Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN


I

Entitas Sepengendali dan


Ventura Bersama, Pelaporan
Keuangan untuk Entitas
Pemerintahan, Pelaporan
Keuangan untuk Entitas
Nirlaba, Pelaporan Bapepam
LK dan SEC Reporting,
Akuntansi Imbalan Kerja dan
Akuntansi Asuransi

Program Tatap
Fakultas Kode MK Disusun Oleh
Studi Muka
Ekonomi dan Akuntansi Atiqah SE, MS.Ak
Bisnis
15

Abstract Kompetensi

Terdapat perbedaaan pelaporan Mahasiswa mampu memahami


keuangan untuk Ventura Bersama, tentang Ventura Bersama,
Pelaporan Keuangan untuk Entitas Pelaporan Keuangan untuk Entitas
Pemerintahan, untuk Entitas Nirlaba, Pemerintahan, untuk Entitas Nirlaba,
Pelaporan Bapepam LK dan SEC Pelaporan Bapepam LK dan SEC
Reporting, Akuntansi Imbalan Kerja Reporting, Akuntansi Imbalan Kerja
dan Akuntansi Asuransi. dan Akuntansi Asuransi.

Modul Tatap Muka 15


Entitas Sepengendali dan Ventura Bersama, Pelaporan Keuangan untuk Entitas
Pemerintahan, Pelaporan Keuangan untuk Entitas Nirlaba, Pelaporan Bapepam LK
dan SEC Reporting, Akuntansi Imbalan Kerja dan Akuntansi Asuransi

Definisi Entitas Sepengendali dan Ventura Bersama

Kombinasi Entitas Sepengendali sesuai PSAK 38 Revisi 2012

Transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali adalah kombinasi bisnis yang


semua entitas atau bisnis yang bergabung, pada akhirnya dikendalikan oleh pihak yang
sama (baik sebelum maupun sesudah kombinasi bisnis) dan pengendaliannya tidak bersifat
sementara. Transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali, berupa pengalihan bisnis yng
dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok
usaha secara keseluruhan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok usaha tersebut.

Beberapa transaksi seperti entitas induk yang meminddahkan sebagian aset neto
dari entitas anak yang dimilikinya menjadi aset entitas induk yang bersangkutan, atau entitas
induk yang mangalihkan sebagian hak kepemilikannya dalam suatu entitas anak ke entitas
anak lain yang dimiliki oleh entitas induk mengakibatkan perubahan bentuk hokum
kepemilikan entitas, baik dari segi entitas anak ataupun perubahan kepemilikna atas aset
neto. Transaksi tersebut merupakan contoh transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali.

Akuntansi untuk Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama


PSAK 12, ISAK 12

Ventura bersama adalah perjanjian kontraktual dimana dua atau lebih pihak menjalankan
aktivitas ekonomi yang tunduk pada pengendalian bersama.Sedangkan pengendalian
bersama adalah persetujuan kontraktual untuk berbagai pengendalian atas suatu aktivitas
ekonomi dan ada hanya ketika keputusan keuangan dan operasional strategis terkait
dengan aktivitas tersebut mensyaratkan konsesus dari seluruh pihak-pihak yang berbagai
pengendalian.

Ventura bersama menggunakan banyak bentuk dan struktur yang berbeda. Pernyataan ini
mengidentifikasi tiga jenis umum ventura bersama, yaitu : pengendalian bersama
operasi,pengendalian bersama asset, dan pengendalian bersama entitas yang secara
umum dijelaskan sebagai dan memenuhi definisi dari ventura bersama.

1 Akuntansi Keuangan Lanjutan I


3 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Atiqah, SE, MS.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Jenis-jenis Ventura Bersama

1. Pengendalian bersama operasi


2. Pengendalian bersama asset
3. Pengendalian bersama entitas

Definisi Entitas Pemerintahan

Entitas akuntansi merupakan unit pada pemerintahan yang mengelola anggaran, kekayaan,
dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan atas
dasar akuntansi yang diselenggarakannya.

Entitas pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas
akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyajikan
laporan pertanggungjawaban, berupa laporan keuangan yang bertujuan umum, yang terdiri
dari:

(a) Pemerintah pusat;

(b) Pemerintah daerah;

(c) Masing-masing kementerian negara atau lembaga di lingkungan pemerintah pusat;

(d) Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainnya, jika
menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan
laporan keuangan.

Accounting for Governments

Focus terhadap kemampuan untuk pendanaan dan tersedianya barang dan jasa

Tidak ada motif profit

Jenis aktivitas

1 Akuntansi Keuangan Lanjutan I


3 3 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Atiqah, SE, MS.Ak http://www.mercubuana.ac.id
1. Business type activities; menyediakan barang atau jasa bagi pengguna yang
dikenakan fee (biaya)
2. General governmental activities; menyediakan barang atau jasa kepada penduduk
tanpa memperdulikan daya beli / kemampuan untuk membayar

KARAKTERISTIK ENTITAS NIRLABA


Karakteristik dari organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Suatu entitas
nirlaba (1) menerima kontribusi sumber daya dalam jumlah yang signifikan dari pemberi
sumber daya yang tidak mengharapkan imbalan yang setimpal, (2) dijalankan dengan tujuan
selain untuk menyediakan barang danjasa untuk memperoleh laba, dan (3) tidak memiliki
bagian kepemilikan seperti halnya dalam perusahaan bisnis biasa.

Menurut PSAK No. 45 tahun 2010 tentang pelaporan keuangan entitas nirlaba sebagai
berikut :

Karakteristik entitas nirlaba berbeda dengan entitas bisnis. Perbedaan utama yang
mendasar terletak pada cara entitas nirlaba memperoleh sumber daya yang dibutuhkan
untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Entitas nirlaba memperoleh sumber daya
dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat
ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.

TUJUAN

Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba. Dengan
adanya pedoman pelaporan, diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih
mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.

Karakteristik Not-for-profit/Nirlaba
Kontribusi tanpa mengharapkan pengembalian
Bertujuan yang lebih dari penyediaan barang dan jasa
Tidak adanya bagian kepemilikan

Accounting for not-for-profits


Governmental ( pemerintahan ): mengikuti GASB
Nongovernmental (non pemerintahan) : mengikuti FASB

1 Akuntansi Keuangan Lanjutan I


3 4 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Atiqah, SE, MS.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Accounting Principles
Financial Statement
Statement of financial position
Statement of activities
Diganti dengan "Statement of operations" and "Statement of changes in net assets" for
hospitals and health care
Statement of cash flows
Statement of functional expenses
Disyaratkan hanya untuk voluntary health and welfare organizations

Tiga kategori Net Assets


1. Permanently restricted net assets
Asset use is limited
Donor imposed stipulations that do not expire/ cannot be removed by entity
2. Temporarily restricted net assets
Donor imposed restrictions that expire (time restrictions)
Can be removed by entity fulfilling stipulations (purpose restrictions)
3. Unrestricted net assets

Sejarah Bapepam

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar
modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun
1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk
kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan
pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode
kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor
seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada
pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa
efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.

Wewenang Bapepam

Berdasarkan Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pembinaan,


pengaturan, dan pengawasan sehari-hari Pasar Modal dilakukan oleh Bapepam yang
bertujuan untuk mewujudkan kegiatan pasar modal yang teratur, wajar dan efisien serta

1 Akuntansi Keuangan Lanjutan I


3 5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Atiqah, SE, MS.Ak http://www.mercubuana.ac.id
melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.
Dalam melaksanakan fungsi tersebut, Bapepam mempunyai kewenangan untuk
memberikan izin, persetujuan, dan pendaftaran kepada para pelaku Pasar Modal,
memproses pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum, menerbitkan peraturan
pelaksanaan dari perundang-undangan di bidang Pasar Modal, dan melakukan penegakan
hukum atas setiap pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal.

Pada pasal 5 UU Pasar Modal, Bapepam berwenang untuk:


a. memberi :
1) izin usaha kepada Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan Efek, Penasihat
Investasi, dan Biro Administrasi Efek;
2) izin orang perseorangan bagi Wakil Penjamin Emisi Efek, Wakil Perantara
Pedagang Efek, dan Wakil Manajer Investasi; dan
3) persetujuan bagi Bank Kustodian;
b. mewajibkan pendaftaran Profesi Penunjang Pasar Modal dan Wali Amanat;
c. menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan memberhentikan untuk
sementara waktu komisaris dan atau direktur serta menunjuk manajemen
sementara Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, serta Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian sampai dengan dipilihnya komisaris dan atau
direktur yang baru;
d. menetapkan persyaratan dan tata cara Pernyataan Pendaftaran serta
menyatakan, menunda atau membatalkan efektifnya Pernyataan Pendaftaran;
e. mengadakan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap Pihak dalam hal terjadi
peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran terhadap Undang-undang dan
atau peraturan pelaksanaanya;
f. mewajibkan setiap Pihak untuk :
1) menghentikan atau memperbaiki iklan atau promosi yang berhubungan
dengan kegiatan di Pasar Modal; atau
2) mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi akibat yang
timbul dari iklan atau promosi dimaksud;
g. melakukan pemeriksaan terhadap :
1) setiap Emiten atau Perusahaan Publik yang telah atau diwajibkan
menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam; atau
2) Pihak yang dipersyaratkan memiliki izin usaha, izin orang perseorangan,
persetujuan, atau pendaftaran profesi berdasarkan Undang-undang;
h. menunjuk Pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam rangka
pelaksanaan wewenang Bapepam sebagaimana dimaksud dalam huruf g;
i. mengumumkan hasil pemeriksaan;
j. membekukan atau membatalkan pencatatan suatu Efek pada Bursa Efek atau

1 Akuntansi Keuangan Lanjutan I


3 6 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Atiqah, SE, MS.Ak http://www.mercubuana.ac.id
menghentikan transaksi Bursa atas Efek tertentu untuk jangka waktu tertentu
guna melindungi kepentingan pemodal;

k. menghentikan kegiatan perdagangan Bursa Efek untuk jangka waktu tertentu


dalam hal keadaan darurat;

l. memeriksa keberatan yang diajukan oleh Pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa
Efek, Lembaga Kliring dsan Penjaminan, atau Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian serta memberikan keputusan membatalakan atau menguatkan
pengenaan sanksi dimaksud;

m. menetapkan biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, pemeriksaan, dan


penelitian serta biaya lain dalam rangka kegiatan Pasar Modal

n. melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian masyarakat


sebagai akibat pelanggaran atas ketentuan di bidang Pasar Modal

o. memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis atas UUPM atau
peraturan pelaksanaannya;

p. menetapkan instrumen lain sebagai Efek selain yang telah ditentukan dalam
Pasal 1 angka 5 UU PM;dan

q. melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkan Undang-undang Pasar Modal.

FungsiBapepam

Dijelaskan dalam pasal 3 Kepmenkeu RI No : 503/KMK.01/1997 tentang Organisasi dan


Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal, fungsi Bapepam adalah:
a. penyusunan peraturan di bidang Pasar Modal;
b. penyusunan peraturan di bidang Pasar Modal;
c. pembinaan dan pengawasan terhadap Pihak yang memperoleh izin usaha,
persetujuan, pendaftaran dari Bapepam dan Pihak lain yang bergerak di Pasar Modal;
d. penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi Emiten dan Perusahaan
Publik;

1 Akuntansi Keuangan Lanjutan I


3 7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Atiqah, SE, MS.Ak http://www.mercubuana.ac.id
e. penyelesaian keberatan yang diajukan oleh Pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa
Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian;
f. penetapan ketentuan akuntansi di bidang Pasar Modal;
g. pengamanan teknis pelaksanaan tugas pokok Bapepam sesuaidengan kebijaksanaan
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Peralihan Bapepam ke OJK
Tujuan dibentuknya OJK adalah agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan (1)Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel; (2) Mampu
mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, dan (3) Mampu
melindungi kepentingan Konsumen dan masyarakat. Sedangkan fungsi dan tugas OJK
adalah menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan dan OJK mempunyai tugas melakukan
pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor
Pasar Modal, dan sektor perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.
Dalam Pasal 6 huruf b Undang-Undang No 21 Tahun 2011, OJK melaksanakan
tugas dan pengaturan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal. Hal ini berarti OJK
tetap harus memperhatikan ketentuan yang ada dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1995 Tentang Pasar Modal. Kehadiran OJK adalah menggusur BAB Badan Pengawas
Pasar Modal (BAPEPAM). Dasar penggantian Bapepam ke OJK adalah BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN Pasal 55 ayat (1): Sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi,
tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar
Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa
Keuangan Lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan ke OJK.

Ruang Lingkup Imbalan Kerja Menurut ED PSAK 24 (2013)

Pernyataan ini diterapkan oleh pemberi kerja untuk akuntansi seluruh imbalan kerja, kecuali
hal-hal yang telah diatur dalam PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham.

Pernyataan ini tidak mengatur pelaporan oleh program imbalan kerja (lihat PSAK 18:
Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya)

Pernyataan ini diterapkan untuk seluruh imbalan kerja, termasuk yang diberikan:

1 Akuntansi Keuangan Lanjutan I


3 8 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Atiqah, SE, MS.Ak http://www.mercubuana.ac.id
(a) berdasarkan program formal atau perjanjian formal lain antara entitas dan pekerja
individual, serikat pekerja, atau perwakilan pekerja;

(b) berdasarkan peraturan perundang-undangan atau peraturan industry yang mana entitas
diwajibkan untuk ikut serta pada program nasional, industri, atau program multipemberi kerja
lain; atau

(c) oleh praktik informal yang menimbulkan kewajiban konstruktif.

Praktik informal akan menimbulkan kewajiban konstruktif jika entitas tidak memiliki alternatif
realistis selain membayar imbalan kerja. Contoh kewajiban konstruktif adalah situasi di
mana perubahan praktik informal entitas akan mengakibatkan kerusakan yang tidak dapat
diterima dalam hubungan antara entitas dengan pekerjanya.

Imbalan kerja mencakup:

(a) imbalan kerja jangka pendek, seperti berikut ini, jika diharapkan akan diselesaikan
seluruhnya sebelum dua belas bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan di mana
pekerja memberikan jasa terkait:

(i) upah, gaji, dan iuran jaminan sosial;

(ii) cuti tahunan berbayar dan cuti sakit berbayar,

(iii) bagi laba dan bonus; dan

(iv) imbalan nonmoneter (seperti fasilitas pelayanan kesehatan, rumah, mobil, dan barang
atau jasa yang diberikan secara cuma-cuma atau melalui subsidi) untuk pekerja yang ada
saat ini;

(b) imbalan pascakerja, seperti berikut ini:

(i) imbalan purnakarya (contohnya pensiun dan pembayaran sekaligus pada purnakarya);
dan

(ii) imbalan pascakerja lain, seperti asuransi jiwa pascakerja, dan fasilitas pelayanan
kesehatan pascakerja;

(c) imbalan kerja jangka panjang lain, seperti berikut ini:

(i) cuti berbayar jangka panjang seperti cuti besar atau cuti sabatikal;

1 Akuntansi Keuangan Lanjutan I


3 9 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Atiqah, SE, MS.Ak http://www.mercubuana.ac.id
(ii) penghargaan masa kerja (jubilee) atau imbalan jasa jangka panjang lain; dan

(iii) imbalan cacat permanen;

(d) pesangon.

Imbalan kerja meliputi imbalan yang diberikan kepada pekerja atau tanggungannya
atau penerima manfaat dan dapat diselesaikan dengan pembayaran (atau dengan
penyediaan barang atau jasa), baik secara langsung kepada pekerja, suami/istri mereka,
anak-anak atau tanggungan lain, atau kepada pihak lain, seperti perusahaan asuransi.

Pekerja dapat memberikan jasanya kepada entitas secara penuh waktu, paruh waktu,
permanen, atau sistem kontrak. Untuk memenuhi tujuan Pernyataan ini, yang dimaksud
dengan pekerja adalah seluruh pekerja, termasuk direktur dan personil manajemen lain.

Akuntansi Asuransi

PSAK konvergensi IFRS yang akan berlaku efektif sejak 1 Januari 2012, yaitu PSAK
62 tentang Kontrak Asuransi. Industri jasa keuangan terutama industri asuransi jiwa yang
berbasis kepercayaan nasabah, selalu mengutamakan data reliability karenamelakukan
bisnis dalam jangka panjang. Dalam pengelolaan data keuangan ini diperlukan suatu sistem
pelaporan yang standar,menyajikan informasi yang jelas, tepat waktu, transparan dan
memiliki akuntabilitas.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia telah mengesahkan
dan menerbitkan 3 PSAK untuk asuransi sebagai berikut:
1. PSAK 62: Kontrak Asuransi
PSAK 62 yang diadopsi dari IFRS 4: Insurance Contract per Januari 2009 ini mempunyai
tujuan yaitu untuk mengatur pelaporan keuangan kontrak asuransi oleh setiap entitas yang
menerbitkan kontrak asuransi.
2. PSAK 28 (revisi 2011): Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian
PSAK 28 merupakan PSAK yang pengaturannya melengkapi PSAK 62. Oleh sebab itu
untuk insurer yang memiliki kontrak asuransikerugian selain menerapkan PSAK 62, juga
harus menerapkan persyaratan dalam PSAK 28 (revisi 2011).
3. PSAK 36 (revisi 2011): Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa

1 Akuntansi Keuangan Lanjutan I


3 10 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Atiqah, SE, MS.Ak http://www.mercubuana.ac.id
PSAK 36 merupakan PSAK yang pengaturannya melengkapi PSAK 62. Oleh sebab itu
untuk insurer yang memiliki kontrak asuransijiwa selain menerapkan PSAK 62, juga harus
menerapkan persyaratan dalam PSAK 28 (revisi 2011).
PSAK 62 mengatur mengenai kontrak asuransi yang dimiliki entitas bukan hanya entitas
asuransi, namun semua entitas yangmempunyai kontrak asuransi. Sehingga jika entitas non
asuransi yang mempunyai kontrak asuransi sesuai ruang lingkup PSAK 62,maka entitas
tersebut menerapkan PSAK 62. PSAK 62 ini dikeluarkan bersamaan dengan revisi PSAK 28
dan PSAK 36 sebagaiseperangkat standar asuransi. Sehingga jika ada kontrak asuransi
yang merupakan asuransi kerugian, maka menerapkan PSAK 62dan PSAK 28 (revisi 2010):
Akuntansi Asuransi Kerugian, sedangkan jika ada kontrak asuransi yang merupakan
asuransi jiwa, makaentitas tersebut menerapkan PSAK 62 dan PSAK 36 (revisi 2010):
Akuntansi Asuransi Jiwa.

Standar Kontrak Asuransi ini diterapkan untuk:


Kontrak Asuransi: Life dan non-life, kontrak asuransi langsung (direct insurance) dan
reasuransi
Instrumen keuangan yang diterbitkan dengan fitur partisipasi tidak mengikat
(discretionary participation feature). Maksud Fiturpartisipasi tidak mengikat
(discretionary participation feature) adalah hak kontraktual untuk menerima
tambahan manfaat yangdijamin.

Tujuan pernyataan ini adalah menentukan pelaporan keuangan untuk kontrak asuransi
setiap entitas yang menerbitkan kontrakasuransi. Pernyataan ini secara khusus
mensyaratkan:
pengembangan terbatas akuntansi insurer untuk kontrak asuransi
pengungkapan yang mengidentifikasi dan menjelaskan jumlah dalam laporan
keuangan insurer yang timbul dari kontrakasuransi dan membantu pengguna laporan
keuangan dalam memahami jumlah, waktu dan ketidakpastian arus kas masadepan
dari kontrak asuransi.

Karakteristik kontrak asuransi


Salah satu pihak (insurer) secara signifikan menerima risiko asuransi (insurance
risk);
Ketidakpastian kejadian masa depan;

1 Akuntansi Keuangan Lanjutan I


3 11 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Atiqah, SE, MS.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Mengandung risiko asuransi (insurance risk) dan risiko lain. Namun risiko asuransi
dan risiko lain seperti risiko keuangan(financial risk) yang timbul dalam kontrak
asuransi harus dipisahkan.

Dampak penerapan PSAK 62 ini adalah kontrak yang mempunyai bentuk hukum
sebagai kontrak asuransi belum tentu memenuhidefinisi sebagai kontrak asuransi, begitu
juga sebaliknya.

Beberapa kontrak asuransi mengandung baik komponen asuransi maupun


komponen deposit. Dalam beberapa kasus, insurer disyaratkan atau diizinkan untuk
memisahkan komponen-komponen tersebut:
(a) Pemisahan disyaratkan jika kedua kondisi berikut terpenuhi:
(i) Insurer dapat mengukur komponen deposit (termasuk opsi penyerahan melekat) secara
terpisah (misalnya tanpamempertimbangkan komponen asuransi).
(ii) Kebijakan akuntansi insurer sebaliknya tidak mensyaratkan untuk mengakui seluruh hak
dan kewajiban yang muncul darikomponen deposit.
(b) Pemisahan diizinkan, tapi tidak disyaratkan, jika insurer dapat mengukur komponen
deposit secara terpisah sepertidisebutkan pada (a)(i), tetapi kebijakan akuntansi
mensyaratkan untuk mengakui seluruh hak dan kewajiban yang munculdari komponen
deposit, terlepas dari dasar yang digunakan untuk mengukur hak dan kewajiban tersebut.
Atau dengan katalain, kondisi pada (a)(ii) tidak terpenuhi.
(c) Pemisahan dilarang jika insurer tidak dapat mengukur komponen deposit secara
terpisah.

1 Akuntansi Keuangan Lanjutan I


3 12 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Atiqah, SE, MS.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

Beams, Floyd A. 2012. Advanced Accounting. 11th edition, Pearson Education,

Prentice Hall

Ikatan Akuntan Indonesia 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat.

Jakarta

Baker, Lembke, King, 2009. Advanced Accounting.8th Edition. McGraw Hill

www.google.com

1 Akuntansi Keuangan Lanjutan I


3 13 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Atiqah, SE, MS.Ak http://www.mercubuana.ac.id
1 Akuntansi Keuangan Lanjutan I
3 14 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Atiqah, SE, MS.Ak http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai