Pelaporan Bapepam
LK dan SEC Reporting
Program Tatap
Fakultas Kode MK Disusun Oleh
Studi Muka
Ekonomi dan Akuntansi Atiqah SE, MS.Ak
Bisnis
12
Abstract Kompetensi
United States Securities and Exchange Commission (disingkat SEC) atau Komisi
Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat adalah suatu badan independen dari pemerintah
Amerika yang memiliki tangung jawab utama untuk mengawasi pelaksanaan dari peraturan-
peraturan dibidang perdagangan efek dan mengatur pasar perdagangan pada bursa efek.
SEC didirikan berdasarkan pasal 4 dari Securities Exchange Act of 1934 (kini dikodifikasi
dalam Title 15 of the United States Code 78d) dan secara umumnya merujuk pada
Undang-undang (UU) tahun 1934 ). Sebagai tambahan dari UU tahun 1934 yang menjadi
dasar pembentukannya, pembentukan SEC juga sebagai pelaksanaan dari Securities Act of
1933, Trust Indenture Act of 1939, Investment Company Act of 1940, Investment Advisers
Act of 1940, Sarbanes-Oxley Act of 2002 dan ataupun aturan-aturan lainnya.
Presiden AmerikaFranklin Delano Roosevelt mengangkat Joseph P. Kennedy, Sr., ayah dari
mantan Presiden John F. Kennedy, untuk menjabat sebagai ketua pertama dari SEC.
Sejarah
SEC didirikan oleh Kongres Amerika pada tahun 1934 sebagai suatu badan
independen, non-partisan, memiliki kewenangan hukum, selaku badan independen yang
berwenang untuk melakukan pengawasan dan pelaksanaan aturan setelah terjadinya Great
Depression yang disebabkan oleh kejatuhan Wall Street tahun 1929. Tujuan utama dari
pembentukan SEC ini adalah untuk mengatur bursa efek dan mencegah penyalah gunaan
oleh perseroan sehubungan dengan penawaran saham dan penjualan efek serta pelaporan
keuangan perseroan. SEC diberikan kewenangan untuk mengizinkan dan mengatur
perdagangan efek. Saat ini SEC bertanggung jawab untuk menyelenggarakan 6 peraturan
hukum yang utama dalam industri perdagangan efek yaitu :
1. Securities Act of 1933
2. Securities Exchange Act of 1934
3. Trust Indenture Act of 1939
4. Investment Company Act of 1940
5. Investment Advisers Act of 1940
6. Sarbanes-Oxley Act of 2002.
Kewenangan yang diberikan oleh Kongres Amerika kepada SEC mengizinkan SEC
untuk melaksanakan penerapan hukum sipil terhadap perorangan ataupun perusahaan
yang didapatinya telah melakukan kejahatan akuntansi, memberikan informasi yang tidak
benar, terlibat dalam insider trading ataupun pelanggaran lainnya terhadap undang-undang
Struktur SEC
Dengan kantor pusatnya di Washington, SEC terdiri dari 5 oran Komisaris yang
ditunjuk oleh Presiden Amerika berdasarkan pertimbangan dan nasihat dari Senat dan
masing-masing untuk masa jabatan selama 5 tahun. Pengangkatan mereka dilakukan
secara berururtan setiap tahunnya sehingga dengan demikian masa jabatan salah satu
Komisaris akan berakhir pada tanggal 5 Juni setiap tahunnya. Untuk menjaga agar SEC
tetap bersifat non-partisan maka tidak boleh lebih dari 3 komisaris yang berasal dari partai
yang sama. Presiden juga menunjuk salah seorang dari komisaris tersebut sebagai ketua
yang merupakan jabatan puncak pada SEC.
Pada SEC, terdapat 4 divisi , 18 kantor dan kurang lebih 3.100 staf, dan disamping
kantor pusatnya di Washington, SEC memiliki pula 11 kantor perwakilan yang tersebar di
seluruh wilayah Amerika..
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar
modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun
1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk
kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan
pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode
kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor
seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada
pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa
efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977,
dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan
berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat
sebagai berikut:
[Desember Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh
1912] Pemerintah Hindia Belanda
[1914 Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
1918]
[1925 Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa
1942] Efek di Semarang dan Surabaya
[Awal tahun Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang
1939] dan Surabaya ditutup
[1942 Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II
1952]
[1956] Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek
semakin tidak aktif
[1956 Perdagangan di Bursa Efek vakum
1977]
[10 Agustus Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ
1977] dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar
Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar
Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai
dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten
pertama19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah
l. memeriksa keberatan yang diajukan oleh Pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa
Efek, Lembaga Kliring dsan Penjaminan, atau Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian serta memberikan keputusan membatalakan atau menguatkan
pengenaan sanksi dimaksud;
o. memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis atas UUPM atau
peraturan pelaksanaannya;
p. menetapkan instrumen lain sebagai Efek selain yang telah ditentukan dalam
Pasal 1 angka 5 UU PM;dan
Fungsi
Struktur organisasi
Bapepam dan Lembaga Keuangan terdiri dari 1 Ketua Badan dan membawahi 1
Sekretariat dan 12 Biro Teknis, dimana lingkup pembinaan dan pengawasan meliputi aspek
pasar modal, dana pensiun, perasuransian, perbankan dan usaha jasa pembiayaan serta
modal ventura.
Biro teknis Bapepam-LK terdiri atas:
Biro Perundang-Undangan dan Bantuan Hukum
Biro Riset dan Teknologi Informasi
Biro Pemeriksaan dan Penyidikan
Biro Pengelolaan Investasi
Biro Transaksi dan Lembaga Efek
Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa
Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil
Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan
Biro Perbankan, Pembiayaan, dan Penjaminan
Biro Perasuransian
Biro Dana Pensiun
Jika dilihat definisi Pasar Modal dari Undang-Undang OJK, maka definisi Pasar
Modal pada UU OJK tetap mengacu pada Pasal 1 angka 13 UUPM yaitu Pasar Modal
adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek,
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan Efek. Sedangkan pemodal yang disebut-sebut dalam UUPM
lebih ditegaskan dalam Pasal 1 angka 15 UU OJK dengan sebutan konsumen. Dalam UU
OJK definisi konsumen adalah pihak-pihak yang menempatkan dananya dan/atau
memanfaatkan pelayanan yang tersedia di Lembaga Jasa Keuangan antara lain nasabah
pada Perbankan, pemodal di Pasar Modal, pemegang polis pada Perasuransian, dan
peserta pada Dana Pensiun, berdasarkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan.
1. Bursa Efek wajib menyampaikan laporan kegiatan kepada Bapepam dalam rangkap 4
(empat) yang meliputi :
a. laporan harian mengenai Transaksi Bursa;
b. laporan bulanan yang memuat:
1) rekapitulasi kegiatan selama periode tersebut dilengkapi dengan statistik
perkembangan kurs dan volume perdagangan;
2) laporan mengenai Emiten yang Efeknya tercatat di Bursa Efek; dan
Pasar modal sebagai salah satu penggerak roda perekonomian nasional dan sumber
pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi masyarakat, mempunyai peran yang
strategis dalam pembangunan nasional sekaligus meningkatkan pemerataan, pertumbuhan,
dan stabilitas ekonomi ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat. Agar kegiatan di pasar
modal dapat berjalan dan dilaksanakan secara teratur dan wajar serta taat asas sehingga
masyarakat pemodal dapat terlindungi dari praktek yang merugikan dan yang tidak sejalan
dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku serta untuk menyesuaikan dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berbasis International Financial
Reporting Standards (IFRS), BAPEPAM-LK telah merevisi Peraturan No. VIII.G.7 tentang
Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik.
Berbeda dengan PSAK yang bersifat principle base, peraturan Bapepam ini bersifat rule
base. PSAK masih memberikan kebebasan bagi entitas untuk menentukan pilihannya dari
Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa peraturan ini merupakan ketentuan khusus dari
yang disebutkan PSAK. Peraturan ini mengadopsi sebagian dari PSAK (kecuali IFRS 1 &
IAS 41 tidak diadopsi), untuk ketentuan yang tidak diadopsi tetap berlaku. Jika terdapat
perbedaan antara peraturan ini dengan PSAK, maka Peraturan ini yang harus
dikedepankan. Dalam hal terdapat perubahan dalam PSAK setelah berlakunya Peraturan
ini, EPP wajib mengikuti ketentuan PSAK terkini, sepanjang tidak dinyatakan lain oleh
Bapepam dan LK.
Peraturan ini berlaku untuk laporan keuangan yang berakhir atau setelah tanggal 31
Desember 2012, namun penerapan dini dianjurkan. Peraturan ini berlaku untuk industri
umum. Untuk industri khusus berlaku dengan penyesuaian terhadap insutrinya.
Format laporan keuangan yang diwajibkan oleh Peraturan ini adalah untuk laporan laba rugi
komprehensif wajib berbentuk satu format laporan, artinya laba rugi komprehensif dan laba
rugi komprehensif lainnya (OCI) dibuat didalam format yang satu. Sementara penyajian
beban harus menggunakan metode fungsional, kecuali untuk industri tertentu. Untuk laporan
arus kas, khususnya aktifitas operasi, peraturan ini mewajibkan menggunakan metode
langsung.
Kebijakan Khusus
Beberapa pengaturan khusus yang selanjutnya dijabarkan dalam peraturan ini antara lain.
Mata uang penyajian yang digunakan oleh EPP adalah mata uang rupiah. Mata uang
penyajian selain rupiah dapat digunakan apabila mata uang tersebut memenuhi kriteria
mata uang fungsional EPP. Dalam hal mata uang penyajian berbeda dari mata uang
fungsional, maka EPP menjabarkan hasil dan posisi keuangannya dalam mata uang rupiah.
Dalam hal EPP menggunakan model revaluasi untuk aset tetap atau aset tak berwujud, atau
model nilai wajar untuk property investasi, maka EPP wajib menggunakan penilai dalam
penentuan nilai wajarnya. Aset yang mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan dan
fluktuatif wajib direvaluasi secara tahunan. Aset yang tidak mengalami perubahan nilai wajar
secara signifikan wajib direvaluasi paling kurang setiap 3 (tiga) tahun.
Pengungkapan
EPP wajib mengungkapkan transaksi atau saldo dengan pihak berelasi, yang jumlahnya
lebih dari Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) untuk transaksi dengan orang atau
anggota keluarga terdekat; dan/atau lebih dari 0,5% (nol koma lima perseratus) dari modal
disetor untuk transaksi dengan entitas berelasi.
EPP wajib mengungkapkan aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak memerlukan
penggunaan kas dan setara kas yang tidak termasuk dalam laporan arus kas.
Manajemen EPP bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Manajemen Emiten wajib mengungkapkan kepatuhan terhadap SAK dalam iktisar kebijakan
akuntansi signifikan. Pernyataan ini merupakan pernyataan bahwa laporan keuangan telah
disusun dan disajikan sesuai dengan SAK.
Periode pelaporan
Periode pelaporan EPP mencakup periode satu tahun. Dalam hal periode pelaporan
berubah dan laporan keuangan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih
pendek dari periode satu tahun, maka sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan
keuangan, EPP wajib mengungkapkan alasannya dan fakta bahwa jumlah yang disajikan
tidak dapat dibandingkan.
Untuk tujuan konsolidasi, Tanggal pelaporan keuangan entitas anak wajib sama dengan
tanggal pelaporan keuangan entitas induk. Tanggal pelaporan keuangan entitas anak dapat
berbeda dengan tanggal pelaporan keuangan entitas induk, apabila; (1) perbedaan tanggal
tidak lebih dari tiga bulan (2) dilakukan penyesuaian atas dampak transaksi/peristiwa yang
terjadi antara tanggal laporan entitas anak dan entitas induk (3) lamanya periode pelaporan
dan perbedaan antar akhir periode pelaporan adalah sama dan period eke periode.
Peristiwa setelah periode pelaporan merupakan peristiwa yang terjadi antara akhir periode
pelaporan dan Tanggal Laporan Keuangan Diotorisasi untuk Terbit, baik peristiwa yang
menguntungkan maupun tidak menguntungkan, yang meliputi (1) peristiwa yang
memberikan bukti atas adanya kondisi sampai dengan akhir periode pelaporan (peristiwa
penyesuai setelah periode pelaporan); dan (2) peristiwa yang mengindikasikan terjadinya
kondisi setelah periode pelaporan (peristiwa nonpenyesuai setelah periode pelaporan).
Saling hapus
EPP tidak diperkenankan melakukan saling hapus (offsetting) atas pos Aset dan Liabilitas
atau pendapatan dan beban, kecuali dipersyaratkan atau diperkenankan oleh suatu SAK.
Materialitas untuk tujuan agregasi dalam Peraturan ini adalah sebagai berikut:
Pos-pos yang material, meskipun bukan merupakan komponen utama laporan keuangan,
wajib disajikan secara terpisah, dirinci, dan dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
Pos-pos yang nilainya tidak material tetapi merupakan komponen utama laporan keuangan
atau bersifat khusus untuk industri tertentu wajib disajikan secara terpisah, dirinci, dan
dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
Dalam hal komponen utama tidak mempunyai saldo, maka komponen utama tersebut tidak
disajikan dalam laporan keuangan.
Pos-pos yang nilainya tidak material dan tidak merupakan komponen utama, dapat
digabungkan dalam pos tersendiri dan wajib dijelaskan sifat dari unsur utamanya dalam
catatan atas laporan keuangan.
Informasi komparatif
Dalam hal EPP menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat
penyajian kembali secara retrospektif atas pos-pos laporan keuangan atau mereklasifikasi
pos-pos dalam laporan keuangan, maka EPP wajib menyajikan paling sedikit 3 (tiga)
laporan posisi keuangan, 2 (dua) laporan untuk tiap jenis laporan lainnya, dan catatan atas
laporan keuangan terkait.
Penyajian kembali
Dalam hal EPP melakukan penyajian kembali (restatement) laporan keuangan yang telah
diterbitkan sebelumnya, maka keterangan disajikan kembali dan nomor referensi yang
mengacu kepada catatan atas laporan keuangan yang menjelaskan penyajian kembali
tersebut wajib disajikan pada kolom periode dimana laporan keuangan tersebut disajikan
kembali, masing-masing di laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif,
laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
Prentice Hall
Jakarta
www.google.com