosianin, seperti beras
hitam, beras merah, beras ketan hitam (Oryza sativa L. cv Kam Doi Saked), dan
lain-lain (Perera dan Jansz, 2000; Itani dan Ogawa, 2004). Beras ketan
hitam memiliki sifat yang berbeda dengan beras hitam karena kandungan
amilopektinnya yang lebih tinggi daripada beras hitam (Deepa et al.2011).
Komponen antosianin utama yang terdapat pada beras hitam (Oryza sativa
L.) adalah sianidin-3-glikosida dan peonidin-3-glikosida (Hu et al.2003;
Abdel-Aal et al.2006; Zawistowski et al.2009). Berbeda dengan hasil yang
ditunjukkan sebelumnya, Hiemori et al.(2009), mengidentifikasi adanya
antosianin jenis lain pada beras hitam (Oryza sativa L. japonicavar SBR)
yaitu sianidin diheksosida (dalam 3 isomer yang berbeda) dan satu jenis sia
nidin heksosida selain sianidin-3-glukosida dan peonidi-3-glukosida.
Antosianin dikenal sebagai senyawa penangkap radikal bebas dan juga
dilaporkan potensial sebagai agensia kemopreventif (Jayaprakasam dkk., 2005).
Beberapa penelitian telah melaporkan aktivitas biologis dari antosianin seperti
seperti aktivitas antioksidan dan pemerangkapan, antiinflamasi, antikarsinogenik
(Katsube dkk., 2003); antitumor (Kong dkk., 2003), antidiabetik (Jayaprakasam
dkk., 2005), neuroprotektif (Galli dkk., 2002), antimutagenik, dan hepatoprotektif
(Kong dkk., 2003). Antosianin juga dapat mengurangi resiko penyakit
jantung koroner melalui penghambatan agregasi platelet (Ghiselli dkk.,
1998) dan penghambatan oksidasi lipoprotein LDL (low density lipoprotein)
(Heinonen dkk., 1998).
Aligita, W. (2007). Isolasi Antosianin dari Ketan Hitam (Oriza Sativa L Forma
Glutinosa)
Abraham, E., Deepa, B., L. A., Jacob, M., Thomas, S., Cvelbar, U., et al., 2011.
Extraction of nanocellulose fibrils from lignocellulosic fibres: a novel
approach. Carbohydrate Polimers, 86, 1468-1475.
Ghiselli et al. (1981). Measurement Theory for the Behavioral Sciences. New
York: W.H. Freeman and Company.
Hu C, Zawistowski J, Ling WH, Kitts DD. 2003. Black rice (Oryza sativa L.
indica) pigmented fraction suppresses both reactive oxygen species and
nitric oxide in chemical and biological model systems. J Agr Food Chem
51: 5271-5277.
Kahkonen, M. P., Hopia, A. I., Vuorela, H. J., Rauha, J. P., Pihlaja, K., Kujala,
T.S.,Heinonen, M. 1999, Antioxidant Activity of Plant Extracts
Containing Phenolic Compounds, Journal of Agriculture and
Chemistry,47.: 3954-3962
Itani, T., dan Ogawa, M., 2004, History and recent trends of red rice in
Japan.Nippon Sakumotsu Gakkai Kiji 73: 137147.
Nailufar, A.A., Basito dan C. Anam. 2012. Kajian Karakteristik Ketan Hitam
(Oryza sativa glutinosa) Pada Beberapa Jenis Pengemas Selama
Penyimpanan. Jurnal Teknosains Pangan, 1 (1): 121-132.
Oki, Tomoyuki, et al. (2002). Polymeric Proanthocyanidins as Radical-
Scavenging Components in Red-Hulled Rice. J. Agric. Food Chem, 50 (26):
861-1192.
Samsudin, A.M. dan Khoiruddin. 2009. Ekstraksi, Filtrasi Membran dan Uji
Stabilitas Zat Warna dari Kulit Manggis (Garcinia mangostana). Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro. Semarang.
Sohi, K.K., Mittal, N., Hundal, M.K., and Khanduja, K.L., 2003, Galli
acid, and antioxidant, exhibits antiapoptotic potential in normal human
lymphoytes: A Bel-2 indenpendentmenhanism, J. Nutr. Sci. Vitaminol, 49
(4): 221-17.