DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
KELAS : 5.Eg.A
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunianya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Konversi
Biomassa (Metanol) Menjadi Dimetil Eter.
Makalah ini berisikan tentang bagaimana proses pembuatan sintesa dimetil eter serta alat
alat yang digunakan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
beserta saran dari semua pihak yang bersifat membangun akan kami terima demi kesempurnaan
makalah ini.
kami sampaikan terimakasih kepada rekan-rekan yang telah berperan serta dalam
menyelesaikan makalah ini dari awal hingga akhir.Kritik dan saran dari teman-teman sekaligus
dosen pengajar sangat kami butuhkan karena disini kami masih belajar untuk menjadi lebih baik,
semoga makalah yang sudah kami kerjakan dapat diterima oleh para pembaca baik dari teman-
teman ataupun dosen pengajar khususnya bagi kami pribadi, sekaligus bermanfaat bagi
semuanya.Amin.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..... ii
BAB I : PENDAHULUAN..... 1
2.1 Metanol . 6
2.2 Dimetil eter.. 7
2.3 Kegunaan Dimetil Eter. 7
2.4 Analisa Pasar Dimetil Eter.. 8
2.5 Metode pembuatan Dimetil eter . 10
2.6 Sifat fisika dan sifat kimia dimetil eter........................................................ 12
2.7 Proses Produksi Dimetil eter...................................................................... 12
2.7.1 Detail,proses ...................................................................................... 14
2.8 Peralatan... 14
2.9 Prinsip Kerja dari setiap alat... 18
2.9.1 Pompa 18
2.9.2 Heat Exchanger. 23
2.9.3 Reaktor 26
2.9.4 Kolom Destilasi . 28
2.10 Simbol Alat dan fungsinya.. 32
3.1 Kesimpulan. 35
DAFTAR PUSTAKA. 36
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Sebagaimana telah dialami banyak negara yang mengandalkan bahan bakar fossil
sebagai satu-satunya sumber energi, Indonesia pun mengalami krisis yang sama dan kini telah
sampai pada puncak kemampuan Pemerintah dalam menyubsidi bahan bakar tersebut.
Selama kita masih dapat mengimpor minyak mentah dengan harga di bawah US$ 80,-/barrel,
subsidi tersebut masih dapat dipertahankan. Itupun semakin sulit karena kini negara kita
sudah berstatus Net Oil Importer, yang berarti 50% dari kebutuhan domestik harus diimpor.
Menurut Bloomberg (7/7/2011), harga minyak mentah jenis Nymex Crude Future US$
96,65/barrel, sedangkan jenis Dated Brent Spot sebesar US$ 113,92/barrel. Tidak tertutup
kemungkinan bahwa harga minyak mentah akan terus meningkat karena suhu
geopolitik beberapa negara penghasil minyak di Afrika Utara dan Timur Tengah sedang
meninggi. Seperti kita ketahui, negara-negara di wilayah tersebut merupakan penghasil 30%
minyak mentah dunia. Kita tidak selalu dapat memperoleh minyak dengan harga semurah
tadi, terlebih apabila pergolakan politik di negara
-negara tersebut berdampak terhadap merosotnya kapasitas produksi minyak mereka.
Kalaupun ada, kemungkinan berupa minyak mentah yang tergolong low-grade.
Lalu apakah yang perlu dilakukan oleh Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam
memecahkan permasalahan ini?
Energi, termasuk energi listrik, merupakan elemen yang sangat penting dan strategis
di dalam mendukung Sistem Ketahanan Nasional kita di bidang ekonomi dan sosial.
Krisis bahan bakar dan energi listrik dapat menimbulkan ancaman serius bagi kestabilan
ekonomi dan sosial sebuah negara. Sebaliknya, negara yang memiliki sumber-sumber energi
yang selalu tersedia sepanjang masa adalah ibarat kokohnya tulang-tulang yang membuat
tegaknya tubuh yang bernama bangsa Indonesia.
Solusi yang paling tepat untuk mengatasinya adalah dengan Melakukan diversifikasi
sumber-sumber energi yang akan menggantikan energi fossil dan minyak impor yang
semakin mahal, polutif, dan berkurang ketersediaannya. Mungkin tidak banyak di antara
para pembaca yang menyadari bahwa gas LPG pun kini harus diimpor untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga dan industri. Kebutuhan LPG dalam negeri diprediksi lebih dari 3,8
juta ton untuk tahun 2011 ini, di mana PT Pertamina hanya dapat menyuplai 1 juta ton dan 1
juta ton dari PetroChina, perusahaan asing yang berbasis di Indonesia. Sisanya harus
BAB 2
2.1 Metanol
Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus, adalah senyawa
kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada
"keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah
terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol). metanol
digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif
bagi etanol industri.
Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri. Hasil proses
tersebut adalah uap metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah beberapa hari, uap
metanol tersebut akan teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan sinar matahari menjadi
karbon dioksida dan air.
Reaksi kimia metanol yang terbakar di udara dan membentuk karbon dioksida dan air adalah
sebagai berikut:
Api dari metanol biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati bila berada
dekat metanol yang terbakar untuk mencegah cedera akibat api yang tak terlihat.
Karena sifatnya yang beracun, metanol sering digunakan sebagai bahan additif bagi
pembuatan alkohol untuk penggunaan industri; Penambahan "racun" ini akan menghindarkan
industri dari pajak yang dapat dikenakan karena etanol merupakan bahan utama untuk
minuman keras (minuman beralkohol). Metanol kadang juga disebut sebagai wood alcohol
karena ia dahulu merupakan produk samping dari distilasi kayu. Saat ini metanol dihasilkan
melului proses multi tahap. Secara singkat, gas alam dan uap air dibakar dalam tungku untuk
membentuk gas hidrogen dan karbon monoksida; kemudian, gas hidrogen dan karbon
monoksida ini bereaksi dalam tekanan tinggi dengan bantuan katalis untuk menghasilkan
metanol. Tahap pembentukannya adalah endotermik dan tahap sintesisnya adalah eksotermik.
DME dapat diperoleh dari banyak sumber, termasuk material yang terbarukan seperti
biomassa, sampah organik, dan produk pertanian. Juga dapat diolah dari bahan bakar fossil,
seperti batubara muda dan gas alam.
2. ramah lingkungan
Dimetil Eter (DME) merupakan senyawa eter yang paling sederhana. Senyawa eter
adalah senyawa karbon dengan rumus molekul CnH2n+2O, dan rumus molekul DME adalah
(CH3)2O dengan berat molekul 46,069 ( Perrys, 2002)
DME memiliki sifat fisik yang serupa dengan Liquified Petroleum Gas ( LPG )
sehingga selain dapat langsung digunakan sebagai sumber energi peralatan rumah tangga,
pengemasan dan pendistribusiannya mudah. Karakter pembakarannya sama dengan gas alam.
Dimethyl Ether (DME) merupakan salah satu bahan dasar dan bahan intermediate
dalam industri kimia. Di Indonesia DME digunakan sebagai aerosol propellant yang tidak
berbahaya pada inhaler dan peralatan kosmetik, air refresher, penyemprot cat lukis,
penyemprot insektisida dan sebagai bahan baku pembuatan dimetil sulfat berkemurnian
tinggi.
Dalam rangka menghadapi era globalisasi dan persaingan yang ketat dalam bidang
industri, Indonesia dituntut untuk dapat memenui kebutuhan bahan kimia dalam maupun luar
negeri. Maka dari itu produk yang dihasilkan dari pabrik dimetil eter yang dirancang ini
diorientasikan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri saja tetapi juga untuk
ekspor ke luar negeri khususnya Cina, India, Jepang, Amerika dan Eropa.
Dengan orientasi ke pasar ekspor ini diharapkan bahwa hasil penjualan yang
diperoleh dapat menambah devisa bagi Negara
Reaksi tersebut berlangsung pada suhu operasi 2500C 3670C. Mekanisme reaksi
pembentukan DME melalui pembentukan metanol dan proses dehidrasi. Kelemahan dari
proses ini adalah prosesnya lebih panjang sehingga menjadi lebih mahal karena harus ada
unit-unit proses lain untuk menyediakan bahan baku gas sintesis CO dan H .H O
yang terbentuk akan bereaksi dengan bahan baku CO membentuk CO 2, reaksi samping ini
menimbulkan limbah yang memerlukan penanganan khusus.
2) Metode Dehidrasi Metanol
Reaksi yang terjadi adalah :
2CH3 OH(g) ---------> (CH3)2O(g) + H2O(l)
Bahan baku yang digunakan adalah metanol cair yang diuapkan dengan vaporizer,
kemudian diumpankan kedalam heat exchanger, setelah itu dimasukkan kedalam reaktor yang
berisi katalis Al2O3.SiO2. Reaksi berlangsung dalam fase gas, menggunakan reactor fixedbed
adiabatis karena panas reaksinya tidak terlalu besar, hanya 11,770 kJ/kmol pada 260 0C.
Dari reaktor, dimetil eter, metanol dan air didistilasi dengan menara distilasi 01. Hasil atas
MD-01 merupakan produk yang diharapkan langsung disimpan ke alat penyimpan, sedang
hasil bawahnya metanol dan air didistilasi kembali dalam menara distilasi kedua. Hasil atas
MD-02 metanol di recycle ke vaporizer dan hasil bawah adalah air buangan. Proses dehidrasi
metanol, merupakan proses yang dipakai secara luas sebab sederhana dan kemurnian
produknya tinggi.
( mg engineering.lurgi,2002 )
Proses sintesis DME dua tahap tersebut, mulai ditinggalkan dan penelitian terutama dalam
bidang katalis untuk memproduksi DME dalam proses satu tahap mengalami peningkatan
pesat. Sintesis DME satu tahap adalah dengan cara mereaksikan gas karbon monoksida dan
atau karbon dioksida dengan gas hidrogen menggunakan katalis kombinasi pada tekanan di
atas 30 atmosfer dan suhu di atas 150 C. Jika dilihat pada proses pembuatan metanol yang
juga menggunakan bahan baku serupa, maka sebenarnya sintesis DME satu tahap hanyalah
kepanjangan dari proses pembuatan metanol. Faktor utama yang menentukan tingginya
produksi (yield) adalah efisiensi dan efektifitas katalis yang digunakan yang umumnya
dikenal sebagai katalis kombo, yaitu katalis untuk sintesis metanol (terdiri dari tembaga-seng-
alumina) dan katalis untuk proses dehidrasi metanol (gamma-alumina).
Dimethyl Ether, disingkat DME, memiliki monostruktur kimia yang sederhana (CH3-
O-CH3), berbentuk gas yang tidak berwarna pada suhu ambien, zat kimia yang stabil, dengan
titik didih -25,1oC. Tekanan uap DME sekitar 0,6 Mpa pada 25oC dan dapat dicairkan seperti
halnya LPG. Viskositas DME 0,12 - 0,15 kg/ms, setara dengan viskositas propana dan butana
(konstituen utama LPG), sehingga infrastruktur untuk LPG dapat juga digunakan untuk
DME.
DME dapat digunakan seperti LPG. DME terbakar dengan nyala biru terang. Sebuah
studi tentang kandungan racun dalam DME menegaskan bahwa kandungan racunnya sangat
rendah, sama dengan kandungan racun di LPG, dan jauh di bawah kandungan racun
methanol.
DME memiliki rasio nilai kalor dengan resistasi aliran bahan bakar gas (Number of Wob
Iindex) 52 54 atau setara dengan gas alam.
Kompor untuk gas alam atau LPG bisa digunakan untuk DME tanpa modifikasi. Efisiensi
termal dan emisinya hampir sama dengan gas alam.
Tabel 1 Karakteristik DME, Propan dan Butana, konstituen utama dari LPG [4].
Dimethyl ether merupakan sumber bahan bakar yang memproduksi energi yang bersih
untuk masa depan. Keistimewaan DME tidak menghasilkan partikel zat (particulate matter)
sebagai gas buangan saat digunakan sebagai pengganti bahan bakar diesel, dan sangat mudah
diproduksi dari beberapa sumber seperti natural gas, batu bara, biomass, dan material lain
yang sejenis. Proses sintesa DME dikembangkan oleh Mitsubishi Gas Chemical, saat ini
diaplikasikan secara komersial dalam skala plant yang kecil. JGC mengembangkan, bekerja
sama, untuk proses sintesa DME yang efektif untuk memproduksi beberapa ton DME per
hari. Dalam teknologi, methanol sebagai bahan baku mentah sebagai natural gas ditreat untuk
sintesa DME melalui proses tidak langsung, sehingga diproses dengan proses dehidrasi
methanol.
Gambar di atas adalah proses persiapan diagram alir proses (process flow diagram/PFD)
untuk produksi dimethyl ether. Dengan bahan baku adalah methanol yang diasumsikan
murni. Feed (umpan) dan recycle dipompa pada P-201; dipanaskan, diuapkan, dan diubah
menjadi superheated dalam heat exchanger (E-201); dan kemudian dialirkan ke reaktor (R-
201) dimana DME terbentuk. Effluent dai reaktor didinginkan dan secara parsial
dikondensasikan dalam heat exchanger (E-202), dan kemudian dialirkan ke bagian
pemisahan. Dalam kolom T-201, DME murni diproduksi pada aliran atas (distillate), dengan
methanol dan air dialirkan dibagian bawah (bottoms). Dalam T-202, destilat mengandung
methanol untuk recycle dan bottom merupakan limbah (waste water). Produksi yang
diinginkan berkapasitas 100.000 ton/tahun.
Aliran Feed
Aliran Effluent
Aliran 10: Aliran limbah, mungkin diasumsikan murni dalam perhitungan neraca
massa, namun tidak murni, sehingga ada biaya untuk pengolahan limbah.
Karakteristik-Sifat-Sifat Zeolit
Sifat Dehidrasi.
Zeolit mempunyai sifat dehidrasi yaitu melepaskan molekul H2O apabila dipanaskan. Pada
umumnya struktur kerangka zeolit akan menyusut. Tetapi kerangka dasarnya tidak
mengalami perubahan secara nyata. Molekul H 2O dapat dikeluarkan secara reversibel. Pada
pori-porinya terdapat kation-kation dan atau molekul air. Bila kation-kation dan atau molekul
air tersebut dikeluarkan dari pori dengan perlakuan tertentu maka zeolit akan meninggalkan
pori yang kosong.
Secara alami pori-pori Zeolite yang belum diolah akan mengandung sejumlah molekul air
dan alkali atau alkali tanah hidrat. Proses pemanasan pada temperature 300 400 celcius
dapat menghilangkan kandungan air dan hidrat pada alkali atau alkali tanah hidrat. Zeolit
yang sudah mengalami pemanasan ini disebut Zeolite Teraktivasi Fisika artinya Zeolite
terdehidrasi atau Zeolityang kelihangan air.
Zeolit mempunyai kapasitas yang tinggi sebagai penjerap (adsorben). Mekanisme adsorpsi
yang mungkin terjadi adalah adsorpsi fisika (melibatkan gaya Van der Walls), adsorpsi kimia
(melibatkan gaya elektrostatik), ikatan hidrogen dan pembentukan kompleks koordinasi.
Molekul atau zat yang dijerap akan menempati posisi pori.
Daya serap (absorbansi) zeolit tergantung dari jumlah pori dan luas permukaan. Molekul-
molekul dengan ukuran lebih kecil dari pori yang mampu terjerap oleh zeolit.
Alkohol seperti fenol adalah zat pengotor yang bersifat racun bagi manusia. Air yang
mengandung fenol dapat dibebaskan dari fenol dengan melewatkan air dalam Zeolit
teraktivasi. Fenol yang terkandung dalam air akan teradsorpsi dan menempati posisi pori-
pori. Sehingga konsentrasi fenol dalam air menjadi kurang.
Kation-kation pada pori berperan sebagai penetral muatan zeolit. Kation-kation ini dapat
bergerak bebas sehingga dapat dengan mudah terjadi pertukaran ion. Mekanisme pertukaran
kation tergantung pada ukuran, muatan dan jenis zeolitnya.
Larutan atau air yang mengandung ion-ion Ca2+ dilewatkan dalam Zeolite-Na teraktivasi.
Ion Ca2+ dalam larutan atau air akan mengganti ion-ion Na+ yang ada dalam pori-pori
Zeolit-Na. Ion-ion Na+ akan lepas ke dalam larutan atau air. Pada akhirnya konsentrasi Ion
Ca2+ dalam larutan atu air akan berkurang.
Reaksi pertukaran ion-ionnya dapat dijelaskan sebagi berikut:
Z-Na = Zeolit-Natrium
Zeolit dengan struktur kerangka framework mempunyai luas permukaan yang besar dan
berperan sebagai saluran yang dapat menyaring ion/molekul (molecular sieving). Peran Zeolit
sebagai penyaring ataupun pemisah molekul didasarkan pada perbedaan bentuk, ukuran, dan
polaritas molekul yang disaring. Sifat ini disebabkan zeolit mempunyai pori dengan ukuran
tertentu. Molekul yang berukuran lebih kecil dari pori dapat melintas sedangkan yang
berukuran lebih besar dari pori akan tertahan.
Larutan yang terdiri dari CH4 dan iso-parafin dapat dipisah dengan cara dilewatkan dalam
Zeolite teraktivasi. Molekul CH4 memiliki diameter lebih kecil dari diameter pori zeolit,
sedangkan n-parafin memiliki diameter yang lebih besar daripada pori-pori zeolit. Dengan
demikian CH4 dapat lolos melewati pori zeolite, sedangkan n-parafin tertahan dan tidak
dapat lewat pori zeolit.
Sifat Katalis-Katalisator
Sifat sebagai katalis didasarkan pada adanya ruang kosong yang dapat digunakan sebagai
katalis ataupun sebagai penyangga katalis untuk reaksi katalitik. Kemampuan zeolit sebagai
katalisberkaitan dengan tersedianya pusat-pusat aktif dalam saluran antar zeolit. Pusat-pusat
aktif tersebut terbentuk karena adanya gugus fungsi asam tipe Bronsted maupun Lewis.
Perbandingan kedua jenis asam ini tergantung pada proses aktivasi zeolit dan kondisi reaksi.
Pusat-pusat aktif yang bersifat asam ini selanjutnya dapat mengikat molekul-molekul basa
secara kimiawi. Zeolite dengan rasio Si/Al yang tinggi akan menyebabkan keasaman tinggi.
Zeolit memiliki Silikon tinggi dengan kandungan Alumunium rendah. Muatan Zeolit dapat
menjadi lebih rendah dengan kation yang lebih sedikit. Pori-pori zeolit akan lebih
Hidrofobik, artiya pori-pori lebih tidak suka air atau cenderung kering. Zeolit memiliki daya
adsorpsi tinggi pada senyawa karbon. Selain itu zeolit memiliki affinitas tinggi terhadap
hidrokarbon. Rasio Si/Al yang tinggi menyebabkan zeolit memiliki lebih banyak pusat aktif
dengan keasaman tinggi. Perubahan rasio Si/Al dapat dilakukan dengan proses dealuminasi.
Zeolit memiliki lebih banyak alumunium daripada silikon. Muatan zeolit akan menjadi lebih
tinggi dengan kation yang lebih banyak. Hal ini akan menyebabkan kapasitas tukar ion
menjadi lebih banyak. Pori-pori zeolit lebih Hidrofilik artinya pori-pori lebih suka air, atau
mudah basah. Zeolit memiliki daya adsorpsi yang rendah. Zeolit dengan rasio Si/Al rendah
mempunyai afinitas tinggi terhadap molekul bersifat polar.
2.8 Peralatan
Pompa (P-201) :Pompa menambah tekanan feed dan recycle sampai minimum 15 bar.
P3 = 16,8 atm
Reaktor (R-101)
ln K = -2,205 + 2708,6317 / T
Katalisator
Kinetika reaksi
k= A.exp (-E/RT)
dimana :
rA : kecepatan reaksi metanol, kmol/ (m3.jam)
k : konstanta kecepatan reaksi
A : frekwensi tumbukan : 1,21 x 106 kmol/m3.jam.kPa
E : energi aktivasi : 80,48 kJ/mol = 19222 kkal/kmol
R : konstanta gas ideal, 1.987 kkal/(kmol.K)
T : Suhu operasi, K
PA : Tekanan parsial metanol, kPa
Unit pendingin dan secara parsial effluent dari reaktor.Valve sebelum heat
exchanger adalah valve penurun tekanan.Tekanan keluar mungkin diatas tekanan
reaktor, tapi harus mirip dengan tekanan operasi pada T-201.
Asumsi :
Dalam heat exchanger, terdiri atas T-201 (dimethyl ether murni) diembunkan dari
saturated vapor ke saturated liquid pada tekanan kolom dengan 3 kali aliran 7 (reflux
ratio). 1 3 kondensat menjadi stream 7 dan sisa dikembalikan ke kolom. Biaya untuk
media pendingin untuk membuang energy yang ada. Media pendingin harus lebih
rendah daripada aliran yang akan didinginkan.
Dalam heat exchanger, dapat diasumsikan bahwa 1,5 aliran di 8 diuapkan dari saturated
liquid ke saturated vapor pada tekanan kolom dan dikembalikan ke kolom. Temperatur
dari aliran diuapkan pada temperature buble point campuran methanol-air pada tekanan
kolom.Biaya dari steam yang diperlukan untuk menyuplai panas yang diperlukan.
Temperature steam harus lebih panas dari aliran vaporizing.
Kolom destilasi ini memisahkan methanol untuk recycle dari air. Pemisahan
diasumsikan sempurna, Namun, dalam prakteknya, tidak dapat secara sempurna karena
merupakan azeotrop.Aliran air merupakan limbah, dan ada biaya untuk pengolahan
limbahnya.Suhu distillate adalah suhu dimana methanol mengembun (terkondensasi)
pada tekanan kolom.Valve sebelum T-202 adalah optional.Diperlukan bila tekanan pada
T-202 lebih rendah daripada T-201. Pada tekanan yang sama, valve dapat dihilangkan.
Bila menginginkan tekanan lebih tinggi pada T-202, harus ditambahjan pompa pada
tempat pompa.
Dalam heat exchanger, terdiri atas aliran T-202 (methanol murni) diembunkan dari
saturated liquid ke saturated vapor pada tekanan kolom pada rate 3 kali aliran 9 (reflux
ratio). 1-3 kondensat menjadi stream 9 dan sisa dikembalikan di kolom.Biaya media
pendingin dibutuhkan untuk membuang energi yang ada. Media pendingin
temperaturnya harus selalu lebih rendah daripada aliran yang akan diembunkan.
Dalam heat exchanger, dapat diasumsikan bahwa 1,5 aliran di 10 diuapkan dari
saturated liquid ke saturated vapor pada tekanan kolom dan dikembalikan ke kolom.
Temperatur dari aliran diuapkan pada temperature boiling point dari air pada tekanan
kolom.Biaya dari steam yang diperlukan untuk menyuplai panas yang diperlukan.
Temperatur steam harus lebih panas dari aliran vaporizing.
Peralatan Lainnya
Untuk stream dua atau lebih untuk campuran, harus mempunyai tekanan yang
mirip.Pengurangan tekanan dengan menambahkan valve.Semua valve tidak ditunjukkan pada
gambar flowsheet dan diasumsikan tambahan valve tanpa biaya.Aliran terjadi dari tekanan
tinggi ke tekanan rendah.Pompa menambah tekanan aliran liquid, dan compressor menambah
tekanan aliran gas.
2.9.1 Pompa
Pompa adalah alat untuk menggerakan cairan atau adonan. Pompa menggerakan cairan
dari tempat bertekanan rendah ke tempat dengan tekanan yang lebih tinggi, untuk
mengatasi perbedaan tekanan ini maka diperlukan tenaga (energi). Pompa untuk udara
biasa disebut Kompresor.
Pompa Sentrifugal
Salah satu jenis pompa pemindah non positip adalah pompa sentrifugal yang
prinsip kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi energi potensial
(dinamis) melalui suatu impeller yang berputar dalam casing. Sesuai dengan data-data
yang didapat, pompa reboiler debutanizer di Hidrokracking Unibon menggunakan
pompa sentrifugal single - stage double suction. Pompa Sentrifugal dapat
diklasifikasikan, berdasarkan :
1. Kapasitas :
2. Tekanan Discharge :
Multi stage : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun seri dalam satu casing.
Multi Impeller : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun paralel dalam satu
casing.
Multi Impeller Multi stage : Kombinasi multi impeller dan multi stage.
4. Posisi Poros :
Poros tegak
Poros mendatar
5. Jumlah Suction :
Single Suction
Double Suction
Radial flow
Axial flow
Mixed fllow
a. StuffingBox
Stuffing box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa
menembus casing.
b. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi kebocoran cairan dari casing pompa
melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
c. Shaft
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama beroperasi
dan tempat kedudukan impeller dan bagian bagian berputar lainnya.
d. ShaftSleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada
stuffing box..
e. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
f. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen
yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta
tempat memberikan arah aliran impeller dan mengkonversikan energi kecepatan
cairan menjadi energi dinamis (single stage).
g. Eye of impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
j. Bearing
Bearing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar
dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga
memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya,
sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
k. Discharge nozzel
Berfungsi sebagai tempat mengalirnya fluida keluar setelah dari impeller.
Pompa yang biasa di gunakan di industry adalah pompa sentrifugal. Secara umum pompa
sentrifugal digunakan untuk kepentingan pemindahan fluida dari satu tempat ke tempat yang
lainnya Berikut ini beberapa contoh lain pemanfaatan pompa sentrifugal, diantaranya:
1. Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan dalam
fasilitas gathering station, suatu unit pengumpul fluida dari sumur produksi sebelum
diolah dan dipasarkan, ialah pompa bertipe sentrifugal.
2. Pada industri perkapalan pompa sentrifugal banyak digunakan untuk
memeperlancar proses kerja di kapal.
3. Pompa sentrifugal WARMAN dirancang khusus untuk memompakan lumpur, bahan
kimia, dan semua larutan cair yang bercampur dengan partikel padat.
4. Pompa sentrifugal dan reciprocating RUHRUMPEN untuk berbagai jenis aplikasi,
seperti: industri proses, perkapalan, dock & lepas pantai, oil & gas dan aplikasi umum
lainnya.
Jika kita membicarakan pompa sentrifugal, kita tidak akan lepas dari impeller yang
digunakan sebagai komponen dari pompa ini. Berdasarkan jumlah impellernya, pompa
sentrifugal memiliki jenis pompa satu tingkat dan pompa bertingkat banyak. Untuk
pompa satu tingkat, impeller yang digunakan hanya berjumlah satu buah, sehingga total
head yang dihasilkan jelas lebih rendah, sementara itu pada pompa bertingkat banyak,
impeller yang digunakan dipasang secara berderet pada satu poros. Total head yang
dihasilkan pompa bertingkat banyak jelas lebih tinggi dibandingkan dengan pompa satu
tingkat karena fluida cair terus dipompa secara berkesinambungan dan bergantian dari
impeller pertama hingga impeller terakhir.
Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan
untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa dan
bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium
pemanas dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai fluida panas dan air biasa
sebagai air pendingin (cooling water).Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar
perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien.Pertukaran panas
terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang
memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung (direct contact).Penukar
panas sangat luas dipakai dalam industri seperti kilang minyak, pabrik kimia maupun
petrokimia, industri gas alam, refrigerasi, pembangkit listrik.Salah satu contoh
sederhana dari alat penukar panas adalah radiator mobil di mana cairan pendingin
memindahkan panas mesin ke udara sekitar.
a. Spiral coil
b. Pipe coil
Biasa dipasang pada dasar suatu tankiuntuk memanaskan isi tanki dengan
aliran steam dalam pipa. Dapat berbentuk hair pain, spiral, tipe ring.
c. Box coil
Pendinginan dilakukan dengan jalan mengalirkan fluida panas dalam suatu coil
yang tercelup dalam media pendingin air.
2.9.3 Reaktor
Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi berlangsung,
baik itu reaksi kimia atau nuklir dan bukan secara fisika. Dengan terjadinya reaksi
inilah suatu bahan berubah ke bentuk bahan lainnya, perubahannya ada yang terjadi
secara spontan alias terjadi dengan sendirinya atau bisa juga butuh bantuan energi
seperti panas (contoh energi yang paling umum).Perubahan yang dimaksud adalah
perubahan kimia, jadi terjadi perubahan bahan bukan fase misalnya dari air menjadi uap
yang merupakan reaksi fisika.
Reaktor kimia adalah jenis reaktor yang umum sekali digunakan dalam industri.Hal ini
dikarenakan, dalam sintesis bahan kita selalu memerlukan jenis reaktor ini.
1. Reaktor Isotermal :Reactor yang disebut beroperasi secara isotermal jika umpan
yang masuk ke reactor, campuran dalam reactor dan lairan yang keluar dari reactor
selalu uniform dan suhunya sama dan keadaan awal secara oprasionil sulit
dilaksanakan sebab perpindahan panas yang terjadi harus selalu dapat mengimbangi
panas reaksi yang terjadi (untuk reaksi exsoterm) arau panas diperlukan untuk reaksi
endoterm.
2. Reaktor Adiabatis : Reactor yang disebut beroperasi secara adiabatic, jika tidak
ada perpindahan panas antara reactor dengan sekelilingnya. Ditinjau dari segi
operasionalnya, reactor adiabatic yang paling sederhana, cukup dengan menyekat
reactor, sehingga tidak ada panas yang hilang ke sekelilingnya.
Gambar 4. Reactor
kimia Gambar 5. RATB (Reaktor
1. Kolom destilasi Kolom destilasi adalah sebuh menara tinggi dimana dipasang
sejumlah baki-baki dengan jarak 30-70 cm. dalam kolom itu terjadi pemisahan antara
destilat dan produk dasar karena perbedaan titik didih kedua komponen umpan.
2. Reboiler : Reboiler digunakan untuk memanaskan cairan yang mengalir keluar dari
dasar kolom dan menguapkanya . pemanasan akanmenghasilkan uap yang cukup
untuk pemisahan Suatu penukar panas vertical jenis rongga dan tabung (shell and
tube) dengan perangkai tabung tetap (fixed tubesheet) digunakan sebagai reboiler.
Sebagai medium pemanas biasanya digunakan uap air.
3. OverheadCondenser
Overhead condenser adalah alat penukar panas untuk mendinginkan dan
mengembunkan uap yangkeluaar dari puncak kolom dan lebih banyak mengandung
komponen bertitik didih rendah. Untuk overhead condenser sering digunakan
penukaran panas jenis rogga dan tabung (shell and tube) untuk medium pendingin
dapat digunakan refrigerant atau air karena biaya lebih murah, biasanya air pendingin
seringdigunakan.
Kolom (column) atau sering disebut tower memiliki dua kegunaan; yang
pertama untuk memisahkan feed (material yang masuk) menjadi dua porsi, yaitu
vapor yang naik ke bagian atas (top/overhead) kolom dan porsi liquid yang turun ke
bagian bawah (bottom) kolom; yang kedua adalah untuk menjaga campuran kedua
fasa vapor dan liquid (yang mengalir secara counter-current) agar seimbang, sehingga
pemisahannya menjadi lebih sempurna.
Pada umumnya bahan yang akan dipisahkan (feed) dimasukkan kedalam kolom melalui
bagian samping kolom tersebut. Komponen yang lebih ringan akan menguap menjadi
vapor dan naik ke bagian atas (overhead) kolom , sedangkan komponen yang lebih
berat berbentuk liquid akan jatuh ke bagian bawah (bottom) kolom. Agar pemisahan
dapat terjadi secara efektif, maka kedua fasa vapor dan liquid harus ada sepanjang
kolom. Untuk menjaga tercapainya kondisi seperti ini, maka kondisi operasi kolom
harus dijaga dengan menggunakan _ontro _ontrol.
Sacar garis besar sistem kontrol pada kolom distilasi terdiri dari:
Reflux control.
Reboiler control.
Feed control.
Serie ini akan membahas pressure control pada kolom distilasi, sedangkan sistem kontrol
lainnya akan dibahas pada serie selanjutnya.
Pressure control sangat penting dalam kolom distilasi karena berguna untuk menjaga
kestabilan kondisi equilibrium material dalam kolom. Bila pressure kolom berubah-ubah
maka proses pemisahan menjadi tidak sempurna (upset). Pemilihan setpoint untuk
pressure control merupakan hasil kompromi dua kepentingan. Di satu sisi, pressure harus
diambil cukup tinggi agar proses kondensasi overhead vapor oleh condensor (heat
exchanger dengan medium pendingin) bisa terjadi, namun disisi lain pressure harus cukup
rendah agar proses vaporisasi bottom liquid oleh reboiler (heat exchanger dengan medium
pemanas) juga bisa terjadi. Pemilihan pressure ini dilakukan pada saat design karena akan
menentukan ukuran/spec dari peralatan yang digunakan terutama condensor dan reboiler.
Konfigurasi pressure control yang akan digunakan sangat bergantung pada jenis phase
product/stream yang dihasilkan dan bergantung juga pada kandungan uncondensable
materials (material yang tidak terkondensasi) dalam overhead vapor.
Berikut akan dibahas beberapa konfigurasi pressure control yang didasarkan pada kondisi
yang berhubungan dengan phase product serta kehadiran uncondensable materials seperti
berikut:
Tipe Destilasi:
Karena karakter campuran yang berbeda maka distilasi dilakukan dengan cara berbeda
pula. Oleh karena itu distilasi meliputi beberapa tipe yaitu: distilasi azeotropik, distilasi
kering, distilasi ekstraktif, distilasi beku (freeze distillation), distilasi fraksinasi, distilasi
ua (steam distillation) dan distilasi vakum.
Politeknik Negeri Sriwijaya Teknik EnergiPage 30
Berdasarkan prosesnya, distilasi juga dapat dibedakan menjadi distilasi batch (batch
distillation) dan distilasi kontinyu (continuous distillation).Disebut distilasi batch jika
dilakukan satu kali proses, yakni bahan dimasukkan dalam peralatan, diproses kemudian
diambil hasilnya (distilat dan residu). Disebut distilasi kontinyu jika prosesnya
berlangsung terusmenerus.Ada aliran bahan masuk sekaligus aliran bahan
keluar.Rangkaian alat distilasi yang banyak digunakan di industri adalah jenis tray tower
dan packed tower.
Kolom distilasi harus dirawat agar kebersihan dan penggunaannya dapat seoptimal
mungkin, dilakukan sebagai berikut :
1. Pengaruh panas kolom pada unit kolom distilasi terbatas pada kondensor dan pendidih
ulang (reboiler), karena, pada umumnya, kolom tersebut diisolasi, sehingga
kehilangan kalor sepanjang kolom relatif kecil
2. Untuk umpan yang berupa zat cair pada titik gelembungnya (q = 1) yaitu cairan jenuh,
kalor yang diberikan pada pendidih ulang sama dengan yang dikeluarkan pada
kondensor. Untuk umpan yang berwujud selain cairan jenuh kebutuhan kukus,
pemanas dihitung dengan neraca panas (neraca entalpi).
Adsorpsi atau penjerapan adalah proses pemisahan bahan dari campuran gas
atau cair, bahan yang akan dipisahkan ditarik oleh permukaan zat padat yang
menyerap (adsorben). Biasanya partikel-partikel kecil zat penyerap ditempatkan ke
suatu hamparan tetap dan fluida kemudian dialirkan melalui hamparan tetap tersebut
sampai zat padat itu mendekati jenuh dan pemisahan yang dikehendaki tidak dapat
berlangsung lagi. Kebanyakan zat pengadsorpsi adalah adsorben. Bahan-bahan yang
berpori, dan adsorpsi berlangsung terutama pada dinding-dinding pori.
Pemisahan terjadi karena perbedaan bibit molekul atau karena perbedaan polaritas
menyebabkan sebagian molekul melekat pada permukaan itu lebih erat daripada
molekul-molekul lainnya. Misalnya, limbah industri pencucian kain batik diadsorpsi
zat warnanya dengan menggunakan arang tempurung kelapa yang sudah diaktifkan.
Limbah elektroplating yang mengandung nikel, logam berat nikel diadsorpsi dengan
zeolit yang diaktifkan.
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
DME adalah bahan bakar multi-source dan dapat diproduksi dari banyak sumber, di antaranya
dari gas alam, minyak (fuel oil), batubara, limbah plastik, limbah kertas, limbah pabrik gula,
dan biomassa.
Karena gas karbon monoksida dan hidrogen (disebut syngas) sebagai bahan baku DME
maupun metanol bisa dihasilkan dari reaksi gas metan dengan uap air, maka bisa dikatakan
Indonesia memiliki potensi menjadi produsen DME karena memiliki cadangan gas alam
termasuk methan yang sangat besar.
Dimethyl ether (DME) adalah bahan bakar yang mempunyai karakterisitk sama seperti LPG
yaitu berupa gas pada tekanan dan suhu ambien, serta dapat dicairkan dengan memberikan
sedikit tekanan. DME dapat dimanfaatkan seperti LPG. Kandungan racunnya sama dengan
kandungan racun di LPG. Efisiensi termal dan emisinya hampir sama dengan gas alam. Oleh
karena itu DME bisa menjadi bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan ekonomis
selain LPG.
Daftar Pustaka
http://asro.wordpress.com/2009/05/04/process-equipment-control-6-distillation-column-
control-pressure-control/
http://beck-fk.blogspot.com/2012/05/alat-heat-exchanger.html
http://hermanfitris.blogspot.com/p/distilasi.html
http://iswahyudi8962.blogspot.com/2011/12/heat-exchanger.html
http://onnyapriyahanda.com/bagian-bagian-pompa-sentrifugal/
http://tentangteknikkimia.wordpress.com/2012/04/21/tentang-reaktor/
http://uripgumulya.com/berbagai-macam-pompa-sentrifugal/
http://www.agussuwasono.com/artikel/mechanical/65-teori-dasar-pompa-sentrifugal.html
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/tipe-distilasi/