Anda di halaman 1dari 11

MATERI PEMBEKALAN TIM KESEHATAN

Disampaikan oleh: KSR UNIVERSITAS BRAWIJAYA

perhumanitatem ad pacem

A. Pertolongan pertama
Pertolongan pertama adalah pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit
atau korban kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar untuk mencegah cacat
atau maut.

Medis dasar
Adalah tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dimiliki oleh orang
awam atau awam yang terlatih secara khusus dimanan batasannya sesuai sertifikat yang
dimiliki oleh pelaku pertolongan pertama.

B. Tujuan pertolongan pertama


Menyelamatkan jiwa penderita.
Mencegah cacat.
Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.

C. Yang perlu diketahui oleh penolong


Dalam melakukan pertolongan memerlukan suatu kepercayaan diri. Keadaan paling
sulit yang mungkin dihadapi oleh seorang penolong adalah serangkaian kejadian sebagai
berikut :
1. Orang-orang atau penderita sendiri datang meminta pertolongan (dengan mendadak).
2. Anda pikir keadaan penderita itu parah dan perlu pertolongan segera , tapi anda tidak
tahu harus berbuat apa.
3. Peralatan yang anda bawa tersedia sangat minim.
4. Tidak ada orang lain yang bisa diharapkan bertanggung jawab untuk memberikan
pertolongan pada saat itu.

Bila hal ini terjadi biasanya penolong yang kurang berpengalaman akan lebih banyak
terikat oleh kebingungannya sendiri. Akibatnya, pertolongan yang dilakukan tidak bisa
dilakukan secara maksimal dan bahkan terkadang sampai dibawa ke rumah sakit belum
mendapat pertolongan pertama sama sekali. Oleh karena itu hal yang perlu dilakukan oleh
penolong adalah JANGAN BINGUNG dan TETAP TENANG walau dalam keadaan
bagaimanapun.

Dalam melakukan pertolongan terhadap korban ada enam hal yang harus diperhatikan yaitu:
1. Lihat keadaan lingkungan
Pastikan bahwa lingkungan aman bagi korban maupun anda sendiri. Jika tidak, maka
amankan lingkungan dan atau pindahkan korban ke tempat yang lebih aman. Sebelum
menolong seseorang pastikan keamanan dari penolong itu sendiri aman, jangan sampai
membahayakan jiwa penolong.

2. Lihat keadaan penderita


Pada segala kejadian yang harus diamati berturut-turut adalah :
a. Pernafasan : ada / tidak, frekuensi dalam atau dangkal
b. Sirkulasi darah : nadi, muka pucat atau tidak
c. Kesadaran : pingsan, koma
d. Lain-lain : misalnya luka, perdarahan, patah tulang, dll
3. Tentukan masalah yang dialami penderita
KORPS SUKARELA 1
KSR
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG -Dikten 2015- UB
Berdasarkan hasil pengamatan pada poin 2. Tentukan keluhan apakah yang
menyebabkan penderita perlu pertolongan dan apakah termasuk gawat atau tidak,
darurat atau tidak, lihat dahulu peristiwa kejadian dan cari penyebabnya !
Gawat artinya penderita sedang terancam jiwanya karena adanya gangguan umum
(pernafasan, sirkulasi darah, kesadaran), dengan penyebab apapun.
Darurat artinya pertolongan harus segera diberikan sesuai dengan peristiwa
kejadian.

4. Rencanakan tindakan
Berdasarkan masalah yang telah ditentukan pada poin 3, maka pilihlah tindakan apa
yang mungkin dilakukan pada waktu itu dan dalam keadaan itu.
Tindakan meliputi :
a. Tindakan Umum
Atasi gangguan umum (kalau ada), seperti pernapasan, perdarahan dan tanda-
tanda shock.
b. Tindakan Khusus
Atasi keluhan lain yang mengganggu penderita, misalnya perawatan luka,
memasang bidai, dll.
c. Perawatan penunjang : tenangkan penderita, hangatkan bila kedinginan, dll.

5. Lakukan tindakan
Sesuai dengan yang direncanakan, dan amati apakah tindakan itu berpengaruh
positif terhadap penderita, artinya tindakan itu dapat mengatasi masalah yang telah
ditentukan tadi. Jika tidak, maka pilih satu diantara tiga :
a. Ulangi tindakan itu
b. Coba tindakan lain
c. Hentikan tindakan dan cari pertolongan / rujuk
d. Setelah diketahui tingkat injury berbahaya atau tidak, segera dirujuk

6. Rujuk (bila perlu)


Rujuk artinya mengirim penderita pada pihak lain yang lebih mampu memberikan
pertolongan, misalnya merujuk penderita ke rumah sakit, puskesmas, dokter, dll.
Rujukan perlu dilakukan bila :
a. Anda tidak tahu kelainan yang terjadi dan tindakan yang harus dilakukan
b. Tindakan yang sudah dilakukan tidak berpengaruh positif
c. Tindakan berpengaruh positif, tapi belum cukup untuk mengembalikan kondisi
penderita menjadi normal kembali.
d. Perlu pemeriksaan lebih lanjut

Enam prinsip ini bukan prosedur birokratis semata. Bila anda biasa maka anda cuma
memerlukan waktu 5 - 10 detik yang anda pergunakan untuk poin 1 sampai 4 dan menjadi
lebih berguna dari pada anda langsung bertindak (poin 5) tanpa tahu masalahnya, atau
langsung merujuk ke RS (poin 6) padahal mungkin banyak tindakan yang bisa dilakukan
diluar RS untuk menghemat masa-masa kritis penderita.

D. Keluhan dan sakit yang sering dihadapi

KORPS SUKARELA 2
KSR
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG -Dikten 2015- UB
1. SESAK NAPAS
Definisi :
Suatu gejala yang dapat ditimbulkan karena adanya gangguan pada saluran pernapasan
baik berupa sumbatan saluran napas atau penyempitan saluran napas.

A. Asma
Ciri-ciri :
1. Latar belakang peristiwa
2. Korban tampak berusaha keras untuk bernapas (susah bernapas)
3. Otot sekitar leher dan dada menegang / kejang
4. Napas cepat dan dangkal
5. Suara napas terdengar jelas, kadang disertai suara bunyi (wizing)

B. Benda Asing
Ciri-ciri :
1. Latar belakang peristiwa
2. Terdapat sumbatan pada saluran pernapas penderita

C. Gagal Jantung
Ciri-ciri :
1. Latar belakang peristiwa
2. Terjadi karena kegagalan jantung yang berakibat muka dan bibir membiru (sianosis)

D. Trauma
Ciri-ciri :
1. Latar belakang peristiwa
2. Terdapat perdarahan di bagian sekitar dada dan abdomen

E. Psycosomatis/Reaction Convertion
Ciri-ciri :
1. Latar belakang peristiwa
2. Adanya kecemasan dalam bentuk gejala fisik
3. Disosiasi pikiran

Penanganan :
Secara umum si penderita harus ditenangkan dan di dudukkan dalam tempat sepi, hangat
dan jauh dari orang lain. Sandarkan penderita dengan posisi nyaris duduk.

a. Tanpa obat :
Pada korban sadar
1. Jika ada terlihat sumbatan akibat benda asing di mulut maka posisikan kepala korban
miring (ke kiri) dan lebih rendah daripada dada. Bentuk jari seperti kait untuk
mengeluarkan sumbatan.
2. Jika tidak ada sumbatan maupun asma, dan keadaan umum tampak baik, tunggu
saja dan tenangkan korban, mungkin sesak napas akibat stres psikis
3. Bila sesak napas makin berat, ada sianosis (tampak kebiruan pada bibir dan cuping
telinga) dan tidak diketahui sebabnya kirim ke RS.

Pada korban tak sadar :

KORPS SUKARELA 3
KSR
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG -Dikten 2015- UB
1. Baringkan terlentang, longgarkan pakaian, kepala ekstensi dan cari kemungkinan
sumbatan benda asing
2. Jika tidak ada sumbatan / kelainan lain dan sesak napas progresif (makin berat)
segera rujuk ke RS

b. Dengan obat :
Tanya korban apakah membawa obat sendiri (dari dokter atau obat yang sering
diminum ketika kambuh), jika membawa suruh minum obat yang dibawa. Jika tidak,
tanya ke korban obat yang biasanya dipakai ketika kambuh. Jangan sekali-kali
memaksa korban untuk minum obat yang tidak biasa dipakai.
bronchodilator (Napacin, asmasolon, erosol dan oxycan)

2. DEMAM
Definisi :
Demam adalah keadaan di mana terjadi kenaikan suhu tubuh hingga 38C atau lebih, bila
suhu tubuh lebih dari 41,1C disebut demam tinggi (hiperpireksia). Demam terjadi bila
pembentukan panas melebihi pengeluaran panas.

Gejala :
Suhu tubuh yang sangat tinggi, badan menggigil.
Demam bukan suatu diagnosis tetapi merupakan salah satu gejala dari suatu penyakit, oleh
sebab itu penyakit utama yang menyebabkan demam itulah yang harus ditangani.

Penanganan :
a. Tanpa Obat
Bukalah pakaian dan mantel yang berlebihan-lebihan
Memperhatikan aliran udara didalam ruangan
Jalan napas harus terbuka dengan posisi kepala lebih tinggi
Beri banyak minum air putih dicampur sedikit garam atau oralit
Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
Kompres dengan air hangat.

b. Dengan Obat
Obat Penurun panas (Paracetamol)

3. DIARE
Penyebab :
Gejala gangguan pencernaan termasuk keracunan makanan atau infeksi virus sehingga
dapat menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan yang dibutuhkan tubuh).

Gejala : Keluarnya cairan yang berlebihan dari tubuh dan badan lemas.

Deteksi :
Keluarnya cairan yang berlebihan dari tubuh
Badan lemas

Penanganan :
a. Tanpa Obat
Istirahat
Rehidrasi (banyak minum)
Beri minum cairan gula dicampur garam dengan perbandingan 2:1 (2 sendok makan
gula dan 1 sendok teh garam), atau berikan oralit.
b. Dengan Obat : obat diare (diapet, entrostop)

KORPS SUKARELA 4
KSR
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG -Dikten 2015- UB
4. HIPOTERMIA
Udara dingin dapat menyebabkan suhu tubuh menurun. Keadaan hipotermia dapat
diperburuk oleh faktor angin dan kekurangan makanan.

Gejala
Gejala Hipotermia sedang : Hipotermia berat :
Menggigil Pernafasan sangat lambat
Terasa melayang Denyut nadi sangat lambat
Pernafasan cepat, nadi lambat Tidak ada respon
Gangguan penglihatan Manik mata lebar dan tidak
Reaksi manik mata lambat bereaksi
Penurunan respon
Alat gerak kaku
Tidak menggigil
Penanganan :
1. Rawat penderita dengan hati - hati, berikan rasa nyaman
2. Atasi secepatnya dari situasi dingin dengan cara apapun (Ganti pakaian yang basah,
upayakan agar tetap kering, beri selimut, jaket atau sesuatu yang hangat (misal: beri
kompres panas di perut, tangan dan kaki)
3. Penilaian dini dan pemeriksaan penderita
4. Pindahkan penderita dari lingkungan dingin
5. Jaga jalan nafas dan berikan oksigen bila ada
6. Bila penderita sadar dapat diberikan minuman hangat secara pelan - pelan
7. Pantau tanda-tanda vital secara berkala
8. Rujuk ke fasilitas kesehatan (bila perlu)

5. HIPERTERMIA (Paparan Panas)


A. Kram panas
Gejala dan Tanda:
Kejang pada otot yang disertai nyeri pada tungkai dan perut
Kelelahan
Mual
Mungkin pingsan

Penatalaksanaan :
1. Baringkan penderita di tempat teduh
2. Beri minum kepada penderita, bila perlu campur sedikit garam.
JANGAN MEMBUANG WAKTU UNTUK MENCARI GARAM
3. Rujuk ke fasilitas kesehatan

B. Kelelahan Panas
Gejala dan tanda :
1. Pernapasan cepat dan dangkal.
2. Nadi lemah.
3. Kulit teraba dingin, keriput, lembab dan selaput lendir pucat
4. Pucat, keringat berlebihan.
5. Lemah.
6. Pusing, kadang kehilangan kesadaran.
Penatalaksanaan :
1. Baringkan penderita di tempat yang teduh.
2. Kendorkan pakaian yang mengikat.
3. Tinggikan tungkai penderita.
4. Berikan oksigen bila ada.

KORPS SUKARELA 5
KSR
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG -Dikten 2015- UB
5. Beri minum bila penderita sadar.
6. Rujuk ke fasilitas kesehatan.
C. Sengatan Panas
Gejala dan tanda:
1. Pernapasan cepat dan dalam.
2. Nadi cepat dan kuat diikuti nadi cepat tetapi lemah.
3. Kulit teraba kering, panas kadang kemerahan
4. Manik mata melebar.
5. Kehilangan kesadaran.
6. Kejang umum atau gemetar pada otot.
Penatalaksanaan :
1. Turunkan suhu tubuh penderita secepat mungkin.
2. Letakkan kantung es pada ketiak, lipat paha, dibelakang lutut dan sekitar mata kaki
serta di samping leher.
3. Bila memungkinkan, masukkan penderita ke dalam bak berisi air dingin dan
tambahkan es ke dalamnya.
4. Rujuk ke fasilitas kesehatan.

6. HISTERIA (REACTION CONVERTION)


Definisi: Reaksi akibat gangguan psikis.
Cirinya:
a. Korban tidak tenang (berteriak-teriak)
b. Tubuh kejang dan tangan memegang erat.
c. Korban adakalanya menahan nafas.
d. Reflek pupil mata dan rangsangan sensorik masih positif.
e. Tanda-tanda minta perhatian berlebih.
e. Kejang spesifik.

Penanganan:
a. Tanpa Obat
Tenangkan korban dan jangan dikerumuni
Hilangkan objek penyebab hysteria (misal: dengan menjauhkan dari penyebab)
Apabila masih terjadi segera rujuk ke RS.

7. SAKIT MAAG / NYERI LAMBUNG


Definisi : gejala yang ditimbulkan akibat radang lambung, stress dan emosi
Penanganan :
a. Tanpa obat :
Diberi makan dalam jumlah kecil secara terus-menerus (makanan lunak tanpa ragi)
Beri minum air hangat tambahkan gula jika ada (tidak dianjurkan minum teh)
b. Dengan obat : Antasida (promag, mylanta, atau obat yang biasa dipakai)

8. NYERI HAID
Penanganan :
a. Tanpa Obat :
Istirahat.
Kompres hangat pada perut.
Beri minum air gula/hangat
b. Dengan Obat
obat : Spasmolitik (feminax, biogesic, dll)
9. MIGRAINE / SAKIT KEPALA
Gejala :

KORPS SUKARELA 6
KSR
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG -Dikten 2015- UB
Kepala merasa sakit berdenyut-denyut, kadang-kadang hanya sebelah, tetapi dapat juga
seluruh kepala merasa sakit . Rasa sakit dapt juga menjalar ke mata. Sering pula diikuti oleh
rasa mengantuk sesudahnya.
Penanganan :
Apabila migrain terasa mulai datang menyerang, menyingkirlah ke ruangan yang gelap
untuk beristirahat.
Berbaringlah di tempat tersebut selama paling sedikit 10 menit
Selama 2 jam berikutnya, penderita sebaiknya tidak makan atau minum
Obat penghilng rasa sakit dapat dipergunakan untuk menguranginya.
Dengan obat : aspirin, antalgin, ponstan, saridon, biogesic, paramex

10. MIMISAN
Terjadi pada penderita tekanan darah tinggi, penyakit darah, influensa, atau kelainan
pada hidung, benturan dan terjadi tanpa alasan yang jelas. Darah mengalir dari lubang
hidung. Biasanya disebabkan bersin, membuang ingus, mencukil-cukil hidung dan karena
tekanan udara rendah (pegunungan).
Penanganan :
a. Tanpa obat
1. Dudukkan korban dalam posisi tegak dengan kepala agak menunduk (agar darah
tidak masuk paru-paru).
2. Tekan / pijat cuping hidungnya dan korban dianjurkan bernapas dari mulut.
3. Lepaskan pijatan pada cuping hidung setelah 10 menit, bila masih berdarah tekan
lagi 10 menit atau seperlunya.
4. Dapat pula dengan memasukkan segulung kain kasa (pembalut atau kasa steril
atau secara tradisional diberi daun sirih yang digulung padat) ke dalam lubang
hidung.
5. Untuk beberapa jam penderita dilarang membuang ingus (sisi).
6. Kompres dengan es.
7. Setelah 30 menit masih ada perdarahan perlu di bawa ke dokter.
b. Dengan obat : Vitamin K

11. PINGSAN
Definisi : tidak sadar untuk sementara karena berkurangnya aliran darah ke otak.
Deteksi :
1. Korban tak sadar, jika dipanggil tak menyahut
2. Kulit pucat, dingin, dan lembab
3. Denyut nadi lemah dan lamban
4. Pandangan kabur dan menguap
5. Mata tertutup, tapi tidak melawan jika dibuka paksa dan bola mata tidak bergerak-gerak
dengan rangsangan kuat baru ada reaksi (sedikit)

Penanganan :
a.Tanpa obat:
1. Baringkan pasien pada tempat teduh dan datar dalam posisi horizontal dengan kaki
sedikit lebih tinggi dari tubuh / kepala
2. Bila penderita muntah, letakkan kepalanya dalam kedudukan miring (ke arah kiri)
untuk mencegah muntahan tersedak masuk paru-paru.
3. Longgarkan pakaian yang ketat dan pastikan tersedia cukup udara segar
b. Dengan obat : Anti-inflamasi (Velden gel, voltaren gel).

12. LUKA

KORPS SUKARELA 7
KSR
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG -Dikten 2015- UB
Luka meliputi: perdarahan, lecet, memar, iris, tusuk, luka bakar, gigitan

Prinsip
Hentikan perdarahan secepatnya

Perdarahan
Terjadi akibat rusuknya diding pembuluh darah.
Sumber perdarahan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
- Perdarahan nadi (arteri).
- Perdarahan balik (vena).
- Perdarahan kapiler (rambut).
Jenis-jenis perdarahan yaitu :
Perdarahan luar.
Perdarahan dalam.

Penanganan :
Penolong melakukan perlindungan diri terhadap infeksi.
Mengendalikan perdarahan luar
- Lihat tempat terjadinya perdarahan.
-Tekanan langsung.
-Tinggikan (elevasi)
-Tekan titik tekan.

Lecet
Penanganan :
a. Tanpa obat :
1.Sisihkan pakaian penderita dari luka dan bersihkan kulit sekitar luka.
2.Cuci luka dari dalam keluar dengan air bersih (matang).
3.Balut luka dengan pembalut steril.
b. Dengan obat : betadyne, tansoplast

Memar
Penanganan :
1.Bersihkan kulit sekitar luka dan kompres dingin
2.Angkat bagian yang sakit lebih tinggi dari tubuh
3.Pada hari berikutnya beri kompres hangat untuk perawatan

Iris
Penanganan :
1.Hentikan perdarahan dengan cara menekannya dengan memakai kain bersih
2.Basuhlah kulit di sekitar luka dan keringkan dengan kain bersih
3.Jika ada kotoran didalamnya bersihkan dengan aliran air bersih
4.Balut luka dengan plester kupu-kupu
Tusuk
Tentukan tempat terjaadinya luka tusuk, berkaitan dengan organ tubuh yang tertusuk.
Penanganan :
a. Benda yang ada jangan di cabut
b. Upayakan menstabilkan benda yang menancap
c. Tutup dengan kasa steril dan bawa ke RS

Luka Bakar
Deteksi :
a.Kulit kemerah-merahan, rasa nyeri, bengkak (derajat I)

KORPS SUKARELA 8
KSR
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG -Dikten 2015- UB
b.Kulit makin kemerah-merahan, rasa nyeri, bengkak dan gelembung berisi cairan
(derajat II)
c.Kulit hitam keputih-putihan, shock (derajat III)

Penanganan :
a. Luka disiram dengan air bersih.
b. Balut dengan kain steril, bawa ke RS.
c. Peringatan : jangan diolesi pasta gigi, mentega dan kecap.

Gigitan dan Sengatan

B. Binatang tidak berbisa


Tindakan :
1. Bersihkan luka dengan cairan antiseptik atau air mengalir.
2. Tutup luka dengan pembalut.

C. Ular berbisa
Tanda-tanda dan gejala:
1. Tanda tusukkan di kulit mungkin terlihat, tetapi tanda atau gejala berikutnya
segera muncul setelah 15 menit hingga 2 jam.
2. Memar dan bengkak muncul di bagian yang digigit.
3. Mual dan muntah.
4. Diare.
5. Sakit kepala.
6. Pandangan kabur.
7. Pusing.
8. Dada sesak dan sulit bernapas.
9. Pingsan.
10. Kejang tonic.

PERINGATAN!
1. Memotong atau membakar gigitan ular dan jangan menghisap bisa (racun).
2. Jangan membasuh bisa dari kulit, karena akan mempersulit paramedis
mengenali jenis ular.

PENANGANAN :
1. Baringkan korban dengan posisi yang nyaman, posisikan bagian yang tergigit
lebih rendah dari jantung.
2. Blokir bisa agar tidak masuk dalam aliran darah.
3. Jika korban pingsan baringkan dalam posisi miring (ke kiri). Periksa aliran udara,
denyut nadi, dan pernapasan.
4. Beri minum oralit.
5. Segera cari bantuan medis.

D. Laba-laba beracun
Tanda dan gejala :
1. Nyeri di daerah gigitan.
2. Sakit perut dan mual.
3. Lemas, terkadang mati rasa.
4. Sulit bernapas.
5. Batuk keluar dahak.
6. Mata berair.

KORPS SUKARELA 9
KSR
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG -Dikten 2015- UB
7. Berkeringat dingin, menggigil.

Tindakan :
1. Gunakan kompres dingin pada daerah gigitan untuk mengurangi rasa nyeri.
2. Segera cari bantuan medis!
3. Selalu monitor tanda-tanda syok pada penderita.

E. Lebah dan tawon


Tanda dan gejala:
1. Nyeri lokal, bengkak, dan gatal.
2. Banyak gatal di tubuh.
3. Kelopak mata dan wajah bengkak.
4. Tenggorokan mengerut sehingga menimbulkan sesak napas.

TINDAKAN :
1. Jika lebah menyengat, hilangkan sengat dengan kuku jari atau mata pisau.
Jangan memencet kantung racun dengan mencabut sengatnya.
2. Seka bagian yang disengat dan kompreslah.
3. Jika ada reaksi alergi, segera berikan obat anti alergi yang mungkin dibawa si
korban.
Dengan obat : Kortikosteroidprednison, Dexiamethason.

13. TERKILIR SENDI (sprain)


Definisi : Robeknya jaringan ikat sendi karena regangan yang berlebihan.
Gejala :
Nyeri pada pergerakan, bengkak dan memar
Warna kulit merah kebiruan
Penanganan :
Tinggikan daerah luka
Kompres dingin (selama beberapa jam), dilanjutkan dengan kompres hangat untuk
melemaskan kembali otot.
Imobilisasi daerah cidera (dibalut dan bidai)

14. TERKILIR OTOT (strain)


Definisi :
Robeknya jaringan otot / pada sambungan otot dan tendon (penggantung otot)/ pada tendon,
karena teregang melebihi batas normal.
Penyebab :
Latihan peregangan tidak cukup, latihan peregangan tidak benar, peregangan melampaui
kemampuan, gerakan yang tidak benar.

Gejala :
Nyeri yang tajam dan mendadak, nyeri menyebar keluar dengan kejang dan atau kaku otot,
bengkak pada daerah cidera
Penanganan :
Letakkan korban dalam posisi yang nyaman
Topangkan
Kompres dingin maksimum 30 menit. Ulangi setiap jam bila perlu
Balut tekan dan tetap tinggikan daerah cidera bila mungkin
Bila ragu, rawat seperti korban patah tulang
Dirujuk segera ke Rumah Sakit

KORPS SUKARELA 10
KSR
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG -Dikten 2015- UB
Pencegahan :
Latihan ringan
Betul-betul istirahat antara hari latihan
Pemanasan harus cukup
Perlengkapan olah-raga yang benar dan cukup

14. KEJANG OTOT / KRAM


Definisi :
Kekakuan tubuh atau alat gerak akibat otot lelah ataupun kontraksi otot yang terlalu lemah
yang dapat meyebabkan nyeri.

Penyebab :
Kurang cairan tubuh (misalnya setelah muntah atau mencret), letih (lari, kurang pemanasan
saat olahraga), dingin (sewaktu berenang), panas.

Deteksi :
Rasa nyeri dan kekakuan anggota tubuh yang kejang

Tindakan pertolongan:
a. Tanpa Obat :
Perlahan ulur dan tarik otot yang kram dengan memijat kearah jantung.
Lakukan peregangan.(massage)
Sesudah peregangan kompres dengan air hangat.
Jika kram disebabkan karena kekurangan cairan maka berikan air minum suam-suam
kuku ditambah gula.
b. Dengan obat : minyak tawon, minyak gondopuro dan counterpain

MENOLONG ADALAH BAIK


MENJADI KURANG BAIK TANPA DIDASARI
RASA KEMANUSIAAN DAN KEIKHLASAN
SEMOGA TUHAN SELALU MEMBIMBING KITA
AMIEN

SALAM KEMANUSIAAN

KORPS SUKARELA 11
KSR
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG -Dikten 2015- UB

Anda mungkin juga menyukai