Anda di halaman 1dari 48

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

(PJBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS


BERITA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SINGKAWANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

ETI SUNARSIH, M.Pd


NIDN 1105038901

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SINGKAWANG
2016

Hibah STKIP Singkawang Berdasarkan Kontrak Nomor: 927/B/U/XII/2015

Hibah STKIP Singkawang Berdasarkan Kontrak Nomor: 927/B/U/XII/2015


ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model
pembelajaran Project Based Learning dalam meningkatkan menulis teks berita.
Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 16 Singkawang. Masalah
penelitian ini adalah bagaimana hasil menulis teks berita. keterlaksanaan,
peningkatan, aktivitas dan respon siswa dalam menulis teks berita dengan
menggunakan model pembelajaran PjBL.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Bentuk penelitian pre-eksperimental
design dengan rancangan one group pre-test post-test design. Populasi penelitian
adalah semua siswa kelas VIII dengan jumlah 211. Sampel penelitian diambil
dengan menggunakan teknik sampling purposive maka didapat kelas VIII A
dengan jumlah 24 orang sebagai kelas eksperimen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pembelajaran menulis teks
berita nilai skor post-test 12,63 dan skor pre-test 9,83 dari data tersebut dilakukan
perhitungan N-Gain sebesar 0,54 dengan kategori sedang, artinya terdapat
peningkatan kemampuan menulis teks berita dengan menggunakan model
pembelajaran Project Based Learning. Hasil keterlakasanaan mencapai nilai
94,45 dengan kategori sangat baik. Data rataa-rata aktivitas siswa menunjukkan
perilaku negatif sebesar 6,13% dan perilaku positif sebesar 93,84%. Data respon
siswa menunjukan penggunaan model pembelajaran PjBL menunjukkan respon
positif yaitu 88,74% dan negatif 11,25%.

Kata Kunci: Project Based Learning, Menulis Teks Berita

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian yang judul Penerapan Model Pembelajaran Project
3

Based Learning (Pjbl) untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Berita


Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Singkawang Tahun Pelajaran 2015/2016
tepat waktu. Penelitian ini terwujud atas bantuan dari berbagi pihak baik langsung
maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terimakasih kepada:

1. Drs. Andi Mursidi, M.Si yang telah membimbing kami dalam membimbing
kami dalam mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang handal
2. Rekan-rekan dosen STKIP Singkawang yang telah memberikan dukungan dan
doanya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Staff Pegawai STKIP Singkawang yang telah membantu mempermudah
peneliti untuk mencari data penelitian.
4. Kepala Sekolah SMP Negeri 16 Singkawang yang telah memfasilitasi peneliti
dalam pengumpulan data.
5. Siswa/Siswi SMP Negeri 16 Singkawang sebagai objek penelitian membantu
peneliti dalam pengumpulan data.
Semoga Allah Taala mengkaruniakan limpahan rahmat dan hidayah-Nya
amin. Penulis menyadari bahwa penelitian masih banyak kekurangan. Oleh sebab
itu, penulis mengharapkan kritik, saran, dan masukan yang membangun dari
semua pihak guna kesempurnaan penelitian ini. Akhir kata penulis mengucapkan
Jazakumullah kairoan katsira.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Singkawang, April 2016
Penulis

Eti Sunarsih, M.Pd


4

DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak........................................................................................................... i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi........................................................................................................ iii
Bab I Pendahuluan......................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah........................................................................... 4
C. Rumusan Masalah.............................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian............................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian............................................................................. 6
Bab II Kajian Teori........................................................................................ 8
A. Hakikat Pembelajaran Berbasis Proyek Project Based Learning...... 8
B. Hakikat Menulis................................................................................. 12
C. Hakikat Menulis Berita...................................................................... 15
D. Kerangka Berpikir.............................................................................. 18
E. Hipotesis Penlitian............................................................................. 19
Bab III Metode Penelitian.............................................................................. 20
A. Metode Penelitian.............................................................................. 20
B. Rancangan Penelitia........................................................................... 20
C. Variabel Penelitian............................................................................. 21
D. Populasi dan Sampel.......................................................................... 21
E. Teknik dan Alat Pengumpul Data...................................................... 22
F. Validitas dan Realibitas...................................................................... 24
G. Teknik Analisis Data.......................................................................... 26
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...................................................... 31
A. Hasil Penelitia.................................................................................... 31
B. Pembahasan........................................................................................ 37
Bab V Penutup............................................................................................... 39
A. Simpulan............................................................................................ 39
B. Saran.................................................................................................. 39
Daftar Pustaka................................................................................................ 41
Lampiran........................................................................................................ 43
5

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan formal sebagai satu di antara jalur pendidikan, memegang peranan
yang sangat penting dalam kelangsungan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, untuk membantu proses pembelajaran tersebut guru sangat diperlukan.
Guru dituntut kreatif dan terampil dalam menyampaikan pembelajaran. Selain itu,
guru harus siap dalam penguasaan bahan, pandai mengelola kelas, mengelola
program kelas, mengelola program belajar mengajar, pemanfaatan media,
menguasai landasan pendidikan, serta mampu mengelola interaksi belajar mengajar.
Oleh sebab itu, ide yang kreatif serta inovatif dalam proses pembelajaran
merupakan satu di antara faktor penentu dalam meningkatkan pembelajaran di
sekolah.
Bahasa berperan penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan
emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan peserta
didik dalam mempelajari semua mata pelajaran. Pembelajaran bahasa diharapkan
membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang
menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan kemampuan
analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Berdasarkan Permen Diknas No.22 tahun 2006 tentang standar isi dijelaskan
bahwa ruang lingkup mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia mencakup empat
aspek keterampilan berbahasa yang meliputi aspek mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis. Dalam pengajaran bahasa, dari empat aspek keterampilan
tidak selalu berjalan sesuai dengan tujuan, sedangkan tuntutan kurikulum diharapkan
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang baik
2

dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap
hasil karya kesastraan Indonesia. Satu di antara keterampilan yang sangat berperan
penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah keterampilan menulis. Tarigan
(2008:3) menyatakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka
dengan orang lain.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di kelas VIII SMPN Negeri 16
ada beberapa masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia
khususnya pada keterampilan menulis. Pertama, siswa kurang termotivasi dalam
poses pembelajaran disebabkan guru hanya melakukan pembelajaran di dalam kelas,
sehingga siswa kurang merespon materi yang diajarkan. Padahal, menulis
merupakan keterampilan produktif, yang proses pembelajarannya bisa saja dilakukan
di luar kelas untuk membantu siswa dalam proses berpikir. Kedua, proses
pembelajaran sering terpusat kepada guru, guru tidak melibatkan siswa dalam poses
pembelajaran sehingga aktivitas siswa menjadi pasif. Berdasarkan uraian diatas,
maka penulis menetapkan kelas VIII yang akan dijadikan sebagai objek penelitian,
sebab kelas tersebut merupak kelas yang mendapatkan nilai terendah dalam
pembelajaran menulis.
Selain itu, keterampilan menulis merupakan satu di antara keterampilan
produktif yang harus dikuasai siswa. Standar kompetensi menulis pada kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), memiliki kompetensi dasar yang beragam, satu
di antaranya adalah menulis berita. Berita merupakan laporan peristiwa yang benar-
benar terjadi dalam waktu yang baru sehingga memiliki nilai kejutan dan dapat
memenuhi hasrat keingintahuan orang banyak, serta peristiwa tersebut bukan
rutinitas, tetapi terjadi di luar kebiasaan dan diluar dugaan. Oleh sebab itu menulis
berita sangat penting dikuasai siswa. Adapun materi keterampilan menulis yang
akan diangkat dalam penelitian ini adalah 12. Mengungkapkan informasi dalam
bentuk rangkuman, teks berita, slogan / poster. Adapun kompetensi dasar yang
hendak dicapai adalah 12.2. Menulis teks berita secara singkat, padat dan jelas,
dengan indikator siswa mampu menuliskan data pokok-pokok berita menjadi sebuah
teks berita secara singkat, padat, dan jelas.
3

Guru memiliki andil besar terhadap keberhasilan proses pembelajaran.


Kecermatan dan kemampuan guru dalam menentukan dan menerapkan model dan
metode pembelajaran yang sesuai dengan iklim pembelajaran akan memengaruhi
pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa dan keantusiasan siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar-mengajar. Karakteristik metode yang memiliki kelebihan dan
kekurangan menuntut guru untuk mampu menggunakan metode pengajaran yang
bervariasi. Perhatian guru diarahkan pada pemahaman bahwa ada beberapa faktor
yang memengaruhi penggunaan metode pengajaran. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan dalam pembelajaran adalah guru harus memperkenalkan dan
mengakrabkan siswa dengan model pembelajaran yang lebih relevan dan lebih
disenangi oleh siswa.
Penggunaan model pembelajaran yang tidak tepat dapat mengakibatkan rasa
bosan pada siswa dan tentu juga akan berdampak negatif pada hasil belajarnya.
Banyak model pembelajaran dan teori belajar yang dibuat oleh para ahli pendidikan
untuk meningkatkan hasil belajar. Akan tetapi, tidak semua model dan teori belajar
tersebut dapat diterapkan pada setiap pokok bahasan dalam mata pelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia. Dalam mengajar guru harus berusaha mengaktifkan siswa,
selain itu guru juga harus memperhatikan prinsip-prinsip mengajar yang lain.
Dengan demikian, pemilihan model pembelajaran yang tepat diharapkan dapat
mengatasi permasalahan dalam pembelajaran.
Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis akan beranjak dari uraian dan
pemikiran tersebut, peneliti mencoba melakukan sebuah penelitian yang berjudul
Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) untuk
Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Berita pada Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 16 Singkawang Tahun Pelajaran 2015/2016. Model pembelajaran yang tepat
diperlukan untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran sehingga yang diharapkan
dapat terwujud. Salah satu model pembelajaran yang dapat diaplikasikan adalah
model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning). Pembelajaran
berbasis proyek adalah proyek perseorangan atau kelompok yang dilaksanakan
dalam jangka waktu tertentu. Pembelajaran berbasis proyek memiliki ciri khas, yaitu
melibatkan para siswa dalam desain proyek, penyelidikan pemecahan masalah, atau
pengalaman yang memberi perluasan waktu kepada para siswa untuk bekerja secara
4

otonom. Pembelajaran berbasis proyek mempunyai nilai keaslian di dalam dunia


pendidikan yang mampu membimbing siswa membuat rencana, melaksanakan
penelitian, dan menyajikan hasil dari proyek yang dilakukan.
Pembelajaran berbasis proyek diterapkan untuk memotivasi siswa lebih aktif
dan berinisiatif untuk memperoleh hal-hal yang mereka inginkan baik pada sisi
pengetahuan, pemahaman, dan keterampilannya. Selain itu, pembelajaran berbasis
proyek juga mengkondisikan dan memaksa siswa mencari solusi pemecahan
masalah dalam menyelesaikan proyeknya. Dengan model pembelajaran seperti ini,
siswa akan terbantu dan lebih mudah dalam menulis. Siswa tidak lagi mengalami
kesulitan dalam mendaftar hal-hal yang perlu ditulis berdasarkan topik yang dipilih,
menentukan gagasan yang akan dikembangkan dalam makalah (berdasarkan
pengamatan atau penelitian), menyusun kerangka makalah, dan mengembangkan
kerangka menjadi makalah utuh. Dalam pembelajaran berbasis proyek dihasilkan
sebuah produk yang hasilnya ditampilkan atau dipresentasikan. Proses pengerjaan
proyek memerlukan berbagai macam bahan. Produk yang dihasilkan siswa dalam
pembelajaran berbasis proyek ini adalah berupa makalah yang kemudian akan
dipresentasikan secara individu atau kelompok. Pembelajaran berbasis proyek ini
sangatlah berbeda dengan pembelajaran berbasis masalah. Kalau pembelajaran
berbasis proyek, guru memberikan proyek kepada siswa baik itu berupa makalah dan
tugas akhir agar siswa dapat memahami materi yang diajarkan, sedangkan pada
pembelajaran berbasis masalah, permasalahanlah yang menjadi starting point dalam
belajar. Guru tidak memberikan proyek yang berupa tugas kepada siswa, tetapi siswa
dihadapkan langsung dengan masalah untuk dipecahkan sendiri masalah tersebut.
B. Identifikasi Masalah
1. Siswa kurang termotivasi dalam poses pembelajaran disebabkan guru hanya
melakukan pembelajaran di dalam kelas, sehingga siswa kurang merespon
materi yang diajarkan.
2. Proses pembelajaran sering terpusat kepada guru, guru tidak melibatkan siswa
dalam poses pembelajaran sehingga aktivitas siswa menjadi pasif.
3. Rendahnya nilai yang dihasilkan oleh siswa dalam keterampilan menulis.
4. Guru Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VIII A SMP Negeri 16 belum
menggunakan model pembelajaran dan strategi yang efektif dalam mengajar.
C. Rumusan Masalah
5

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang maka masalah
umum dalam penelitian ini adalah Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran
Project Based Learning (PjBL) untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks
Berita pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Singkawang Tahun Pelajaran
2015/2016. Untuk memfokuskan permasalahan, maka masalah umum tersebut
dibatasi menjadi submasalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah hasil menulis teks berita sebelum dan sesudah Menggunakan
Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 16 Singkawang Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Bagaimanakah peningkatan menulis teks berita dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 16 Singkawang Tahun Pelajaran 2015/2016.
3. Bagaimanakah Keterlaksaan Model Pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) dalam menulis teks berita pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16
Singkawang Tahun Pelajaran 2015/2016.
4. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa dalam menulis teks berita dengan
menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Singkawang Tahun Pelajaran 2015/2016.

5. Bagaimanakah respons siswa dalam menulis teks berita dengan dengan


menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Singkawang Tahun Pelajaran 2015/2016.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai berdasarkan masalah dan
sub masalah tersebut adalah:
1. Untuk mengetahui hasil menulis teks berita sebelum dan sesudah
Menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Singkawang Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Untuk mengetahui keterlaksaan Model Pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) dalam Menulis Teks Berita pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16
Singkawang Tahun Pelajaran 2015/2016.
3. Untuk mengetahui peningkatan menulis teks berita dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 16 Singkawang Tahun Pelajaran 2015/2016.
6

4. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dalam menulis teks berita dengan
menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Singkawang Tahun Pelajaran 2015/2016.
5. Untuk mengetahui respon siswa dalam menulis teks berita dengan dengan
menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Singkawang Tahun Pelajaran 2015/2016.
E. Manfaat Penelitian
Setiap perbuatan atau langkah-langkah yang kita lakukan hendaknya
bermanfaat bagi orang lain. Demikian pula dalam rencana penelitian ini. Rencana
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak, di
antaranya dunia keilmuan dan bagi guru serta siswa di sekolah.
1. Manfaat Teoretis
Penelitian dengan model pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) ini diharapkan dapat mengembangkan atau melengkapi teori-teori
keilmuan yang sudah ada, khususnya di dalam pembelajaran menulis teks
berita .
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:
a. Penulis
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan
dan pengetahuan penulis mengenai karakteristik siswa
sebagai objek penelitian dan menambah wawasan mengenai
bahan kajian yaitu menulis teks berita dengan menggunakan
model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
b. Sekolah (kepala sekolah, guru, dan siswa)
Hasil penelitian ini dapat berguna bagi kepala sekolah,
guru, siswa, serta perangkat-perangkat sekolah sebagai
sumbangan pemikiran dan sarana untuk pihak sekolah dalam
menjalankan aktivitas belajar mengajar dan diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan masukan bagi guru yang
bersangkutan mengenai karakteristik siswa yang diajar.
c. Bagi Kampus STKIP Singkawang
7

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan bagi


kampus STKIP Singkawang untuk lebih memperhatikan model pemeblajaran
yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran
8

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Hakikat Pembelajaran Berbasis Proyek Project Based Learning


1. Pengertian Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)

Pembelajaran berbasis proyek (PjBL) dapat merupakan pendekatan,


strategi atau metode pembelajaran yang berpusat kepada siswa, yang bersifat
antar disiplin ilmu (integrasi mata pelajaran), dalam jangka waktun yang
panjang. Konsep tentang PjBL tersebut pada umumnya terkait dengan
pembahasan permasalahan nyata. Menurut Sani (2014:171) PjBL adalah sebuah
pembelajaran dengan aktivitas jangka panjang yang melibatkan siswa dalam
merancang, membuat, dan menampilkan produk untuk mengatasi permasalahan
dunia nyata.
Berdasarkan penjelasan mengenai PjBL tersebut disimpulkan bahwa
PjBL merupakan strategi belajar mengajar yang melibatkan siswa untuk
mengerjakan sebuah proyek yang bermanfaat untuk menyelesaikan
permasalahan. Dalam pembelajaran berbasis proyek ini permasalahan yang
dikaji merupakan permasalahan yang kompleks dan membutuhkan penguasaan
berbagai konsep atau materi pelajaran dalam berbagai upaya penyelesainya.
Proyrk yang dibuat merupakan proyek dari guru atau proyek bersama dari
beberapa guru yang mengasuh pelajaran yang berbeda. Siswa dilatih untuk
melakukan analisis terhadap permasalahan, kemudian melakukan eksplorasi,
mengumpulkan informasi, interpretasi dan penilaian dalam mengerjakan proyek.
Jadi pembelajaran proyek ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan
kreativitasnya dalam merancang dan membuat proyek yang dapat dimanfaatkan
untuk mengatasi permasalah.
a. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL)
Menurut Sani (2014:173), ada beberapa karakteristik penting dalam PjBL
yakni:
1) Fokus pada permasalahan untuk penguasaan konsep penting dalam
pelajaran
2) Pembuatan proyek melibatkan siswa dalam meakukan investigasi
konstruktif
9

3) Proyek harus realistis


4) Proyek direncanakan oleh siswa

Sementara itu, menurut Stripling (dalam Sani, 2014:173), karakteristik


PjBL yang efektif yakni:
1) mengarahkan siswa untuk menginvestigasi ide dan pertanyaan
penting;
2) merupakan proses inkuiri;
3) terkait dengan kebutuhan dan minat siswa;
4) berpusat pada siswa dengan membuat produk dan melakukan
presentasi secara mandiri;
5) menggunakan keterampilan berpikir kreatif, kritis dan mencari,
informasi untuk melakukan investigasi, menarik kesimpulan, dan
menhasilkan produk;
6) terkait dengan permasalahan dan isu dunia nyata yang autentik.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa


karateristik penting dari PjBL tersebut fokus pada konsep penting, proses
inkuiri, terkait permasalahan nyata, menghasilkan produk, investigasi
konstruktif, proyek bersifat realistik dan belajar berpusat pada siswa.
Pembelajaran berbasis proyek dilakukan untuk memperdalam pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh dengan cara membuat karya atau proyek terkait
dengan materi ajar dan kompetensi yang diharapkan yang dimiliki oleh peserta
didik. Pembelajaran berbasis proyek ini juga mencakup kegiatan menyelesaikan
masalah, pengambilan keputusan, keterampilan melakukan investigasi, dan
keterampilan membuat karya. Selain itu, Sani (2014:175) menyatakan PjBL
memungkinkan siswa untuk melakukan aktivitas belajar saintifik berupa
kegiatan: 1) bertanya, 2) melakukan pengamatan, 3) melakukan penyelidikan
atau percobaan, 4) menalar, dan 5) menjalin hubungan dengan orang lain dalam
upaya memperoleh informasi dan data.
b. Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL)
1) Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL)
a) Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan mendorong mereka
untuk melakukan pekerjaan penting.
b) Meningkat kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah.
10

c) Membuat siswa lebih aktif dalam menyelesaikan masalah yang


kompleks.
d) Meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja sama.
e) Mendorong siswa dalam mempraktikanketerampilan berkomunikasi.
f) Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola sumber daya.
g) Memberikan pengalaman kepada siswa dalam mengorganisasi proyek,
mengalokasikan waktu, dan mengelola sumber daya seperti peralatan
dan bahan untuk menyelesaikan tugas.
h) Memberikan kesempatan belajar bagi siswa untuk berkembang sesuai
dengan kondisi dunia nyata.
i) Melibatkan siswa untuk belajar mengumpulkaninformasi.
j) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan.
2) Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL)
a) Membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah dan
menghasilkan produk.
b) Membutuhkan biaya yang cukup
c) Membutuhkan guru yang terampil dan mau belajar.
d) Membutuhkan fasilitas, peralatan dan bahan yang memadai.
e) Tidak sesuai dengan siswa yang mudah menyerah dan tidak memiliki
pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan.
f) Kesulitan melibatkan semua siswa dalam kerja kelompok.
c. Langkah- Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL)
Penerapan PjBL harus dimulai dari perencanaan pembelajaran yang memadai,
yaitu dengan tahapan seperti :
1) menentuan materi proyek sesuai dengan misi proyek bedasarkan
permaalahaan yang diidentifikasi;
2) menentukan tujuan proyek dengan menganalisis keterkaitan misi proyek
dengan kurikulum yang digunakan;
3) mengidentifikasi keterampilan dan pengetahuan awal siswa yang
dibutuhkan untuk melaksanakan proyek;
4) menentukan kelompok belajar;
11

5) menentukan jadwal pelaksanaan proyek


6) mengevaluasi sumber dayadan materialyang digunakan;
7) menentukan cara evaluasi yang digunakan; Sani, (2014:178)
menurut Sani, (2014:178), adapun langkah-langkah dalam dalam
menerapkan pembelajaran bebasis proyek adalah sebagai berikut.
1) Penyajian permasalahan. Permasalahan diajukan dalam bentuk
pertanyaaan. Pertanyaan awal yang diajukan adalah pertanyaan yang
esensial )penting) yang dapat memotovasi siswa untuk terlibat dalam
belajar. Permasalahan yang dibahas adalah permasalahan dunia nyata yang
membutuhkan investigasi mendalam. Guru harus memastikan bahwa
pemasalahan relevan untuk siswa agar mereka terlibat secara mental.
2) Membuat perencanaan. Guru perlu merencanakan standar kompetensi
yang akan dikaji ketika membahas permasalahan. Kompetensi yang akan
dikaji sebaiknya mencakup konsep penting yang ada dalam kurikulum.
Guru seharusnya melibatkan siswa dalam bertanya, membuat
perencanaan, dan melengkapi rencana kegiatan pembuatan proyrk/karya.
Tahapan ini melibatkan guru dan siswa dalam melakukan curah pendapat
yang mendukung inkuiri untuk penyelesaian permasalahan.
3) Menyusun penjadwalan. Siswa harus membuat penjadwalan pelaksanaan
proyek yang disepakati bersama guru. Siswa mengajukan tahapan
pengerjaan proyek dengan menetapkan acuan yang akan dilaporkan pada
setiap pertemanan di kelas.
4) Memonitor pembuatan proyek. pelaksanaan pekerjaan siswa harus
dimonitor atau difasilitasi prosesnya., paling sedikit pada dua tahapan
yang dilakukan oleh siswa (checkpoint). Fasilitas yang juga perlu
dilakukan adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja
dilaboratorium atau fasilitas lainnya jika dibutuhkan. Guru perlu
melakukan mentoring pelaksanaan proses, serta menyediakan rubrik dan
instruksi tentang apa yang harus dilakukan untuk setiap konten
pembelajaran.
5) Melakukan penilaian. Penilaian dilakukan secara autentik dan guru perlu
memvariasikan jenis penilaian yang digunakan. Penilaian proyek
merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan
dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi
sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan,
dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui
pemahaman, kemampuan, mengaplikasikan, kemampuan melakukan
penyelidikan, dan kemampuan menerapkan keterampilan membuat produk
atau karya.
6) Evaluasi. Evaluasi dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada
siswa dalam melakukan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan baik
secara individual maupun kelompok. Siswa perlu berbagi perasaan dan
pengalaman, mendiskusikan apa yang sukses, mendiskusikan apa yang
perlu diubah, dan berbagi ide yang mengarah pada inkuiri baru.
12

2. Hakikat Menulis
a. Pengertian Menulis
Menulis adalah kegiatan penyampaian pesan (gagasan, perasaan, atau
informasi) secara tertulis kepada pihak lain. Menurut Akhadiah (dalam Abidin,
2012:181) menulis adalah sebuah proses, yaitu proses penuangan gagasan atau
ide ke dalam bahasa tulis yang dalam praktiknya proses menulis diwujudkan
dalam beberapa tahapan yang merupakan satu sitem yang utuh. Lebih lanjut,
Gie (dalam Abidin, 2012:181) menyatakan bahwa menulis memiliki kesamaan
makna dengan mengarang yaitu segenap kegiatan seseorang mengungkapkan
gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk
dipahami. Melengkapi pendapat tersebut, Tarigan (2008:22) mengemukakan
bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik
yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka
memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Selain itu Semi (20017:14)
mengatakan bahwa menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan
gagasan kedalam lambang-lambang tulisan.
Berdasarkan beberapa pengertian menulis di atas, dapat disimpulkan
menulis adalah kegiatan mengokunikasikan gagasan, pikiran, dan perasaan yang
dituangkan dalam bentuk tulisan kepada orang lain dengan menggunakan
bahasa yangtelah dimengerti bersama tanpa harus tatap muka secara langsung.
Penulis yang ulung adalah penulis yang dapat memanfaatkan situasi dengan
tepat. Situasi tersebut sebagaimana dikatakan DAngelo (dalam Tarigan,
2008:23), yaitu:
1) maksud dan tujuan sang penulis (perubahan yang diharapkannya akan terjadi
pada diri pembaca);
2) pembaca atau pemirsa (apakah pembaca itu orang tua, kenalan, atau teman
penulis);
3) waktu atau kesempatan (keadaan-keadaan yang melibatkan berlangsungnya
suatu kejadian tertentu, waktu, tempat, dan situasi yang menuntut perhatian
langsung, masalah yang memerlukan jawaban, dan sebagainya.

Selanjutnya, Tarigan (2008:24) mengemukakan tujuan menulis adalah untuk


1) memberitahukan atau mengajar; 2) meyakinkan atau mendesak; 3) menghibur
13

atau menyenangkan; dan 4) mengutarakan/ mengekspresikan perasaan dan emosi


yang berapi-api.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan hal-hal yang berkaitan
dengan kegiatan menulis, yaitu:.
1) kegiatan penyampaian pesan, isi, atau pikiran, dan perasaan;
2) ditujukan kepada orang lain atau pembaca;
3) menggunakan media tulis atau lambang-lambang grafik;
4) memiliki tujuan.
Dari berbagai pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa dalam
komunikasi tertulis terdapat empat unsur yang terlibat. Keempat unsur itu
adalah (1) penulis sebagai penyampai pesan, (2) pesan atau isi tulisan, (3)
saluran atau medium tulisan, dan (4) pembaca sebagai penerima pesan.
b. Manfaat menulis
Menurut Ishak (2014: 108) manfaat menulis yang tidak ternilai harganya
berbagai gagasan (ilmu) yang disampaikan melalui tulisan akan menjadi
pengetahuan bagi pembaca, dan ini yang terus mengallir tanpa henti. Dalman
(2015:6) menyatakan adapun manfaat menulsi adalah sebagai berikut:
a) Peningkatan kecerdasan
b) Pengembangan daya inisiatif dan kreativitas.
c) Penumbuhan keberanian.
d) Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat


menulis memiliki manfaat ilmu pengetahuan bagi pembaca serta manfaat
kecerdasan, kreativitas, keberanian, dan kemauan bagi penulis dalam
melaksanakannya. Selain itu, memulis juga dapat meningkatkan penalaran
untuk mengembangkan berbagai gagasan yang dapat memperluas
wawasan dan pengetahuan penulis.
c. Tahap-Tahap Menulis
Kemampuan menulis merupakan suatu proses kreatif. Artinya menulis itu
merupakan sebuah keterampilan yang dilakukan melalui tahapan yang harus
dikerjakan dengan mengarahkan keterampilan, seni, dan kiat sehingga semuanya
berjalan dengan efektif (Semi, 2007: 40). Suatu tulisan atau karangan dapat
dikatakan terbentuk secara sistematis antara lain sebagai berikut. Suparno dan M.
14

Yunus (2010:15) menjelaskan adapun tahapan-tahapa proses menulis adalah


sebagai berikut.
1) Tahapan prapenulisan ini merupakan fase persiapan menulis, seperti
menentukan topik, mempertimbangkan maksud dan tujuan penulisan,
memperhatikan sasaran atau membaca, mengumpulkan informasi
pendukung, serta mengorganisasikan ide dan informasi.
2) Tahap penulisan mengembangkan butir demi butir ide yang terdapat
dalam kerangka karangan dengan memanfaatkan bahan atau
informasi yang telah dikumpulkan.
3) Tahap pascapenulisan merupakan tahap penyempurnaan buram yang
kita hasilkan. Kegiatannya teerdiri atas penyuntingan dan perbaikan.
Kegiatan ini bisa terjadi beberapa kali.

d. Menulis sebagai Keterampilan Berbahasa


Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
diprogramkan melalui pengajaran bahasa Indonesia. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) telah menyusun pembelajaran menulis mulai
dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan tingkat atas. Dengan
demikian, setelah mengikuti pembelajaran menulis, siswa diharapkan
mampu menuangkan ide, gagasan, informasi yang mereka miliki dalam
bahasa tulis.
Sehubungan dengan menulis, Nation (2008:94) mengatakan
Writting instruction should be based on careful needs analysis which
consider what the learners need to be able to do with writing, what they
can do now, and what they want to do.
Sejalan dengan kegiatan menulis, Emilia (2010:103) berpendapat
Studens are able to express meaning in simple transactional and interpersonal
written texts in the forms of recount, narrative, procedure, descriptive, report, in
daily life contexts. Perlu dipahami bahwa keterampilan menulis tidak hanya
dipengaruhi oleh keterampilan berbahasa lainnya. Akan tetapi juga dipengaruhi
aspek kemampuan seseorang menggunakan bahasa dalam mengkomunikasikan
gagasannya dalam bentuk tulisan.
Dalam kehidupan modern ini jelas bahwa keterampilan menulis
sangat dibutuhkan. Kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila dikatakan
bahwa keterampilan menulis menggambarkan ciri dari orang dan bangsa
15

yang terpelajar. Sehubungan dengan ini, Morsey (dalam Tarigan, 2008:4)


mengatakan Menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat,
merekam, meyakinkan, melaporkan/memberitahukan, dan memengaruhi,
dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh
orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya
dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian
kata-kata, dan struktur kalimat.
Hakikat Menulis Berita
a. Pengertian Berita
Menurut Sudarman, Paryati (2008:74), secara bahasa berita berasal dari
bahasa sanskerta vrit yang berarti ada atau terjadi. Kemudian dikembangkan
dalam bahasa inggris menjadi write yang berarti menulis. Sedangkan menurut
Djurait (2012:9) berita adalah sebuah laporan atau pemberitahuan mengenai
terjadinya sebuah peristiwa atau keadaan yang bersifat umum dan baru saja
terjadi yang disampaikan oleh wartawan di media massa. Berdasarkan pengertian
di atas dapat disimpulkan bahwa berita adalah peristiwa tertulis yang benar terjadi
yang bersifat umum yang disampaikan oleh wartawan dimedia massa.
b. Konsep berita
Seorang penulis jurnalsitik, Frank Luther Mott dalam bukunya New
Survey of Journalism (dalam Sudarman, Paryati 2008:76) menyatakan bahwa ada
delapan konsep berita yang meminta perhatian kita, yaitu:
1) Berita sebagai laporan tercepat (news as timely report)
Konsep ini menitik beratkan pada segi 'baru terjadinya' (newsness) sebagai
faktor terpenting dari sebuah berita. Akan tetapi dengan adanya radio dan
televisi yang juga menyiarkan berita, faktor timelyness ini menjadi relatif.
Kenyataan menunjukkan bahwa seseorang, yang pada malam harinya
mendengar suatu berita dari radio dan televisi, keesokan harinya
menyempatkan diri untuk membaca berita yang sama dari surat kabar. Hal
ini addalah berkat jurnalsitik surat kabar yang tetap dapat memikat
khalayak.
2) Berita sebagai rekaman (news a record)
Berita yang tercetak dalam surat kabar merupakan bahan dokumentasi.
Sering menjadi catatan bersejarrah yang sangat berharga. Pernah New York
Times, memperoleh Pulitzer Prizes sebagai penghargaan atass pemuatan
berita-berrita yang merupakan bahan yang bersifat dokumenter.
3) Berita sebagai fakta obyektif (news as objective facts)
Sebuah berita harus faktual dan obyektif, tetapi nilai obyektifitas utnuk
16

suatu fakta merupakan hal yang membingungkan, karena tidaklah mungkin


ada obyektifitas yang mutlak. Bagi wartawan, berita obyektif ialah laporan
mengenai suatu fakta yang diamatinya tanpa pandangan berat
sebelah/berpihak. Ini berarti laporan yang jujur.
4) Berita sebagai intepretasi (news as interpretation)
Dalam situasi yang kompleks yang menyangkut bidang politik, ekonomi,
atau ilmu pengetahuan, suatu fakta perlu dijelskan agar pembaca mengerti.
Mereka perlu diberri penjelasan mengenai sebab-sebabnya, latar
belakangnya, akibatnya, situasinya, dan hubungannya dengan hal-hal lain.
Ini adalah berita di balik berita (news behind the news). Untuk menggali
dan emnyajikannya diperlukan kepandaian dan kejujuran. Tetapi bahayanya
dalam interpretativee reporting seperti iti ialah timbulnya faktor prasangka
(prejudice) terhadap suatu soal atau seseorang.
5) Berita sebagai sensasi (news as sensation)
Disini terdapat unsur subyektif, yakni sesuatu yang mengejutkan (shocks)
dan yang menggetarkan atau emngharukan (thrills) bagi pembaca yang satu
akan berlainan dengan pembaca yang lain. hal -hal seperti itu terdapat
dalam pemberitaan yang serius mengenai kejadian-kejadian penting seperti
bencana alam, perang, dan skandal sserta desas-desus.
6) Berita sebagai insani (newss as human interest)
Menarriknya berita bukan karrena pentingnya peristiwa yang dilaporkan,
tetapi karrena sifatnya menyentuh perasaan insani, menimbulkan perasaan
iba, terharu, gembira, prihatin, dll.
7) berita sebagai ramalan (news as prediction)
Wartaawan cenderung untuk menaruh perhatian ekpada massa depan
daripada masa kini dan massa lalu. Sebabnya ialah karena minat pembaca
tterutama terletak pada masa depan. Pada umumnya yang kita harapkan dari
berita, di samping yang merupakan informasi mengenai kejadian kini, juga
ramalan yang massuk akal (intelligent forecast) mengenai masa depan.
8) Berita sebagai gambaar (news as pictture)
Gambar-gambar yang disajikan dalam halaman surat kabar jumlahnya
semakinbanyak. Ilustrasi halaman surat kabar, selain sifatnya semata-mata
hiburan seperti comic strips, juga mengandung nilai berita (news value).
Banyak kejadian yang dialporkan dalam bentuk gambar yang sering kaali
lebih efektif daripada kalau diterangkan dengan kata-kata.

c. Jenis-Jenis Berita
Menurut Djuraid (2012: 49), menyebutkan jenis jenis berita adalah
sebagai berikut:
1) Berita politik
Berita politik adalah berita mengenai berbagai macam aktivitas politik
yang dilakukan oleh para pelaku politik dipartai politik, lembaga legislatif,
pemerintahan, dan masyarakat secara umum
2) Berita ekonomi
17

Berita ekonomi adalah berita mengenai perekonomian, bisnis, keuangan,


pemasaran, perbankan dan lain-lain.
3) Berita kriminal
Berita kriminal adalah berita mengenai tindak kejahatan yang terjadi
dilingkungan masyarakat. Seperti pembunuhan, pencurian, pemerkosaan
dan lain-lain.
4) Berita olahraga
Berita olahraga adalah berita yang mengenai cara-cara keolahragaan baik
yang dilaksanakan pada tingkat nasional maupun internasional. Seperti
sepak bola, seni bela diri, tinju, renang dan lain-lain.
5) Berita seni, hiburan dan keluarga
Berita seni, hiburan, dan keluarga adalah berita yang mengenai acara
musik, kehidupan para selebritis dan komedy.
6) Berita pendidikan
Berita pendidikan adalah berita mengenai masala-masalah pendidikan.
Misalnya mengenai pelaksanaan ujian nasional diseluruh wilayah
Indonesia
7) Berita pemerintah
Berita pemerintah adalah berita yang berkaitan dengan aktivitas
pemerintahan. Misalnya kontroversial yang terjadi antar pejabat-pejabat
petinggi negara.

d. Bagian Berita
Menurut Sudarman, (2008:90) bagian berita adalah sebagai berikut:
1) Judul berita (head line), merupakan identitas berita.
2) Titi mangsa (date line), berkaitan dengan kapan berita dibuat.
3) Pembuka berita (lead), yaitu kalimat pembuka pada paragraf pertama
yang memuat fakta atau informasi terpenting dari keseluruhan berita yang
kita sampaikan.
4) Perangkai (bridge), adalah kata-kata penghubung antara teras berita
dengan tubuh berita.
5) Tubuh (body), yaitu kalimat-kalimat, paragraf-paragraf yang merupakan
kelanjutan dari teras berita.
6) Kaki berita (leg), yaitu bagian akhir dari penulisan berita.

e. Teknik Menulis Berita


Pada umumnya berita dapat ditulis dengan teknik deskriptif, narasi, dan
eksposisi . deskripsi yaitu teknik penulisan berita dengan pola penuturan yang
menggambarkan sesuatu yang diberitakannya. Narasi yaitu teknik penulisan
berita dengan pola tutur berdasarkan cerita dariorang lain. Eksposisi, yaitu
teknik penulisan berita, yang disertai dengan kiasan-kiasan tertentu dari
penulisnya.
18

Sudarman, (2008:92), baik teknik deskripsi, narasi, maupun eksposisi,


dalam penulisannya tidak terlepas dari unsur 5W+1H (What, Who, When,
Where, Why, How).
1) What berarti peristiwa apa yang terjadi dan dilaporkan kepada khalayak.
Peristiwa bisa berarti peristiwa yang berkaitan dengan alam, binatang,
masalah manusia dan kehidupannya.
2) Who berarti siapa yang menjadi pelaku dalam peristiwa itu. Siapa berarti
mengacu kepada seseorang manusia yang dijadikan berita.
3) When berarti kapan peristiwa itu terjadi. Ini berkaitan dengan waktu
peristiwa itu terjadi.
4) Where berarti dimana peristiwa itu terjadi. Hal ini berkaitan dengan
tempat kejadian peristiwa itu terjadi.
5) Why berarti mengapa peristiwa itu terjadi. Ini berkaitan dengan alasan
atau mencari penyebabnya mengapa peristiwa itu terjadi.
6) How berarti bagaiman jalannya peristiwa itu terjadi. Biasanya wartawan
atau penulis berita menyampaikan tentang bagaimana peristiwa itu terjadi.
4. Kerangka Berpikir
Gambar 1. Alur Kerangka Berfikir

Kondisi Awal

1. Siswa kurang termotivasi dalam poses pembelajaran.


2. guru hanya melakukan pembelajaran di dalam kelas, sehingga siswa kurang
merespon materi yang diajarkan.
3. Proses pembelajaran sering terpusat kepada guru, guru tidak melibatkan
siswa dalam poses pembelajaran sehingga aktivitas siswa menjadi pasif.
4. Guru Bahasa dan Sastra Indonesia belum menggunakan model pembelajaran
dan strategi yang efektif dalam mengajar.
5. Rendahnya kemmapuan siswa dalam menulis
19

Perlakuan

Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning

Kondisi akhir

Terdapat peningkatan penerapan model pembelajaran Project Based Learning


terhadap keterampilan menulis teks berita

5. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-
fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Hipotesis pada
penelitian ini, yaitu:
Ho : Tidak terdapat peningkatan keterampilan menulis teks berita dengan
menggunakan Project Based Learning
Ha : Terdapat peningkatan keterampilan menulis teks berita dengan
menggunakan Project Based Learning
20

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
yang merupakan jenis penelitian kuantitatif. Metode eksperimen adalah metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2014: 107).
A. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pre-
experimental design. Menurut Sugiyono, (2014:109) dikatakan pre-experimental
design karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Sebab
masih ada variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap variabel dependen.
B. Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan adalah One Group Pre-test Post-test Design,
yaitu memberikan tes awal kemudian memberikan perlakuan secara sengaja dan
sistematis yang berupa perlakuan pembelajaran melalui model pembelajaran dan
pada akhir diberikan evaluasi hasil belajar berupa tes akhir.
Dengan rancangan one group pre-test post-test design ini terdapat tes awal
sebelum diberi perlakuan. Hal ini bertujuan untuk melihat kemampuan awal
siswa mengenai sesuatu yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Dengan
demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (Sugiyono, 2014:
110). Desain ini ditunjukkan pada sebagai berikut.
O1 X O2
Gambar 2. Bentuk one group pre-test post-test design
Keterangan
O1 = pre-test
X = perlakuan atau treatment
O2 = post-test
= selanjutnya
One group pre-test post-test design, yaitu satu kelompok
eksperimen diukur variabel dependennya (pre-test), kemudian diberi
stimulus, dan diukur kembali variabel dependennya (post-test), tanpa ada
kelompok pembanding.
C. Variabel Penelitian
21

Variabel adalah segala sesuatu dengan bentuk bervariasi yang ditetapkan


oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014: 60). Variabel pada penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen/terikat (Sugiyono, 2014: 61).
Variabel bebas pada penelitian ini, yaitu model pembelajaran Project Based
Learning (PjBL)
2. Variabel terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014: 61). Variabel terikat
dalam penelitian ini, yaitu keterampilan menulis teks berita.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek/subjek yang dijadikan sebagai sumber
data dalam suatu penelitian dengan ciri-ciri seperti orang, benda, kejadian,
waktu, dan tempat dengan sifat atau ciri-ciri yang sama. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Singkawang tahun ajaran
2015/2016. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 211 orang, yang terbagi
atas 4 kelas, dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 1. Rincian Jumlah Siswa Kelas VII

No Kelas Jumlah Populasi

1 VIII A 26
2 VIII B 25
3 VIII C 25
4 VIII D 25
Jumlah 211
(Sumber: TU SMP Negeri 16 Singkawang Tahun Ajaran
2015/2016)
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan
penelitian sampel apabila dimaksudkan untuk menggeneralisasikan hasil
penelitian sampel. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah
22

mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi


(Arikunto, 2013: 174).
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel ini, yaitu dengan teknik
Nonprobility sampling. Sugiyono (2015:122) mengatakan teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel yang dipilih adalah teknik
sampling purposive yakni cara pengambilan sampel dengan pertimbangan
tertentu, yaitu atas dasar saran dari guru yang mengampuh mata pelajaran Bahasa
Indonesia yaitu kelas VIIIA SMP Negeri 16 Singkawang.
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpul Data
Teknik pengumpul data merupakan cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data guna mendapatkan informasi tentang suatu hal yang akan
diteliti. Cara pengumpulan data haruslah tepat karena kualitas instrumen
penelitian memengaruhi validitas dan reliabilitas instrumen (Sugiyono, 2014:
193).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa:
a. Pengukuran
Pengukuran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dengan
memberikan tes., yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Tes adalah
serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2013: 193). Tes yang
digunakan adalah berbentuk proyek membuat teks berita
b. Teknik komunikasi tidak langsung
Teknik komunikasi tidak langsung untuk mengetahui respon dalam belajar
dengan perlakuan.
c. Teknik Observasi langsung
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung
untuk mengetahui keterlaksanaan dan aktivitas siswa dalam pembelajaran
menulis teks berita.
2. Alat Pengumpul Data
Alat pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi
23

sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen pengumpulan data pada penelitian


yang dilakukan ini berupa lembar tes.
a. Lembar Tes
Penelitian ini menggunakan teknik penugasan dalam bentuk tes poyek.
Tes ini digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menuangkan
ide dan gagasan yang dimilikinya dalam bentuk tulisan. Tes dilakukan
sebanyak dua kali, yaitu tes awal (pre-test) sebelum mendapatkan perlakuan,
dan tes akhir (post-test) sesudah mendapatkan perlakuan. Tujuan diberikannya
pre-test adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis teks
eksposisi, sedangkan post-test bertujuan untuk mengetahui kemampuan
menulis teks eksposisi setelah diberikan perlakuan.
Bentuk penilaian dalam penelitian ini berpedoman pada bentuk
penilaian yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro (2010: 441-442), tetapi
besarnya skor dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan. Aspek yang dinilai
dalam kategori ini, yaitu kelengkapan isi berita, organisasi isi, pemakaian
kalimat, kemenarikan judul, dan ketepatan menggunakan ejaan.
Dalam menyusun soal tes penulis menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut:
(b) Membuat kisi-kisi soal
(c) Penyusunan butir soal

b. Lembar angket
Lembar angket merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Adapun tujuan digunakannya lembar angket
adalah untuk mengetahui respon siswa dalam menerapkan model
pembelajaran berbasis proyek.
c. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan berkaitan dengan perilaku manusia,
proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu
besar. Dalam penelitian ini lembar observasi digunakan untuk melipat
keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek dalam menulis teks
beriita dan aktivitas siswa.
F. Validitas dan Reliabilitas Data
24

Instrumen yang telah disusun, diujicobakan untuk mengetahui validitas dan


reliabilitas soal. Tujuannya adalah untuk mengetahui soal tersebut telah
memenuhi syarat tes yang baik atau tidak.
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2013: 211). Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur
(Sugiyono, 2014: 173). Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
uji validitas isi.
Validitas Isi Untuk instrumen yang berbentuk tes esai, maka pengujian
validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen
dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Analisis validitas isi adalah
dengan menggunakan kisi-kisi instrumen dan indikator sebagai tolak ukurnya.
Dengan kisi-kisi instrumen maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan
mudah dan sistematis (Sugiyono, 2014: 182). Selanjutnya, validitas isi ini diuji
oleh orang yang ahli dalam bidang yang bersangkutan yaitu satu orang dosen
bidang studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Singkawang, dan
satu orang guru bahasa Indonesia SMP.
Penilaian dilakukan berdasarkan diagram spesifikasi tingkat validitas isi
instrumen dengan menyatakan tingkat validitas tiap butir soal dengan interval 1-
5. Tingkat validitas dari tiap butir soal dapat dilihat dari skor rata-rata yang
diberikan oleh validator. Dengan pedoman aturan ruas jari, maka batas-batas
tingkat validitas ditetapkan sebagai berikut.

Gambar 3 Prinsip ruas jari (Wright, 1986: 217)


Instrumen yang divalidasi, kemudian diperbaiki. Setelah itu diajukan kembali
kepada validator hingga instrumen dapat digunakan. Selanjutnya, soal tes tersebut
diuji reliabilitasnya di sekolah yang berbeda, tetapi memiliki karakteristik yang
sama dengan tempat dilaksanakannya penelitian.
2. Reliabilitas
25

Selain valid, lembar tes yang baik perlu memiliki ciri yang lain, yaitu
reliabel. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila skor yang dihasilkannya benar-
benar dapat dipercaya karena bersifat ajeg dan tidak berubah secara mencolok.
Dengan tes bahasa yang reliabel, tingkat penguasaan bahasa seorang peserta tes
yang dinyatakan baik, seharusnya memang baik dan akan tetap dinyatakan baik
seandainya tesnya diulangi.
Pada soal tes perlu ditentukan nilai reliabilitasnya untuk menyatakan
reliabel atau tidaknya soal tes tersebut. Uji coba tes dilaksanakan di SMP Negeri
12 Singkawang. Alasan memilih sekolah ini sebagai lokasi uji coba soal tes
adalah karena akreditasi yang sama, kurikulum yang digunakan sama, lokasi
sekolah ini cukup dekat dengan sekolah tempat dilaksanakan penelitian, dan
siswa di SMP Negeri 12 Singkawang memiliki karakteristik yang sama dengan
siswa di SMP Negeri 16 Singkawang. Setelah soal tes diujicobakan, tahap
selanjutnya adalah menghitung reliabilitas tes.

G. Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun
ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan agar mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain. Dalam penelitian yang diharapkan berbentuk kuantitatif,
sehingga teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini melalui
metode statistik yang sudah tersedia (Sugiyono, 2014: 333).
Analisis data pada penelitian ini menjelaskan penerapan model pembelajaran
Project Based Learning (PjBL) untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks
Berita pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Singkawang Tahun Pelajaran
2015/2016
1. Untuk menjawab sub masalah satu digunakan rumus statistik yaitu menghitung
nilai rata-rata (mean)
Rumus untuk mencari rata-rata hitung adalah sebagai berikut.

Keterangan: X
MX = N
26

MX = Nilai rata-rata hitung (mean)


X = Jumlah dari hasil skor yang diperoleh

N = Banyaknya data
(Sudijono, 2014: 82-83)

Selanjutnya, untuk mengetahui keterampilan menulis teks berita


sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran PjBL digunakan
kategori nilai yang ditampilkan pada Tabel 4.2 sebagai berikut.
Tabel 2. Kategori Nilai
Rentang Skor Kategori
90-100 Sangat Baik
80-89 Baik
70-79 Cukup
60-69 Kurang
0-59 Sangat Kurang
(Sumber: Depdiknas)

2. Untuk menjawab sub masalah dua, yaitu keterlaksanaan guru dalam


mengajar dengan menggunakan PjBL terhadap keterampilan menulis teks
berita dihitung berdasarkan persamaan
skor
P = skor maksimal 100

Keterangan:
P = Persentase keterlaksanaan pembelajaran
Adapun kriteria keterlaksanaan dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4. Kriteria Keterlaksanaan
Nilai Kriteria
P 80% Sangat Baik
60% P 80% Baik
Cukup
40% P 60 %
Kurang
P 40
27

Keterlaksanaa dikatakan tercapai apabila berada pada kriteria baik dan sangat
baik.
3. Untuk mencari submasalah tiga, yaitu mengetahui peningkatan kemampuan
menulis teks berita dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
proyek, maka rumus yang digunakan adalah rata-rata. Data hasil pretest dan
postest siswa dianalisis menggunakan perhitungan N-Gain, yaitu:
skor postest skor pretest
N-Gain = skor maksimal idealskor pretest

Tabel 5. Kriteria N-Gain


Nilai Kriteria
g 0,7 Tinggi
Sedang
0,3 g 0,7
Rendah
g 0,3

Untuk menjawab hipotesis di lihat dari nilai skor rata-rata N- Gain, karena
perhitungan N-Gain sekaligus menjawab hipotesis. Apabila nilai skor rata-rata
N-Gain dengan kriteria sedang atau tinggi, dapat disimpulkan bahwa hipotesis
(Ha) diterima sedangkan apabila nilai skor rata-rata N-Gain kriteria rendah,
maka hipotesis (Ho) ditolak.
4. Untuk menjawab submaslah keempat, yaitu aktivitas siswa digunakan
perhitungan dengan rumus persentasi frekuensi aktivitas siswa. Jika siswa
melakukan point 1, 2, dan 3 pada indikator lembar aktivitas siswa, maka
dikatakan tergolong kategori pasif. Tapi apabila melakukan point 4 dan 5 maka
tergolong kategori aktif. Menghitung persentasi frekuensi aktivitas setiap
langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan siswa yaitu:
n
Ti
= N x 100%

Keterangan:
Ti = Tingkah laku ke i

n = rata-rata frekuensi tingkah laku butir ke-i yang dilakukan siswa


28

N = Jumlah seluruh nilai tingkah laku/aktivitas siswa.


Tabel 6. Kriteria aktivitas
Jumlah Presentase Kriteria
75 % - 100 % Sangat tinggi
65 % - 74 % Tinggi
55 % - 64 % Sedang
0 % - 54 % rendah
5. Untuk menjawab masalah kelima yaitu respon siswa setelah diterapkannya
PjBL, maka hasil angket respon siswa dianalisis dengan statistik deskriptif
dalam bentuk presentase yang dikelompokkan kedalam beberapa kategori dan
kriteria penilaian. Persentasi siswa dihitung menggunakan:

B(b)
P (b) = txn x 100%

Keterangan:
P(b) = persentase siswa yang memilih satu kategori
B(b) = banyak siswa yang memilih satu kategori
t = jumlah butiran tanggapan
n = suatu kategori

Tabel 7. Kriteria Angket Respon


Nilai Kriteria
75% P 100 Sangat baik
Baik
50% P 75
Kurang baik
P 50%

1) Langkah-langkah dalam perhitungan anget sebagai berikut:


a) Menghitung skor total dari jawaban respon siswa.
b) Menghitung skor maksimal dan minimal untuk 1 item.
c) Menghitung skor maksimal dan minimal untuk seluruh item.
29

d) Menghitung persentae setiap kategori dengan menggunkan persamaan


skor 100
P= skor maksimal
e) Menghitung persen kesetujuan untuk pernyataan positif dan persen
ketidaksetujuan untuk pernyataan negatif dengan persamaan
skor kesetujuan /ketidaksetujuan
Persen kesetujuan/ketidaksetujuan = skor maksimal x

100
2) Menghitung respon untuk pernyataan positif
a) Menjumlahkan persentase kategori SS dan S
b) Menjumlahkan persentase kategori STS, TS, R
c) Membandingkan persentase pada kategori SS dan S dengan persentase
kategori STS, TS, R.
d) Respon positif apabila jumlah persentase SS dan S lebih besar dari STS,
TS, dan R.
3) Menghitung respon untuk pernyataan negatif
a) Menjumlahkan persentase pada kategori STS, TS.
b) Menjumlahkan persentase SS, kategori S dan R
c) Membandingkan persentase pada kategori STS, TS dan TS dengan SS, dan
S dan R.
d) Respon dikatakan negatif bila pada kategori STS dam TS lebih besar
daripada kategori SS dan R dan untuk keadaan lain respon siswa bernilai
positif.
30

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitain ini diperoleh dari beberapa data yang telah


dianalisis. Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu
kemampuan siswa dalam menulis teks berita, keterlaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PjBL, hasil
aktivitas siswa, dan hasil angket respon siswa serta peningkatan
kemampuan menulis teks berita dengan menggunakan model
pembelajaran PjBL.

1. Hasil Kemampuan Menulis Teks Berita dan Peningkatannya


Dari hasil pengumpulan data selama penelitian diperoleh data hasil tes
siswa yaitu data pretest dan posttest berupa skor dari kelas yang diajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
(kelas eksperimen) dalam menulis teks berita. Data yang diperoleh dapat
dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut.
Tabel 4.1 data Pre Test dan Post Test
31

kode skor niai skor Nilai


No siswa pretest pretest postest postest
1 A-1 13 86,7 14 93,3
2 A-2 12 80,0 13 86,7
3 A-3 10 66,7 13 86,7
4 A-4 14 93,3 14 93,3
5 A-5 11 73,3 14 93,3
6 A-6 8 53,3 12 80,0
7 A-7 9 60,0 13 86,7
8 A-8 10 66,7 14 93,3
9 A-9 12 80,0 14 93,3
10 A-10 9 60,0 12 80,0
11 A-11 8 53,3 11 73,3
12 A-12 9 60,0 12 80,0
13 A-13 11 73,3 12 80,0
14 A-14 9 60,0 13 86,7
15 A-15 8 53,3 11 73,3
16 A-16 12 80,0 14 93,3
17 A-17 7 46,7 11 73,3
18 A-18 11 73,3 14 93,3
19 A-19 8 53,3 12 80,0
20 A-20 7 46,7 13 86,7
21 A-21 10 66,7 13 86,7
22 A-22 13 86,7 13 86,7
23 A-23 8 53,3 11 73,3
24 A-24 7 46,7 10 66,7
Jumlah 236 1573,3 303 2020,0
Rata-Rata 9,83 65,56 12,63 84,17
2,08 13,85 1,21 8,06
Standar Deviasi
Nilai Tertinggi 14 93,3 14 93,3
Nilai terendah 7 46,7 10 66,7
Berdasarkan tabel 4.1 tersebut, dapat dibuat rangkuman yang ditampilkan
pada tabel 4.2 debagai berikut:

tabel 4.2 skor pretest dan posttest

Tes Rata-Rata Standar Deviasi


Pretest 65,56 13,85
Posttest 84,17 8,06
32

Berdasarkan tabel 4.2 tersebut diungkapkan bahwa nilai rata-rata hasil


post-test lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pre test. Nilai rata-rata pre-
test adalah 65,56 dan nilai rata-rata post-test 84,17.

Setelah menghitung nilai rata-rata hasul pre-test dan post-test


selanjutnya dilanjutkan dengan perhitugan N-Gain merupakan selisih antara
skor pre-test dan post-test kemudian dibagi dengan skor maksimal ideal
dikurang skor pre-test. Untuk memperkuat hasil kesimpulan dan untuk
mengukur signifikas peningkatan kemampuan menulis teks berita setelah
pembelajaran.

skor posttestskor pretest


N-Gain = skor maksimal idealskor pretest
12,639,83
= 159,83
2,8
= 5,17

= 0,54 (sedang)
Berdasarkan skor rata-rata pretest, postest, dan N-Gain maka
disajikan pada tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Skor Rata-Rata Kelas Eksperimen

Kelas Skor Rata-Rata


Pre Test Post Test N-Gain
Eksperiment 9,83 12,63 0,54
Dari hasil yang diperoleh skor rata-rata pre-test 9,83 dan rata-rata
post-test 12,63 di peroleh rata-rata N-gain 0,54 dengan kriteria sedang.
Hal ini menunjukan hipotesis (Ha) diterima, karena terdapat peningkatan
kemampuan menulis teks berita dengan menggunakan model
pembelajaran PjBL.

2. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Project Based Learning


Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran
PjBL dalam menulis teks berita yang disusun dalam Rencana Pelaksanaan
33

Pembelajaran (RPP). Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar


observasi yang dilaksanakan pada proses pembelajaran berlangsung.
Adapun hasi dari observasi tersebut disajikan dalam tabel 4.5 Sebagai
berikut.
Tabel 4.4 Hasil Observasi Keterlaksanaan
Pemebelajarandengan Menggunakan Model
PembelajaranPjBL

PjBL Pertemuan 1 Pertemuan 2


Jumlah skor 62 63
Skor Maksimal 66 66
Rata-Rata 93,93 % 95,45 %
Hasil Keterlaksanaan 94,69 ( Sangat Baik)

Berdasarakan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata


keterlaksanaan pertemuan pertama dan kedua adalah 94,45 dengan
kategori sangat baik. Selain itu ada peningkatan keterlaksanaan dari
pertemuan pertama ke pertemuan kedua dengan selisish 1,52%.

3. Data Aktivitas Siswa


Data aktivitas siswa adalah data yang diperoleh dari hasil lembar
pengamatan siswa selama mengikuti pembelajaran dengan model Project
Based Learning. Dari hasil pengamatan dapat dinyatakan bahwa aktivitas
siswa aktif. Hal ini dapat dilihat dari lembar pengamatan aktivitas siswa
yang diamati mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.
a. Pertemuan pertama
1) Persentase tingkah laku siswa pasif pada kategori 1 adalah sebagai
berikut: 7,48%
2) Persentase tingkah laku siswa aktif pada kategori 2, 3, 4, 5, 6
adalah sebagai berikut: 4,27% + 29,41% + 12,83% + 20,32% +
25,66% = 92,49%
b. Pertemuan kedua
1) Persentase tingkah laku siswa pasif pada kategori 1 adalah sebagai
berikut: 4,78%
34

2) Persentase tingkah laku siswa aktif pada kategori 2, 3, 4, 5, 6


adalah sebagai berikut: 3,72% + 31,91% + 12,76% + 21,27% +
25,53% = 95,15%
jadi
pertemuan 1+ pertemuan kedua
Skor rata-rata siswa pasif = 2
7,48+ 4,78
= 2
12,26
= 2

= 6,13%
pertemuan 1+ pertemuan kedua
Skor rata-rata siswa aktif = 2
92,49+95,19
= 2
187,68
= 2

= 93,84%
4. Data Respon Siswa
Angket diberikan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar
respon siswa terhadap pembelajaran menulis teks berita dengan model
pembelajaran PjBL. Angket ini diberika setelah pemberian postest. Berikut
hasil skor jawaban dari angket yang diberikan kepada siswa dapat dilihat
pada tabel 4.6 dibawah ini.
Tabel 4.5 Jumlah Keseluruhan Respon Siswa

kategori pernyataan Jumlah skor


soal
SS S TS STS
60
1 3 6 15 0
87
2 15 9 0 0
86
3 14 10 0 0
78
4 13 4 7 0
73
5 3 19 2 0
6 14 9 1 0 85
35

82
7 10 14 0 0
85
8 14 9 1 0
82
9 11 12 1 0
85
10 13 11 0 0
Jumlah siswa
memilih suatu 803
option 110 103 27 0

Skor maksimal tiap item = 4 x 24 = 96


Skor minimal tiap item = 1 x 24 = 24
Skor maksimal seluruh item = 10 x 96 = 960
Skor minimal seluruh item = 10 x 24 = 240
skor total
Tingkat persetujuan terhadap pembelajaran = skor maksimal

x 100
803
= 960 x 100

= 83,64 %
a. Untuk mengetahui respon siswa perkategori maka analisisnya adalah
sebagai berikut:
B( p)
P (b) = T xN
1) Menghitung kategori Sangat Setuju (SS)
110
P (b) = 10 x 24 x 100

110
= 240 x 100

= 45,83%
2) Menghitung kategori Setuju (S)
103
P (b) = 10 x 24 x 100

103
= 240 x 100

= 42,91%
3) Menghitung kategori Kurang Setuju (KS)
36

27
P (b) = 10 x 24 x 100

27
= 240 x 100

= 11,25%
4) Menghitung kategori Tidak Setuju (TS)
0
P (b) = 10 x 24 x 100

0
= 240 x 100

= 0%
b. Pernyataan positif dengan kategori SS dan S
45,83 + 42,91 = 88,74%
c. Pernyataan negatif dengan kategori KS dan TS
11,25 + 0 = 11,25%
Berdasarkan data diatas, jika P (SS+S) > P(KS+TS), maka respon siswa
positif, dan sebaliknya, jika P(KS+TS) > P (SS+S), maka responya negatif.
Karena P (SS+S) > P(KS+TS) maka kesimpulannya respon siswa dalam
pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan model pembelajaran
Project Based Learning (PjBL) positif.
B. Pembahasan
Adapun hasil pengolahan data, diketahui adanya peningkatan menulis teks
berita dengang menggunakan model pembelajaran PjBL. Hal ini dapat dilihat dari
perhitungan post-test, diperoleh nilai rata-rata 84,17 sedangkan rata-rata pada
pre-test rata-ratanya 65,56, hasilnya naik sebesar18,61. Berdasarkan perhitungan
tersebut, maka peningkatan hasil belajar menulis teks berita dengan menggunakan
model pembelajaran PjBL di SMPN 16 Singkawang diperoleh gain sebesar 0,54
atau dengan kategori sedang.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap keterlaksanaan pembelajaran
dengan model pembelajaran PjBL, secara umum peneliti sudah melakanakan
serangkaian kegiatan pembelajaran dengan sangat baik. Dari uraian tersebut,
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif PjBL dapat
meningkatkan dan membantu siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran
menulis teks berita. Keterlaksanaan yang dilakukan peneliti pada pertemuan
pertama 93,93% masuk ke dalam kategori sangat baik, dan pertemuan kedua
37

95,45% masuk kedalam kategori sangat baik. Rata-rata keterlaksanaan tersebut


adalah 94,69%. Jadi adanya peningkatan keterlaksanaan antara pertemuan
pertama dan kedua sebesar 1,52%.
Analisis data tentang aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan
model kooperatif PjBL diperoleh berdasarkan perhitungan lembar pengamatan
yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Siswa yang kategori aktif
sebesar 93,84%, sedangkan siswa pasif sebesar 6,13%. Hal ini menunjukkan
selama pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan model
pembelajaran PjBL dikategorikan sangat baik.
Setelah proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model
pembelajaran PjBL, siswa diberikan lembar angket respon untuk melihat
tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang digunakan yaitu model
pembelajaran PjBL. Hasil angket respon siswa diperoleh informasi dengan
tanggapan positif dengan kategori sangat setuju (SS) sebesar 45,83%, setuju (S)
sebesar 42,91% jadi untuk kategori positif 88,74%. Sedangkan untuk tanggapan
negatif, kategori kurang setuju sebesar 11,25% dan kategori tidak setuju 0%, jadi
untuk hasil kategori negatif sebesar 11,25%. Jadi, karena kategori pilihan kurang
setuju (KS) dan tidak setuju (TS) lebih kecil dibandingkan sangat setuju (SS) dan
setuju (S) maka respon siswa dikatakan positif.
38

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan beberapa hal berikut:
1. Adapun hasil pengolahan data diperoleh nilai rata-rata post-test 84,17
sedangkan rata-rata pada pre-test rata-ratanya 65,56, hasilnya naik
sebesar18,61.
2. Berdasarkan hasi pre-test dan post-test maka gain sebesar 0,54 atau dengan
kategori sedang.
3. Tingkat keterlaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran PjBL dalam
menulis teks berita pertemuan pertama 93,93% masuk ke dalam kategori
sangat baik, dan pertemuan kedua 95,45% masuk kedalam kategori sangat
baik. Rata-rata keterlaksanaan tersebut adalah 94,69%. Jadi adanya
peningkatan keterlaksanaan antara pertemuan pertama dan kedua sebesar
1,52%.
4. Analisis data tentang aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan
model kooperatif PjBL diperoleh berdasarkan perhitungan lembar pengamatan
yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Siswa yang kategori aktif
sebesar 93,84%, sedangkan siswa pasif sebesar 6,13%. Hal ini menunjukkan
selama pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan model
pembelajaran PjBL dikategorikan sangat baik.
5. Hasil angket respon siswa untuk kategori positif 88,74%. Sedangkan untuk
tanggapan negatif sebesar 11,25%. Jadi, karena kategori pilihan kurang setuju
(KS) dan tidak setuju (TS) lebih kecil dibandingkan sangat setuju (SS) dan
setuju (S) maka respon siswa dikatakan positif.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka terdapat
beberapa saran yaitu:
39

1. Para guru dapat menjadikan model pembelajaran Project Based Learning


(PjBL) sebagai alternatif model pembelajaran yang relevan sehingga dapat
membantu siswa dalam proses pembelajaran menulis teks berita.
2. Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) ataupun lainnya
dipandang perlu adanya pengembangan segingga pembelajaran yang tercipta
lebih dapat menarik perhatian siswa dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
3. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar peneliti dapat mengatur waktu
dengan sebaik-baiknya dalam mebagi setiap kegiatan agar pembelajaran lebih
efektif.
40

DAFTAR PUSTAKA

Abidin,Yunus. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendekatan Karakter.


Bandung: Refika Adi Tama

Arifi, Zainal dan Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Akademika Presindo.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: PT. Rineka Cipta

Dalman. 2015. Keterampilan Menulis. Depok: PT. Raja Grafindo Persada.

Dimiyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineke Cipta.
Djurait, H. 2012. Panduan Menulis Berita. Malang: Universitas Muhammadiyah.

Emilia, Emi. 2010. Teaching Writing. Bandung: Rizai Press.


Huda, Miftahu. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar

Ishak, Saidulkarnain. 2014. Cara Menulis Mudah. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia.

Majid, Abdul. 2013. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Nation, I. S. P, 2008. Teaching ESL/EFL Reading and Writing. New York:


Routledge.

Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis


Kompetensi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.


Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi
Kurikulim 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Semi, M. Atar. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: CV


Angkasa.

Sudarman, Pariyati. 2008. Menulis di Media Massa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Bandung.

Suparno dan Mohammad Yunus. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:


Universitas Terbuka.
41

Tarigan, Hendri Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.
42

BIODATA PENELITI

1. Identitas Diri
Formulir F-1. Biodata ketua/anggota Peneliti
1. Biodata Dosen/ Pengusul
- Nama Eti Sunarsih
- Telp / Extension / Email 085245990797 / etisunarsih89gmail.com
- TTL Setapuk Besar, 5 Maret 1989
- NIDN 1105038901
- Jab. Fungsional /
Struktural
- Bidang Keahlian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
- Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Wacana Bi, Teori Belajar Bahasa, Linguistik
- Matakuliah yang diampu Umum
- Alamat kantor Jl STKIP, Kelurahan Naram, Kota Singkawang
2. Judul Penelitian Penerapan Model Pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Teks Berita Pada Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 16 Singkawang Tahun
Pelajaran 2015/2016

3. Jenis Penelitian Kuantitatif


4. Tahun Penelitian 2015/2016
5. Sumber pendanaan Hibah STKIP Singkawang
* Berikan lingkaran untuk Jenis Penelitian yang relevan

2. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Nama Perguruan Universitas Tanjungpura Universitas Tanjungpura
Tinggi
Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa dan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Sastra Indonesia
Tahun Masuk-Lulus 2007-2011 2012-2014
43

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian/PPM

Singkawang, 25 April 2016


Ketua Peneliti

(Eti Sunarsih)
44

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Dalam rangka permohonan insentif proposal penelitian dan Pengabdian


pada Masyarakat yang diajukan ke LPPI dan Ketua STKIP Singkawang,
saya yang bertanda-tangan di bawah ini menyatakan dengan sebenarnya
bahwa :

1. Judul : Penerapan Model Pembelajaran Project Based


Learning (PjBL) untuk Meningkatkan Keterampilan
Menulis Teks Berita Pada Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 16 Singkawang Tahun Pelajaran 2015/2016

2. Penelitian atau kegiatan Pengabdian Masyarakat tersebut di atas bebas


dari plagiarism.
3. Penelitian atau kegiatan Pengabdian Masyarakat tersebut tersebut di atas
belum pernah mendapat insentif sebelumnya.
4. Apabila terbukti bahwa informasi yang saya sampaikan tersebut diatas
tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya, maka saya akan bertanggung-
jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Singkawang, 25 April 2016


Ketua Peneliti,

Eti Sunarsih

Anda mungkin juga menyukai