KONFIGURASI LEVEL
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2017
OLEH
KELOMPOK :7
NAMA : Alqizza Lukmannul Hakim 151411034
Eveline Fauziah 151411038
KELAS : 2B
Masukan Keluaran
Nama Nama Besaran
No. Unit Fungsi Alat Besaran Nama
Alat Variabe dan
& Satuan Variabel
l Satuan
1 Unit Tangki Menampung MV Volume PV Level
Proses media (air) (M3) (%Level)
yang hendak
diukur
2 Unit Load Cell, Mengambil PV Level (% Sinyal Sinyal
Pengukura 3 informasi Level) Pengukura elektrik
n Elektroda Level n (4-20 mA)
terukur,
Sebagai
sensor
setpoint (jika
kendali tidak
menggunaka
n PC)
3 Unit CRL Mengatur Sinyal Sinyal Sinyal Sinyal
Kendali kerja system Penguk Elektrik (4 kendali Elektrik (4
uran 20 mA) 20 mA)
4 Unit Transduser Mengubah Sinyal Sinyal Sinyal Sinyal
Pengubah , I/P suatu nilai Penguk elektrik Kendali, elektrik
Converter variable yang uran, (Arus 4-20 Sinyal (Arus 4-20
diperoleh Sinyal mA) Pneumatik mA),Pneu
dengan Kendali matik
variable yang
dibutuhkan
5 Unit Control Melakukan Sinyal Sinyal MV Volume
Kendali Valve tindakan Kendali elektrik (M3)
Akhir akhir dari (Arus 4-
unit kendali 20mA)
dengan
memberikan
panas yang
dibutuhkan.
II.2 Diagram blok pengendalian proses
Pada konfigurasi pengendalian level air, variable proses yang dikontrol ialah ketinggian
air atau level air. Air mengalir dengan kecepatan dan volume tertentu, yang akan masuk ke dalam
unit proses. Volume air yang masuk ke dalam unit proses yakni tangka penampung air, sangat
mempengaruhi tercapainya nilai variable proses, maka volume juga disebut sebagai manipulated
variable.
Di dalam tangki penampung air itu terdapat sensor, dimana sensor tersebut berada di
bagian permukaan bawah tangki. Prinsip kerja dari sensor tersebut ialah, jika air masuk, maka
akan ada tekanan yang menekan ke sensor, tekanan tersebut berbanding lurus dengan level air
yang menakannya, dan akan diubah menjadi sinyal pengukuran standar oleh transmitter.
Masukan ke unit pengukuran ini ialah level air sedangan keluarannya berupa sinyal pengukuran
(sinyal elektrik).
Sinyal elektrik tersebut akan dikirim ke unit kendali. Unit kendali ini berpa CRL dan
merupakan otak dari pengandalian. Pada unit kendali ini piranti yang melakukannya melakukan
perhitugan atau evaluasi nilai error menurut algoritma kendali. Kemudian hasil pengukuran
tersebut yang berupa sinyal kendali, dikirim ke unit kendali akhir. Pada unit kendali ini masukan
berupa sinyal elektrik dan keluarannya pun berupa sinyal elektrik.
Unit kendali akhir berupa control valve berfungsi mengeksekui sinyal kendali elektrik
dari unit kendali. Control valve ini terdiri actuator dan katup. Energi penggerak ialah udara
tekan, dimana sinyal elektrik diubah terlebih dahulu menjadi sinyal pneumatik. Sinyal pneumatic
tersebut berlawanan dengan pegas di dalam actuator, sehingga akan terjadi suatu aksi, dan
mengakibatkan katup membuka atau menutup. Masukan dari unit kendali akhirberupa sinyal
elektrik dan keluarannya berupa volume air (MV) yang akan masuk ke dalam tangki penampung
air.
Terdapat dua sinyal dalam system pengendalian proses, yaitu sinyal kendali dan sinyal
pengukuran. Sinyal kendali berasal dari unit mengendali dan bertujuan ke unit kendali akhir.
Sedangkan sinyal pengukuran berasal dari unit mengukuran. Unit pengukuran mengubah besaran
fisik menjadi sinyal standar agar unit kendali dapat membacanya. Kemudian sinyal standar inilah
yang merupaka sinyal kendali, berfungsi mengeksekusi perlakuan terhadap manipulated variabel.
Sistem transmisi sinyal yaitu berupa system analog.
Konfigurasi pengendalian suhu secara umum dapat diuraikan sebagai berikut. Tujuan
utama dari pengendalian level ialah hendak mengontrol tinggi atau level suatu media terukur
(dalam kasus ini air) agar level sesuai dnegan yang diinginkan. Media yang hendak dikontrol
(air) mengalir lalu masuk ke dalam system proses. System prosesnya yaitu berupa tangka air.
Tangki air sebagai system proses di dasar permukaan tangki terdapat suatu sensor. Sensor
inilah yang bertindak sebagai unit pengukuran. Prinsip kerja sensor level ini ialah, semakin
banyak air yang masuk ke dalam tangki, akan sebanding dengan tekanan yang menekan sensor,
dan tekanan itu berbanding lurus dengan level cairan. Transmitter kemudian mengubah besaran
fisik tersebut menjadi sinyal elektrik, yang kemudian dikirim ke unit kendali.
Sinyal elektrik yang diterima oleh unit kendali, dievaluasi apakah sesuai dengan nilai
setpoint. Kemudian hasil evaluasi tersebut menjadi suatu sinyal kendali, yang kemudian
dikirimkan ke unit kendali akhir, yaitu control valve. Control valve ini yang mengeksekusi
manipulated variabel, yaitu volume air yang masuk ke dalam tangka.
IV. KESIMPULAN
a. Variabel proses pada konfigurasi pengendalian level adalah level
V. DAFTAR PUSTAKA
Harriott, Peter, Proscess Control, McGraw-Hill, New York, 1964
ISA, Standards and Practices for Instrumentation and Control; 11th Edition, The
Instrumen Societyof America, Research Triangle Park, 1992
Liptak, B, Instrument Engineers Handbook; Process Control (3rd Ed.), CRC Press,
Boca Raton, 1999.
Marlin, Thomas, Process Control, Designing Process and Control Systems for
Dynamic Performance (2nd Ed.), McGraw-Hill, New York, 2000
Matley, J. (Ed), Practical Instrumentation and Control II, McGraw-Hill, New York,
1986