DISUSUN OLEH :
GIAN HAWARA
1541314075
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2017
A. DEFINISI
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat
serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada
yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu
aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti (Anwar,Bahri,2009).
Angina pektoris tak stabil adalah suatu spektrum dari sindroma iskemik
miokard akut yang berada di antara angina pektoris stabil dan anfark miokard
akut. Terminologi ATS harus tercakup dalam kriteria penampilan klinis
sebagai berikut:
1. Angina pertama kali
Angina timbul pada saat aktifitas fisik. Baru pertama kali dialami
oleh penderita dalam priode 1 bulan terakhir
2. Angina progresif
Angina timbul saat aktifitas fisik yang berubah polanya dalam1
bulan terakhir, yaitu menjadi lebih sering, lebih berat, lebih lama,
timbul dengan pencetus yang lebih ringan dari biasanya dan tidak
hilang dengan cara yang biasa dilakukan. Penderita sebelumnya
menderitaangina pektoris stabil.
3. Angina waktu istirahat
Angina timbul tanpa didahului aktifitas fisik ataupun hal-hal yang
dapat menimbulkan peningkatan kebutuhan O2 miokard. Lama
angina sedikitnya 15 menit.
4. Angina sesudah IMA
Angina yang timbul dalam periode dini (1 bulan) setelah IMA.
B. ETIOLOGI
Angina yang tidak stabil terjadi ketika pecahnya mendadak dari plak yang
menyebabkan akumulasi cepat trombosit di lokasi pecah dan peningkatan
mendadak dalam obstruksi aliran darah dalam arteri koroner. Akibatnya,
gejala angina tidak stabil terjadi tiba-tiba, sering kali dalam tak terduga atau
tidak terduga. Gejala mungkin baru, lama, lebih berat, atau terjadi sedikit atau
tidak dengan angina.Angina tidak stabil merupakan suatu keadaan darurat
medis. Jadi jika angina tidak stabil terjadi, mencari perhatian medis segera
sangat penting.
Gejala angina pektoris tidak stabil pada dasarnya timbul karena iskemik
akut yang tidak menetap akibat ketidak seimbangan antara kebutuhan dan
suplai O2 miokard. Angina dimulai ketika pasokan oksigen dan glukosa tidak
selaras dengan kebutuhan.Pasokan oksigen dan glukosa yang terus menerus
dari aliran darah ke miokardium adalah mutlak penting bagi kehidupan.Tanpa
mereka,jantung akan mengeluh dan biasanya pasien mengeluh nyeri.Dan jika
pasokan oksigen dan glukosa ke bagian tertentu dari miokardium tidak
dipulihkan dengan cepat,maka bagian otot itu akan mati. Nyerinya disebut
angina,dan kematian otot disebut infark atau dalam bahasa sehari-sehari
adalah serangan jantung.
C. MANIFESTASI KLINIS
Serangan angina tidak stabil bisa berlangsung antara 5 dan 20 menit.
Kadang-kadang gejala-gejala dapat 'datang dan pergi'. Rasa sakit yang terkait
dengan angina dapat bervariasi dari orang ke orang, dan orang-orang
membuat perbandingan yang berbeda untuk mengekspresikan rasa sakit yang
mereka rasakan.
Adapun gejala angina pekroris umumnya berupa angina untuk pertama
kali atau keluhan angina yang bertambah dari biasanya. Nyeri dada seperti
pada angina biasa tapi lebih berat dan lebih lama.timbul pada waktu
istirahat,atau timbul karena aktivitas yang minimal.Nyeri dada dapat disertai
keluhan sesak napas,mual,sampai muntah.kadang-kadang disertai keringat
dingin.
Tanda khas angina pectoris tidak stabil adalah nyeri dada, lokasi dari nyeri
dada ini terletak di jantung di sebelah kiri pusat dada, tetapi nyeri jantung
tidak terbatas pada area ini. Nyeri ini terutama terjadi di belakang tulang dada
(di tengah dada) dan di sekitar area di atas putting kiri, tetapi bisa menyebar
ke bahu kiri, lalu ke setengah bagian kiri dari rahang bawah, menurun ke
lengan kiri sampai ke punggung, dan bahkan ke bagian atas perut.
Krakteristik yang khas dari nyeri dada akibat iskemik miokard adalah :
1. Lokasinya biasanya di dada kiri kiri,di belakang dari tulang dada
atau sedikit di sebelah kiri dari tulang dada yang dapat menjalar
hingga ke leher, rahang, bahu kiri, hingga ke lengan dan jari manis
dan kelingking, punggung, atau pundak kiri.
2. Nyeri bersifat tumpul,seperti rasa tertindih/berat di dada, rasa
desakan yang kuat dari dalam atau dari baeah diafragma(sekat
antara rongga dada dan rongga perut), seperti diremas-remas atau
dada mau pecah, dan biasanya pada keadaan yang sangat berat
disertai keringat dingin dan sesak nafas serat perasaan takut mati.
Nyeri ini harus dibedakan dengan mulas atau perasaan seperti
tertusuk-tusuk pada dada, karena ini bukan angina pectoris. Nyeri
biasanya muncul setelah melakukan aktivitas, hilang dengan
istirahat, dan akibat stress emosional.
3. Nyeri yang pertama kali timbul biasanya agak nyata, dari beberapa
menit sampai kurang dari 20 menit. Nyeri angina berlangsung
cepat, kurang dari 5 menit. Yang khas dari nyeri dada angina
adalah serangan hilang dengan istirahat, penghilangan stimulus
emosional, atau dengan pemberian nitrat sublingual. Serangan
yang lebih lama menandakan adanya angina tidak stabil atau infark
miokard yang mengancam.
D. PATOFISOLOGI
Mekanisme timbulnya angina pektoris tidak stabil didasarkan pada
ketidakadekuatan supply oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan
karena kekauan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis
koroner).
Tidak diketahui secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas
bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan
ateriosklerosis. Ateriosklerosis merupakan penyakit arteri koroner yang
paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat,
maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada
jantung yang sehat maka arteri koroner berdilatasi dan megalirkan lebih
banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Namun apabila arteri koroner
mengalami kekakuan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat
berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen,
maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.
Angina pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi
sebagai respon terhadap respons terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat
ke sel-sel miocard di jantung. Nyeri angina dapat menyebar ke lengan kiri, ke
punggung, rahang, dan daerah abdomen.
Pada saat beban kerja suatu jaringan meningkat, kebutuhan oksigen juga
akan meningkat. Apabila kebutuhan oksigen meningkat pada jantung yang
sehat, maka arteri-arteri koroner akan berdilatasi dan mengalirkan lebih
banyak oksigen kepada jaringan. Akan tetapi jika terjadi kekakuan dan
penyempitan pembuluh darah seperti pada penderita arteosklerotik dan tidak
mampu berespon untuk berdilatasi terhadap peningkatan kebutuhan oksigen.
Terjadilah iskemi miocard, yang mana sel-sel miocard mulai menggunakan
glikolisis anaerob untuk memenuhi kebutuhan energinya.
Proses pembentukan ini sangat tidak efisien dan menyebabkan
terbentuknya asalm laktat. Asam laktat kemudian menurunkan PH
Miocardium dan menyebabkan nyeri pada angina pectoris. Apabila kebutuhan
energy sel-sel jantung berkurang (istirahat, atau dengan pemberian obat)
suplay oksigen menjadi kembali adekuat dan sel-sel otot kembali melakukan
fosforilasi oksidatif membentuk energy melalui proses aerob. Dan proses ini
tidak menimbulkan asam laktat, sehingga nyeri angina mereda dan dengan
demikian dapat disimpulkan nyeri angina adalah nyeri yang berlangsung
singkat (Corwin, 2000)
E. FAKTO RESIKO
1. Dapat Diubah (dimodifikasi)
a. Diet (hiperlipidemia)
b. Rokok
c. Hipertensi
d. Stress
e. Obesitas
f. Kurang aktifitas
g. Diabetes Mellitus
h. Pemakaian kontrasepsi oral
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG; adanya depresi segmen ST yang baru menunjukkan kemungkinan
adanya iskemi akut. Gelombang T negatif juga salah satu tanda iskemi
atau NSTEMI. Perubahan gelombang ST dan T yang nonspesifik seperti
depresi sgemen ST kurang dari 0,5mm dan gelombang T negatif kurang
dari 2 mm tidak spesifik untuk iskemi, dan dapat disebabkan karena hal
lain. Pada unstable angina 4% EKGnya normal.
2. Exercise Test. Pasien yang telah stabil dengan terapi medikamentosa dan
menunjukkan tanda resiko tinggi perlu pemeriksaan exercise test dengan
alat treadmill. Bila hasilnya negatif, maka prognosis baik. Bila hasilnya
positif, lebih-lebih bila didapatkan depresi segmen ST yang dalam,
dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan angiografi koroner untuk
menilai keadaan pembuluh koronernya apakah perlu tindakan
revaskularisasi, karena resiko terjadinya komplikasi kardiovaskular dalam
waktu mendatang cukup besar.
3. Ekokardiografi. Tidak memberikan data untuk diagnosis unstable angina
secara langsung. Tapi bila tampak adanya gangguan faal ventrikel kiri,
mitral insufisiensi dan abnormalitas gerakan dinding regional jantung
menandakan prognosis kurang baik.
4. Pemeriksaan Laboratorium. Dianggap ada mionekrosis bila troponin T
atau I positif sampai dalam 24 jam. Troponin tetap positif sampai 2
minggu. Resiko kematian bertambah dengan tingkat kenaikan troponin.
Kenaikan CRP dalam SKA berhubungan dengan mortalitas jangka
panjang.
G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
a. Golongan nitrat
Mekanisme kerja nitrogliserin sebagai dilatasi vena perifer dan
pembuluh darah koroner, efeknya langsung terhadap relaksasi
otot polos vaskuler.
b. Ca- Antagonis
Memperbaiki spasme koroner dengan menghambat tonus
vasometer pembuluh darah arteri koroner (terutama pada angina
Prinzmetal).
c. Beta Bloker
Menghambat sistem adrenergenik terhadap miokard yang
menyebabkan kronotropik dan inotropik positif.
2. Penatalaksanaan Pembedahan
1) Angioplasti koroner transluminal perkutan(PTCA) usaha untuk
memperbaiki aliran darah arteri koroner dengan memecah plak atau
ateroma yang telah tertimbun dan mengganggu aliran darah ke jantung.
2) Revaskularisasi arteri koroner dilakukan dibawah anestesi umum
3. Penatalaksanaan Diet
a. Porsi kecil tapi sering
b. Tingkatkan serat dan cairan yang cukup
c. Batasi lemk jenuh, Kolesterol dan sodium sesuai kondisi pasien
d. Batasi kafein
e. Kontrol kalori jika obesotas,sesuai umur dan jenis kelamin.
f. Jika kadar homocysteine tinggi,tambahkan sumber asam folat,vit
B6 dan B12 serta ribovlafin.
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Identitas klien
Meliputi Nama, Umur, Agama, Pekerjaan, Alamat, No reg , Diagnosa medik, dan
Identitias penanggung jawab.
2. PENGKAJIAN PRIMER
a. Airway :
b. Breathing :
c. Circulation :
c. Dissability :
Nyeri dirasakan tiba-tiba, dirasakan memberat bila aktivitas, durasi lebih dari 20
menit, dirasakan dari dada kiri menyebar ke tangan sebelah kiri, mengeluh susah
berjalan, merasa lemah/lelah terutama setelah aktivitas, kesulitan berpindah tempat
d. Exposure :
Ada atau tidak adanya trauma, luka lecet atau lesi.
3. PENGKAJIAN SEKUNDER
1) Keluhan utama
Keluhan utama yang biasa terjadi pada pasien dengan angina tidak
stabil yaitu Nyeri dada substernal atau retrosternal dan menjalar ke
leher, daerah interskapula atau lengan kiri. serangan atau nyeri
yangdirasakan tidak memiliki pola, bisa terjadi lebih sering dan lebih
berat,serta dapat terjadi dengan atau tanpa aktivitas.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang keluhan yang dirasakan oleh pasien
sesuai dengan gejala-gejala pada pada pasien dengan angina tidak stabil
yaitu nyeri dada substernal atau retrosternal dan menjalar ke leher,
daerah interskapula atau lengan kiri. serangan atau nyeri yang dirasakan
tidak memiliki pola, bisa terjadi lebih sering dan lebih berat, erta dapat
terjadi dengan atau tanpa aktivitas. biasanya disertai sesak nafas,
perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin, palpitasi, dan dizzines.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mempunyai riwayat penyakit Hipertensi, Atherosklerosis,
Insufisiensi aorta, Spasmus arteri koroner, dan Anemia berat
4) Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien mempunyai penyakit hipertensi dan arteri korone
Pemeriksaan keadaan umum
Tingkat kesadaran
4 6 5 15
Status kesadaran
Pemeriksaan fisik
Telinga :
Mata :
hidung :
Mulut :
Inspeksi : Tidak ada stomatitis, gigi tidak lengkap
lagi, tidak ada
Dada Jantung
Perkusi : Dullness.
Ada kontraksi 5 5
5 5
ekstremitas Bawah
tidakada oedema
Status eliminasi
1) Urin
2) Fekal
1) BB : 60 kg
2) Asupan nutrisi
Jumlah porsi Jumah buah
3) Cairan
Minum+makan 1100 cc
Pemeriksaan penunjang
1) Laboratorum
Kimia klinik
Troponin T
50-100
kemungkinan
100-2000 besar
kemungkinan
Urinalisa
Kekeruhan
Reduksi
bilirirubin
BJ
Darah samar
2) Hasil EKG
Therapy
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA