Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

GANGGUAN KEPRIBADIAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK II

CUT IRVANIA
NIM. PO 5120210 005

GIAN HAWARA
NIM. PO 5120210 009

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU

PRODI KEPERAWATAN BENGKULU

T.A 2012/2013
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
GANGGUAN KEPRIBADIAN

A. Definisi Kepribadian
Kepribadian adalah ciri-ciri dan sikap yang bisa diduga ada pada seseorang
dan mempengaruhi pola-pola kognitif, afek dan perilaku. Pola-pola ada dalam
waktu yang lama, disadari atau tidak disadari dan mempengaruhi respon dan
adapatasi orang itu pada lingkungannya. Adaptasi adalah pusat dari teori
kepribadian.

B. Definisi kelainan kerpibadian


Kerberg (1984) : sikap maladaptif yang menghasilkan atau mempengaruhi
pertimbangan psikologis, menyebabkan gangguan emosional dan merusak
hubungan dengan orang lain
Respon maladaptif seperti tidak fleksibel, kaku, merupakan kondisi
patologis yang menyebabkan klien stres, cemas dan depresi.

C. Kepribadian yang paranoid


Kecurigaan yang pervasif dan tidak beralasan serta tidak percaya kepada
orang lain.
 Seringkali merasa ingin dijaga orang lain dari perasaan terancam atau

serangan dari orang lain.


 Mood mereka peka dan bermusuhan, suka menghindar.

 Sukar membina hubungan saling percaya


 Berhati-hati dalam berhubungan dengan orang lain

 Kecemburuan patologis

 Ketidakmampuan untuk rileks, kurang rasa humor


Tindakannya :
- Pendekatan dengan cara tenang, empati dan menghindari hal-hal yang
membuatnya cemburu.
- Karena klien curiga semua orang akan mencelakainya, maka perawat harus
memperhatikan tanda verbal dan non verbal untuk memastikan apakah klien
sedang agresif atau bermusuhan.
- Semua tindakan yang akan dilakukan diskusikan dulu agar dia mengerti
alasan dan tujuannya, supaya tidak curiga.
- Usahakan bertindak berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat.
- Dukung perilaku yang adaptif seperti mempercayai orang lain tidak selalu
akan mengancamnya, bahwa dirinya aman. Mampu beradaptasi terhadap
stresornya.

D. Kelainan kerpibadian skizotipal dan skizoid


Ketidakmampuan membentuk hubungan pribadi yang akrab
 Orang ini sukar berhubungan dengan orang lain dan sukar membina
hubungan intim.
 Cenderung bisa berkembang menjadi skizofren, dan ada unsur genetik
 Tanda-tandanya adalah : isolasi, pergaulan dengan teman sebaya terbatas,
kecemasan sosial, prestasi sekolah tidak baik, hipersensitif, keterbatasan
dalam bicara dan proses pikir dan berpikir bizar, tidak ada
kehangatan/kelembutan.
 Tidak peduli terhadap pujian/kritikan orang lain.
 Afek tumpul, datar, menkauhkan diri dan tampak dingin
Tindakan :
- Dekati klien dengan tenang
- Sesuaikan pembicaraan dengan tingkat hubungan dengan klien, perhatikan
verbal dan nonverbalnya.
- Ikut sertakan dalam terapi kelompok
- Susun tingkat pergaulan klien, misalnya dimulai dari hubungan perawa-
klien, klien – klien, klien dengan sekelompok lain dan akhirnya terapi
kelompok.

E. Kelainan kepribadian antisosial


Orangnya berperilaku tidak sesuai dengan norma-norma sosial
Ciri-cirinya :
- Gagal belajar dari pengalaman
- Seringkali bertindak yang beresiko tinggi dan impulsif
- Tidak ada rasa bersalah dan berulang
- Mengeksplotasi orang lain
- Tidak menghargai hak orang lain
- Tidak ada kesetiaan
- Kejujuran

Tim kesehatan seringkali gagal mengatasi karena mereka sering melakukan


tindakan melanggar hukum dan norma, menipu, tidak punya rencana karena
impulsif, ada riwayat berkelahi, melecehkan dan agresif, bisa membahayakan diri
sendiri dan orang lain, gagal mengatur keuangan.
Tindakan :
- Jadilah contoh bagaimana berinteraksi dengan sehat
- Jangan terjebak perilaku klien seperti berargumentasi, pastikan aturan dan
sangsi yang akan didapatnya bila tidak patuh, diskusikan dampak
perilakunya selama ini.
- Ikutkan dalam terapi kelompok, keluarga dan tim kesehatan bekerja sama
agar semua aturan sama dan konsisten
- Ajak klien bergaul dengan orang lain agar harga dirinya baik.

F. Kelainan kepribadian borderline


Suatu ketidakstabilan dalam hubungan interpersonal, alam perasaan dan citra diri
 Orang ini memiliki ego yang tidak terintegrasi dan rapuh.
 Cirinya : tidak memiliki identitas diri yang jelas, cenderung memakai koping
anak-anak, sukar menerima kenyataan
 Bila stres, dia akan regresi, spliting (memandang dunia secara dikotomus,
baik – buruk, positif –negatif), mengingkari dan proyeksi
 Cenderung merasa kesepian, menyakiti dirinya

Tindakan :
- Menenangkan pada saat kritis
- Karena sering menyebut suster baik (bila kehendaknya dituruti) atau suster
judes, maka sering terjadi konflik. jadi perawat menghindari dan
menyelesaikan konflik
- Membuat daftar kegiatan sehari-hari, peraturan, tanggung jawab dan
kesepakatan yang jelas
- Hindari dari tindakan meyakiti diri secara langsung atau tidak langsung
karena dia merasa dirinya jahat
- Kalau perlu kolaboratif dengan dokter untuk pemberian obat sesuai gejala
- Ikuti dalam terapi kelompok

G. Kelainan kepribadian histrionik

 Perilaku klien mulai dari fungsi ego yang tinggi (mencari perhatian) sampai
ke fungsi ego rendah (mau bersetubuh dengan siapa saja, impulsif, dan
psikosis).
 Perilaku yang terlihat :

- Merasa tidak nyaman pada situasi dimana dia tidak menjadi pusat
perhatian
- Melakukan hubungan seksual dengan banyak orang
- Melakukan daya tarik fisik untuk mencari perhatian
- Gaya bicara dibuat semenarik mungkin
- Berperilaku dramatik, seperti di teater pada saat mengekspresikan
emosinya
- Mudah tersugesti
- Suka menjalin hubungan akrab dengan siapa saja, walaupun orang lain
tidak merasakannya.
- Reaksi berlebihan terhadap kejadian yang kecil
- Perilaku sombong dan menuntut
 Kelainan ini banyak pada wanita, hubungan dengan orang lain biasanya
superfisial, flamboyan, dan suka bergantung pada terapist
 Egonya membuat dia berkhayal, jatuh cinta pada terapistnya
 Koping : disosiasi, represi
 Perilaku maladaptif lain : temper tantrum, manipulatif, permintaan yang
tiada henti.

Tindakan :
- Konsisten, pengertian, mengatasi perasaan cinta atau benci pada terapist
- Membuat lingkungan tidak menimbulkan perilaku maladaptif.
- Diskusikan tentang khayalanya, bawa ke realitas
- Diajarkan perilaku sehat dalam mencapai tujuan, mengajarkan koping yang
konstruktif.
- Diajarkan prinsip dan perilaku yang sehat

H. Kelainan kepribadian narsisme


Orang yang sangat menyenangi dirinya dan selalu bertindak untuk
menyenangkan dirinya
Orangnya bisa bekerja tetapi seringkali minta bantuan karena mengalami
kesulitan dalam berhubungan erat dengan orang lain, ada gejala-gejala neurotik,
kesulitan seksual dan ada perasaan hampa yang kronis.
Ciri-Ciri :
- Ingin dianggap superior
- Ada fantasi dirinya sukses, cantik, pandai, berkuasa dan layak dicintai
- Yakin dirinya spesial, unik, dan hanya dapat dimengerti oleh pihak yang
statusnya “sama” dengan dirinya.
- Ingin selalu dikagumi
- Memanfaatkan orang lain untuk kepentingannya
- Tidak empati, suka cemburu/sirik pada orang lain dan menganggap orang
lain juga seperti itu terhadap dirinya.

Tindakan :
- Perawat harus sadar akan reaksinya menghadapi klien yang egosentris dan
suka cari perhatian
- Meningkatkan harga diri klien,
- Libatkan klein dalam setiap kejadian disekitarnya sehingga dia mulai
menaruh perhatian pada orang lain dan lingkungan
- Klien harus memandang dirinya dari sudut pandang lainnya.
- Intervensi lain sama dengan pada kepribadian borderline.

I. Kelainan kepribadian yang avoidant


 Selalu menghindar ikut kegiatan karena takut dikritik, diremehkan atau
ditolak
 Menolak untuk ikut kecuali ada jaminan tidak akan ditolak
 Tidak bisa berhubungan dengan orang lain karena takut ditolak
 Merasa dirinya bodoh, tidak mampu, pemalu
 Selalu mencari tanda-tanda penolakan, walaupun pada hubungan positif

Tindakan :
- Bina hubungan saling percaya dengan aturan yang jelas agar dia merasa
dirinya diterima
- Selalu berusaha jujur dan santai
- Menekankan bahwa klien itu berharga untuk menjadi teman
J. Kelainan kepribadian yang dependen
 Klien selalu bergantung dan merasa lebih rendah
 Selalu minta dukungan dan nasehat, tidak bisa membuat keputusan
 Bertingkah seperti anak kecil, menolak tanggung jawab sebagai orang
dewasa.
 Selalu ketakutan, bergantung pada orang yang merawatnya

Tindakan :
- Pelajari setiap permintaan klien akan tidak bergantung
- Usahakan klien yang mengambil keputusan, perawat hanya membuka jalan
atau wawasan

K. Kepribadian obesif-kompulsif
 Kaku pada standar hidup yang telah ditetapkanya
 Klien sangat cemas
 Sangat ketakutan kehilangan kemampuan kontrol dirinya
 Dia sangat sedikit memberi materi, perasaan dan perhatian

Tindakan :
- Redakan kecemasan dan tingkatkan harga diri
- Pemakaian obat untuk menenangkan
- Sesuaikan dengan tanda dan gejala yang timbul
- Beri terapi kognitif bahwa dirinya aman
PROSES KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
Pengkajian data :
 Kemampuan dalam menjalin interaksi dengan orang lain, afek, penghayatan
diri, perilaku mempertahankan diri, dan kemampuan terhadap persepsi
realita
 Data awal, perkembangan selama di rumah sakit

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan harga diri

2. Gangguan interaksi sosial

3. Gangguan proses pikir

PERENCANAAN
Tujuan 1 : Klien mampu melaporkan bahwa dia mampu melakukan dan merasa
puas dalam berhubungan dengan orang lain, dalam tiga minggu

Kriteria : Klien mampu :


 Membuat daftar paling sedikit lima aspek positif dirinya
 Menggambarkan tipe-tipe orang yang akan dijalin hubungan dalam beberapa
kali pertemuan
 Menguraikan bagian dirinya yang menghalangi dirinya berhubungan, dalam
3 kali pertemuan
 Menguraikan tiga sifat yang akan diubahnya
 Menguraikan usaha-usaha yang akan ditempunya dalam waktu 3 minggu
Tujuan 2 : Setelah dirawat, klien memperlihatkan fungsi kognitif yang membaik

Kriteria : Klien mampu :


 Menyimak alternatif tindakan yang diberikan perawat
 Menerima konfrontasi dalam waktu 1 minggu
 Mengambil keputusan
 Mengubah cara berpikirnya dalam waktu 3 minggu

Tujuan 3 : Klien mampu memperlihatkan perbaikan dalam berinteraksi dengan


teman di bangsal

Kriteria : Klien mampu ;


 Tetap hadir dalam terapi kelompok selama 4 minggu
 Menerima masukan dari teman tentang perilaku yang perlu diubah
 Bekerja sama
 Berfokus pada orang lain, bukan dirinya lagi

EVALUASI
 Kriteria sudah tercapai
 Klien puas dalam bergaul dan sosial
 Klien mampu bekerja sama

Anda mungkin juga menyukai